Anda di halaman 1dari 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG


Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : XI/1
Materi pokok : Laju Reaksi
Alokasi waktu : 6 JP (6 x 45 menit)

A. KOMPETENSI INTI SMA


KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI-3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasai ngin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalamranah konkret dan ranah abstrak
terkaitdengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri,dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK)
3.6 Menjelaskan factor-faktor 3.6.1 Menjelaskan terjadinya reaksi kimia
yang mempengaruhi laju menggunakan teori tumbukan
reaksi menggunakan teori 3.6.2 Mengaitkan faktor-faktor yang
tumbukan mempengaruhi laju reaksi dengan
teori tumbukan
3.7.1 Menganalisis faktor-faktor yang
3.7 Menentukan orde reaksi dan mempengaruhi laju reaksi
tetapan laju reaksi 3.7.2 Merancang dan melakukan
berdasarkan data hasil percobaan untuk mengukur laju
percobaan reaksi
3.7.3 Menentukan persamaan laju reaksi
berdasarkan data hasil percobaan
3.7.4 Menentukan orde reaksi berdasarkan
data hasil percobaan
3.7.5 Menentukan laju reaksi dan waktu
berdasarkan pengaruh suhu
3.7.6 Menyimpulkan peran katalis dalam
industri kimia
4.6 Menyajikan hasil pemahaman 4.6.1 Menyajikan hasil pemahaman
terhadap teori tumbukan terhadap teori tumbukan (tabrakan)
(tabrakan) untuk menjelaskan untuk menjelaskan reaksi kimia
reaksi kimia 4.7.1 Merancang percobaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi
4.7 Merancang, melakukan, dan laju reaksi (ukuran, konsentrasi, suhu
menyimpulkan serta dan katalis)
menyajikan hasil percobaan 4.7.2 Melakukan percobaan tentang
faktor-faktor yang faktor-faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi laju reaksi dan laju reaksi.
orde reaksi 4.7.3 Menyajikan data percobaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi dalam bentuk laporan
tertulis
4.7.4 Mengolah data untuk membuat
grafik laju reaksi

C. Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Discovery Learning
dan metode Group Work (Kerja Kelompok) serta pendekatan saintifik, peserta
didik dapat dapat menjelaskan keterkaitan teori tumbukan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi, dapat menjelaskan hubungan teori tumbukan
dengan energi aktivasi berdasarkan grafik energi aktivasi dan pembentukan
kompleks teraktivasi pada reaksi eksoterm dan endoterm, dapat menjelaskan
pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan bidang sentuh dan katalis terhadap
laju reaksi melalui percobaan serta dapat menentukan orde reaksi berdasarkan
analisis data yang diperoleh melalui percobaan dan dapat menganalisis hubungan
teori tumbukan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, secara
mandiri dan kelompok dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama
proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.

D. Materi Pembelajaran:
1. Faktor-faktor yang menentukan laju reaksi.
2. Teori tumbukan.
3. Energi aktivasi.
4. Orde reaksi dan persamaan laju reaksi.
E. Metode/Model Pembelajaran:
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Eksperimen, diskusi, tanya jawab dan penugasan

F. Media pembelajaran:
1. Media/alat : LCD, komputer
2. Bahan : bahan tayang

G. Sumber belajar:
a. Buku Kimia Kelas XI, EDISI REVISI 2016
b. Internet
c. Buku / sumber lain yang relevan

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


 Pertemuan 1
Indikator :
3.6.3 Menjelaskan terjadinya reaksi kimia menggunakan teori tumbukan
3.6.4 Mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan teori
tumbukan
3.6.5 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Memberi salam, dan berdoa. (pengembangan karakter 10 menit
Pendahuluan relegiositas)
2. Mengkondisikan ruang belajar bersih dan suasana
yang menyenangkan; (pengembangan karakter peduli
lingkungan)
3. Menyanyikan lagu Indonesia Raya (jika Kegiatan
Belajar Mengajar pada jam pertama) (pengembangan
karakter nasionalis)
4. Membaca buku selain buku pelajaran (Literasi)
5. Tanya jawab kompetensi yang sudah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan
kompetensi yang akan dipelajari.
Apersepsi : pernahkah kamu melihat balap motor?
Motivasi : Pembalap harus memacu laju motornya
dengan kecepatan tertentu agar dapat mendahului para
pesaingnya bukan?
6. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

7. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik


penilaian yang akan digunakan saat membahas materi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Kegiatan Inti Simulasi dan Identifikasi Masalah 70 menit


