Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT

(Studi pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

Oleh:
Aisyah Fitrani Hamid
Dosen Pembimbing:
Dr. Drs. Bambang Hariadi , M.Ec., Ak.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya


Jalan MT Haryono 165, Malang
Email: aisyah.fhamid@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari variabel independensi, skeptisme profesional dan beban
kerja auditor terhadap kualitas audit. Populasi dalam penelitian ini adalah 120 auditor yang berkerja pada Kantor
Akuntan Publik di DKI Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yang mudah
(convenience sampling). Pengumpulan data menggunakan teknik survei kuesioner dengan responden sebanyak
105 auditor. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa independensi dan skeptisme profesional auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit
sedangkan beban kerja auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Kata Kunci: independensi, skeptisme profesional, beban kerja, kualitas audit.

ABSTRACK

This study aims to examine the effect of variabel independence, profesional auditor’s scepticism, and auditor’s
workload on audit quality. Using convinience sampling, 120 auditors working in Big-Four Publik Accounting
Firms and Non-Big-Four Publik Accounting Firms in the city of DKI Jakarta were selected as the population. The
data of this study was collected from questionnaires distributed to 105 respondents and was analyzed using
multiple regression analysis. The result of this study shows that independence and profesional auditor’s scepticism
have a positive effect on audit quality. Whereas auditor’s workload has a negative effect on audit quality.
Keywords: independence, proffesional auditor’s scepticism, auditor’s workload, audit quality

independensi dan skeptisme profesional (Saputra,


PENDAHULUAN 2018).
Laporan keuangan yang diaudit diharapkan
Audit adalah prosedur pemeriksaan yang
berkualitas, tidak salah saji material dan dapat
dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan
dipercaya keberadaanya, oleh karena itu semakin
keuangan yang telah disusun oleh klien dengan
tinggi kualitas atas laporan keuangan yang telah
tujuan memberikan hasil akhir dari proses audit yaitu
diaudit maka semakin kredibel laporan keuangan
laporan audit. Laporan audit digunakan oleh auditor
tersebut untuk digunakan sebagai pengambilan
untuk menyampaikan opini mengenai kewajaran
keputusan bagi pihak-pihak yang berwenang
suatu laporan keuangan. Hasil dari laporan keuangan
(Mgbame et al 2012). Penjelasan mengenai kualitas
yang diaudit harus sesuai dengan Standar Akuntansi
audit cukup bergam, belum ada definisi yang kuat
Keuangan (SAK) yang berlaku di suatu negara, oleh
mengenai kualitas audit yang seharusnya. Kualitas
karena itu auditor dituntut untuk meningkatkan
audit merupakan situasi yang memungkinkan auditor
kualitas audit melalui aspek fundamental seperti
menemukan serta melaporan kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh berkurangnya skeptisme
dalam laporan keuangan (De Angelo, 1981). profesional dalam proses audit.
Saat ini maraknya kasus mengenai rendahnya Banyak hal yang dapat mempengaruhi kualitas audit
kualitas audit masih terjadi di beberapa negara dalam diri auditor menurun sehingga mereduksi
termasuk Indonesia menjadi fenomenal di kualitas audit, salah satunya adalah workload yang
lingkungan masyarakat, seperti kasus yang terlalu berat. Pada masa masa sibuk (peak season)
melibatkan mitra Ernst & Young Indonesia pada auditor cenderug mengalami kelelahan sehingga
tahun 2017 dinyatakan gagal melakukan audit atas dapat menurukan kemampuan auditor dalam
laporan keuangan klien dengan memberikan opini mendekteksi kecurangan (Lopez dan Peters, 2011).
wajar tanpa pengecualian namun tidak didukung Menurunnya kemampuaan auditor dalam
oleh bukti yang cukup. Selain itu, kasus rendahnya menemukan kesalahan dapat mempengaruhi kualitas
kualitas audit milik PT SNP Finance yang diaudit audit yang dihasilkan. Workload yang tinggi dapat
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio bing Eny terjadi karena tekanan klien terhadap auditor.
atau Deloitte Indonesia menjadi perbincangan Suhayati (2012) membuktikan bahwa tekanan audit
masyarakat belakangan ini. Menurut Pusat yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja auditor dan
Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Kementerian memungkinkan terjadinya penyimpangan dalam
Keuangan menyatakan bahwa telah terjadi indikasi proses audit. Workload dalam proses audit tidak
pelanggaran standar profesi dalam audit atas laporan selamanya memberikan dampak negatif terhadap
keuangan PT SNP Finance selama tahun buku 2012- standar profesi yang harus dimiliki oleh auditor,
2016. Hal diatas, merupakan contoh kasus mengenai namun workload merupakan satu hal yang harus
rendahnya kualitas audit karena berkurangnya diperhatikan untuk menghindari penyimpangan yang
independensi serta skeptisme profesional dalam diri mungkin saja dapat terjadi. Berdasarkan uraian latar
auditor. belakang permasalahan diatas, maka peneliti
Dalam proses audit, auditor harus berpedoman melakukan pengujian kembali mengenai pengaruh
terhadap standar audit yang berlaku. Independensi independensi, skeptisme profesional dan workload
serta skeptisme profesional merupakan sikap yang terhadap kualitas audit..
