Anda di halaman 1dari 13

OPTIMASI POWDER FACTOR TERHADAP UKURAN

FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN


DI PT PUTRA PERKASA ABADI

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

IRSYAD RIDHO RABANI

D111 17 1015

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
HALAMAN PENGESAHAN

IRSYAD RIDHO RABANI

D111 17 1015

OPTIMASI POWDER FACTOR TERHADAP UKURAN


FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
DI PT PUTRA PERKASA ABADI

Gowa, 25 November 2021


Disetujui oleh,
Kepala Laboratorium geomekanika

Dr. Eng. Purwanto, ST., MT


19711128 2005 01 1 002
I. Judul

“OPTIMASI POWDER FACTOR TERHADAP UKURAN FRAGMENTASI BATUAN


HASIL PELEDAKAN DI PT PUTRA PERKASA ABADI”

II. Latar Belakang

Dalam industri pertambangan sering dijumpai sifat batuan yang relatif keras,
sehingga tidak dapat digali secara langsung karena berpengaruh pada produktifitas
alat gali muat tersebut. Dengan berkembangnya teknologi, ditemukan solusi untuk
menggali batuan tersebut yaitu pemboran dan peledakan. Pemboran dan peledakan
merupakan teknik penggalian paling umum digunakan dalam praktik pertambangan.
Fragmentasi batuan yang dihasilkan peledakan memiliki banyak pengaruh pada proses
hilir seperti penggalian, pengangkutan, crushing and grinding (An et al., 2018).
Aktivitas peledakan yang tidak efektif karena lubang bor terisi air memengaruhi
produktivitas tambang secara negatif dengan menyebabkan poor fragmentation, poor
level cut, back-break, and blasthole blow-up . aktivitas peledakan yang tidak efektif
juga meningkatkan risiko lingkungan dan keselamatan yang menghasilkan excessive
vibration, fly rock, and toxic fumes. Sebagian besar efek buruk dari lubang bor berair
disebabkan oleh ledakan yang tidak efektif dari bahan peledak yang terkontaminasi air
(Jang et al., 2018)
Distribusi fragmen merupakan salah satu parameter keberhasilan peledakan.
Ukuran fragmen yang terlalu besar, tidak akan efektif untuk digali. Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk menganalisis distribusi ukuran fragmen batuan hasil peledakan,
antara lain; metode pengukuran langsung di lapangan, analisis gambar tumpukan
material hasil peledakan secara digital dengan program split desktop dan perhitungan
menggunakan Kuz-Ram.
Powder factor merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi
fragmen batuan hasil peledakan. Powder factor adalah perbandingan jumlah bahan
peledak yang digunakan terhadap volume batuan yang terbongkar. Optimasi powder
factor terhadap distribusi fragmen batuan hasil peledakan dilakukan sebagai
pertimbangan dalam perencanaan kegiatan peledakan selanjutnya.
III. Rumusan Masalah

Distribusi fragmen yang relatif tidak sama sering ditemukan pada hasil
peledakan sehingga dilakukan analisis pengaruh nilai powder factor terhadap distribusi
fragmen batuan hasil peledakan. Nilai powder factor yang tidak terkontrol akan
mempengaruhi target produksi yang ingin dicapai.

IV. Tujuan Kerja Praktik

Tujuan kerja praktik ini adalah mengetahui hubungan powder factor dengan
distribusi ukuran fragmentasi peledakan sehingga dapat ditentukan nilai optimal
powder factor untuk menghasilkan fragmen yang relatif sama.

V. Manfaat Kerja Praktik

Manfaat dari kegiatan kerja praktik ini adalah


1. Bagi mashasiswa
Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang ilmu pengetahuan yang
telah dipelajari di perkuliahan dengan praktik di lapangan.
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan evaluasi mengenai metode yang telah digunakan.
VI TINJAUAN PUSTAKA

