Anda di halaman 1dari 4

JUDUL HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR DAN

AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN


XANTON PADA SEL KANKER HEPAR-HepG2
TANGGAL TERBIT 16 Mei 2016
PENULIS Isnatin Miladiyah1* , Iqmal Tahir2 , Jumina3 ,
Sofia Mubarika4 , dan Mustofa5
LATAR BELAKANG Penelitian senyawa turunan xanton sebagai agen
sitotoksik semakin meningkat, terutama pada sel
kanker secara in vitro.
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji hubungan
kuantitatif antara struktur dengan aktivitas
sitotoksik beberapa senyawa turunan xanton
terhadap sel kanker hepar HepG2, sehingga
menghasilkan rekomendasi senyawa dengan
potensi sitotoksisitas yang lebih baik.
METODE PENELITIAN Metode seleksi variabel (ekstraksi) untuk memilih
deskriptor yang sesuai menggunakan Principle
Component Analysis (PCA) atau Factor Analysis
yang dilakukan dengan program SPSS for
Windows seri 17.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Analisis QSAR Persamaan akhir
QSAR yang diperoleh melibatkan 3 variabel laten
(model 3) dari 3 komponen utama saja. dapat
diketahui bahwa penggunaan 3 variabel laten ini
dapat merepresentasikan sebanyak 75,9% data
dari 26 deskriptor yang digunakan. Persamaan
akhir QSAR dari keseluruhan data (26 senyawa
xanton) dapat dipertimbangkan sebagai alat
untuk memprediksi senyawa-senyawa xanton
baru yang diharapkan mempunyai aktivitas
antikanker lebih baik Strategi prediksi untuk
mensintesis senyawa xanton baru adalah dengan
menggunakan deskriptor-deskriptor terpilih yang
cukup signifikan dan memiliki hubungan erat
dengan aktivitas antikankernya. Dalam hal ini
digunakan deskriptor yang terutama
berkontribusi terhadap komponen utama
(variabel laten) 1 (VL1). Pada Lampiran 1,
disajikan matriks deskriptor yang dihasilkan.
Dalam Lampiran 2, tampak bahwa variabel yang
berkontribusi dalam VL1 di antaranya adalah
deskriptor-deskriptor sterik (volume, massa dan
luas permukaan) dan kelompok lipofilisitas (log P)
serta banyak komponen dari deskriptor
elektronik. Deskriptor elektronik terdiri dari
momen dipol, energi HOMO, energi LUMO,
muatan bersih beberapa atom pada kerangka
senyawa xanton. Muatan bersih atom yang
berkontribusi meliputi atom karbon pada nomor
2, 4, 4a, 5, 6, 9, 9a, 10a dan pada dua atom
oksigen (O10 dan O11). Selanjutnya nilai-nilai
deskriptor yang sensitif inilah dapat digunakan
sebagai pertimbangan dalam proses sintesis
senyawa xanton baru. Hal ini berbeda dengan