harus di pertahankan oleh auditor dalam melakukan
proses audit, hal tersebut terdapat di dalam standar TINJAUAN PUSTAKA
umum audit yang harus dimiliki oleh seorang
auditor. Menurut Kode Etik Profesi Akuntan Publik, Audit
independensi sangat dibutuhkan oleh auditor untuk Menurut American Accounting Association (AAA)
menyatakan pendapat secara tidak bias dan bebas auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk
dari pengaruh pihak lain. Auditor harus memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif
mempertahankan independensi sehingga auditor atas laporan keuangan sesuai dengan standar audit
tidak dipengaruhi oleh pihak lain dalam pengambilan yang berlaku dan mengkomunikasikan hasilnya
keputusan. Gill and Cosseral (1996) menyatakan kepada pengguna laporan keuangan untuk dijadikan
bahwa independensi adalah standar profesi umum landasan dalam pengambilan keputusan. Auditor
yang harus dimiliki oleh auditor, tanpa adanya digunakan jasanya untuk memberikan pendapat
independensi dalam diri auditor selama melakukan mengenai kewajaran suatu laporan keuangan milik
proses audit maka kualitas audit atas laporan klien sesuai dengan standar audit yang berlaku.
keuangan dapat dipertanyakan. Standar audit adalah aturan yang ditetapkan oleh
Skeptisme profesional merupakan kemampuan Institut Akuntan Publik Indonesia yang dijadikan
seorang auditor dalam mengidentifikasi kesalahan landasan dalam melakukan proses audit, meliputi 3
dalam laporan keuangan dengan mengevaluasi bukti bagian:
secara kritis berkurangnya skeptisme profesional Standar Umum
seorang auditor dapat mereduksi kualitas audit, a. Audit harus dilakukan oleh seseorang yang
karena auditor mungkin saja gagal menemukan mempunyai keahlian yang memadai
pelanggaran yang ada dalam laporan keuangan. b. Auditor harus bebas dari segala hal yang
Menurut Beasley et al (2001) yang didasarkan pada berhubungan dengan perikatan, independesi.
AAERs (Accounting and Auditing Releases) c. Auditor memiliki Due Profesional Care dalam
menyatakan bahwa rendahnya tingkat kualitas audit melaksanakan proses audit.
Standar Pekerjaan Lapangan contributing to a method most likely to achieve the
a. Proses audit dilakukan dengan perencanaan right solution)”
sebaik mungkin serta disupervisi dengan
semestinya Independensi
b. Pemahaman atas pengendalian intern sangat Independensi bagi seorang auditor adalah kondisi
dibutuhkan untuk merencanakan audit. dimana seorang auditor tidak dapat dipengaruhi
c. Bukti audit yang diperoleh melalui inspeksi karena dalam melaksanakan proses audit bertujuan
pengamatan, permintaan keterangan dan untuk kepentingan umum. Dalam menghasilkan
konfirmasi dasar yang memadai. kualitas audit yang baik, seorang auditor harus
Standar Pelaporan bersikap independen yang tidak memihak kepada
a. Laporan audit harus menyatakan apakah pihak manapun, netral, dan tidak terikat. Mulyadi
laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip (2002) mendifinisikan independensi sebagai sikap
akuntansi yang berlaku. mental yang bebas, tidak dikendalikan oleh pihak
b. Hasil laporan audit harus konsisten. lain, dan tidak bergantung.
c. Disclosure yang cukup. Independensi adalah sikap mental yang penting
d. Laporan auditor harus memberikan pendapat dimiliki oleh seorang auditor untuk menjaga kualitas
mengenai laporan keuangan secara audit dan hasil audit namun di sisi lain auditor juga
keseluruhan. harus memperhatikan tekanan dari klien yang
membayar atas jasanya. Pada tahap inilah sikap
Kualitas Audit mental independen auditor diuji.
Menurut Francis (2004:364) menjelaskan: Tekanan dari klien terhadap auditor seringkali
“audit quality is inversely related to audit failures: menimbulkan konflik kepentingan. Goldman dan
the higher the failure rate, the lower the quality of Barlev dalam Tjun et al. (2012) berpendapat bahwa
auditing” tekanan dari klien terhadap auditor yang berdampak
Kualitas audit merupakan lawan dari kegagalan pada pelanggaran standar profesi kemungkinan
audit dimana kegagalan tersebut terjadi ketika berhasil karena terjadi konflik kepentingan yang
auditor tidak independen atau salah menerbitkan tidak seimbang antara auditor dengan klien.
laporan audit karena tidak mengumpulkan bukti
yang cukup kompeten dan andal. Dalam proses audit Skeptisme Profesional
untuk memberikan kualitas audit yang baik, auditor Menurut Center for Audit Quality (2010),
diharapkan dapat menemukan kesalahan atau skeptisme bukan berarti tidak percaya melainkan
penyimpangan yang tidak sesuai dengan standar atau mencari pembuktian terlebih dahulu sebelum
prinsip akuntansi yang berlaku dalam laporan mempercayai suatu pernyataan. Seorang auditor
keuangan yang disusun oleh klien dan auditor dapat dituntut untuk mengevaluasi, menguji, dan
melaporkan kesalahan atau penyimpangan tersebut. melakukan konfirmasi atas bukti-bukti yang
De Angelo (1981) menyatakan bahwa kualitas audit didapatkan atas laporan keuangan klien yang
adalah probabilitas gabungan bahwa auditor akan nantinya akan menjadi bukti bahwa laporan
menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi keuangan tersebut telah bebas dari kesalahan atau
klien dan akan melaporkan pelanggaran tersebut. kecurangan.