8. Siswa mengamati percoabaan yang telah dilakukan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
(konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis.
Siswa diharapkan mengajukan pertanyaan:
- Mengapa komsentrasi berbeda menghasilkan laju
reaksi berbeda?
Mengumpulkan Informasi
9. Setiap kelompok siswa dibagi menjadi 4 besar, untuk
mendiskusikan materi berbeda-beda, dengan
pembagian judul materi sebagai berikut:

- Kelompok besar 1: hubungan teori tumbukan dengan


konsentrasi pereaksi
- Kelompok besar 2: hubungan teori tumbukan dengan
suhu reaksi
- Kelompok besar 3: hubungan teori tumbukan dengan
luas permukaan bidang sentuh zat
- Kelompok besar 4: hubungan teori tumbukan dengan
katalis

Mengolah Informasi
10. Siswa menganalisis materi diskusinya menggunakan
buku sumber dan lembar kerja.
11. Siswa menyimpulkan hubungan teori tumbukan
dengan konsentrasi, suhu, luas permukaan bidang
sentuh, dan katalis dalam suatu reaksi kimia.

Verifikasi Hasil
12. Perwakilan kelompok siswa menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya secara lisan dan (apabila
memungkinkan) secara tertulis di depan kelas.
13. Siswa yang belum memperoleh giliran presentasi,
secara individu menuliskan resume atau ringkasan
dari hasil diskusi kelompok yang melakukan
presentasi.

Generalisasi
14. Mengambil kesimpulan hasil diskusi kelas (Berfikir
kritis, kreatif)

Kegiatan Penutup 15. Peserta didik melakukan refleksi dengan dipandu 10 menit
oleh pendidik.
16. Peserta didik bersama pendidik membuat rangkuman
materi pelajaran.
17. Untuk memberi penguatan, peserta didik diminta
untuk mengerjakan uji kompetensi
18. Pendidik menginformasikan garis besar isi kegiatan
pada pertemuan berikutnya.
19. Guru memberikan pemantapan
20. Guru menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

 Pertemuan 2
Indikator :
3.7.7 Merancang dan melakukan percobaan untuk mengukur laju reaksi
3.7.8 Menentukan persamaan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan
3.7.9 Menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan

Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Memberi salam, dan berdoa. (pengembangan karakter 10 menit
Pendahuluan relegiusitas)
2. Mengkondisikan ruang belajar bersih dan suasana
yang menyenangkan; (pengembangan karakter peduli
lingkungan)
3. Menyanyikan lagu Indonesia Raya (jika Kegiatan
Belajar Mengajar pada jam pertama) (pengembangan
karakter nasionalis)
4. Membaca buku selain buku pelajaran (Literasi)
5. Tanya jawab kompetensi yang sudah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan
kompetensi yang akan dipelajari.
Apersepsi : Meninjau kembali materi pada pertemuan
sebelumnya mengenai teori tumbukan
dan energi aktivasi.
Motivasi : Langkah pertama dalam penentuan laju
reaksi adalah menentukan terlebih dahulu
orde reaksi.
6. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan
penentuan orde reaksi, grafik orde reaksi, dan
penulisan persamaan laju reaksi.
7. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik
penilaian yang akan digunakan saat membahas materi
penentuan orde reaksi, grafik orde reaksi, dan
penulisan persamaan laju reaksi.

Kegiatan Inti Simulasi dan Identifikasi Masalah 70 menit


8. Siswa mengamati penjelasan guru mengenai penentuan
orde reaksi, grafik orde reaksi, dan penulisan
persamaan laju reaksinya berdasarkan data sekunder.
9. Siswa diharapkan mengajukan pertanyaan:
Bagaimana menentukan orde reaksi dan persamaan
laju reaksi dari data hasil percobaan yang berbeda?

Mengumpulkan Informasi
10 Siswa dikondisikan untuk berkelompok sesuai dengan
pembagian kelompok yang telah diatur guru.
11 Setiap kelompok siswa menerima LKS non
eksperimen yang dibagikan oleh guru.

