Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 (2023.1)

Nama Mahasiswa : NURMALASARI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 859506298

Tanggal Lahir : 05 DESEMBER 1998

Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4104/PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

Kode/Nama Program Studi : 122/PAUD S1 (AKPMM)

Kode/Nama UPBJJ : 21/JAKARTA

Hari/Tanggal UAS THE : RABU, 5 JULI 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NURMALASARI


NIM : 859506298
Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4104/PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
Fakultas : FAKULTAS KEGURUAN Dan ILMU PENDIDIKAN
Program Studi : 122/PGPAUD S1 ( AKPMM)
UPBJJ-UT : Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jakarta, 05 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

NURMALASARI
LEMBAR JAWABAN
1. A. Dengan kita mempelajari perkembangan manusia, kita dapat mengetahui beberapa hal berikut ini:
1) Kita dapat memahami perkembangan fisik: Tujuan ini mencakup pemahaman tentang pertumbuhan tubuh
dan perubahan fisik yang terjadi pada setiap individu. Dalam persoalan Tami, tujuan ini berarti memahami
bagaimana tubuh Tami tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Dalam ilustrasi tersebut, ditegaskan
bahwa Tami adalah yang paling mungil di antara teman-temannya, sehingga pemahaman tentang
perkembangan fisiknya dapat membantu dalam memahami perbedaannya dengan yang lain.

2) Menyadari perkembangan kognitif: Tujuan ini melibatkan pemahaman tentang perkembangan pikiran,
pemikiran, dan keterampilan kognitif setiap individu. Dalam persoalan Tami, tujuan ini berarti memahami
kemampuan berpikir, memahami aturan, dan menghadapi situasi yang baru baginya. Misalnya, di awal cerita
Tami merasa bingung dan takut. Hal ini menunjukkan adanya tantangan dalam perkembangan kognitifnya.

3) Mengembangkan keterampilan sosial dan emosional: Tujuan ini melibatkan pengembangan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain, mengendalikan emosi, dan memahami perasaan diri sendiri dan orang lain.
Dalam persoalan Tami tujuan ini berarti memahami dan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional
Tami, terutama dalam menghadapi situasi baru dan mengatasi rasa ketakutannya.

4) Meningkatkan kemandirian: Tujuan ini melibatkan pengembangan kemampuan untuk melakukan tugas dan
kegiatan secara mandiri. Dalam persoalan ananda Tami, tujuan ini berarti membantu Tami untuk menjadi anak
yang lebih mandiri dalam menghadapi peraturan sekolah dan kegiatan pembelajaran.

B. Menurut saya, gangguan perkembangan yang ditunjukkan oleh Hasan adalah gangguan sosial dan emosional.
Hal ini terlihat dari reaksi Hasan yang menertawakan dan mengolok-olok temannya Rizal ketika sedang berdoa.
Sehingga, anak-anak lain juga ikut menertawakan dan mengatakan hal-hal yang kurang baik terhadap Hasan.
Tindakan tersebut menunjukkan adanya kesulitan dalam memahami dan mengendalikan emosi, serta kurangnya
pemahaman tentang pentingnya sikap baik terhadap teman-temannya. Hasan memerlukan bimbingan kembali
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang lebih baik.

2. a. Berdasarkan ilustrasi kegiatan tersebut, hambatan perkembangan dari segi


fisiologis yang dialami oleh Tami adalah ketidaksesuaian antara kemampuan
fisiknya dengan teman-temannya. Tami terlihat bingung dan merasa takut karena
tubuhnya yang paling mungil di antara teman-temannya. Hal ini bisa menjadi
hambatan bagi Tami dalam mengikuti instruksi dan aktivitas fisik seperti berbaris
atau bermain di luar.

Intervensi yang paling sesuai untuk mengatasi hambatan perkembangan fisiologis Tami
adalah:

1) Memberikan dukungan dan perhatian: Penting sekali bagi seorang guru dan orang tua
untuk memberikan perhatian khusus pada Tami dan memberikan dukungan yang positif. Ini
dapat membantu membangun rasa percaya diri dan mengurangi kecemasan atau
ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan Tami.

2) Menyesuaikan aktivitas yang diberikan: Guru dapat menyesuaikan aktivitas fisik agar
sesuai dengan kemampuan Tami. Misalnya, memberikan instruksi secara perlahan dan
terperinci, memberikan waktu ekstra bagi Tami untuk memahami dan mengikuti instruksi,
atau memberikan alternatif aktivitas yang lebih sesuai dengan kemampuan fisiknya.