Kualitas audit mencakup hasil analisis dari proses Skeptisme profesional dalam diri auditor
audit berupa pengumpulan dan pengujian bukti-bukti membuat auditor membutuhkan informasi yang lebih
yang dianggap andal dan hasil dari kualitas audit banyak dengan mengumpulkan bukti sebanyak-
berupa pendapat yang diberikan oleh auditor banyaknya dan membutuhkan waktu yang cukup
mengenai kewajaran suatu laporan keuangan. panjang untuk melakukan pengujian atas bukti yang
Menurut Yuen et al (2012) menyatakan bahwa: terkumpul untuk menghasilkan suatu kesimpulan
“Quality of an audit can be regarded as atas laporan keuangan yang telah diaudit. Hurt Et al.
either perceived or actual as he argues that audit (2011) menyatakan bahwa skeptisme profesional
quality is never a unitary concept but should be adalah kondisi dimana seorang auditor menunda
analysed as Quality of Service (elements pemberian kesimpulan hingga bukti audit memadai
influencing the experience of the client on the dan dapat diandalkan.
process of audit) and Quality of Opinion (elements
H1 : Independensi berpengaruh positif terhadap
Workload kualitas audit
Workload adalah sekumpulan kegiatan yang
harus diselesaikan oleh suatu organisasi atau
pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Skeptisme Profesional terhadap Kualitas Audit
Workload dapat mempengaruhi kualitas audit Dalam menghasilkan laporan audit yang
dengan beberapa factor tertentu seperti jam berkualitas tinggi, seorang auditor harus memiliki
pekerjaan seorang auditor yang seringkali skeptisme profesional dalam melakukan proses
melampaui jam kerja pada umumnya. audit sehingga dapat mendeteksi kecurangan atau
Pada umumnya auditor yang bekerja di kantor kesalahan dalam laporan keuangan milik klien.
akuntan publik terutama kantor akuntan publik Standar Audit (SA) 200 menyatakan bahwa auditor
terbaik di dunia seperti yang termasuk didalam big perlu memiliki skeptisme professional dalam
four terkenal dengan jam kerjanya yang terlalu penilaian atas bukti audit, karena salah saji material
berlebih. Fitriany (2011) menyatakan bahwa mungkin saja terjadi dalam suatu laporan
semakin tinggi workload akan menyebabkan keuangan. Hurtt (2010) menyatakan bahwa ketika
terjadinya dysfunctional audit behavior, kejadian terdapat skeptisme profesional di dalam diri
tersebut akan membuat kemampuan auditor dalam auditor, hal tersebut memungkinkan terjadinya
menemukan kesalahan menurun. Hal ini merupakan keraguan yang berdasarkan prasangka. Hal tersebut
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kualitas dapat memumingkinkan seorang auditor akan
hasil audit karena dapat menurunkan kondisi fisik mengevaluasi bukti-bukti audit dengan kritis.
dan mental seorang auditor. Menurut Tuanakotta (2011), skeptisme
Permasalahan yang kedua dari auditor adalah professional dalam diri auditor akan meningkatkan
terlalu banyaknya klien yang dimiliki oleh satu kualitas audit. Penelitian oleh Sari dan Ramantha
kantor akuntan publik. Menurut Hansen et al (2007) (2015) serta Triarini dan Latrini (2016) bahwa
workload didefinisikan sebagai audit capacity stress skeptisme profesional berpengaruh positif terhadap
yaitu tekanan yang diterima oleh auditor sehubungan kualitas audit, maka semakin tinggi skeptisme
dengan banyaknya perikatan yang dilakukan oleh profesional yang dimiliki oleh auditor maka
auditor dengan kliennya. semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan dan
sebaliknya semakin rendah sikap skeptis yang
HIPOTESIS dimiliki auditor maka semakin rendah kualitas
audit yang dihasilkan. Berdasarkan uraian di atas,
Independensi terhadap Kualitas Audit maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
Menurut standar umum audit, seorang auditor H2 : Skeptisme profesional berpengaruh positif
harus bebas dari segala hal perikatan atau memiliki terhadap kualitas audit
sikap independensi. Gill dan Cosseral (1996)
menyatakan bahwa independensi merupakan standar Workload terhadap Kualitas Audit
profesi audit yang harus dimiliki oleh auditor, tanpa Workload yang tinggi dapat mereduksi
adanya independensi dalam diri auditor maka kemampuan seorang auditor dalam menemukan
kualitas audit dari laporan keuangan dapat kecurangan atau kesalahan yang mungkin dapat
dipertanyakan. Berdasarkan Kode Etik Profesi terjadi di dalam suatu laporan keuangan. Wilkins et
Akuntan Publik menyatakan bahwa independensi al (2014) menyatakan bahwa workload yang tinggi
adalah hal penting yang harus dimiliki oleh auditor dapat mereduksi judgment yang dikeluarkan auditor
dalam melaksanakan proses audit, hal ini dibutuhkan dan mengganggu proses audit sehingga
oleh auditor untuk menyatakan pendapat tidak bias menghasilkan kualitas audit yang rendah. Penelitian
dan bebas dari pengaruh pihak lain. oleh Handayani (2014) membuktikan bahwa
Hasil penelitian Elfarini (2007) membuktikan workload berpengaruh signifikan terhadap kualitas
bahwa independesi berpengaruh positif dan audit begitu pula dengan penelitian oleh Yusuf
signifikan terhadap kualitas audit, maka semakin (2017) membuktikan bahwa workload berpengaruh
tinggi tingkat independensi dalam diri auditor akan signifikan dan negatif terhadap kualitas audit, hal ini
meningkatkan kualitas audit. Berdasarkan uraian di berarti semakin tinggi workload pada auditor akan
atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai menurunkan kualitas audit. Berdasarkan uraian di
berikut.
atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai Independensi
berikut. Pengukuran variable independensi dalam
H3 : Workload berpengaruh positif terhadap penelitian ini menggunakan indikator yang
kualitas audit digunakan dalam penelitian Elfarini (2007) sebagai
berikut:
METODE PENELITIAN 1. Audit Tenure
Audit Tenure merupakan lamanya hubungan
Populasi dan Sampel auditor dengan klien. Hal ini, dapat meningkatkan
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor dan menurunkan independensi dalam diri auditor.
yang berkerja di KAP di DKI Jakarta yang terdaftar Menurut Supriyono (1988:6) dalam Tjun et al
dalam Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (2013) menyatakan bahwa terlalu lamanya
(IAPI). Menurut Roscue (1975) dalam Sekarag dan hubungan auditor dengan klien dapat
Bougie (2013) menyatakan bahwa aturan ukuran menghilangkan independensi dalam diri auditor
sampel yang tepat untuk suatu penelitian ada lebih karena auditor dapat kurang teliti dalam melakukan
dri 30 dan kurang dari 500 dan 10 kali atau lebih dari proses audit. Namun, lama hubungan auditor
jumlah variabel yang terdapat dalam suatu dengan klien juga dapat meningkatkan
penelitian. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian independensi karena auditor sudah lebih tahan
ini sebanyak 120 auditor yang berkerja di KAP yang dengan tekanan klien dan dapat melakukan proses
beroperasi di DKI Jakarta. Penelitian ini audit dengan baik.
menggunakan teknik pengambilan sampel 2. Tekanan dari Klien
convenience sampling, pengambilan sampel Tekanan dari klien dapat menyebabkan
didasarkan atas ketersediaan elemen dan kemudahan terjadinya konflik kepentingan antara auditor
dalam mendapatkannya. dengan klien. Independensi dalam diri auditor di uji
ketika auditor mendapatkan tekanan dari klien, jika
Metode Pengumpulan data auditor mengikuti kemauan klien maka auditor
Metode pengumpulan data yang digunakan mungkin saja dapat melakukan pelanggaran standar
dalam penelitian ini adalah metode survei kuesioner profesi dalam proses audit. Namun, jika auditor
yang nantinya akan menghasilkan data primer. tidak mengikuti kemauan klien, auditor mungkin
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data akan kehilangan klien yang melakukan pembayaran
yang digunakan untuk menganalisis perilaku dan atas jasanya.
karakteristik beberapa orang (Siregar, 2014). 3. Peer Review
Telaah dari rekan auditor meliputi mekanisme
Operasional Variabel Penelitian monitoring yang digunakan dalam meningkatkan
Kualitas Audit kualitas audit. Auditor cenderung berusaha bersikap
Kualitas audit meliputi proses dan hasil audit jujur untuk menghindari penilaian kurang atas
yang dilakukan oleh auditor atas laporan keuangan kinerja auditor.
klien berdasarkan standar audit yang berlaku. Dalam 4. Jasa Non Audit
melakukan proses audit yang berkualitas auditor Jasa non audit yang diberikan oleh auditor dapat
akan mengumpulkan dan dan melakukan pengujian membuat auditor terlibat lebih dalam terhadap
terhadap laporan keuangan sehingga memungkinkan aktivitas manajemen, hal ini dapat mempengaruhi
auditor untuk menemukan kesalahan yang terjadi di independensi dalam diri auditor.
dalam laporan keuangan.
Pengukuran variabel kualitas audit dalam Skeptisme Profesional
penelitian ini menggunakan indikator yang terdapat Pengukuran variable skeptisme dalam penelitian
di dalam penelitian Elfarini (2007) yaitu melaporkan ini mengadopsi 6 indikator yang dikembangkan oleh
semua kesalahan klien, pemahaman terhadap system Hurtt (2010) sebagai berikut:
informasi akuntansi klien, komitmen yang kuat 1. Questioning Mind
dalam menyelesaikan audit, berpedoman pada Auditor harus mempertahankan sikap yang selalu
prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam mempertanyakan dan mengevaluasi bukti audit
melakukan pekerjaan lapangan, tidak percaya begitu dengan kritis dalam mekukan proses audit.
saja terhadap pernyataan klien, sikap hati-hati dalam
pengambilan keputusan.