Mengolah Informasi
12. Siswa menganalisis dan mengerjakan LKS yang
diberikan oleh guru secara berkelompok.
13. Siswa menyimpulkan hubungan orde reaksi dengan
persamaan laju reaksi.
Verifikasi Hasil
14. Perwakilan kelompok siswa menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya secara lisan dan tertulis di depan
kelas.
15. Siswa yang belum memperoleh giliran presentasi,
secara individu menuliskan kelemahan/kesalahan dan
sanggahan yang logis dari hasil diskusi kelompok yang
melakukan presentasi
Generalisasi
16. Mengambil kesimpulan hasil diskusi kelas (Berfikir
kritis, kreatif)

Kegiatan Penutup 17. Peserta didik melakukan refleksi dengan dipandu oleh 10 menit
pendidik.
18. Peserta didik bersama pendidik membuat rangkuman
materi pelajaran.
19. Untuk memberi penguatan, peserta didik diminta
untuk mengerjakan uji kompetensi
20. Pendidik menginformasikan garis besar isi kegiatan
pada pertemuan berikutnya.
21. Guru memberikan pemantapan
22. Guru menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

 Pertemuan 3
Indikator :
3.7.10 Menentukan laju reaksi dan waktu berdasarkan pengaruh suhu
3.7.11 Menyimpulkan peran katalis dalam industri kimia

Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Kegiatan 1. Memberi salam, dan berdoa. (pengembangan karakter 10 menit
Pendahuluan relegiusitas)
2. Mengkondisikan ruang belajar bersih dan suasana
yang menyenangkan; (pengembangan karakter peduli
lingkungan)
3. Menyanyikan lagu Indonesia Raya (jika Kegiatan
Belajar Mengajar pada jam pertama) (pengembangan
karakter nasionalis)
4. Membaca buku selain buku pelajaran (Literasi)
5. Tanya jawab kompetensi yang sudah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan
kompetensi yang akan dipelajari.
Apersepsi : Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju
reaksi?
Motivasi : Bagaimana menentukan laju jika suhunya
dinaikkan?
6. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan
penentuan laju reaski dan waktu terhadap suhu.
7. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik
penilaian yang akan digunakan saat membahas materi
penentuan penentuan laju reaski dan waktu terhadap
suhu.

Kegiatan Inti Simulasi dan Identifikasi Masalah 70 menit


8. Siswa mengamati penjelasan guru mengenai penentuan
laju reaksi dan waktu terhadap suhu.
9. Siswa diharapkan mengajukan pertanyaan:
Mengapa semakin tinggi suhu, waktu yang diperlukan
untuk bereaksi semakin sedikit?

Mengumpulkan Informasi
10. Siswa dikondisikan untuk berkelompok sesuai dengan
pembagian kelompok yang telah diatur guru.
11. Setiap kelompok siswa menerima LKS yang dibagikan
oleh guru.

Mengolah Informasi
12. Siswa menganalisis dan mengerjakan LKS yang
diberikan oleh guru secara berkelompok.
13. Siswa menyimpulkan penentuan laju reaksi dan waktu
berdasarkan pengaruh suhu.

Verifikasi Hasil
14. Perwakilan kelompok siswa menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya secara lisan dan tertulis di depan
kelas.
15. Siswa yang belum memperoleh giliran presentasi,
secara individu menuliskan kelemahan/kesalahan dan
sanggahan yang logis dari hasil diskusi kelompok yang
melakukan presentasi

Generalisasi
16. Mengambil kesimpulan hasil diskusi kelas (Berfikir
kritis, kreatif)

Kegiatan Penutup 17. Peserta didik melakukan refleksi dengan dipandu oleh  m
pendidik. e
18. Peserta didik bersama pendidik membuat rangkuman
n
materi pelajaran.
19. Untuk memberi penguatan, peserta didik diminta i
untuk mengerjakan uji kompetensi t
20. Pendidik menginformasikan garis besar isi kegiatan
pada pertemuan berikutnya.
21. Guru memberikan pemantapan
22. Guru menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

I. Penilaian

a. Teknik Penilaian:
1. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
2. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Proyek, Portofolio
b. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
2. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
3. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
4. Portofolio : pedoman penilaian portofolio
c. Instrumen Penilaian (terlampir)
d. Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya
belum tuntas
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching
(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
e. Pengayaan
- Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
 Siswa yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum)
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan
 Siswa yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
 Lampiran Pendukung RPP

