Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL SESI 1

EKMA4570 / PENGANGGARAN / 3 SKS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERIODE 2024.1

Nama Penulis : Halim Dedy Perdana, S.E., M.SM., M.Rech., Ak.


Nama Penelaah : Rini Subekti, SE., M.Sc
Status Pengembangan :
Tahun Pengembangan : 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sejumlah bahan pangan terpantau masih bergerak naik. Dan
dalam setahun terakhir, harga beras dan cabai diam-diam telah naik gila-gilaan.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, ada 9 komoditas pangan yang mengalami kenaikan
harga lebih dari 10% dari harga acuan atau eceran yang ditetapkan pemerintah.
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengungkapkan, 9 jenis bahan pangan pokok dan
strategis tersebut adalah:
- beras medium di Zona 1 naik 17,83% ke atas harga eceran tertinggi (HET)
- beras medium di Zona 2 naik 17,26% ke atas HET
- beras medium di Zona 3 naik 26,28% ke atas HET
- beras premium di Zona 3 naik 15,24% ke atas HET
- kedelai biji kering naik 11,91% ke atas harga acuan pemerintah (HAP)
- gula konsumsi naik 15,14% ke atas HAP
- cabai merah keriting naik 17,22% ke atas HAP
- jagung di tingkat peternak naik 47,66% ke atas HAP

Harga itu per tanggal 18 November 2023.


Sementara itu, Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan
(Kemendag) menunjukkan, sejumlah harga bahan pangan pokok bahkan sudah mengalami
kenaikan 90% lebih.
Berikut perbandingan harga bahan pangan pokok tanggal 24 November 2022 vs 24
November 2023 menurut catatan Kemendag:
- beras medium naik 24,77% dari Rp10.900 ke Rp13.600 per kg
- beras premium naik 17,83% dari Rp12.900 ke Rp15.200 per kg
- gula konsumsi naik 18,88% dari Rp14.300 ke Rp17.000 per kg
- cabai merah keriting naik 97,36% dari Rp34.100 ke Rp67.300 per kg
- cabai rawit merah naik 79,25% dari Rp47.700 ke Rp85.500 per kg
- bawang putih Honan naik 41,86% dari Rp25.800 ke Rp36.600 per kg.

Harga tersebut bersumber dari harga eceran di 90 kota di Indonesia.

Sumber: cnbcindonesia.com

Berdasarkan kasus di atas:


1. Bagaimana kenaikan harga bahan pangan tersebut mempengaruhi anggaran biaya produksi
per unit dalam industri makanan dan minuman?
2. Menurut Anda, apakah para pelaku usaha harus menaikkan harga jual atau mengurangi
margin keuntungan?

1. Dampak Kenaikan Harga Bahan Pangan Terhadap Industri Makanan dan Minuman
Dampak Kenaikan Harga Bahan Pangan Terhadap Anggaran Biaya Produksi per Unit:
Kenaikan harga bahan pangan secara signifikan berdampak pada anggaran biaya produksi per unit
dalam industri makanan dan minuman.
Efek Negatif:
- Peningkatan Biaya Produksi: Harga bahan baku yang naik secara langsung meningkatkan biaya
produksi per unit produk. Hal ini menyebabkan margin keuntungan perusahaan semakin tipis,
bahkan berpotensi merugi.
- Tekanan Inflasi: Kenaikan harga bahan pangan berkontribusi pada inflasi, yang dapat menurunkan
daya beli masyarakat. Penurunan daya beli ini dapat berakibat pada penurunan permintaan produk
makanan dan minuman, semakin memperparah kondisi industri.
- Ganguan Rantai Pasokan: Kenaikan harga bahan pangan dapat mengganggu rantai pasokan,
seperti keterlambatan pengiriman atau keterbatasan pasokan bahan baku. Hal ini dapat
menyebabkan inefisiensi produksi dan meningkatkan biaya operasional.
Efek Positif (Jangka Pendek):
Potensi Kenaikan Harga Jual: Dalam jangka pendek, perusahaan mungkin dapat menaikkan harga
jual produk untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi. Namun, hal ini berpotensi mendorong
inflasi dan menurunkan permintaan jika tidak dilakukan secara hati-hati dan strategis.

2. Pertimbangan Menaikkan Harga Jual atau Mengurangi Margin Keuntungan:


Keputusan untuk menaikkan harga jual atau mengurangi margin keuntungan merupakan dilema
yang dihadapi para pelaku usaha di industri makanan dan minuman. Berikut beberapa pertimbangan
yang perlu dikaji:
- Menaikkan Harga Jual:
Keuntungan: Membantu menutupi kenaikan biaya produksi dan menjaga margin keuntungan.
Kerugian: Berpotensi menurunkan daya beli masyarakat dan permintaan produk, serta
memperparah inflasi.
- Mengurangi Margin Keuntungan:
Keuntungan: Menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga, serta meminimalisir dampak
inflasi.
Kerugian: Mengurangi profitabilitas perusahaan dan berpotensi menghambat investasi dan
pengembangan usaha.
-Pendekatan Alternatif:
Meningkatkan Efisiensi Produksi: Mencari cara untuk mengoptimalkan proses produksi dan
meminimalisir pemborosan, sehingga dapat menekan biaya produksi tanpa harus menaikkan harga
jual.
Mencari Bahan Baku Alternatif: Menjelajahi kemungkinan penggunaan bahan baku alternatif yang
lebih murah atau lokal, tanpa mengorbankan kualitas produk.
Diversifikasi Produk: Mengembangkan produk baru dengan margin keuntungan yang lebih tinggi
untuk menyeimbangkan dampak kenaikan harga bahan baku pada produk lain.

Anda mungkin juga menyukai