Anda di halaman 1dari 6

1.a.

Kebijakan Moneter

Proses penciptaan uang dimulai dari keputusan kebijakan moneter yang diambil
oleh Bank Indonesia (BI), sebagai otoritas moneter utama di Indonesia.
BI bertugas mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat sesuai dengan
kebutuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah.

b. Penetapan Suku Bunga

Bank Indonesia menggunakan alat kebijakan moneter seperti suku bunga acuan
untuk mengontrol jumlah uang yang beredar. Ketika BI menurunkan bunga acuan,
ini dapat mendorong peningkatan kredit dan investasi, sehingga meningkatkan
jumlah uang yang beredar.

c. Penciptaan Uang Tunai

Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk memproduksi uang tunai (uang


kertas dan koin) yang beredar di masyarakat. Proses produksi uang dilakukan
dengan teliti dan diawasi ketat untuk mencegah pemalsuan dan menjaga
keamanan mata uang.

d. Penciptaan Uang Elektronik

Selain uang tunai, sebagian besar uang yang beredar juga dalam bentuk
elektronik, seperti deposito dan saldo rekening bank. Uang elektronik diciptakan
saat bank memberikan kredit kepada nasabah atau saat nasabah melakukan
transaksi antar rekening.

e. Kredit dari Bank

Salah satu metode utama penciptaan uang adalah melalui pemberian kredit oleh
bank komersial kepada nasabah. Ketika individu atau perusahaan meminjam uang
dari bank, bank mencatat pinjaman sebagai aset dan menambahkan jumlah yang
dipinjam ke dalam rekening nasabah, dengan demikian menciptakan uang baru
yang beredar.

f. Proses Multiplikator Uang


Uang yang dipinjamkan oleh bank tidak hanya beredar sekali, tetapi dapat
menciptakan efek multiplikator di ekonomi. Misalnya, uang yang dipinjamkan
kepada pengusaha digunakan untuk membayar gaji karyawan, yang kemudian
digunakan untuk membeli barang dan jasa.

g.Pengawasan dan Regulasi

Bank Indonesia memainkan peran penting dalam mengawasi dan mengatur


proses penciptaan uang untuk menjaga stabilitasnya. BI juga bertanggung jawab
memastikan bahwa bank komersial mematuhi peraturan yang ditetapkan dalam
proses penciptaan uang.
Proses penciptaan uang beredar di Indonesia merupakan suatu proses yang
kompleks dan terkoordinasi dengan baik antara berbagai institusi keuangan.
Dengan penjelasan di atas, tentu dapat jelaskan proses penciptaan uang beredar
di Indonesia. (RIZ).

