Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PRIBADI

PENDIDIKAN PANCASILA

TINDAKAN YANG MELANGGAR NILAI, ETIKA, DAN MORAL


PANCASILA DALAM PROFESI KE-TEKNIK SIPILAN ATAU JASA
KONSTRUKSI DAN PENANGGULANGANNYA

OLEH:
NAIA HIJRIATHUL ANDIVA
231011013
TEKNIK SIPIL (A)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PAYAKUMBUH


2023
TINDAKAN YANG MELANGGAR NILAI, ETIKA, DAN MORAL PANCASILA DALAM
PROFESI KE-TEKNIK SIPILAN ATAU JASA KONSTRUKSI DAN
PENANGGULANGANNYA

1. Meloloskan Produk yang Sebenarnya Dianggap Cacat atau Tidak Layak


Hal ini pelanggar etika karena di dalam diri orang tersebut tidak tertanam norma norma yang
berlaku dalam etika profesi. Hal ini terjadi biasanya dikarenakan kontraktor tidak mau rugi,
oleh karena itu mereka meloloskan suatu mutu, pekerjaan, atau volume.

Cara menanggulanginya: Dengan cara memperketat keamanan pada jasa konstruksi atau
proyek tersebut, terutama pada bagian quality control karena dapat merusak citra dan nama
baik perusahaan atau lembaga.

2. Ketidakjujuran Hasil Survey


Ketidakjujuran hasil survey penipuan data survey adalah salah satu pelanggaran Dewan
Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (ABET) kode etik insinyur atas dasar prinsip point ke Il
yang berbunyi “Bersikap jujur dan tidak memihak, dan melayam dengan kesetiaan
masyarakat, petinggi mereka dan klien”. Dalam hal ini konsultan perencana tidak bertindak
jujur tidak menunjukkan hasil survey yang sebenarnya karena pada kawasan tersebut tidak
layak untuk dibangun.

Cara menanggulanginya: Sebaiknya orang tersebut tidak lagi diperbolehkan masuk ke dunia
kerja proyek karena dalam diri orang tersebut terdapat pelanggaran-pelanggaran etika profesi
yang seharusnya tidak dilakukan.

3. Adanya Mark up Anggaran Proyek


Potensi korupsi dalam penggelembungan anggaran muncul justru karena terbuka lebar celah
aturan proyek pengadaan barang dan jasa di instansi pemerintah. Celah itu berupa
diperbolehkannya penunjukan langsung tanpa tender. Hasil penelitian Indonesia Procurement
Watch (IPW) membuktikan 83% dari proses penunjukan langsung pengadaan barang dan jasa
di instansi pemerintah selalu berakhir dengan praktik penggelembungan dana. Lemahnya
perencanaan, pemprograman, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan
pertanggungjawaban mengakibatkan munculnya indikasi korupsi.

Cara menanggulanginya:
a. Perbaikan sistem dan tindak lanjut atas pengaduan.
b. Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
c. Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan.
d. Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang.
e. Peningkatan kemampuan Aparat Pengawas.
f. Meneliti lebih jauh sebab-sebab perbuatan korupsi secara berkelanjutan.
g. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia atau SDM.

4. Pelanggaran HAM
Dalam proyek konstruksi, lahan tentunya Menjadi hal yang paling dibutuhkan. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan lahan tersebut, sudah tentu akan bersinggung dengan lahan-lahan
masyarakat. Hal ini sangat rentan terjadi pelanggaran HAM, baik pada peristiwa
penggusurannya hingga dampak ikutan dengan tercerabutnya hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya masyarakat. Hal ini tentu banyak menimbulkan permasalahan yang berdampak pada
masyarakat setempat. Seperti hilangnya mata pencaharian warga, ganti rugi yang tidak sesuai,
kekerasan, kriminalisasi, hilangnya nilai-nilai budaya masyarakat setempat, masyarakat yang
berlawan dianggap makar dan lain sebagainya.

Cara menanggulanginya:
a. Memberikan jaminan HAM melalui peraturan dan perundang-undangan.
b. Penegakan supremasi hukum yang harus
c. Meningkatkan pemahaman mengenai prinsip HAM
d. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga pemerintah, seperti Komnas HAM, KPAI,
Komnas Perempuan, dan KPK.
e. Meningkatkan pengawasan dalam proses proyek konstruksi.

