PEMBERIAN INFORMASI Dan Informed Consent Ketik Ulang
PEMBERIAN INFORMASI Dan Informed Consent Ketik Ulang
2 Dasar Diagnosis
- Sonderen :
- Chlor Ethyl :
- Perkusi :
- Palpasi :
3 Tindakan Medis Pencabutan gigi :
4 Indikasi Tindakan a. Karies yang parah : Sejauh ini, gigi yang karies
(gigi berlubang) merupakan alas an yang tepat
bagi dokter gigi dan pasien untuk dilakukan
Tindakan pencabutan.
b. Nekrosis Pulpa : Merupakan kematian pulpa /
saraf gigi. Adanya nekrosis pulpa atau pulpitis
irreversible yang tidak diindikasikan untuk
perawatan endodontic (perawatan saluran
akar / saraf), atau perawatan endodontic yang
telah dilakukan ternyata gagal untuk
menghilangkan rasa sakit sehingga
diindikasikan untuk dilakukan pencabutan.
c. Penyakit periodontal yang parah : Jika
periodontitis (peradangan jaringan) yang
parah telah ada selama beberapa waktu, maka
akan nampak kehilangan tulang yang
berlebihan dan mobilitas gigi yang irreversible.
Dalam situasi seperti ini, gigi yang mengalami
mobilitas (kegoyangan) yang tinggi harus
dicabut.
d. Alasan Ortodontik (Behel) : Pasien yang akan
menjalani perawatan ortodonti (merapikan
gigi) sering membutuhkan pencabutan gigi
untuk memberikan ruang untuk keselarasan
gigi.
e. Gigi yang mengalami malposisi (perubahan
posisi) : Jika malposisi gigi menyebabkan
trauma jaringan lunak dan tidak dapat
ditangani oleh perawatan ortodonti, maka gigi
tersebut harus dicabut.
f. Gigi yang retak : Indikasi ini jelas untuk
dilakukan pencabutan gigi, bahkan prosedur
restorative (tambalan) atau endodontic
(perawatan saluran akar) tidak dapat
mengurangi rasa sakit akibat gigi yang retak
tersebut.
g. Gigi Impaksi / Terpendam : Gigi yang impaksi
harus dipertimbangkan untuk dilakukan
pencabutan. Jika terdapat Sebagian gigi yang
impaksi maka oklusi (gigitan) fungsional tidak
akan optimal karena ruang yang tidak
memadai, maka harus dilakukan bedah
pengangkatan gigi impaksi tersebut. Namun,
jika dalam mengeluarkan gigi yang impaksi
terdapat kontraindikasi seperti pada kasus
kompromi medis, impaksi tulang penuh pada
pasien yang berusia 35 tahun atau pada pasien
usia lanjut, maka gigi impaksi tersebut dapat
dibiarkan.
h. Supernumerary gigi (gigi berlebih) : Gigi yang
mengalami supernumerary biasanya
merupakan gigi impaksi yang harus dicabut.
Gigi supernumerary dapat mengganggu
erupsui gigi dan memiliki potensi untuk
menyebabkan resorpsi gigi tersebut.
i. Gigi yang terkait dengan lesi patologis : Gigi
yang terkait dengan lesi patologis mungkin
memerlukan pencabutan. Dalam beberapa
situasi, gigi dapat dipertahankan dan terapi
endodontic dapat dilakukan. Namun, jika
mempertahankan gigi dengan operasi lengkap
pengangkatan lesi, gigi tersebut harus dicabut.
j. Gigi yang mengalami fraktur rahang: Dalam
Sebagian besar kondisi gigi yang terlibat dalam
garis fraktur (keretakan / kehancuran) dapat
dipertahankan, tetapi jika gigi terluka maka
pencabutan mungkin perlu diperlukan untuk
mencegah infeksi.
k. Gigi Sulung/susu/desidui yang waktunya
tanggal/lepas/gigi goyang
5 Prosedur 1. Dokter memanggil pasien sesuai urutan, Tandatangan
kemudian dipersilahkan duduk
2. Dokter mengatur posisi kursi sesuai dengan
kebutuhan.
3. Dokter mempersiapkan alat diagnosa /
pemeriksaan dan kumur pasien.
4. Dokter mempersilahkan pasien untuk
berkumur.
5. Dokter melakukan anamnesa tentang Riwayat
penyakit yang pernah di derita pasien
(misalnya : Hipertensi, Diabetes Mellitus,
Jantung, Asma, TBC, HIV/AIDS, Aergi). Apabila
pasien terindikasi menderita penyakit tersebut
maka perlu dilakukan konsultasi ke dokter
spesialis atau LAB. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan dan menentukan diagnosa. Bila
hasil pemeriksaan indikasi untuk dilakukan
pencabutan, maka memotivasi pasien untuk
dicabut.
6. Dokter meminta persetujuan tindakan kepada
pasien (informed consent).
7. Dokter mempersiapkan alat dan bahan
pencabutan.
8. Dokter melakukan injeksi (suntikan) lokal
anestesi (bius lokal) pada pasien sesuai
dengan regio gigi yang akan dicabut.
Teknik anestesi:
- Anterior (depan) & Posterior (Blkg) Rahang
Atas : Supraperiosteal (pleksus) dan Submukus
Infiltrasi Anestesi (SMIA).
*Bila pasien tidak kompeten menerima informasi, maka penerima informasi adalah wali atau keluarga terdekat.
PERSETUJUAN TINDAKAN
Yang bertandatangan di bawah ini, saya, nama ……………………………….. , umur ……………tahun,
Laki/perempuan, alamat …………
Medan, …………………….20
Yang menyatakan* Saksi Dokter