LAJU REAKSI

A. Teori Tumbukan
Reaksi terjadi karena adanya tumbukan antara partikel-partikel zat yang
bereaksi. Oleh karena itu, sebelum dua atau lebih partikel saling bertumbukan maka
reaksi tidak akan terjadi. Berdasarkan teori tumbukan, suatu tumbukan akan
menghasilkan suatu reaksi jika ada energi yang cukup. Selain energi, jumlah
tumbukan juga berpengaruh. Laju reaksi akan lebih cepat, jika tumbukan antara
partikel yang berhasil lebih banyak terjadi.
Jumlah tumbukan antara molekul-molekul per satuan waktu disebut frekuensi
tumbukan. Besar frekuensi tumbukan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
lain:
1. Konsentrasi
Bila pereaksi bertambah, maka jumlah partikel-partikel yang bertumbukan akan
semakin banyak/meningkat. Dengan demikian jarak antara partikel.zat tersebut
menjadi lebih dekat dan jumlah tumbukkan efektif juga akan meningkat. Hal ini
berarti terjadi peningkatan laju suatu reaksi. Dan sebaliknya, jika konsentrasi
berkurang, maka tumbukan akan sedikit dan laju reaksi juga akan berkurang.
2. Suhu
Pengaruh temperatur terhadap laju reaksi terkait dengan energi kinetik partikel.
Pada suhu tinggi, jumlah partikel yang bertumbukan lebih banyak dibandingkan pada
suhu rendah. Hal ini disebabkan karena pada suhu tinggi energi kinetik partikel akan
lebih besar. Hal ini menyebabkan jumlah tumbukan semakin banyak sehingga laju
reaksi akan meningkat.
3. Luas permukaan bidang sentuh
Untuk massa yang sama, semakin halus bentuk suatu zat maka semakin luas
permukaan zat. Berdasarkan teori tumbukan: “semakin luas permukaan partikel,
semakin besar kemungkinan terjadinya tumbukan antar partikel. Laju reaksi zat
berbentuk serbuk lebih cepat daripada zat yang berbentuk kepingan.
Semakin besar konsentrasi suatu larutan, semakin banyak molekul yang
terkandung di dalamnya. Dengan demikian, semakin sering terjadi tumbukan di
antara molekul-molekul tersebut. Hal itu berarti hanya sebagian dari tumbukan
molekul yang menghasilkan reaksi. Keadaan itu didasarkan pada 2 faktor, yaitu:
1. Hanya molekul-molekul yang lebih energik yang akan menghasilkan reaksi
sebagai hasil tumbukan;
2. Kemungkinan suatu tumbukan tertentu untuk menghasilkan reaksi kimia
tergantung dari orientasi molekul yang bertumbukan.
Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif. Tumbukan
akan terjadi karna pertikel-partikel memerlukan suatu energi minimal yang disebut
sebagai energi pengaktifan atau energi aktifasi (Ea). Energi aktifasi merupakan
energi minimal yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Ketika reaksi
sedang terjadi akan membentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi
berada pada puncak energi. Jika reaksi berhasil maka zat kompleks teraktivasi akan
terurai menjadi zat hasil reaksi.
Energi minimum yang harus dimiliki molekul untuk dapat bereaksi disebut
energi pengaktifan (Ea). Berdasarkan teori kinetik gas, molekul-molekul gas dalam
satu wadah tidak mempunyai energi kinetik yang sama, tetapi bervariasi seperti
ditampilkan pada di samping.
Pada suhu yang lebih tinggi (T2), fraksi
molekul yang mencapai energi
pengaktifan sebesar x2, distribusi energi
melebar. Energi kinetik molekul rata-rata
meningkat dengan kenaikkan suhu
sehingga lebih banyak molekul yang
memiliki energi lebih besar dari energi
pengaktifan. Akibatnya, reaksi makin
sering terjadi dan laju reaksi juga
semakin meningkat.
Gambar 1. Distribusi energi molekul-
molekul gas
Contoh tumbukan yang meghasilkan reaksi dan tumbukan yang tidak
menghasilkan reaksi antara molekul hidrogen (H2) dan iodine (I2) menjadi hidrogen
iodine (HI):

Gambar 2. Tumbukan yang menghasilkan reaksi

Gambar 3. Tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi


B. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah reaktan atau bertambahnya jumlah
produk dalam satuan waktu. Satuan dari jumlah zat bermacam-macam, misalnya
gram, mol, atau molaritas. Sebagai contoh, apabila kita akan mengamati laju reaksi
dari pembakaran kertas, kita dapat menghitung berapa gram kertas yang terbakar
dalam satuan waktu.

Gambar 4. Air yang dipanaskan massanya berkurang setelah terbentuk gas oksigen
Dalam perhitungan kimia banyak digunakan zat kimia berupa larutan atau
berupa gas dalam ruang tertutup. Oleh karena itu, digunakan satuan khusus, yaitu
konsentrasi.
Perhatikan reaksi di bawah ini!
R P
Pada awal reaksi yang ada hanya reaktan (R) karena zat produk (P) belum
terbentuk. Setelah reaksi berjalan, zat P mulai terbentuk. Semakin lama konsentrasi
zat P semakin bertambah, sedangkan konsentrasi zat R semakin berkurang. Laju
reaksi tersebut dapat digambarkan dengan grafik Gambar 5.

Gambar 5. Grafik laju reaksi


Berdasarkan grafik Gambar 5, jumlah konsentrasi reaktan semakin berkurang
maka laju reaksinya adalah berkurangnya jumlah konsentrasi R persatuan waktu.
Oleh karena itu, dirumuskan:
−∆[𝑅]
v=
∆𝑡
Keterangan:
 R = berkurangnya konsentrasi reaktan
t = perubahan waktu
v = laju reaksi
Berdasarkan grafik Gambar 5, dapat juga dibaca bahwa jumlah konsentrasi
produk semakin bertambah maka laju reaksinya adalah bertambahnya jumlah
konsentrasi P per satuan waktu. Oleh karena itu dirumuskan:
+∆[𝑃]
v=
∆𝑡
Keterangan:
+ P = bertambahnya konsentrasi produk
Proses industri yang melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan peranan
ilmu kimia yang memberi dasar untuk mengatur agar suatu proses industri dapat
menghasilkan bahan industri yang sebanya-banyaknya dalam waktu sesingkat-
singkatnya. Di sisi lain, terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan lambat,
misalnya bagaimana agar buah tidak segera membusuk, memperlambat proses
pembusukan makanan dan bagaimana memperlambat perkaratan logam.
Cepat atau lambatnya suatu reaksi kimia berlangsung dinamakan laju reaksi.
Untuk itu pengetahuan akan laju reaksi sangat diperlukan dalam industri untuk
mendapatkan efisiensi, produktivitas, dan minerja yang memuaskan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Menurut teori tumbukan, laju reaksi akan lebih cepat jika tumbukan antar
partikel zat yang bereaksi lebih banyak. Berikut hal-hal yang mempengaruhi laju
reaksi berdasarkan teori tumbukan.
a. Pengaruh Konsentrasi
Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih
banyak, sehingga partikel-partikel tersusun lebih rapat dibandingkan zat yang
memiliki konsentrasi rendah. Partikel yang lebih rapat akan sering bertumbukan dari
pada partikel yang renggang (sedikit), sehingga kemungkinan terjadinya reaksi
semakin besar.

Semakin besar konsentrasi maka semakin besar laju reaksi dan semakin cepat
reaksinya.

b. Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh


Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur atau bertumbukan. Reaksi dapat
terjadi antara reaktan-reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair dengan zat cair
atau fasenya berbeda misalnya zat padat dan zat cair. Pada pencampuran reaktan
yang terdiri dari dua fase atau lebih tumbukan terjadi pada permukaan zat.
Gambar 6. Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi
Luas permukaan sentuhan antara zat-zat yang bereaksi merupakan suatu
faktor yang memengaruhi kecepatan reaksi bagi campuran pereaksi yang heterogen,
misalnya antara zat padat dan gas, zat padat dengan larutan, dan dua macam zat cair
yang tak dapat campur. Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul atom-
atom, atau ion-ion dari zat-zat pereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Hal ini terjadi
jika antara zat-zat yang akan bereaksi terjadi kontak. Semakin luas permukaan
sentuhan antara zat-zat yang bereaksi, semakin banyak molekul-molekul yang
bertumbukan dan semakin cepat reaksinya.
Pada reaksi antara zat padat dan gas atau antara zat padat dan larutan, kontak
terjadi di permukaan zat padat itu. Kontak yang terjadi antara dua zat cair yang tidak
dapat bercampur terjadi pada bidang batas antara kedua macam zat cair tersebut.
Misalnya pada reaksi dibawah ini:
3H2(g) + N2(g) → 2NH3(g)

Gambar 7. Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi

Maka semakin luas permukaan bidang sentuh maka semakin besar laju reaksi
dan semakin cepat reaksinya.
c. Pengaruh Temperatur
Setiap kenaikan temperatur energi gerak atau energi kinetik molekul akan
bertambah, sehingga tumbukan akan lebih sering terjadi. Oleh sebab itu, reaksi kimia
berlangsung lebih cepat pada temperatur yang tinggi.
Temperatur juga dapat memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat-zat
yang energi potensialnya kecil jika bertumbukan sukar menghasilkan reaksi karena
sukar melampui energi pengaktifan. Dengan naiknya temperatur, energi potensial zat
akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.