3) Latihan dan olahraga: Melakukan latihan fisik dan olahraga secara teratur sangat
membantu Tami untuk memperkuat kemampuan fisiknya. Latihan ini dapat dilakukan di
sekolah atau di rumah dengan bantuan guru atau orang tua.

4) Kolaborasi dengan ahli kesehatan: Jika hambatan perkembangan Tami yang fisiologis
tersebut menjadi lebih kompleks atau membutuhkan perhatian medis, penting untuk guru
atau orang tua berkolaborasi dengan ahli kesehatan seperti dokter atau terapis fisik. Mereka
dapat memberikan evaluasi dan intervensi yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan
Tami.

b. Tami mengalami gangguan perkembangan dari segi psikologis yang disebabkan


oleh kecemasan terhadap situasi baru dan kebutuhan untuk ditemani ibunya.
Gangguan ini mungkin merupakan gejala kecemasan terpisah atau ketidakmampuan
untuk merasa nyaman secara mandiri di lingkungan sosial yang baru.

Untuk mengatasi gangguan perkembangan psikologis yang dialami oleh Tami ada beberapa
cara yang bisa dilakukan oleh guru atau orang tua:

1) Pembiasaan bertahap: Menghadapi situasi baru yang menimbulkan kecemasan, seperti


berbaris tanpa ditemani ibunya, dapat diatasi melalui pendekatan bertahap. Guru dan orang
tua dapat membantu Tami dengan memulai dengan durasi singkat dan bertahap
meningkatkannya seiring berjalannya waktu. Misalnya, mulai dengan berbaris selama
beberapa menit tanpa ditemani ibunya, kemudian perlahan-lahan meningkatkan durasinya
seiring dengan keberhasilan Tami.

2) Pembentukan hubungan positif: Penting untuk membangun hubungan yang baik antara
Tami dengan guru dan teman-temannya. Guru dapat menciptakan lingkungan yang aman
dan mendukung, memberikan perhatian dan dukungan positif kepada Tami. Selain itu,
melibatkan teman-teman dalam interaksi sosial yang positif juga dapat membantu Tami
merasa lebih nyaman dan terlibat dalam kegiatan sekolah.

3) Komunikasi terbuka: Guru dan orang tua dapat mengajak Tami untuk berbicara tentang
perasaan dan kekhawatirannya. Mendorong komunikasi terbuka dapat membantu Tami
merasa didengar dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perasaannya. Hal ini
juga dapat membantu guru dan orang tua dalam merespon kebutuhan dan kekhawatiran
Tami dengan lebih efektif.

4) Penguatan positif: Memberikan penguatan positif dan penghargaan kepada Tami ketika
dia berhasil mengatasi ketidaknyamanannya atau berpartisipasi dalam kegiatan sekolah
dengan lebih mandiri dapat membantu membangun rasa percaya diri dan mengurangi rasa
kecemasannya.

Setiap individu memiliki kebutuhan dan respons yang berbeda, oleh karena itu, intervensi
yang paling sesuai untuk mengatasi gangguan perkembangan psikologis Tami harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik individunya.
3. a. Faktor internal yang mempengaruhi perbedaan individu dalam belajar yang
diperlihatkan oleh Andi dan Wahyu yang menolak untuk menari dan beranggapan bahwa
kegiatan menari hanya untuk perempuan dapat dikaitkan dengan persepsi dan stereotip
gender. Faktor internal ini mencakup keyakinan, nilai-nilai, dan pola pikir yang telah
terbentuk dalam diri individu sebagai hasil dari pengaruh budaya, lingkungan, dan
pengalaman hidup mereka.

Contoh lain dari faktor internal ini adalah:


- Seorang siswa yang merasa bahwa matematika adalah subjek yang sulit dan merasa tidak
mampu dalam bidang tersebut. Keyakinan negatif ini dapat mempengaruhi motivasi dan minat
siswa dalam belajar matematika.
- Seorang siswa yang memiliki rasa percaya diri yang rendah dan merasa takut untuk
berpartisipasi dalam diskusi kelas. Hal ini dapat menghambat kemampuan siswa dalam
mengembangkan keterampilan berbicara dan berkomunikasi.

b. Berdasarkan ilustrasi, Rizal menunjukkan gaya belajar yang cenderung auditori dan
visual. Dia duduk dengan sikap tenang dan antusias, mendengarkan dengan cermat
ketika Bu Rahmi menjelaskan kegiatan bercocok tanam. Rizal mungkin lebih mudah
memahami informasi yang disampaikan secara lisan dan mengobservasi dengan baik.