1. Kegiatan Peledakan

Kegiatan peledakan yaitu suatu upaya pemberaian batuan dari batuan induk
menggunakan bahan peledak. Menurut kamus pertambangan umum, bahan peledak
adalah senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan cepat apabila diberikan suatu
perlakuan, menghasilkan sejumlah gas bersuhu dan bertekanan tinggi dalam waktu
yang sangat singkat (An et al., 2018).
Peledakan memiliki daya rusak bervariasi tergantung jenis bahan peledak yang
digunakan dan tujuan digunakannya bahan peledak tersebut. Peledakan berperan
penting dalam kegiatan pertambangan karena kegiatan ini tidak hanya mempengaruhi
biaya produksi secara langsung tetapi juga akan memengaruhi biaya operasional
secara keseluruhan. Contohnya pada pertambangan bijih besi, baja dan logam lainnya,
serta bahan galian industri, seperti batubara dan gamping seringkali menggunakan
peledakan untuk memperoleh bahan galian tersebut, apabila dianggap lebih ekonomis
dan efisien dari pada penggalian bebas ( free digging) maupun penggaruan (ripping).
Suatu operasi peledakan dinyatakan berhasil dengan baik pada kegiatan
penambangan apabila (An et al., 2018):
1. Target produksi terpenuhi (dinyatakan dalam ton/hari atau ton/bulan);
2. penggunaan bahan peledak efisien yang dinyatakan dalam jumlah batuan yang
berhasil dibongkar per kilogram bahan peledak (disebut powder faktor);
3. diperoleh fragmentasi batuan berukuran merata dengan sedikit bongkah
(kurang dari 15% dari jumlah batuan yang terbongkar per peledakan);
4. diperoleh dinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada overbreak, overhang,
retakan-retakan);
5. aman; dan
6. dampak terhadap lingkungan minimal.
2. Pola Peledakan

Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang-lubang bor


dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor
yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan
urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan. Beberapa
contoh pola peledakan berdasarkan sistem inisiasi dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut.

Gambar 6.1 Pola Peledakan Berdasarkan Sistem Inisiasi (Konya 1990).

Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai


berikut (Konya 1990):
1. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan
membentuk kotak;
2. Echelon cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke salah satu
sudut dari bidang bebasnya; dan
3. “V” cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan
membentuk huruf V.
Secara umum pola peledakan menunjukan urutan atau sekuensial ledakan dari
sejumlah lubang ledak. Adanya urutan peledakan berarti terdapat jeda waktu ledakan
diantara lubang-lubang ledak yang disebut dengan waktu tunda atau delay time.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan waktu tunda pada sistem
peledakan antara lain adalah:
1. Mengurangi getaran.
2. Mengurangi overbreak dan batu terbang (fly rock).
3. Mengurangi getaran dan suara.
4. Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan.
5. Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan.