Misalnya pada reaksi:


Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl (aq) + H2O(l) + SO2(g) + S(s)

Gambar 8. Grafik hasil percobaan


Semakin tinggi temperatur maka semakin besar laju reaksi dan semakin cepat
reaksinya.

d. Pengaruh katalis
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen (kekal), sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat
diperoleh kembali. Laju reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan
katalis. Katalis akan menurunkan energi pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil
maka akan banyak tumbukan yang akan berhasil, dan juga sebaliknya jika tumbukan
tidak berhasil maka energi pengaktifannya besar atau tinggi. Hal ini disebabkan karena
tidak mempunyai energi yang cukup untuk terjadinya reaksi, sehingga reaksi
berlangsung lambat.
1) Hubungan antara Katalis dan Energi Pengaktifan
Pada suatu reaksi, katalis berfungsi menurunkan energi pengaktifan (energi
aktivasi) dengan cara mengubah mekanisme reaksi, yaitu menambahkan tahap-tahap
reaksi. Katalis ikut serta dalam suatu tahap reaksi dan terbentuk kembali dalam salah
satu tahap reaksi berikutnya. Misalnya tanpa katalis reaksi akan terjadi dalam satu
tahap.
P + QR → PQ + R (energi pengaktifan tinggi)
Dengan katalis, tahap-tahap reaksi tersebut akan menjadi bertambah,misalkan:
Katalis + QR → Qkatalis + R (energi pengaktifan rendah)
Qkatalis + P → PQ + katalis (energi pengaktifan rendah)
+
P + QR  PQ + R
katalis

Energi pengaktifan suatu reaksi menjadi lebih rendah jika menggunakan katalis,
sehingga persentase partikel yang mempunyai energi lebih besar daripada energi
pengaktifan lebih banyak.

Gambar 9. Hubungan antara katalis dan energi pengaktifan

D. Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi


1. Persamaan Laju Reaksi
Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan antara konsentrasi reaktan pada
suatu reaksi dan laju reaksinya.
mA + nB pC +qD

Persamaan laju reaksinya secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:


v = k [A]m [B]n
Keterangan:
v = laju reaksi (M s-1)
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A (M)
[B] = konsentrasi zat B (M)
m = orde reaksi A
n = orde reaksi B
Jumlah pangkat konsentrasi dari zat yang bereaksi (reaktan) disebut orde reaksi.
Orde reaksi tidak dapat ditentukan dari harga koefisien reaksi, tetapi ditentukan
berdasarkan eksperimen.
Beberapa contoh persamaan reaksi dan persamaan laju reaksi dari percobaan-
percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel1.
Tabel 1. Persamaan Laju Reaksi Berdasarkan Percobaan
No. Persamaan Reaksi Rumus Laju Reaksi Orde
Reaksi
1. 2H2(g) + 2NO(g) → 2H2O(g) + N2(g) v = k [H2] [NO]2 3
2. 2H2(g) + SO2(g) → 2H2O(g) + S(s) v = k [H2]2 [SO2] 3
3. 2NO(g) + Cl2(g) → 2NOCl(g) v = k [NO]2 [Cl2] 3
4. H2(g) + I2(aq) → 2HI(g) v = k [H2] [I2] 2
5. 2HI(g) → H2(g) + I2(g) v = k [HI]2 2
6. 2H2O2(g)→ 2H2O(l) + O2(g) v = k [H2O2]2 2
7. 2N2O5(g) → 4NO2(aq) + O2(g) v = k [N2O5] 1
8. 2CH3COC2H5(g)+H2O(l)→ 2CH3COCH3 v = k [CH3COC2H5] 1
(aq) + C2H5OH(aq)
v = k [CHCl3] [Cl2]1/2 1
9. CHCl3(g)+Cl2(g) → CCl4(g) + HCl(g) 12

2. Penentuan Orde Reaksi


Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari
persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan. Suatu reaksi
yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :
v = k [A] [B]2
Persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan
merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah
reaksi orde 3.
Orde reaksi dapat ditentukan dari persamaan laju reaksi. Misalnya, pada reaksi:
2H2(g) + 2NO(g) → 2H2O(g) + N2(g)
dengan persamaan laju reaksi
v = k[H2][NO]2
Orde reaksi terhadap H2 = orde satu, orde reaksi terhadap NO = orde dua, dan
orde reaksi total adalah tiga. Untuk lebih memahami cara menentukan orde reaksi dan
rumus laju reaksi Orde reaksi dapat juga ditentukan melalui kecenderungan dari data
suatu percobaan yang digambarkan dengan grafik.