Di sisi lain, Rani menunjukkan gaya belajar kinestetik. Dia bergerak maju untuk menyentuh alat
dan bahan yang sedang digunakan oleh Bu Rahmi. Siswa dengan gaya belajar kinestetik
cenderung belajar melalui pengalaman langsung dan sentuhan fisik. Mereka lebih suka
melakukan aktivitas fisik atau menggunakan alat dan bahan yang dapat mereka sentuh untuk
membantu memahami konsep.

Contoh lain dari gaya belajar yang belum diuraikan dalam ilustrasi ini adalah:
- Siswa yang lebih suka membaca buku dan catatan sebagai cara untuk memperoleh informasi
(gaya belajar visual).
- Siswa yang menyukai diskusi kelompok atau bertanya langsung kepada guru untuk
memahami konsep (gaya belajar auditori).
- Siswa yang lebih efektif belajar dengan membuat catatan, membuat gambar, atau
menggambar diagram (gaya belajar visual).
4. A. Berdasarkan ilustrasi kegiatan tersebut, beberapa kecerdasan majemuk yang dapat
ditemukan adalah:

1. Kecerdasan Linguistik (Kecerdasan Bahasa): Terlihat saat Bu Rahmi memberikan instruksi


kepada anak-anak, berkomunikasi dengan mereka, dan mengajarkan lagu serta doa. Selain
itu, Bu Rahmi juga memberikan penjelasan dan instruksi kepada anak-anak tentang peraturan
sekolah, peraturan bermain, serta cara menanam biji jagung. Contoh lain dari kecerdasan
linguistik adalah saat anak-anak berkomunikasi satu sama lain, seperti ketika Dewi dan Dilla
memberikan instruksi pada teman-temannya.

2. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh (Kecerdasan Gerak): Terlihat saat anak-anak melakukan


kegiatan fisik seperti berbaris, menari, menyentuh alat dan bahan, serta melakukan kegiatan
bercocok tanam. Contoh dari kecerdasan kinestetik-tubuh adalah ketika Rizal dengan percaya
diri memimpin teman-temannya dalam kegiatan bercocok tanam.

3. Kecerdasan Interpersonal (Kecerdasan Sosial): Terlihat saat Bu Rahmi berinteraksi dengan


anak-anak, memberikan instruksi, menertibkan anak-anak yang menertawakan Hasan, serta
memberikan penjelasan tentang bersikap baik terhadap teman. Selain itu, terlihat juga saat
Dewi dan Dilla memberikan instruksi pada teman-teman mereka dalam kegiatan bercocok
tanam. Contoh dari kecerdasan interpersonal adalah ketika seseorang dapat memahami dan
berinteraksi dengan baik dengan orang lain, membangun hubungan sosial yang baik, serta
mampu berempati terhadap perasaan orang lain.

Tiga kecerdasan majemuk yang belum disebutkan dalam ilustrasi tersebut adalah:

1. Kecerdasan Logika-Matematika: Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan dalam


berpikir logis, mengenali pola-pola, melakukan penalaran, dan mengatur pemikiran secara
sistematis. Dalam ilustrasi tersebut, contohnya bisa ditemukan ketika Dina antusias
menghitung biji jagung yang akan ditanam dan membantu Bu Rahmi dalam mengelompokkan
dan membagi biji jagung.

2. Kecerdasan Musikal (Kecerdasan Musik): Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan


dalam memahami, menghasilkan, dan mengapresiasi musik. Dalam ilustrasi tersebut,
contohnya dapat ditemukan saat anak-anak menyanyikan lagu Menanam Jagung sebagai
pengantar tema kegiatan bercocok tanam.

3. Kecerdasan Visual-Ruang (Kecerdasan Visual-Spasial): Kecerdasan ini berkaitan dengan


kemampuan dalam memahami dan menggunakan informasi visual serta memiliki pemahaman
yang baik terhadap ruang dan bentuk-bentuk dalam lingkungan. Dalam ilustrasi tersebut,
contohnya dapat ditemukan saat anak-anak melihat demonstrasi Bu Rahmi tentang cara
menanam biji jagung dengan alat dan bahan yang disediakan.

Dalam ilustrasi tersebut, beberapa kecerdasan majem

uk yang juga dapat berperan penting adalah kecerdasan intrapersonal (kecerdasan diri),
kecerdasan naturalis (kecerdasan terhadap alam), dan kecerdasan eksistensial (kecerdasan
spiritual).
B. Program Kegiatan Pembelajaran Pada Pendidikan Taman Kanak-kanak

1. Identitas:
- Nama Program: Membangun Kecerdasan Majemuk Anak
- Kelompok Usia: Anak Usia Taman Kanak-Kanak (4-6 Tahun)
- Jumlah Sesi: 10 sesi
- Waktu Pelaksanaan: 1 bulan (2 sesi per minggu)
- Fasilitator: Nurmalasari
- Kontak Fasilitator: sarinurmala262@gmail.com

2. Kompetensi Dasar (KD):


- Mengenal dan mengembangkan kecerdasan majemuk pada anak usia TK.

3. Tujuan Pembelajaran:
- Meningkatkan kecerdasan majemuk pada anak.
- Mengembangkan potensi dan keterampilan anak di berbagai aspek kecerdasan.
- Mendorong rasa percaya diri dan motivasi belajar anak.

4. Kecerdasan yang Dikembangkan:


- Kecerdasan verbal-linguistik
- Kecerdasan logika-matematika
- Kecerdasan visual-ruang
- Kecerdasan kinestetik-jasmani
- Kecerdasan musikal
- Kecerdasan interpersonal
- Kecerdasan intrapersonal
- Kecerdasan alam

5. Materi Pembelajaran:
- Pengenalan huruf, angka, dan bentuk geometri.
- Pengetahuan dasar tentang alam dan lingkungan.
- Stimulasi kreativitas dan imajinasi.
- Permainan dan gerakan fisik.

6. Kegiatan Pembelajaran:
Sesi 1:
- Pengenalan huruf dan suara.
- Aktivitas menulis huruf pada kertas atau pasir.
- Menggunakan media gambar kartun untuk memperkenalkan huruf.

Sesi 2:
- Pengenalan angka dan konsep bilangan.
- Menggunakan manipulatif (misalnya, kubus) untuk mengajarkan konsep jumlah.
- Bermain permainan angka.

Sesi 3:
- Pengenalan bentuk geometri (misalnya, lingkaran, segitiga).
- Menggunakan bahan manipulatif (misalnya, balok, tangram) untuk membangun bentuk.
- Bermain permainan teka-teki bentuk.

Sesi 4:
- Pengetahuan dasar tentang alam dan lingkungan.
- Mengamati dan mempelajari tentang hewan, tumbuhan, dan alam sekitar.
- Bermain peran sebagai hewan atau tumbuhan dalam permainan dramatisasi.

Sesi 5:
- Stimulasi kreativitas dan imajinasi melalui aktivitas menggambar dan mewarnai.
- Menggunakan berbagai media (pensil warna, crayon, cat air) untuk mengungkapkan ide
dan imajinasi anak.

Sesi 6:
- Permainan gerakan fisik untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik-jasmani.
- Bermain lompat tali, estafet, atau permainan tradisional.

Sesi 7:
- Stimulasi kecerdasan musikal melalui mendengarkan musik dan bernyanyi.
- Mengenalkan alat musik sederhana (misalnya, marakas, drum kecil).
- Bermain dan menari dengan irama musik.

Sesi 8:
- Aktivitas berkelompok untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal.
- Bermain permainan kolaboratif dan berbagi tugas dengan teman sekelas.

Sesi 9:
- Aktivitas refleksi diri untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal.
- Mendorong anak untuk berbicara tentang perasaan dan keinginan mereka sendiri.

Sesi 10:
- Penjelajahan alam di luar ruangan (misalnya, ke taman atau kebun binatang).
- Mengamati dan mempelajari tentang lingkungan alam secara langsung.

7. Media:
- Gambar kartun huruf.
- Bahan manipulatif (kubus, balok, tangram).
- Buku cerita dan gambar hewan/tumbuhan.
- Alat menggambar dan mewarnai.
- Alat musik sederhana.
- Alat permainan fisik.

8. Evaluasi/Penilaian:
- Observasi langsung terhadap partisipasi dan kemajuan anak dalam setiap kegiatan.
- Pengamatan hasil karya anak (misalnya, gambar, tulisan, karya seni).
- Wawancara informal dengan anak untuk memahami pemahaman dan pengalaman mereka.

Anda mungkin juga menyukai