3. Fragmentasi

Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukkan ukuran setiap bongkah


batuan hasil peledakan. Ukuran fragmentasi tergantung pada proses selanjutnya.
Untuk tujuan tertentu ukuran fragmentasi yang besar atau boulder diperlukan,
misalnya disusun sebagai penghalang (barrier) di tepi jalan tambang.
Namun kebanyakan diinginkan ukuran fragmentasi yang kecil karena
penanganan selanjutnya akan lebih mudah. Ukuran fragmentasi terbesar biasanya
dibatasi oleh dimensi mangkok alat gali (excavator atau shovel) yang akan memuatnya
ke dalam truck dan oleh ukuran gap bukaan crusher (Yi et al., 2018).
1. Metode Pengukuran Fragmentasi
Empat metode pengukuran fragmentasi peledakan (Hustrulid, 1999; 38-42)
adalah sebagai berikut:
a. Pengayakan (sieving)
Metode ini menggunakan ayakan dengan ukuran saringan berbeda untuk
mengetahui persentase lolos fragmentasi batuan hasil peledakan.
b. Boulder counting (production statistic)
Metode ini mengukur hasil peledakan melalui proses berikutnya, apakah
terdapat kendala dalam proses tersebut, misalnya melalui pengamatan digging
rate, secondary breakage dan produktivitas crusher.
c. Image analysis (photographic)
Metode ini menggunakan perangkat lunak (software) dalam melakukan
analisis fragmentasi. Software tersebut antara lain Fragsize, Split Engineering, gold
size, power sieve, fragscan, wipfrag, dll.
d. Manual (Measurement)
Dilakukan pengamatan dan pengukuran secara manual di lapangan, dalam
satuan luas tertentu yang dianggap mewakili (representatif).
VII METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktik ini adalah dengan cara
metode pengamatan langsung di lapangan dengan data dan sampel yang langsung
diambil di lapangan. Metode penelitian juga ditunjang oleh beberapa literatur baik
buku maupun jurnal yang berkaitan dengan judul kerja praktik yang diajukan, serta
informasi tambahan berupa pengalaman dari pembimbing dan ahli praktisi di lapangan.
1. Persiapan
Tahapan persiapan merupakan tahapan yang berisi kegiatan pendahuluan
sebelum dilakukan kerja praktik. Tahapan ini terbagi ke dalam beberapa tahapan
yang lebih rinci, antara lain:
a. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dimaksudkan untuk mengetahui masalah apa yang akan
diangkat dalam penulisan laporan kerja praktik, dalam hal ini perumusan
masalah akan membantu dalam kegiatan pengambilan data agar lebih
terkontrol.
b. Administrasi
Pengurusan masalah administrasi merupakan pengurusan segala bentuk
perizinan kegiatan penelitian kepada pihak-pihak terkait.
c. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengkaji buku, jurnal, dan laporan
sebelumnya mengenai pengolahan batubara yang mendukung dalam
penulisan laporan ini, termasuk informasi yang didapatkan dari media
internet.
2. Kegiatan Lapangan dan Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati kondisi umum lokasi kerja praktik.
Pengumpulan data diperoleh langsung atas izin perusahaan sebagai data acuan
untuk melakukan analisis permasalahan. Tahap pengambilan data terdiri dari:
a. Data primer
Data primer adalah data hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan,
meliputi pengambilan data yang sifatnya secara langsung di lapangan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang digunakan sebagai pelengkap,
yang meliputi geologi regional daerah penelitian serta topografi dari
lingkungan pertambangan.
3. Tahapan Penyusunan Laporan
Tahapan ini menjadi tahapan akhir dari rangkaian kegiatan kerja praktik, yang
mana keseluruhan data yang telah diperoleh dan diolah, diakumulasikan dan
kemudian dituangkan dalam bentuk laporan tugas akhir sesuai dengan format
dan kaidah penulisan laporan yang telah ditetapkan Departemen Teknik
Pertambangan Universitas Hasanuddin.
4. Seminar dan Penyerahan Laporan
Hasil akhir dari kegiatan kerja praktik ini akan dipresentasikan dalam seminar
Hasil Departemen Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin, setelah melalui
penyempurnaan berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh dari seminar.
Laporan akhir dalam bentuk final kemudian diserahkan kepada Ketua
Departemen Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.
Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan kerja praktik ini dapat
dilihat pada bagan alir yang terdapat pada gambar 6.1.
Gambar 7.1 Diagram alir tahapan kerja praktik

VIII RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Jadwal dari pelaksanaan kegiatan kerja praktik yang akan diadakan dapat
dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Jadwal kegiatan kerja praktik

Tahun 2021 Tahun 2022


Kegiatan Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4
Kajian Pustaka
Kegiatan Lapangan
Pengolahan dan Analisis Data
Penyusunan Laporan
Seminar

IX PENUTUP

Demikian proposal permohonan kerja praktik ini sebagai salah satu


pertimbangan bagi pihak PT Putra Perkasa Abadi. Besar harapan penulis agar kiranya
proposal ini disambut dengan tangan terbuka, kesempatan yang diberikan oleh pihak
perusahaan akan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Saran dan kritikan yang
membangun sangat dibutuhkan demi perbaikan dan pengembangan proposal ini.

X DAFTAR PUSTAKA

An, L. Fidelis T. Suorinenib, Xua. S, Lia. Y, Wanga. Z 2018. ‘A feasibility study on


confinement effect on blasting performance in narrow vein mining through
numerical modelling’, International Journal of Rock Mechanics and Mining
Sciences. Elsevier Ltd, 112(October), pp. 84–94. doi:
10.1016/j.ijrmms.2018.10.010.

Jang, H. Handelb, D. Koc, Y. Yangc, H. and Miedecke, Y . 2018. Effects of water deck
on rock blasting performance, International Journal of Rock Mechanics and
Mining Sciences. Elsevier Ltd, 112, pp. 77–83.

Konya, C. J. and E. J. Walter, 1990. Surface Blast Design. New Jersey: Prentice- Hall,
Inc, Page 127 – 136

Yi, C., Johansson, D. and Greberg, J. 2018. Effects of in-situ stresses on the fracturing
of rock by blasting, Computers and Geotechnics. Elsevier, 104, pp. 321–330.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai