Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor Di K D6e5c6f8
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor Di K D6e5c6f8
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor Di K D6e5c6f8
doi https://doi.org/10.20886/jppdas.2019.3.2.159-174
ABSTRACT
Landslides are still a threat in some areas in Karanganyar Regency which has mountainous
topography. Landslides cause in loss of property, and lives. Community participation in
landslide mitigation is very important because the community is dealing directly with
landslides. One of the roles of the community in landslide mitigation can be measured by the
willingness to pay (WTP). The aims of this study are 1) to determine factors that influence
WTP for reducing the impact of landslides, 2) to determine the value of WTP for landslides
mitigation. The method used in this study is contingent valuation methods by calculating the
amount of WTP to reduce the risk of landslides and the factors that affect WTP. This study
used primary and secondary data. Primary data were obtained using open interview
techniques with 100 respondents in some villages in Karanganyar District, who are at risk of
landslides, while secondary data was taken from the Statistics Agency (BPS) and Regional
Agency for Disaster Countermeasure (BPBD) of Karanganyar Regency. The results showed
that incomes and poverty affected the WTP for landslide mitigation significantly. The
average willingness to pay for landslide mitigation in the form of construction of cliff walls,
closure of cracks and reparation of waterways in Karanganyar Regency is Rp. 26.307,00 per
month.
ABSTRAK
Kejadian longsor masih menjadi ancaman pada sebagian wilayah di Kabupaten Karanganyar
yang topografinya bergunung. Bencana longsor mengakibatkan kerugian berupa harta,
benda, dan korban jiwa. Peran serta masyarakat dalam mitigasi longsor sangat penting
karena masyarakat yang berhadapan langsung dengan longsor. Peran masyarakat dalam
mitigasi longsor salah satunya dapat diukur dengan kesediaan membayar mitigasi longsor
(WTP). Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kesediaan masyarakat untuk membayar (WTP) guna mengurangi dampak longsor, 2)
mengetahui besarnya WTP dalam mitigasi bencana longsor. Metode yang digunakan adalah
contigent valuation methods untuk menghitung besarnya willingness to pay (WTP) mitigasi
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 159
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor ..........................................................(Endah Rusnaryati, Mugi Rahardjo & Suryanto)
risiko longsor. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
dengan menggunakan teknik wawancara terbuka pada 100 responden di desa-desa berisiko
longsor. Sedangkan data sekunder diambil dari BPS dan BPBD Kabupaten Karanganyar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan dan kemiskinan berpengaruh signifikan
terhadap kesediaan untuk membayar (WTP) mitigasi longsor. Masyarakat di lokasi kajian
bersedia untuk membayar (WTP) rata-rata sebesar Rp. 26.307,00 per bulan per KK untuk
mitigasi longsor berupa pembangunan tembok penahan tebing, penutupan retakan tanah
dan perbaikan saluran air di Kabupaten Karanganyar.
160 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No.2, Oktober 2019 : 159-174
Tabel (Table) 1. Sebaran titik longsor di Kabupaten Karanganyar (Distribution of landslide locations in
Karanganyar Regency)
Nomor Kecamatan Jumlah titik longsor
(Number) (District) (Number of landslide locations)
1 Tawangmangu 38
2 Ngargoyoso 41
3 Jenawi 31
4 Jumantono 16
5 Jumapolo 30
6 Jatipuro 7
7 Jatiyoso 55
8 Karanganyar 5
9 Karangpandan 19
10 Kerjo 9
11 Matesih 31
12 Mojogedang 5
Jumlah 287
Sumber (Source): Cholil dan Hardjono l., 2017
kerugian akibat kejadian longsor di dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa
Kabupaten Karanganyar rentang waktu dan kerugian material. Wilayah dengan
tahun 2013-2018 berturut-turut sebesar tingkat bahaya longsor yang tinggi belum
Rp.506.735.000,00; Rp.329.069.000,00; tentu memiliki nilai resiko yang tinggi