5. Ketidakadilan Gender
Dalam dunia kerja konstruksi, perempuan mengalami ketidakadilan jender yang menghambat
kerja mereka. Dalam sistem kerja, dan struktur organisasi bidang konstruksi yang dipengaruhi
budaya rekayasa memberi dampak pada ketidakadilan jender melalui kebijakan-kebijakan
perusahaan. Pertama, ketidakadilan dalam penempatan kerja; kedua ketidakadilan dalam
peningkatan karier; ketiga ketidakadilan dalam kesempatan memimpin proyek. Tentu saja
ketidakadilan jender tersebut sangat terkait satu sama lain.

Cara menanggulanginya:
a. Memberikan edukasi mengenai kesetaraan gender
b. Memenuhi hak-hak ketenagakerjaan yang layak bagi perempuan
c. Memberi Gaji yang Sama Antara Perempuan dan Laki-laki
d. Memberikan Kesempatan Jenjang Karier yang Sama
e. Melindungi Perempuan dari Pelecehan di Tempat Kerja

6. Kecurangan Tawaran (Kolusi)


Tidak mengherankan, persekongkolan tender terjadi selama proses penawaran . Ini
melibatkan segala jenis penetapan harga atau kolusi di antara calon kontraktor dan sub-
kontraktor. Bentuk penipuan konstruksi ini terjadi setiap kali kontrak diberikan dengan
meminta penawaran yang kompetitif.

Cara menanggulanginya:
a. Pelaksanaan SOP atau Standard Operational Procedure yang ketat untuk mencegah
kecurangan
b. Melakukan Audit secara Teratur
c. Pemakaian Software yang Accountable untuk mengatasi masalah.
d. Perlu adanya badan pengawasan.

7. Penipuan
Penipuan tampaknya lebih sering terjadi di bidang konstruksi dibandingkan di industri lain,
dan alasannya mudah diketahui. Sebuah proyek pada umumnya sering kali memiliki sejumlah
peserta proyek yang berbeda dengan banyak bagian yang bergerak. Pembiayaan konstruksi
dan sistem pembayaran saat ini sama-sama berantakan. Dan komunikasi serta transparansi di
banyak lokasi konstruksi praktis tidak ada. Selain itu semua, ada banyak kemungkinan
terjadinya penipuan kapan saja selama proyek konstruksi.

Cara menanggulanginya:
a. Segera laporkan kepada Polisi ataupun Sekretariat Satgas Waspada Investasi apabila
mengetahui ada tawaran yang ilegal atau mencurigakan.
b. Pastikan proyek tersebut sudah mendapatkan izin
c. Sebelum memulai, cari tahu informasi tentang proyek tersebut.
Contoh kasus: Eksekusi Lahan Proyek Jalan Tol di Klaten, Warga Tolak Penggusuran

KLATEN, iNews.id – Eksekusi lahan proyek tol Jogja-Solo di Desa Pepe, Kecamatan Ngawen,
Kabupaten Klaten yang dilaksanakan Pengadilan Negeri Klaten diwarnai kericuhan, Rabu
(10/5/2023). Pemilik bangunan enggan mengosongkan dan menghalangi proses eksekusi lahan.
Sejumlah warga menolak mengosongkan rumah mereka. Mereka membuat perlawanan dengan
memarkir kendaraan di depan rumahnya. Warga juga memasang spanduk penolakan.
Alotnya proses mediasi membuat petugas dan pemilik lahan beradu mulut. Petugas sempat mengejar
pemilik lahan yang terus menolak eksekusi. Kepala Desa Ngawen yang juga menjadi pemilik lahan
sempat berorasi dan menangis.
Meski diwarnai penolakan, namun eksekusi akhirnya bisa terlaksana. Pemilik lahan dan keluarganya
tidak kuasa melawan petugas yang melaksanakan eksekusi. Mereka hanya bisa menyaksikan barang
mereka dikeluarkan dari dalam rumah dan diangkut dengan truk dengan pengawalan ketat dari aparat
TNI/Polri dan Satpol PP.
“Sedikitnya ada 17 bidang tanah yang akan dieksekusi Pengadilan Negeri Klaten, termasuk di Desa
Kahuman di Kecamatan Polanharjo, Desa Kuncen Kecamatan Ceper, dan Desa Manjungan
Kecamatan Ngawen,” kata Badrus Yaman, kuasa hukum pemilik lahan.
Bagi warga yang menolak, barang-barangnya akan dititipkan di kantor desa. Setelah barang-barang
dikeluarkan, rumah warga ini dihancurkan dengan menggunakan alat berat.

Anda mungkin juga menyukai