1) Grafik Orde Nol


Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan
laju reaksinya ditulis:
v = k.[A]0
Bilangan dipangkatkan nol sama dengan satu sehingga persamaan laju reaksi
menjadi: r » k. Jadi, reaksi dengan laju tetap mempunyai orde reaksi nol. Grafiknya
digambarkan seperti Grafik di bawah.
Gambar 11. Hubungan kecepatan dengan konsentrasi
2) Grafik Orde Satu

Gambar 12. Hubungan kecepatan dengan konsentrasi


Untuk orde satu, laju reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksi. Persamaan laju
reaksi adalah:
v = k[A]1
Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti laju reaksi
berbanding lurus terhadap konsentrasinya pereaksinya. Jika konsentrasi pereaksinya
dinaikkan misalnya 4 kali, maka laju reaksi akan menjadi 41 atau 4 kali lebih besar.

3) Grafik Orde Dua


Persamaan laju reaksi untuk reaksi orde dua adalah:
v = k[A]2
Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi itu
berubah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Apabila konsentrasi zat A
dinaikkan misalnya 2 kali, maka laju reaksi akan menjadi 22 atau 4 kali lebih besar.

Gambar 13. Hubungan konsentrasi dengan waktu

3. Penentuan tetapan laju reaksi.


Tetapan Laju reaksi disebut juga koefisien laju atau laju reaksi jenis, dengan
lambang k (konstanta). Tetapan laju adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan
hasi kali konsentrasi spesi yang mempengaruhi laju reaksi. Tetapan laju juga
merupakan perubahan konsentrasi pereaktan atau produk reaksi per satuan waktu dalam
suatu reaksi jika konsentrasi semua pereaksi sama dengan satu. Penentuan nilai k bisa
dilakukan setelah menentukan orde reaksi. Untuk menentukan nilai k cukup kita ambil
salah satu data percobaan saja.

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP


Nama Satuan pendidikan : SMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Kimia
WAKT KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK
NO NAMA
U PERILAKU SIKAP NEG LANJUT

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Rubrik Penilaian

Nama siswa/kelompok :
Kelas :
Tanggal Pengumpulan :

No Kategori Skor Alasan


1. 1. Apakah tugas dikerjakan lengkap dan
sesuai dengan tanggal pengumpulan
yang telah disepakati?
2. 3. Apakah terdapat uraian tentang
prosedur penyelesaian tugas yang
dikerjakan?
3. Apakah gambar dibuat dengan tepat
dan sesuai dengan konsep?
4. Apakah bahasa yang digunakan untuk
menginterpretasikan lugas, sederhana,
runtut dan sesuai dengan kaidah
EYD?
5. Apakah penyelesaian yang dikerjakan
sesuai dengan konsep yang telah
dipelajari?
6. Apakah dibuat kesimpulan?
Jumlah

Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang
INSTRUMEN TES TERTULIS
Petunjuk:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Jawablah pada lembar yang telah disediakan
3. Selesaikan soal berikut dengan teliti dan jelas.

Soal:
Kunci
Tujuan Pembelajaran Soal Skor
Jawaban
a. Menjelaskan terjadinya 1. Dari suatu reaksi diketemukan D 10
reaksi kimia berdasarkan bahwa kenaikan suhu sebesar 10°C
teori tumbukan. dapat memperbesar kecepatan reaksi
sebesar 2×. Keterangan yang tepat
untuk peristiwa ini adalah …
a. energi rata-rata partikel yang
beraksi naik menjadi 2 kali