Rp.1.052.610.000,00; Rp. (Rahman, 2015)
3.059.068.000,00; Rp. 844. 927.000,00; Wilayah Karanganyar bagian timur
dan Rp. 645.849.000,00. seperti Tawangmangu, Ngargoyoso, dan
Bencana longsor terbesar di Kabupaten Karangpandan memiliki topografi
Karanganyar terjadi pada tahun 2007 berlereng. Terdapat pemanfaatan lahan
dengan jumlah korban jiwa yang yang kurang sesuai dengan kaidah
tertimbun sebanyak 58 (lima puluh konservasi seperti pengolahan tanah pada
delapan) orang. Setiap tahun kejadian lahan dengan kelerengan curam yang
longsor di Karanganyar selalu ada harusnya tidak ditanami tanaman pohon
walaupun tidak selalu menimbulkan yang membebani lereng sehingga tanah di
korban jiwa. Data kejadian longsor di pegunungan dapat berfungsi optimal
Kabupaten Karanganyar pada periode untuk melindungi air, menyimpan air serta
2012-2017 tersaji dalam Gambar 2. mencegah tanah longsor. Pada lereng
Kejadian longsor dapat menyebabkan yang curam cocok ditanami pohon yang
kerusakan lingkungan dan kerugian sosial tidak terlalu tinggi tapi memiliki jangkauan
ekonomi masyarakat yang dapat akar yang luas sebagai pengikat tanah
melumpuhkan kegiatan ekonomi di (Surono dalam Hakim, 2016). Menurut
daerah terdampak (Perera, Darmawan, Sholichin, Limantara, &
Jayawarwardana, Jayasinghe, Bandara, & Andawayanti (2014) dan Arif (2015)
Alahakoon (2018). Hastanti & Susanti disebutkan kerawanan tanah longsor
(2019), Akhirianto & Naryanto (2016) dengan karakteristik fisiografis perbukitan
serta Muawanah (2016) juga dapat diantisipasi dengan pengelolaan
menyebutkan bencana alam longsor lahan yang bijaksana. Untuk mengurangi
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 161
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor ..........................................................(Endah Rusnaryati, Mugi Rahardjo & Suryanto)
Gambar (Figure) 2. Kejadian longsor di Kabupaten Karanganyar selama 2012-2017 (Landslides occurrence in
Karanganyar Regency during 2012-2017)
Sumber (Source): BPBD Kab.Karanganyar (data diolah) (BPBD of Karanganyar Regency (data analyzed),
2018)
162 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No.2, Oktober 2019 : 159-174
longsor. Menurut Sutrisno (2016) yang adalah Tawangmangu sebanyak 559 KK,
meneliti WTP mitigasi banjir di Kabupaten Gerdu 178 KK, Tlobo 124 KK, Balong 297
Klaten menemukan bahwa faktor-faktor KK dan Kemuning 112 KK (BPBD
yang signifikan mempengaruhi WTP Kabupaten Karanganyar). Secara lebih
adalah pendapatan, tinggi genangan, jarak jelas daerah rawan longsor di Kabupaten
dan kerugian dengan nilai WTP rata-rata Karanganyar dapat dilihat pada Gambar 1.
sebesar Rp. 15.391,00 per bulan per KK.
B. Bahan dan Alat
Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari
penelitian ini adalah 1) mengetahui Bahan yang digunakan dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian ini adalah data primer dan
kesediaan membayar (WTP) masyarakat sekunder. Peralatan yang digunakan
guna mengurangi dampak longsor, 2) antara lain alat tulis, kamera, alat
mengetahui besarnya rata-rata WTP perekam, komputer, kuisioner dan
dalam mitigasi bencana longsor. software SPSS 16.
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 163
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor ..........................................................(Endah Rusnaryati, Mugi Rahardjo & Suryanto)
Gambar (Figure) 1. Peta Daerah Rawan Bencana Kabupaten Karanganyar (Map of Disaster-prone Areas of
Karanganyar Regency)
Sumber (Source): BPBD Kab. Karanganyar (BPBD of Karanganyar Regency), 2018
164 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No.2, Oktober 2019 : 159-174
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 165
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor ..........................................................(Endah Rusnaryati, Mugi Rahardjo & Suryanto)
166 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No.2, Oktober 2019 : 159-174
obyek yang diteliti (dalam hal ini longsor) tinggi pengeluaran rumah tangga maka
meliputi kerugian, persepsi, frekuensi, dan WTP cenderung rendah.