2. Suspension of Judgment skeptisme profesional, dan workload maka
Auditor cenderung mengumpulkan bukti-bukti variabel kualitas audit akan terjadi 6,878 kali.
audit terlebih dahulu sehingga menunda dalam 2. b1 = 0,129, artinya kualitas audit akan
membuat keputusan. meningkat sebesar 0,129 satuan untuk setiap
3. Search of Knowledge tambahan satu satuan X1 (independensi).
Dalam melakukan proses audit, auditor 3. b2 = 0,109, artinya kualitas audit akan
diharapkan dapat mencari dan mengumpulkan bukti meningkat sebesar 0,109 satuan untuk setiap
yang andal dan kompeten. tambahan satu satuan X2 (skeptisme
4. Interpersonal Understanding profesional).
Pemahaman antar pribadi dibutuhkan oleh 4. b3 = -0,61 , artinya kualitas audit akan menurun
auditor untuk mendeteksi kejujuran atas pernyataan sebesar 0,161 satuan untuk setiap tambahan satu
yang diberikan oleh penyedia informasi. satuan X3 (workload).
5. Self-Esteem
Seorang auditor yang baik tidak hanya menerima Koefisien Determinasi
penjelasan dari satu pihak namun juga dapat Koefisien determinasi digunakan untuk
menerima penjelasan dari pihak lain yang mengetahui seberapa besar variabel independen
berhubungan. mempengaruhi variabel dependen. Hal tersebut,
6. Autonomy dapat ditentukan oleh nilai Adjusted R2.
Auditor akan membuat keputusan setalah benar
benar yakin secara pribadi bahwa proses audit telah Tabel 2 Hasil Koefisien Determinasi
dilakukan dengan baik dan sudah memperoleh bukti Model Summaryb
yang cukup.
Adjusted Std. Error of Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Watson
Workload 1 .773a .597 .585 2.52915 1.503
Pengukuran beban kerja dalam penelitian ini a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
mengadopsi indikator yang digunakan dalam Yusuf b. Dependent Variable: Y
(2017), yaitu kebutuhan waktu serta kebutuhan fisik
dan mental. Beban kerja yang terlalu tinggi terhadap Berdasarkan pengolahan data diatas, dapat
auditor dapat disebabkan oleh keterbatasan waktu dilihat bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,585
yang dimiliki auditor serta kondisi fisik auditor yang artinya bahwa variabel independen dalam penelitian
mudah kelelahan dalam melakukan proses audit ini dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar
karena ketidakseimbangan antara jumlah klien dan 58,5%.
waktu yang dimiliki oleh auditor.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
HASIL ANALISIS DATA Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh
secara bersama-sama variabel independen terhadap
Hasil Analisis Regresi Berganda variabel dependen dalam penelitian ini. Hal ini,
dapat diketahui jika F hitung > F tabel.
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Berganda
Tabel 3 Hasil Uji F
Coefficientsa
ANOVAb
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Sum of
Model B Std. Error Beta t Sig. Model Squares df Mean Square F Sig.
1 (Constant) 6.878 3.286 2.094 .039 1 Regression 957.793 3 319.264 49.912 .000a
X1 .129 .038 .317 3.360 .001 Residual 646.055 101 6.397
X2 .109 .026 .374 4.224 .000
Total 1603.848 104
X3 -.161 .075 -.187 -2.137 .035
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
a. Dependent Variable: Y
b. Dependent Variable: Y
Hasil permasamaan regresi berganda yang
didapatkan adalah sebagai berikut: Berdasarkan pengolahan data diatas, F hitung
1. Nilai konstanta sebesar 6,878 menunjukkan sebesar 49,912 sedangkan F tabel (α = 0.05 ; db
apabila tidak ada variabel independensi, regresi = 3 : db residual = 101) adalah sebesar 2,695.
Maka dapat disimpulkan bahwa F hitung > F table, independensi dan melakukan proses audit dengan
sehingga terdapat pengaruh secara bersama-sama baik agar tidak membuat penilaian kurang atas
atas variable independen terhadap variable kinerjannya. Terakhir, untuk pemberian jasa non
dependen. audit menurut auditor dapat memberikan auditor
informasi lain mengenai laporan keuangan namun
tidak merusak independensi dalam diri auditor.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T) Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui sebelumnya yang telah dilakukan oleh Elfarini
apakah masing-masing variable independen (2007), Badjuri (2011), Sari dan Ramantha (2015),
berpengaruh terhadap variable dependen. Pengujian dan Senitra (2015) namun hasil penelitian ini tidak
ini dapat dilakukan dengan melihat nilai t hitung > t mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
table dari masing-masing variable. Harvita (2012) dan Handayani (2014) yang
membuktikan
Tabel 4 Hasil Uji T Hasil pengujian atas hipotesis kedua (H2) dalam
Coefficientsa penelitian ini menunjukan bahwa skeptisme
Unstandardized Standardized professional auditor berpengaruh terhadap kualitas
Coefficients Coefficients audit, yaitu semakin tinggi skeptisme professional
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.878 3.286 2.094 .039 seorang auditor makin semakin tinggi tingkat
X1 .129 .038 .317 3.360 .001 kualitas audit yang dihasilkan.