2. a.Pegadaian

Pegadaian adalah LKBB yang berguna menjadi penyalur dana kredit kepada
masyarakat dan menjadi salah satu BUMN yang menawarkan solusi untuk
masyarakat yang memerlukan pinjaman melalui menggadaikan aset atau barang
berharga miliknya. Beberapa contoh produk pegadaian paling umum
adalah emas, gadai syariah, gadai konvensional, layanan taksiran logam mulia
beserta sertifikasinya, dan layanan penitipan aset berharga.
b. Koperasi Simpan Pinjam
Layanan koperasi simpan pinjam mempunyai dasar hukum UU Nomor 17
Thn.2012 yang bertugas selayaknya bank, yakni menghimpun dana para
anggotanya dan menyalurkannya kembali pada anggota atau non anggota.
Berbeda dengan bank, besaran bunga pinjaman pada lembaga keuangan ini
umumnya lebih tinggi.
Tapi, bagi anggotanya, keberadaan koperasi ini dirasa lebih menguntungkan.
Sebab, pada akhir periode dilakukan pembagian keuntungan dari selisih bisnis
yang diperoleh selama setahun pasca dikurang beban bisnis.
c.Pasar Modal
Yang dimaksud dengan pasar modal ialah LKBB yang berfungsi menjadi tempat
transaksi surat berharga berjangka waktu di atas 1 tahun atau jangka panjang.
Lembaga pasar modal ini merupakan tempat ideal bagi pencari dana atau emiten
mendapat investor. Kemudian, investor tersebut bisa menanam modal miliknya
dengan membeli saham maupun obligasi perusahaan via sekuritas.
d.Pasar Uang
Selayaknya pasar modal, lembaga pasar uang merupakan tempat ideal
mendapatkan investor. Jenis aset yang ditransaksikan pada pasar uang mencakup
Surat Berharga Pasar Uang atau SBPU, SBI atau Sertifikat Bank Indonesia,
dan Deposito. Lain dari pasar modal, pasar uang menawarkan surat berharga
dengan jangka waktu yang pendek, yakni maksimal 1 tahun.
e.Perusahaan Venture Capital
Bisa juga disebut sebagai modal ventura, perusahaan ini mendanai sebuah bisnis
atau perusahaan berjangka waktu tertentu sesuai ketentuan. Terkait bentuk
aktivitas yang dilakukan venture capital ini disesuaikan dengan kesepakatan
terkait pembagian hasil atau pembelian sahamnya.
f.Perusahaan Asuransi
Jenis LKBB lainnya adalah perusahaan asuransi yang menawarkan perlindungan
jika terjadi risiko masalah pada pihak nasabah. Perusahaan asuransi mempunyai
banyak jenis, seperti, asuransi kesehatan, jiwa,
pendidikan, kendaraan, perjalanan, dan lain sebagainya.
Cara kerja dari perusahaan asuransi adalah menghimpun dana dari premi yang
dibayar rutin oleh nasabah serta berlangsung selama kurun waktu tertentu.
Kemudian, dari pembayaran premi tersebut, perusahaan asuransi memberi
jaminan manfaat perlindungan sesuai ketentuan pada polis.
g.Perusahaan Leasing atau Sewa Guna
Kerap disebut leasing atau multifinance, perusahaan ini menawarkan layanan
pembiayaan dengan basis kontrak, atau bisa juga digabung dengan transaksi
pembelian kredit. Layanan ini menyasar perseorangan atau perusahaan melalui
pembiayaan dengan agunan.
h.Factory Company atau Perusahaan Anjak Piutang
Jenis lembaga finansial non bank ini mempunyai peran pengambilalihan kredit
sebuah perusahaan yang sedang terkendala pinjaman. Selain itu, factoring
company juga bertugas mengelola penjualan dari kredit korporasi atau
perusahaan yang membutuhkannya.
i.Fintech atau Financial Technology
Seperti yang telah banyak dipahami masyarakat, fintech adalah layanan keuangan
non perbankan berbasis teknologi yang menawarkan layanan keuangan
via crowdfunding atau penggalangan dana, P2P lending
service, pinjaman online, atau microfinancing.
j.Layanan Dana Pensiun
Jenis LKBB yang terakhir adalah layanan dana pensiun yang, sesuai namanya,
menawarkan produk jaminan hari tua. Mekanisme kerja dari perusahaan ini
adalah menghimpun dana dari potongan gaji karyawan tiap bulan selama aktif
bekerja.
Ada 2 jenis layanan dana pensiun dari perbankan ataupun asuransi, yaitu DPPK
dan DPLK. Sementara lembaga yang bertugas mengatur dana pensiun adalah BPJS
Ketenagakerjaan, Asabri, Taspen, dan sebagainya.

3.Keynes berpendapat bahwa ada tiga motif permintaan uang, yaitu untuk
transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. Berikut masing-masing penjelasannya.

a. Motif Transaksi (Transaction Motive)


Menurut Keynes, motif transaksi adalah dorongan orang memegang uang
untuk kebutuhan transaksi atau pembayaran, baik yang dilakukan oleh rumah
tangga konsumen ataupun rumah tangga perusahaan.
Bagi konsumen motif transaksi berkaitan dengan pembayaran listrik, telepon,
dan uang belanja harian. Sementara itu, rumah tangga perusahaan
berhubungan dengan pengeluaran upah atau gaji karyawan dan lainnya.
b. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Keynes menganalisis teori permintaan uang klasik lebih jauh dari sekadar
untuk transaksi. Permintaan uang tersebut adalah untuk berjaga-jaga
memberikan rasa aman menghadapi rekening yang tidak terduga (unexpected
bill), seperti untuk biaya pengobatan dan perbaikan secara tiba-tiba.

Menurut Keynes, masyarakat memerlukan uang kas untuk transaksi dan berjaga-
jaga, karena beberapa alasan, di antaranya:

• Transaksi pengeluaran sering kali terjadi lebih dahulu daripada penerimaan atau
pendapatannya.
• Pengeluaran sering kali tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
• Penerimaan yang diharapkan tidak jadi diterima.
• Pengeluaran yang terjadi sangat penting dan menguntungkan untuk dilakukan
lebih dahulu.

c. Motif Spekulasi (Speculative Motive)


Keynes mempunyai ide yang bertujuan agar seseorang memegang uang untuk
spekulasi ini, sesuai dengan fungsi uang sebagai alat penyimpanan nilai dan
kekayaan atau sebagai aset.
Motif spekulasi pada suatu sistem ekonomi modern di mana lembaga keuangan
sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya
untuk menggunakan uang untuk kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau
digunakan untuk membeli surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham,
dan instrumen lainnya.
Faktor yang menentukan besarnya permintaan uang untuk motif spekulasi ini
adalah besarnya suku bunga, dividen, dan surat-surat berharga. Sementara
beberapa faktor lainnya meliputi:

• Jumlah uang yang beredar ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas moneter.
• Keseimbangan di pasar uang dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional dan
tingkat bunga.

4.Teori Permintaan Uang Klasik Pandangan klasik mengenai faktor yang


menentukan permintaan uang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
kuantitas (quantity theory) dan teori sisa tunai (cash-balance theory).
Dikembangkan oleh para ekonom klasik pada abad ke-19 dan awal abad ke-20,
teori kuantitas/ jumlah uang adalah suatu teori mengenai bagaimana nilai
nominal dan pendapatan agregat ditentukan. Fitur yang paling penting dalam
teori ini menjelaskan bahwa suku bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap
permintaan atas uang (Mishkin, 2008: 186).

-Teori Permintaan Uang Friedman Milton Friedman menyatakan bahwa


permintaan atas uang harus dipengaruhi oleh faktor yang sama yang juga
mempengaruhi permintaan untuk aset (Mishkin, 2008:201). Friedman kemudian
mengaplikasikan teori permintaan aset untuk uang. Teori permintaan aset
menunjukan bahwa permintaan atas uang seharusnya merupakan fungsi dari
sumber dari yang tersedia pada individu (kekayaan) dan perkiraan tingkat
pengembalian dari aset relatif terhadap perkiraan tingkat pengembalian pada
uang. Seperti Keynes, Friedman mengakui bahwa masyarakat ingin memegang
sejumlah sejumlah tertentu dari saldo uang riil.

5. Rasio Mata Uang ( c )


Tinggi atau rendahnya rasio mata uang pada umumnya berkaitan dengan perilaku
masyarakat
dalam menentukan pilihan antara memegang uang kartul maupun uang giral.
Beberapa faktor
yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku masyarakat tersebut, diantaranya
adalah :
A. Biaya penggunaan uang kartal
B. Kenyamanan dan keamanan
Rasio Deposito Berjangka dan Tabungan ( t )
Besar kecilnya nilai rasio deposito pada umumnya dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat
dalam memilih antara memegang uang giral ataupun uang kuasi. Faktorfaktor
yang
mempengaruhi diantaranya adalah :
A. Biaya relatif (biaya peluang)
B. Pendapatan masyarakat
C. Kemajuan layanan sektor perbankan
Rafo Cadangan ( kanan )
Komponen dari cadangan ra o dapat dikelompokan menjadi dua komponen yaitu
rasio cadangan
resmi atas simpanan masyarakat (legal Reserve Rafo) yang dpat dipengaruhi oleh
berbagai
ketentuan yang telah ditetapkan oleh otoritas moneter dan rasio kelebihan
cadangan atas
simpanan masyarakat (excess Reserve Rafo) yang dapat dipengaruhi oleh berbagai
keperluan

yang dibutuhkan perbankan akan likuiditas dalam jangka pendek

Anda mungkin juga menyukai