jarak rumah masyarakat dengan kejadian Variabel umur dan tingkat pendidikan
longsor. tidak berpengaruh signifikan karena
Tabel 4 untuk menguji apakah variabel- mayoritas responden usianya 41-60 tahun
variabel independen secara simultan dan pendidikannya SD sehingga dalam
berpengaruh terhadap variabel dependen. menerima dan memahami ide ikut
Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan berperan serta dalam mitigasi melalui
bahwa seluruh variabel independen WTP kurang. Jumlah anggota keluarga
(pendapatan rumah tangga, umur, tingkat juga tidak berpengaruh signifikan karena
pendidikan, jumlah anggota keluarga, nilai WTP dihitung per Kepala Keluarga
kepemilikan rumah, jarak, kerugian, sehingga berapapun jumlah anggota
persepsi, frekuensi terjadinya longsor, dan keluarga tidak berpengaruh signifikan.
kemiskinan berpengaruh secara simultan Sebagian besar responden menempati
terhadap variabel dependen (WTP) pada rumah milik sendiri, namun status
taraf kepercayaan 95%. Pengaruh secara kepemilikan rumah tidak berpengaruh
parsial dari masing-masing variabel signifikan pada WTP. Sebagian besar
independen terhadap variabel dependen responden penduduk asli sehingga status
disajikan pada Tabel 5 berikut. Variabel kepemilikan rumah merupakan warisan
pendapatan rumah tangga berpengaruh turun temurun dari orang tuanya dulu.
signifikan karena kesediaan membayar Variabel jarak, kerugian, dan frekuensi
masyarakat berkaitan erat dengan tidak berpengaruh WTP karena responden
kemampuan keuangan masyarakat. secara sadar mereka tinggal di daerah
Semakin besar pendapatan maka rawan longsor namun mereka
kesediaan membayarnya juga tinggi. Hal menganggap kejadian longsor bukan
tersebut sesuai hasil penelitian Lin Shu sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Hasil
(2018); dan Rusminah dan Gravitiani dalam penelitian ini, berbeda dengan
(2012) yang menyebutkan bahwa penelitian Gravitiani dan Suryanto (2012)
pendapatan tahunan merupakan faktor yang menyatakan bahwa WTP masyarakat
penting dalam menentukan besarnya dalam mitigasi banjir dipengaruhi oleh
WTP. Variabel kemiskinan signifikan pendapatan keluarga, tinggi genangan,
karena berhubungan dengan besarnya jarak rumah dari sungai, dan kerugian
pengeluaran rumah tangga untuk yang pernah dialami karena kejadian
pemenuhan kebutuhan hidup, semakin banjir.
Tabel (Table) 4. Uji omnibus koefisien model (Omnibus tests of model coefficients)
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 39.119 10 .000
Block 39.119 10 .000
Model 39.119 10 .000
Sumber (Source) : Analisis data primer (Primary data analysis), 2019
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 167
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor ..........................................................(Endah Rusnaryati, Mugi Rahardjo & Suryanto)
Perbedaan hasil penelitian WTP antara semua sumber yang masih tinggal dalam
banjir dan longsor salah satunya karena satu rumah. Sedangkan kemiskinan
bencana banjir wilayah terdampaknya dihitung dari pengeluaran keluarga
biasanya lebih luas jika dibandingkan perkapita per bulan disandingkan dengan
dengan bencana longsor. garis kemiskinan perkapita Kabupaten
Tabel 5. menunjukkan bahwa variabel Karanganyar (BPS, 2019). Pengeluaran
bebas pendapatan rumah tangga (X1) dan keluarga perkapita per bulan lebih kecil
kemiskinan (X10) berpengaruh signifikan dari garis kemiskinan perkapita Kabupaten
terhadap WTP (Y) pada tingkat Karanganyar maka termasuk dalam
kepercayaan 95%. Variabel bebas umur kategori miskin dan sebaliknya. Terdapat
(X2), tingkat pendidikan (X3), jumlah 42 responden berada dalam kemiskinan
anggota keluarga (X4), kepemilikan rumah sehingga dapat mempengaruhi perilaku
(X5), jarak (X6), kerugian (X7), persepsi masyarakat dalam kesediaan membayar
(X8) dan frekuensi kejadian longsor (X9) guna mengurangi resiko longsor. Variabel
tidak berpengaruh signifikan terhadap usia dan pendidikan tidak signifikan
WTP (Y) pada tingkat kepercayaan 95%. terhadap WTP. Hal tersebut dikarenakan
Responden sebagian besar berada pada usia responden yang rata-rata diatas 45
ekonomi menengah kebawah sehingga tahun dan latar belakang pendidikan yang
faktor pendapatan akan sangat sebagian besar SD menyebabkan mereka
berpengaruh terhadap kesediaan kurang memahami gagasan baru terkait
membayar (WTP) masyarakat. mitigasi longsor. Dengan pendidikan
Pendapatan yang diukur adalah responden yang sebagian besar lulusan SD
pendapatan rumah tangga secara kesempatan bekerja di sektor formal
keseluruhan termasuk pendapatan dari terbatas.