X2
X3
.109 .026 .374 4.224 .000
Skeptisme professional dalam penelitian ini
-.161 .075 -.187 -2.137 .035
a. Dependent Variable: Y didasarkan kepada beberapa instrument penelitian
menurut Hurtt (2010) yaitu questioning mind,
Berdasarkan pengolahan data diatas, nilai t suspension of judgement, search for knowledge,
hitung masing-masing variabel lebih besar interpersonal understanding, self esteem dan
dibandingkan dengan t tabel (α = 0.05 ; db residual autonomy. Berdasarkan indikator questioning mind,
= 101) yaitu sebesar 1,984 maka dapat disimpulkan auditor memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi
bahwa masing-masing variable independen dapat atas alasan orang lain berbuat sesuatu, dan auditor
mempengaruhi variable dependen. tidak jarang mempertimbangkan alasan orang lain
melakukan sesuatu. Kemudian, auditor tidak
Interpretasi Hasil Analisis terburu-buru dalam mengambil suatu keputusan
Hasil pengujian regresi berganda yang atau kesimpulan sebelum mendapatkan informasi
dilakukan atas hipotesis pertama (H1) dalam yang cukup. Hal tersebut, berarti auditor
penelitian ini membuktikan bahwa terdapat menerapkan sikap suspension of judgment dalam
hubungan yang positif antara independensi dengan dirinya yang meningkatkan skeptisme professional.
kualitas audit, pernyataan ini sesuai dengan Selanjutnya, auditor cenderung menikmati
hipotesis pertama bahwa semakin baik proses untuk membuktikan kebenaran dari hal-hal
independensi seorang auditor maka semakin baik yang ditemukan oleh auditor dalam proses audit, hal
juga kualitas audit yang dihasilkan. ini membuktikan bahwa auditor memiliki sikap
Independensi dalam penelitian ini ditentukan search of knowledge dimana seorang auditor akan
berdasarkan instrument lama hubungan dengan mengumpulkan bukti yang cukup andal dan
klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor kompeten untuk landasan dari keputusan yang akan
dan jasa non audit. Hasil penelitian berdasarkan diambil. Selanjutnya, berdasarkan indikator
lama hubungan dengan klien, membuktikan bahwa interpersonal understanding, auditor cenderung
auditor berupaya untuk tetap independen walaupun dapat menemukan inkonsistensi dalam penjelasan
telah lama menjalin hubungan dengan klien. orang lain dan auditor tidak begitu saja menerima
Kemudian, tekanan dari klien terhadap auditor tidak penjelasan orang lain jika tidak disertai dengan
membuat auditor diam atau takut untuk melaporkan bukti yang cukup.
kesalahan yang ditemukan selama proses audit. Auditor memiliki keyakinan pada diri sendiri
Selain itu, auditor setuju bahwa telaah dari rekan dalam melakukan proses audit. Hal ini,
auditor membuat auditor bersikap jujur untuk membuktikan bahwa auditor memiliki sikap
menghindari penilaiaan kurang dari rekan auditor. interpersonal understanding dalam dirinya yang
Hal ini membuat auditor untuk mempertahankan akan membantu auditor dalam melaksanakan proses
audit yang sesuai. Untuk indikator autonomy, PENUTUP
auditor memiliki pengarahan diri serta kemandirian Kesimpulan
modal yang baik dimana dapat mengarahkan auditor Penelitian ini dilakukan pada 105 auditor yang
untuk yakin terhadap bukti-bukti yang sudah berkerja di Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta
dikumpulkan dalam mengambil kesimpulan. yang terdaftar dalam web Institut Akuntan Publik
Auditor memiliki sikap skeptisme professional yang Indonesia (IAPI). Penelitian ini menguji pengaruh
cukup tinggi karena memiliki sikap – sikap yang variabel independen yaitu independensi (X1),
terdapat dalam instrument penelitian diatas. Hal ini skeptisme profesional (X2), workload (X3) terhadap
sesuai dengan pendapat Tuanakotta (2011) bahwa variabel dependen yaitu kualitas audit (Y).
sikap skeptisme dalam diri auditor akan Penelitian ini menunjukkan bahwa
meningkatkan kualitas audit. independensi dan skeptisme profesional
Hasil penelitian ini mendukung penelitian berpengaruh positif terhadap kualitas audit
terdahulu yang dilakukan oleh Sari dan Ramantha sedangkan workload berpengaruh negatif terhadap
(2015), Triarini dan Latrini (2016) namun hasil ini kualitas audit. Berdasarkan uji T yang sudah
bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini ditemukan bahwa
dilakukan oleh Senitra (2015) yang menyimpulkan skeptisme profesional merupakan variabel yang
bahwa skeptisme professional berpengaruh paling berpengaruh terhadap kualitas audit,
negative terhadap kualitas audit. kemudian disusul dengan independesi, dan variabel
Hasil pengujian atas hipotesis ketiga (H3) dalam yang memiliki pengaruh paling kecil adalah
penelitian ini menunjukkan bahwa workload workload.
berpengaruh negative terhadap kualitas audit, Variabel independen yaitu independensi,
dimana semakin tinggi workload yang dimiliki oleh skeptisme profesionaldan workload dalam
seorang auditor akan menurunkan tingkat kualitas penelitian ini mempengaruhi variabel dependen
audit yang dihasilkan. yaitu kualitas audit sebesar 58,5% berdasarkan nilai
Workload dalam penelitian ini didasarkan adjusted R2. Sedangkan sisanya 41,5% variabel
kepada instrument kebutuhan waktu dan kebutuhan kualitas audit akan dipengaruhi oleh variabel lain
fisik dan mental menurut Handayani (2014) dan yang tidak dibahas di dalam penelitian ini.
Jelvi (2017). Auditor cenderung setuju bahwa
mungkin saja mengalami kesulitan dalam Keterbatasan
melaporkan penyimpangan yang terjadi dalam Keterbatasan dalam penelitian ini menggunakan
laporan keuangan, jika auditor harus mengaudit teknik pengambilan sampel convenience sampling
banyak perusahaan dalam satu waktu. Kemudian, yaitu teknik pengambilan sampel yang mudah dan
auditor juga setuju bahwa kemampuan dalam tergantung akan ketersediaan.
menemukan kesalahan akan menurun dan auditor
mudah kelelahan, jika beban kerja yang ditanggung Saran
terlalu banyak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat 1. Bagi Penelitian Selanjutnya
yang dikatakan oleh Fitriany (2011) bahwa Penelitian selanjutnya disarankan untuk
workload disebabkan oleh ketidakseimbangan menggunakan teknik pengambilan sample
antara jumlah klien dan waktu yang tersedia dalam judgement sampling agar pengambilan sampel
melakukan proses audit, kemudian dengan dalam penelitian lebih memiliki kriteria.
workload yang tinggi akan menyebabkan terjadinya Selanjutnya, disarankan bagi penelitian selanjutnya
dysfunctional audit behaviour yang akan membuat untuk menjadikan variabel workload sebagai
kemampuan auditor menurun untuk menemukan variabel moderasi dan menambahkan variabel fee
kesalahan dalam proses audit. audit sebagai variabel moderasi, karena workload
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dan fee audit dapat mempengaruhi independensi
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Fitriani dan serta skeptisme profesional terhadap kualitas audit.
Setiawan (2011), Handayani (2014), dan Yusuf 2. Bagi Praktisi
(2017) namun hasil penelitian ini tidak mendukung Variabel independensi dan skeptisme
penelitian yang dilakukan oleh Ishak et al (2015) profesional merupakan hal penting yang harus
yang menyimpulkan bahwa workload berpengaruh dipertahankan dalm diri seorang auditor. Dalam
positif terhadap kualitas audit. mempertahankan independesi sebaiknya auditor
menghindari faktor-faktor yang menimbulkan
penurunan sikap independensi, salah satu upaya “Small” Scale Publik Accounting Firm’s In
yang dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Java. 3rd International Conference On
adalah dengan melakukan rotasi penugasan Business and Economic Research (3rd
terhadap auditor dalam melakukan audit terhadap ICBER 2012 PROCEEDING ISBN: 978
laporan keuangan klien dan tidak melakukan audit 967 5705-05-2.
lebih dari 3 tahun buku berturut-turut. Kemudian Fitriany, & Setiawan, L. (2011). Pengaruh workload
dalam mepertahankan skeptisme professional, dan spesialisasi auditor terhadap kualitas
seorang auditor memiliki sikap dan pikiran yang audit dengan kualitas komite audit sebagai
selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi variabel pemoderasi. Jurnal akuntansi dan
secara kritis dalam melakukan audit. Sedangkan keuangan indonesia, Vol. 8, No. 1.
variabel Workload merupakan satu-satunya variabel Francis, Jere R. 2004. What Do We Know about
dalam penelitian ini yang berpengaruh negatif Audit Quality. The British Accounting
terhadap kualitas audit. Upaya yang dapat dilakukan Review 36.4: 345-368.
untuk mereduksi workload yang tinggi adalah Fitri, P S. & Juliarsa, G. (2014). Pengaruh
dengan melakukan perencanaan yang matang untuk Independensi, Profesionalisme,
melaksanakan proses audit yang efektif, efisien dan Tingkat Pendidikan, Etika Profesi,
selesai tepat waktu. Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja
Auditor pada Kualitas Audit Kantor
DAFTAR PUSTAKA Akuntan Publik Di Bali. E Jurnal
Akuntansi 7.2 (2014): 444-461; ISSN: 2302
Ayuningtias dan Sugeng Pamudji. 2012. Pengaruh 8556.
Pengalaman Kerja, Independensi, Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi analisis
Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi miltivariate dengan program IBM SPSS
terhadap Kualitas Hasil Audit. 2.1. edisi ketujuh. Semarang: Badan penerbit
Dipenogoro Journal of Accounting 1.2: 1-10. Universitas Diponegoro
Badjuri, A. (2011). Faktor-faktor yang berpengaruh Handayani, D. (2014). Pengaruh kompetensi,
terhadap kualitas audit auditor independensi, workload dan spesialisasi
independen pada kantor akuntan public auditor terhadap kualitas audit (studi empiris
(KAP) di Jawa tengah. Dinamika pada auditor KAP di Surakarta dan
keuangan dan perbankan, Vol. 3, No. 2, Hal: Yogkyakarta). Jurnal. Program Studi
183-197 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Beasley, M.S., Carcello, J.V., and Hermanson, D.R. Bisnis, Universitas Muhammadiyah
“Top 10 Audit Deficiencies.” Journal of Surakarta.
Accountancy (April 2001): 63-66. Hanny. (2011). Pengaruh Kompetensi dan
Boynton, W., Johnson, R., & Kell, W. (2003). Independensi Auditor terhadap
Modern Auditing. Jakarta: Erlangga. Kualitas Audit. Skripsi
DeAngelo, L.e. (1981). Auditor Size and Audit Hansen, C. S., Kumar, K. R., & Sulivian, M.W.