kajian QSAR dengan regresi linier di mana nilai
aktivitas antikanker sebagai fungsi linier dari nilai
variabel yang terlibat dalam persamaan sehingga
aktivitas dapat langsung diketahui dengan
modifikasi substitusi dan pengaruhnya terhadap
nilai variabel. Pada QSAR dengan PCR maka
perubahan akibat modifikasi substitusi harus
dihitung terlebih dahulu dan dilakukan
transformasi menjadi variabel laten. Dengan
demikian perhitungan aktivitas harus dilakukan
dan pemilihan substituen untuk senyawa baru
lebih didasarkan pada deskriptor yang termasuk
dalam VL1 saja, khususnya pada atom-atom yang
memiliki muatan atom dengan kontribusi lebih
besar. Dari Gambar 1, tampak bahwa cincin
rangka B relatif tidak dapat disubstitusi.
Perubahan nilai muatan atom O10, O11, C9, dan
C9a hanya dapat terjadi karena induksi kerapatan
elektron dari perubahan muatan atom-atom yang
ada di cincin A dan C. Pada cincin A, atom yang
berpengaruh adalah atom nomor 5 dan 6,
sedangkan pada cincin C adalah atom nomor 2
dan 4. Berdasarkan ketersediaan variasi senyawa
xanton (Su et al., 2011) seperti pada Gambar 2,
maka substitusi pada cincin A berupa hidroksi
(OH) atau cincin fenil tambahan. Pada cincin C,
substitusi berupa hidroksi (OH), Cl, dan berbagai
substitusi pada atom C nomor 3. Untuk itu
pertimbangan disain pada kedua cincin inilah
yang perlu dilakukan. Pada tulisan ini, hasil-hasil
disain senyawa xanton baru tidak dilaporkan dan
sebagian masih berupa senyawa hipotesis yang
fungsinya terbatas sebagai rujukan untuk dapat
disintesis dan dilakukan pengujian aktivitas
antikanker lebih lanjut.
KESIMPULAN Nilai aktivitas antikanker senyawa turunan xanton
mempunyai keterkaitan secara kuantitatif
terhadap berbagai sifat fisikokimiawi senyawa.
Hasil kajian QSAR terhadap 26 senyawa xanton
sebagai antikanker pada sel kanker hepar HepG2
menghasilkan model persamaan akhir sebagai
berikut: log (1/IC50) = 4,592 – 0,204 VL1 + 0,295
VL2 + 0,028 VL3 dengan n = 26, r = 0,571, SE =
0,234, rasio Fhitung/Ftabel = 1,165, nilai PRESS =
3,766 Deskriptor yang berpengaruh terhadap
aktivitas antikanker senyawa xanton adalah
volume, massa dan luas permukaan atom, log P,
momen dipol, energi HOMO, energi LUMO, serta
muatan bersih atom karbon pada nomor 2, 4, 4a,
5, 6, 9, 9a, 10a dan pada dua atom oksigen (O10
dan O11). Modifikasi substitusi yang berpengaruh
terhadap aktivitas antikanker adalah pada cincin
A dan C, namun tidak pada cincin B.

JUDUL METODE STATISTIK PRINCIPAL COMPONENT


REGRESSION DALAM ANALISIS HUBUNGAN
KUANTITATIF STRUKTUR DAN AKTIVITAS
PENGHAMBAT LIPOKSIGENASE SENYAWA
TURUNAN KURKUMIN
TANGGAL TERBIT 1 Maret 2018
PENULIS Didi Nurhadi
LATAR BELAKANG Pengembangan desain obat terus dilakukan
diantaranya senyawa kurkumin. Kurkumin dikenal
mempunyai aktivitas biologi yang luas antara lain
sebagai antioksidan, antihepthotoksik,
sithotoksik, antiinflamasi dan antirematik
(Tonnessen, 1986).
TUJUAN PENELITIAN Senyawa turunan kurkumin yang telah disintesis
oleh Nurfina (1994) mempunyai aktivitas sebagai
antiinflamasi penghambat pembentukan
lipoksigenase. Kombinasi perubahan posisi
substituen hidroksi, metoksi dan metil pada cincin
fenil senyawa turunan kurkumin menentukan
aktivitas sebagai anti inflamasi. Substituen pada
cincin fenil diperkirakan memegang peranan
dalam aktivitas antiinflamasi senyawa turunan
kurkumin (Nurfina,1994).
METODE PENELITIAN Analisis HKSA penghambat lipoksigenase senyawa
turunan kurkumin Data yang digunakan meliputi
variabel bebas dan variabel tidak bebas. Variabel
bebas yaitu muatan atom dari atom-atom C1, C2,
C3, C4, C5, C6 ,C1’, C2’, C3’, C4’, C5’ dan C6’,
(Gambar 1) sebanyak sembilan senyawa turunan
kurkumin yang mempunyai aktivitas antiinflamasi
penghambat lipoksigenase. Variabel tidak bebas
yaitu aktivitas lipoksigenase (log(1/IC50))
senyawa turunan kurkumin. Semua variabel
dihitung korelasinya menggunakan korelasi
bivariat untuk mengetahui nilai korelasi dari
semua variabel. Semua variabel bebas muatan
bersih atom dinalisis PCA untuk menentukan
jumlah komponen matrik yang akan digunakan.
Jumlah komponen matrik yang diperoleh
digunakan untuk menghitung nilai variabel laten
baru. Setelah didapat variabel laten baru
dilakukan perhitungan analisis PCR dengan
metode enter, untuk perhitungan parameter
statistik r, r2 , SE dan F. Dengan menghitung nilai
PRESSnya maka dilakukan pengujian model
dengan persamaan: 2 50 50 (log1/ log1/ )
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis PCR antiinflamasi senyawa turunan
kurkumin sebagai penghambat lipoksigenase
pada tabel 7., data parameter statistik r dan r2
mendekati 1, yaitu r =0,837 dan r 2= 0,700,
menyatakan bahwa perubahan aktivitas log
(1/IC50) penghambat lipoksigenase satu seri
senyawa turunan kurkumin sebesar 83,7 %
diakibatkan oleh adanya perubahan struktur
elektronik dalam hal variabel laten T. Pemasukan
variabel terpilih yang tidak cocok kedalam
persamaan akan mengakibatkan harga SE
semakin meningkat. SE dari model persamaan
yang dihasilkan relatif kecil yakni 0,355. Harga SE
yang kecil menyatakan bahwa penyimpangan
data yang sangat kecil atau dapat dikatakan
bahwa signifikasi data tinggi. Dari uji F
menunjukkan persamaan ini memenuhi syarat
signifikan pada tingkat kepercayaan 95 %
sebagaimana ditunjukkan oleh rasio
Fhitung/Ftabel, yang berharga lebih dari 1 yaitu
1,199, ini berarti H1 diterima pada tingkat
kepercayaan 95 %. Parameter r, r2 , SE dan F
secara statistik telah mencukupi tetapi belum
dapat memberikan gambaran yang nyata tentang
kemampuan prediksi dari persamaan yang
dihasilkan. Model persamaan HKSA yang
diperoleh dari hasil analisis PCR menggunakan
metode enter adalah: log(1/IC50) =-0,669-
1,816.T1+1,697.T2 – 3,643. T3 (44) Dari model
persamaan HKSA aktivitas prediksi senyawa
turunan kurkumin dapat ditentukan. Aktivitas
prediksi hasil HKSA disajikan pada Tabel 8.
Korelasi antara aktivitas log (1/IC50) eksperimen
dan prediksi penghambat lipoksigenase untuk
model persamaan HKSA disajikan.
Harga PRESS yang dihasilkan relatif kecil yaitu
0,082. Harga PRESS kecil menyatakan bahwa nilai
aktivitas antiinflamasi eksperimen dengan
aktivitas prediksi menggunakan model HKSA yang
baik untuk memprediksikan aktivitas antiinflamasi
senyawa turunan kurkumin
KESIMPULAN 1. Muatan atom bersih pada struktur senyawa
turunan kurkumin hasil perhitungan metode semi
empirik AM1 dapat digunakan sebagai prediktor
dalam kajian HKSA senyawa turunan kurkumin.
2. Metode PCA dapat digunakan untuk pemilihan
variabel laten pada kajian HKSA anti inflamasi
penghambat lipoksigenase sebelum melakukan
analisis PCR dengan sensitivitas yang tinggi.
3. Dari analisis HKSA didapat model persamaan
antiinflamasi penghambat lipoksigenase:
log(1/IC50)=-0,669-1,816.T1+1,697.T2– 3,643.T3

Anda mungkin juga menyukai