Tabel (Table) 5. Pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara parsial (The effect of
the independent variable (X) partially to the dependent variable(Y))
Variabel Keterangan Wald p-value Keterangan
B (B)
(Variable) (Remarks) (Wald) (p-value) (Remarks)
X1 Pendapatan rumah tangga 22.221 6.103 .013 Signifikan
(Household income)
X2 Umur (Age) -.125 3.186 .074 Tidak signifikan
X3 Tingkat Pendidikan (Education) .000 .000 .998 Tidak signifikan
X4 Jumlah anggota keluarga -.427 .603 .437 Tidak signifikan
(Number of family members)
X5 Kepemilikan rumah (House 3.416 2.936 .087 Tidak signifikan
ownership)
X6 Jarak (Distance) -.245 .398 .528 Tidak signifikan
X7 Kerugian (Loss) .150 .230 .631 Tidak signifikan
X8 Persepsi (Perception) -20.098 .000 .997 Tidak signifikan
X9 Frekuensi kejadian (frequency Tidak signifikan
1.666 3.458 .063
of occurrence)
X10 Kemiskinan (Poverty) -4.068 4.124 .042 Signifikan
Constant Konstanta (Constant) -106.263 .000 .986 Tidak signifikan
Sumber (Source) : Analisis data primer (Primary data analysis), 2019
168 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No.2, Oktober 2019 : 159-174
Tabel (Table) 6. Besarnya WTP masyarakat untuk mitigasi longsor (The amount of
community WTP for landslide mitigation)
No Jumlah WTP (Rupiah) Jumlah Responden Prosentase (%)
Number of WTP Number of respondents Percentage)
1 < 5.000 8 9,1%
2 5.000-10.000 22 25%
3 10.000-20.000 32 36,4%
4 20.000-100.000 25 28,4%
5 100.000-200.000 1 1,1%
Jumlah (total) 88 100%
Sumber (Source): Analisis data primer (Primary data analysis), 2019
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 169
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor ..........................................................(Endah Rusnaryati, Mugi Rahardjo & Suryanto)
Peluang terjadinya kerugian akan selalu bahwa pengurangan resiko longsor bukan
ada apabila terjadi bencana longsor merupakan tanggungjawab mereka
mengingat banyak masyarakat yang masih melainkan pemerintah sehingga
tinggal di daerah rawan longsor. masyarakat enggan untuk membayar.
Responden dengan tingkat kurang dari Terdapat pula masyarakat yang
Rp.1.000.000,00 memiliki rata-rata berpendapat bahwa mereka tidak
kesediaan membayar kurang dari memiliki uang yang lebih untuk
Rp.5.000,00. Masyarakat dengan membayar, sehingga tidak bersedia untuk
pendapatan Rp. 1.500.000,00 s.d membayar. Hal tersebut dipengaruhi oleh
Rp.2.000.000,00 rata-rata kesediaan faktor pendapatan masyarakatnya yang
membayar antara Rp.10.000,00 s.d sebagian berada pada menengah ke
Rp.20.000,00. Berdasarkan perhitungan bawah. Namun yang menarik, walaupun
WTP mitigasi longsor, diperoleh bahwa tidak bersedia membayar 3 % responden
rata-rata nilai WTP per bulan setiap KK siap membantu dengan tenaga jika
untuk mitigasi longsor di Kabupaten dibutuhkan dalam mitigasi longsor seperti
Karanganyar sebesar Rp. 26.307,00. keikutsertaan dalam kerja bakti
Besaran nilai WTP pada penelitian membersihkan saluran air dan menutup
sebelumnya seperti penelitian Shu (2018) rekahan tanah ketika memasuki musim
yang meneliti WTP penduduk di sungai hujan. Sebanyak 9% responden yang tidak
Wuxi, China menyatakan bahwa tanpa bersedia bayar karena tidak mempunyai
mempertimbangkan faktor-faktor lain, uang lebih.
nilai WTP penduduk Sungai Wuxi adalah
IV. KESIMPULAN
297,48 yuan per tahun dengan faktor
utama yang mempengaruhi kompensasi Berdasarkan hasil dan pembahasan
ekologi WTP di DAS Wuxi adalah dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
pendapatan dan usia. Kemudian yang mempengaruhi kesedian membayar
Machado, Silva, Dupas, Mattedi, & (WTP) masyarakat Kabupaten
Vergara (2014) menyatakan kesediaan Karanganyar dalam mitigasi longsor
membayar bulanan masyarakat atas adalah pendapatan rumah tangga dan
penggunaan air dari sungai Feijao, Brazil kemiskinan. Hal tersebut karena
sebesar 1,94 USD. Hasil penelitian kesediaan membayar berkaitan erat
Rusminah dan Gravitiani (2012) dengan kemampuan keuangan
menunjukkan nilai rata-rata WTP responden, sembilan persen responden
responden dalam mitigasi banjir di DAS yang tidak bersedia membayar
Bengawan Solo yang meliputi Kabupaten disebabkan mereka tidak mempunyai
Karanganyar, Sukoharjo, Klaten dan uang lebih. Nilai rata-rata WTP
Sragen adalah sebesar Rp. 250.000,00 s/d masyarakat dalam mitigasi longsor di
Rp. 500.000,00. Kabupaten Karanganyar sebesar Rp.
Dari jumlah sampling terpilih, sebanyak 26.307,00 per KK per bulan. Implikasi dari
12% masyarakat tidak bersedia membayar penelitian ini adalah sebagai bahan
mitigasi longsor karena menganggap pertimbangan pemerintah daerah dalam
170 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No.2, Oktober 2019 : 159-174
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 171
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor ..........................................................(Endah Rusnaryati, Mugi Rahardjo & Suryanto)
172 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No.2, Oktober 2019 : 159-174
Rahman, A.,Z. (2015). Kajian mitigasi Shu, Lin. (2018). Games between
bencana tanah longsor di Kabupaten stakeholders and the payment for
Banjarnegara. Jurnal Manajemen dan ecological services: Evidence from
Kebijakan Publik Vol.1 No. 1. The Wuxijiang River Reservoir Area In
Riyanto. D. R. 2016. Rekayasa vegetatif China. doi: 10.7717/peerj.4475
untuk mengurangi risiko longsor. Susanti, P.,D., Miardini, A., & Harjadi, B.
Balai Penelitian dan Pengembangan (2017). Analisis kerentanan tanah
Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran longsor sebagai dasar mitigasi Di
Sungai Surakarta.24 hal.Rusminah, & Kabupaten Banjarnegara. Jurnal
Gravitiani, E. (2012). Kesediaan Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran
Membayar Mitigasi Banjir Dengan Sungai, Vol. 1 No. 1 April 2017 : 49-
Pendekatan Contingent Valuation 59.
Method. Jurnal Ekonomi dan Studi Sutrisno. (2016). Valuasi ekonomi mitigasi
Pembangunan Volume 13, Nomor 1, banjir di Kabupaten Klaten. [Tesis].
April 2012, hlm. 12-33. Solo : Universitas Sebelas Maret.
Saputro, D. H. (2012). Valuasi ekonomi Undang-Undang Republik Indonesia. No
mitigasi bencana banjir Sungai 24 Tahun 2007. Tentang
Bengawan Solo (Studi Kasus di Daerah Penanggulangan bencana.
Rawan Banjir eks Karisidenan Vega, J. A., Hidalgo, C. A., & Marín, N. J.
Surakarta).[Skripsi]. Surakarta: (2017). Landslide risk: Economic
Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas valuation in the North-Eastern Zone
Maret. of Medellin City. IOP Conference
Series: Materials Science and
Saputra, I. G.E. (2015). Analisis risiko
Engineering, 245(6).
bencana tanah longsor di Kecamatan
https://doi.org/10.1088/1757-
Sukasada, Kabupaten Buleleng.
899X/245/6/062010
[Tesis]. Buleleng : Fakultas Ilmu
Lingkungan, Universitas Udayana
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 173
Kesediaan Membayar Mitigasi Longsor ..........................................................(Endah Rusnaryati, Mugi Rahardjo & Suryanto)
174 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.