b. kecepatan rata-rata partikel yang


beraksi naik menjadi 2 kali

c. jumlah partikel yang memiliki


energi minimum bertambah
menjadi 2 kali

d. frekuensi tumbukan naik menjadi


2 kali

e. energi aktivasi naik menjadi 2


kali

b. Menganalisis hubungan 2. Berdasarkan teori tumbukan, C 10


teori tumbukan dengan bagaimana pengaruh konsentrasi
faktor-faktor yang terhadap laju reaksi ?
mempengaruhi laju reaksi. a. Semakin besar konsentrasi
pereaksi, semakin kecil jumlah
partikel sehingga banyak peluang
terjadinya tumbukan. Sehingga
semakin banyak tumbukan, laju
reaksinya semakin cepat.
b. Semakin kecil konsentrasi
pereaksi, semakin besar jumlah
partikel sehingga banyak peluang
terjadinya tumbukan. Sehingga
semakin banyak tumbukan, laju
reaksinya semakin cepat.
c. Semakin besar konsentrasi
pereaksi, semakin besar jumlah
partikel sehingga banyak peluang
terjadinya tumbukan. Sehingga
semakin banyak tumbukan, laju
reaksinya semakin cepat.
d. Semakin besar konsentrasi
pereaksi, semakin besar jumlah
partikel sehingga sedikit peluang
terjadinya tumbukan. Sehingga
semakin banyak tumbukan, laju
reaksinya semakin cepat.
e. Semakin besar konsentrasi
pereaksi, semakin besar jumlah
partikel sehingga banyak peluang
terjadinya tumbukan. Sehingga
semakin sedikit tumbukan, laju
reaksinya semakin cepat.
c. Menjelaskan faktor-faktor 3. Batu kapur dalam bentuk bongkahan D 10
yang mempengaruhi laju bereaksi dengan HCl lebih lambat
reaksi. dibandingkan dalam bentuk serbuk.
Hal ini menunjukkan bahwa
kecepatan reaksi dipengaruhi oleh ...
A. Konsentrasi
B. Katalis
C. Suhu
D. Luas permukaan
E. Jenis zat
d. Menentukan orde reaksi. 4. Dari reaksi : 2NO(g) + 2H2(g)  N2(g) A 10
+ 2H2O (g)
Diperoleh data sebagai berikut :

Orde reaksi di atas adalah ….


a. 2
b. 1
c. 4
d. 0
e. 3
e. Menentukan konstanta 5. Dari reaksi 2NO(g) + Br2 (g)  B 10
laju dan persamaan laju 2NOBr(g) pada berbagai konsentrasi
reaksi. diperoleh data sebagai berikut:

Rumus persamaan laju reaksinya


adalah ….
a. v = k . [NO2][Br2]2
b. v = k . [NO]2[Br2 ]
c. v = k . [NO][Br2 ]
d. v = k . [NO]2
e. v = k . [NO]2 [Br2]2

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 ,sebagai berikut :

Perolehan Skor
Nilai Akhir = 100 = ...
Total Skor max
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI

Kompetensi dasar : 3.6 Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi


menggunakan teori tumbukan
3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi
berdasarkan data hasil percobaan
Indikator :
3.6.1 Menjelaskan terjadinya reaksi kimia menggunakan teori tumbukan
3.6.2 Mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan teori
tumbukan
3.7.1 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3.7.2 Merancang dan melakukan percobaan untuk mengukur laju reaksi
3.7.3 Menentukan persamaan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan
3.7.4 Menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan
3.7.5 Menyimpulkan peran katalis dalam industri kimia

Materi : Laju Reaksi

Jenis Portofolio : Hasil tugas Individu dan kelompok

Tujuan Portofolio : Memantau perkembangan kemampuan keterampilan


siswa, dengan
menyimbangkan aspek kemampuan pengetahuan dan
sikap.
Tugas I
1. Simpan setiap tugas yang diberikan ke dalam map individu siswa (warna map
sesuai dengan kelas masing-masing/tiap kelas beda warna map),

2. Buat rangkuman dari setiap tugas yang telah diberikan dan rangkuman dibuat
pada kertas folio bergaris.
3. Batas waktu pengumpulan tugas adalah di pertemuan terakhir
PEDOMAN PENSKORAN:
SKOR
KRITERIA YANG DINILAI
MAKSIMAL

Siswa menyimpan semua tugas yang telah dikerjakan dengan 4


lengkap, dan tugas dikerjakan dengan benar, serta dikumpulkan tepat
waktu
Siswa menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, dan sebagian 3
besar benar tapi kurang lengkap, serta dikumpulkan tepat waktu
Siswa menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun sebagian 2
besar salah, kurang lengkap, dan tidak dikumpulkan tepat waktu
Siswa menyimpan tugas-tugas yang telah dikerjakan, namun tugas 1
yang dikerjakan salah, dan kurang lengkap, serta tidak dikumpulkan
tepat waktu
Siswa tidak menyimpan satu pun tugas-tugas yang diberikan karena 0
tidak pernah mengumpulkan tugas
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO

Jenis Tugas :
Kelas : XI
Semester/ Tahun Pelajaran : 1/ 2018 - 2019

Tanda Tangan Ket.


Nama
No Tugas KD Nilai Peserta (Tgl
Siswa Guru
Didik Pengumpulan)

Mengetahui Tanjungpinang, 23 september 2019


Guru Pamong, Praktikan,

SAFRAWITA, S.Pd Nuryanti


NIP.197308192003122007 NIM. 160384204019

Anda mungkin juga menyukai