Quality. Journal of Accounting and (2007). Auditor capacity stress and audit
economics. quality: Market Based evidence from
Elder, R.J., Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, dan andersen`s indictment. Journal of
Amir Abadi Jusuf. (2012). Jasa Audit accounting and economics, Vol. 10-49.
dan Assurance: Pendekatan Terpadu Hayes RS, Schilder A, Dassen R,Wallage (1999).
(Adaptasi Indonesia) Buku 1. Jakarta: Principles of Auditing: An International
Salemba Empat. Perspective, McGraw-Hill Publishing
Elfarini, E. C. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Company,London.
Indepedensi Auditor terhadap Kualitas audit. Hurtt, R. K. (2010). Development of a Scale to
Penelitian. Universitas Negeri semarang Measure ProfesionalSkepticism. Auditing: A
Ely Suhayati,2012. The Influence Of Audit Journal of Practice & Theory, 29(1), 149
Fee,Audit Time Budget Pressure And Publik 171.
Accountant Attitude On The Publik Institut Akuntan Publik Indonesia. 2018. Standar
Accountant Dysfunctional Behavior And Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
It’s Implication On Audit Quality Survey On Salemba Empat.
Knechel, W.R, Sharma, D. and Sharma, V. 2012. Stough, C. L. (1969). Greek Skepticism: A Study in
Non-audit services and knowledge Epistemology. USA: University of
pillovers: evidence from New Zealand. California Press.
Journal of Business Finance and Tjun, Lauw. Elyzabeth & Santy. (2012). Pengaruh
Accounting, 39(1 & 2): 60 81. Kompetensi dan IndependensiAuditor
Lopez, D. M., & Peters, G. G. (2012). The effect of Terhadap Kualitas Audi. Jurnal Akuntansi;
workload compression on audit quality. A Vol. 4 No. 1 Mei 2012 33-56.
journal of practice and theory, 31(4), pp: Triarini dan Ni Made. (2016). Pengaruh
139-165. Kompetensi, Skeptisme Profesional,
Mgbame, C.O.,Eragbhe, E, dan Osazuwa, N. 2012. Motivasi, dan Disiplin terhadap Kualitas
“Audit Partner Tenure and Audit Quality: Audit Kantor Inspektorar Kabupaten/Kota
An Empirical Analysis.” European Journal di Bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas
of Business and Management, Vol.4, Udayana.14.2: 1092-1119.
No.7,pp.154- 159. Tuanakotta, T.M. (2011). Berpikir Kritis Dalam
Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi keenam, Cetakan Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
pertama, Jakarta: Salemba Empat Watkins, A. J., W. Hillison, and S. E. Morecroft.
Noviyanti, Suzy. (2008). Skeptisme Profesional 2004. Audit Quality: A Synthetis Theory
Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan. and Empirical Evidence. Journal of
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Accounting Literature. Vol. 23: 153-194.
Vol. 5, No. 1, hal. 102-125 Widjajanto, A., Perdana, H. D., & Ishak, F. A. P.
Peraturan Pemerintah Nomor 20. 2015. Tentang (2015). Pengaruh rotasi audit, workload, dan
Praktik Akuntan Publik. Diakses spesialisasi terhadap kualitas audit pada
dari:http://www.pppk.kemenkeu.go.id/Doku persahaan manufaktur yang terdaftar di
men/GetPdfFile?fileName=5.%20PP%20No bursa efek indonesia pada tahun 2009 2013.
mor%2020%20Tahun%202015.pdf Jurnal organisasi dan manajemen, Vol.11,
Pradana, A., dan Salehudin, I. 2015. Work No.2
overload and turnover intention of junior Wilkins, M. S., Schmit, J. J., & Perselin, J. S.
auditors in greater jakarta, Indonesia, The (2014). Auditor perceptions of audit
South East Asian Journal of Management, workload, audit quality, and the auditing
9(2), 108–124. professions. Riset. Universitas Trinity
Salehi Mahdi, Ali Mansoury, Zhila Azary, 2009, Winantyadi, Ndaru dan Waluyo, Indarto. 2014.
Audit Independence and Expectation Gap: Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi
Empirical Evidences from Iran, International Audit, dan Etika Terhadap Skeptisisme
Journal of Economics and Finance Vol.1, Profesional Auditor. Jurnal Nominal.
No.1, Tahun 2009. Indonesia: Yogyakarta. Volume III Nomor
Saputra, Wahyu Bintara. 2018. Pengaruh 1.
Independensi, Pengalaman Auditor, dan Yuen, Desmond C.Y., Philip K.F. Law, Chan Lu
Skeptisme Profesional terhadap Kualitas and JieQi Guan.(2012), Dysfunctional
Audit. Skripsi Auditing Behaviour: Empirical Evidence on
Sari dan Ramantha. (2015). Pengaruh Sikap Auditors’ Behaviour in Macau, International
Skeptisme, Pengalaman Audit,Kompetensi, Journal of Accounting and Information
dan Independensi Auditor pada Kualitas Management.
Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Yusuf, Jelvi. 2017. Pengaruh Workload, Time
Udayana 11.2(2015): 470-482. Budget Pressure, dan Due ProfesionalCare
Sekaran, U. & Bougie, R. (2013). Research terhadap Kualitas Audit. Skripsi.
Methods for Business. United Kingdom:
John Wiley & Sons Ltd.
Siregar, S. (2014). Statistik parametrik untuk
penelitian kuantitatif dilengkapi dengan
perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi
17. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai