Anda di halaman 1dari 4

Nama : Riko Rahman

NPM : 239018485060
Kelas : IPS 005
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia

Mulai Dari Diri_ Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan

Mengawali topik Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan, Mahasiswa memulai
sebuah refleksi dengan menjawab tiga pertanyaan.

Tugas 5.1 Pendidikan yang Memerdekakan

1. Apa yang Anda ketahui tentang pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan
memerdekakan peserta didik?

Jawaban:

pendidikan yang memerdekakan berasal dari pemikiran Ki Hajar Dewantara yang artinya
pendidikan yang memerdekakan lahir dan batin. Merdeka lahir dan batin berarti Mandiri bisa
berdiri sendiri tidak tergantung pada orang lain sadar juga tentang hak dan kewajibannya sebagai
anggota masyaraka, supaya nanti bisa berpartisipasi dan berkontribusi kepada masyarakat.

Pendidikan yang memerdekakan peserta didik adalah pendidikan yang memberikan kebebasan
berpendapat bagi peserta didik dan guru tidak boleh menghakimi apabila terdapat kesalahan apa
yang diungkapkan oleh peserta didik guru dibutuhkan sebagai penuntun jalannya pembelajaran
sehingga apabila terdapat kesalahan maka dilakukan refleksi dan perbaikan serta evaluasi oleh
guru agar tidak terjadi miskonsepsi sehingga dengan begitu peserta didik akan lebih mengingat
apa yang ia ungkapkan dan diluruskan oleh gurunya.

Berpihak kepada peserta didik adalah pendidikan yang memfasilitasi kebutuhan peserta didik
dimana peserta didik terdiri dari berbagai latar belakang karakteristik yang berbeda mulai dari
ras suku agama adat budaya minat motivasi gaya belajar dan tingkat kecerdasannya sehingga
guru memihak kepada peserta didik agar peserta didik bebas menentukan pembelajaran yang
diinginkan namun tetap sejalan dengan tujuan pembelajaran nasional dan capaian pembelajaran
yang telah ditentukan hanya caranya saja yang berbeda atau dilakukan pembelajaran
berdiferensiasi.

Sekolah tersebut dikatakan sebagai tempat untuk pembelajar sepanjang hayat atau long life
learner yang dapat menghadirkan perubahan. Mementingkan motivasi internal berupa
kesenangan belajar untuk mengembangkan diri, salah satu bagian penting dalam belajar adalah
berkontribusi dan mengembangkan diri serta mandiri, hal ini tercantum dalam visi sekolah.
Pendidikan harus berorientasi pada kepentingan terbaik dan memanusiakan anak, hal ini
dibutuhkan untuk sikap mandiri dan tidak bergantung orang lain. Bentuk pembelajaran di
sekolah dikatakan bahwa anak terlibat aktif dalam proses belajar anak bukan hanya
mendengarkan dan menuruti perintah dari guru, anak ikut menentukan tujuan, cara belajar,
evaluasi mulai bertanya sampai merefleksi.

Cara belajar harus sesuai dan membuat mereka nyaman. Tujuan sebenarnya dari belajar yaitu
adalah untuk hidup mandiri dan merdeka dari tekanan agar bisa berkontribusi di masyarakat
dimana ia berada sesuai peran kodrat dan jati dirinya. Ujungnya hal ini merupakan bertujuan
untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang bisa beradaptasi dengan
perubahan dan menerapkan prinsip ketuhanan kemanusiaan kesetaraan dan keadilan sosial dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat. Yang paling penting di sekolah adalah untuk membantu siswa
menemukan jati diri kodrat hidup dan menentukan perannya di masyarakat. Sehingga proses nya
perlu banyak ruang untuk kontemplasi, ekspresi, eksplorasi dan refleksi, dimana hal ini harus
dilakukan di lingkungan yang nyaman. Setiap siswa punya tujuan dan kemerdekaan belajarnya
sendiri. tidak hanya membangun iklim kemandirian namun juga lingkungan belajar penting
untuk menunjang Inovasi dan kreativitas. Pembelajaran berbasis projek dan riset, dibarengi bukti
dokumentasi. Siswa belajar tidak hanya berdasar guru namun juga praktisi di berbagai bidang,
sekolah hanya sebagai penghubung dan fasilitator untuk membangun empati dan sensitifitas
siswa agar bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di kehidupan nyata. penilaian juga bukan
hanya dilakukan oleh guru namun juga oleh rekan dan juga oleh Mitra saat melakukan projek,
penilaian bukan berdasar hasil namun proses, hasil akhir berbentuk portofolio karya dan
kegiatan.

Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang membuat pembelajarannya tidak


merasa terpaksa atas kurikulum yang berlaku, pembelajarn tidak harus di ruang kelas,
pengajarnya pun bisa berasal dari masyarakat di luar yang memiliki wawasan di bidang
pengetahuan tertentu. Sekolah harus memenuhi kondisi lingkungan, sarana dan prasarana,
digunakan sebagai pembelajaran. Dilibatkan juga masyarakat dan pemilik usaha. Peserta didik
belajar di luar, di berbagai lokasi, melihat langsung kondisi pembelajaran. Peserta didik merdeka
menentukan kegiatan belajar, mengambil keputusan, kelompok belajar dan ketua kelas.

2. Mengapa pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik
perlu Anda maknai dan hayati dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini?

Jawaban:

Pendidikan yang memerdekakan peserta didik perlu dihayati dan dimaknai agar bisa diterapkan
secara menyeluruh pada sistem pendidikan Indonesia saat ini.
Peserta didik adalah sebutan untuk siswa atau murid dalam sebuah sistem pendidikan. Istilah ini
sering digunakan di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya untuk mengacu pada
individu yang sedang belajar atau mengikuti pelajaran. Peserta didik dapat berusia dari anak-
anak hingga dewasa, tergantung pada tingkat pendidikan yang sedang mereka ikuti. Peserta didik
juga dapat memiliki peran aktif dalam kegiatan sekolah lainnya, seperti kegiatan ekstrakurikuler
dan organisasi siswa.
Secara umum, pendidikan yang merdeka adalah pendidikan yang memberikan kebebasan kepada
individu untuk belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Sistem pendidikan ini
berbeda dari pendidikan yang terstruktur dan terpusat, di mana materi pelajaran ditentukan oleh
pemerintah atau lembaga pendidikan tertentu. Pendidikan yang memerdekakan adalah
pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada individu untuk belajar dan
berpikir secara kritis, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka. Pendidikan yang
memerdekakan peserta didik juga sering disebut sebagai pendidikan inkuiri, di mana siswa diberi
kesempatan untuk mengeksplorasi dan mencari tahu tentang topik yang mereka minati, dengan
bantuan dari guru atau pengajar.
Pendidikan yang memerdekakan juga biasanya menekankan pada nilai-nilai keadilan dan
kemanusiaan, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang untuk
mengembangkan potensi mereka. Banyak manfaat luas bagi individu, termasuk meningkatkan
kepercayaan diri, membantu mereka memahami dan menghargai perbedaan, serta membantu
mereka menemukan tujuan dan makna dalam hidup mereka. Memahami konteks pendidikan
yang berpihak dan memerdekakan peserta didik dapat membantu guru atau pengajar untuk
menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa, serta membantu
siswa untuk memahami bagaimana faktor-faktor yang ada di sekitarnya dapat mempengaruhi
proses belajar mereka.

3. Bagaimana pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik
menjadi bagian dari diri Anda sebagai seorang pendidik?

Jawaban:

Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dapat menjadi
bagian dari diri pendidik melalui pemahaman terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Hal ini karena pemikiran KHD menjadi dasar filosofis yang dapat menguatkan perwujudan atau
realisasi dari pendidikan yang berpihak pada peserta didik. Pendidikan tersebut dilaksanakan
dengan memberikan bimbingan dalam hidup dan tumbuhnya jiwa raga peserta didik.

Sejatinya, pendidikan harus mampu menuntuk anak kepada kodratnya untuk menjadi manusia
yang bisa hidup dengan baik di lingkungan masyarakat. Sehingga, anak bisa meraih kebahagian
dan keselamatan di dalam hidupnya. Apabila berkaca pada pemahaman Ki Hajar Dewantara
tersebut, maka baik guru maupun orang tua akan menyadari bahwa pendidikan bukan bermaksud
membentuk anak sesuai keinginan mereka.
Bukan seperti seorang pemahat yang memahat patung sesuai keinginannya. Alih-alih, pendidikan
ibarat menanam, merawat, dan memelihara benih sebaik mungkin, lantas benih itu akan tumbuh
sesuai kodratnya. Artinya, apabila yang ditanam adalah benih padi, maka perlakukanlah
sebagaimana benih padi seharusnya diperlakukan. Dengan kata lain, guru dan orang tua
mendidik anak sesuai karakter anak. Pendidikan disesuaikan juga dengan perkembangan
lingkungan dan zaman. Jika semua anak atau peserta didik dituntun sesuai kodratnya, maka
peserta didik akan merasakan pembelajaran dengan lebih merdeka.
Melalui cara itulah pendidikan yang berpihak pada murid dapat menjadi bagian dari diri guru
selaku pendidik. Sebab, pendidikan bukan semata-mata sebagai usaha meningkatkan
pengetahuan peserta didik. Lebih jauh, pendidikan adalah menuntun peserta didik untuk sampai
kepada keselamatan dan kebahagiaan hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai