Anatomi Dan Fisiologi Sistem Imun Pada M
Anatomi Dan Fisiologi Sistem Imun Pada M
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUN PADA MANUSIA.............................................3
Indikator........................................................................................................................................3
A. Pengertian Sistem Imun..........................................................................................................3
1. Antigen............................................................................................................................5
2. Antibodi...........................................................................................................................6
B. Struktur Sistem Imun..............................................................................................................7
C. Interaksi antara Antibodi dengan Antigen............................................................................10
1. Fiksasi komplemen........................................................................................................10
2. Netralisasi......................................................................................................................11
3. Aglutinasi......................................................................................................................11
4. Presipitasi......................................................................................................................11
D. Sel-Sel yang Terlibat dalam Respon Sistem Imun...............................................................12
1. Sel B..............................................................................................................................12
2. Sel T..............................................................................................................................14
3. Makrofag.......................................................................................................................17
E. Jenis Imunitas.......................................................................................................................18
1. Imunitas aktif.................................................................................................................18
2. Imunitas pasif................................................................................................................18
F. Gangguan dalam Fungsi Sistem Imun..................................................................................19
1. Alergi.............................................................................................................................19
2. Penyakit Autoimun........................................................................................................20
3. Penyakit Imunodefisiensi..............................................................................................21
EVALUASI..................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................26
LAMPIRAN: Kunci Jawaban Evaluasi.......................................................................................27
LAMPIRAN: Power Point...........................................................................................................28
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUN PADA MANUSIA
Indikator :
Sistem imun adalah suatu sistem kompleks yang memberikan respon imun
(humoral dan seluler) untuk menghadapi agens asing spesifik seperti bakteri, virus,
toksin, atau zat lain yang oleh tubuh dianggap “bukan bagian diri”. Sistem imun dapat
membedakan berbagai zat asing dan responnya terutama jika dibutuhkan. Respon imun
memiliki kemampuan untuk mengingat kembali kontak sebelumnya dengan suatu agens
tertentu, sehingga pajanan berikutnya akan menimbulkan respon yang lebih cepat dan
Sistem imun meliputi organ-organ limfoid primer (sumsum tulang belakang dan
kelenjar timus), jaringan limfoid sekunder (nodus limfe, limpa, adenoid, amandel,
bercak peyer pada usus halus, dan apendiks), juga beberapa sel lain yang dan produksi
3
Respon imun itu dapat dinyatakan dengan salah satu dari dua mekanisme yang
berlainan. Beberapa respon imun dilakukan oleh sel-sel hidup, populasi khusus kimfosit.
Respon seperti itu dikatakan ditengahi sel. Respon imun yang lain dilakukan oleh
molekul protein yang dinamai antibodi, yang tersimpan dalam limfadan plasma darah
(Kimball, 2005 : 540). Walaupun demikian, respon imun terhadap “diri sendiri” dapat
terjadi dan membentuk suatu kondisi yang disebut autoimunitas. Autoimunitas dapat
4
Menurut Sloane 2004 : 255-257 menyatakan ada beberapa komponen dari sistem
1. Antigen
Antigen adalah suatu zat yang menyebabkan respons imun spesifik. Antigen
biasanya biasanya berupa zat dengan berat molekul besar dan juga kompleks zat kimia
memiliki dua atau lebih molekul determinan antigenik, satu molekul pun
respons imun, tetapi senyawa ini menjadi imunogenik jika bersatu dengan
Ada banyak senyawa dengan berat molekul kecil yang jika berkonjugasi
tersebut bergabung dengan protein serum dan mampu memicu respons imun.
2. Antibodi
Antibodi adalah suatu protein yang dihasilkan sistem imun sebagai respons
terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi khususnya dengan antigen tersebut.
Sebuah molekul antibodi terdiri dari empat rantai polipeptida: dua rantai berat identik
5
dan dua rantai ringan identik. Istilah berat dan ringan mengacu pada berat molekul
relatifnya. Rantai-rantai dihubungkan dengan ikatan disulfida (-S-S-) dan ikatan lain
untuk membentuk molekul berbentuk Y yang memiliki area hinge (engsel) fleksibel. Ini
untuk memungkinkan terjadinya perubahan bentuk saat bereaksi dengan jumlah antigen
maksimum. regia variable pada rantai berat dan ringan terletak di bagian ujung lengan Y.
- Regia variable pada antibodi yang berbeda memiliki rangkaian asam amino
yang berbeda.
- Spesifitas suatu antibodi terhadap antigen tertentu bergantung pada struktur
regia variabelnya.
Regia konstan terdiri dari lengan Y dan batang molekul, selalu identik pada semua
6
B. Struktur Sistem Imun
Jaringan dan organ yang merupakan sistem imun berserakan di seluruh tubuh.
Pada manusia (dan mamalia lain), organ-organ pusat sistem tersebut ialah sumsum
tulang belakang dan timus. Sumsum tulang mengandung sel-sel batang yang
menghasilkan seluruh sel darah. Kelima macam sel darah putih itu masing-masing
7
memainkan sedikit peranan dalam imunitas. Tetapi peranan utama diambil oleh monosit
(yang berkembang dalam jaringan menjadi makrofag) dan khususnya limfosit (Kimball,
2005 : 542).
tidak dalam fungsinya. Sebenarnya, limfosit merupakan kumpulan sel yang amat
beragam. Meskipun demikian, kebanyakan dari limfosit kita terdiri atas satu diantara dua
kategori utama: T limfosit dan B limfosit. Sel-sel yang akan dipastikan menjadi T
diferensiasi lebih lanjut dan bilamana hal ini selesai barulah siap melakukan kerjanya. B
limfosit juga diproduksi di dalam sumsum tulang, tetapi berlainan dengan T limfosit,
yang pertama tadi menjadi matang sepenuhnya di sana. Meski demikian, B limfosit juga
meninggalkan sumsum tulang sebelum menjadi aktif dalam imunitas (Kimball, 2005 :
543).
8
Salah satu tugas utama sistem imun tersebut ialah membentuk pertahanan
terhadap bahan-bahan asing, yang dinamai antigen, yang memasuki tubuh. Baik sumsum
tulang maupun timus secara patut tidak untuk pertahanan ini. Maka diketahui bahwa
sebelum memulai kerjanya, baik B limfosit maupun T limfosit tersebarkan dari sumsum
tulang dan timus menjadi kelompok jaringan limfosit yang dibagikan ke seluruh tubuh.
Sistem ini terdiri atas limpa, sejumlah besar simpul limpa, tonsil, apendiks, dan sarang
humoral terhadap banyak antigen juga memerlukan bantuan T limfosit. Dengan suatu
9
cara, yang masih belum jelas, T limfosit memungkinkan B limfosit yang spesifik bagi
antigen untuk berbiak dan berkembang menjadi sel-sel plasma. Sel-sel plasma adalah
Menurut Sloane 2004 : 257 menyatakan sisi pengikat antigen pada region
variable antibodi akan berikatan dengan sisi penghubung determinan antigenic pada
presipitasi.
fagositosis.
- Sitolisis. Kombinasi dari faktor-faktor komplemen multiple mengakibatkan
rupturnya membran plasma bakteri atau penyusup lain dan menyebabkan isi
selular keluar.
10
- Inflamasi. Produk komplemen berkontribusi dalam inflamasi akut melalui
akibat hubungan silang molekul antigen sehingga tidak dapat larut dan
secara klinis untuk mendeteksi dan mengukur salah satu komponen berikut;
- Imunoelektroforesis adalah suatu metode untuk menganalisis campuran
antibodinya.
- Radioimunoassai (RIA) didasarkan pada pengikatan kompetitif secara
radioaktif antara antigen berlabel dan antigen tanpa label untuk sejumlah
antigen, antibodi, atau kompleks dalam jumlah yang sangat kecil melalui
11
D. Sel-Sel yang Terlibat dalam Respon Sistem Imun
1. Sel B
menyintesis dan mensekresi antibodi (Sloane, 2004 : 259). Setiap reseptor sel B
(B cell receptor) untuk suatu antigen adalah suatu molekul berbentuk Y yang
terdiri dari empat rantai polipeptida: dua rantai berat (heavy chain) yang identik
dan dua rantai ringan (light chain) yang identik, dengan jembatan disulfide yang
wilayah konstan (constant region, C), tempan sekuens asam amino sedikit
12
Sekresi antibodi oleh sel B terseleksi secara klonal merupakan cirri utama
respons humoral. Aktivasi dari respons ini biasanya melibatkan sel B dan sel T
penolong, serta protein pada permukaan bakteri. Seperti yang ditunjukkan pada
gambar, aktivasi sel B oleh antigen dibantu oleh sitokin yang disekresikan dari
sel T penolong yang telah menjumpai antigen yang sama. Dirangsang oleh
sel plasma penyekresi antibodi dan klona sel B ingatan (Campbell, 2008 : 105).
Jalur untuk pemprosesan antigen pada sel B berbeda dengan jalur pada
sel-sel penyaji antigen yang lain. Aktivasi sel B menyebabkan respons humoral
yang kuat: sebuah sel B yang teraktivasi memunculkan klona dari ribuan sel
setiap detik selama rentang hidup sel 4 hingga 5 hari. Lebih lanjut, sebagian
2008 : 105-106).
a. Respon imun primer, berlangsung dengan lambat karena pada awalnya,
hanya ada sedikit sel yang memiliki molekul antibodi permukaan atau
berlangsung lebih cepat dan lebih kuat karena tiruan tambahan dari sel B
13
2. Sel T
yaitu protein permukaan sel yang terikat membran dan analog dengan
antibodi;
b. Sel T memproduksi zat aktif secara imunologis yang disebut limkofin.
Setiap reseptor sel T (T cell receptor) untuk suatu antigen terdiri dari dua
rantai polipeptida yang berbeda, rantai α (α chain) dan rantai β (β chain), terikat
Sel sel T, seperti sel B berasal dari sel batang precursor dalam sumsum
tulang. Pada periode akhir perkembangan janin atau segera setelah lahir, sel
individu memiliki suatu susunan khas tanda protein permukaan sel (antigen)
14
- Antigen dikodekan MHC kelas II hanya ditemukan pada permukaan sel B
dan makrofag.
Selama masa kehidupan awal, antigen yang dikodekan MHC sudah tertanam
dalam sel T pada kelenjar timus. Dengan demikian, sel T akan mengenali setiap
MHC pengkode antigen lain sebagai benda asing. Ini merupakan dasar untuk
seperti limpa atau nodus limfe. Sel ini dikhususkan untuk melawan sel yang
sel-sel penyaji antigen (biasanya sel-sel dendritik). Klona sel yang dihasilkan
2008 : 103-104).
sel T penolong berikatan ke fragmen antigen yang dipegang oleh molekul MHC
kelas II pada sel penyaji antigen. Pada saat yang sama, suatu protein yang
15
disebut CD4, ditemukan pada permukaan sebagian besar sel T penolong,
berikatan ke molekul MHC kelas II tersebut. CD4 membantu menjaga agar sel
T penolong dan sel penyaji antigen tetap bergabung. Saat kedua sel berinteraksi,
2008 : 104).
16
dari sel T penolong serta interaksi dengan sel penyaji antigen. Begitu
teraktivasi, sel T sitotoksik dapat menghilangkan sel sel tubh yang terkena
kanker dan sel tubuh yang terinveksi oleh virus atau patogen intraseluler
lainnya. Fragmen protein nondiri yang disintesis dalam sel target semacam itu
tempat mereka dapat dikenali oleh sel T sitotoksik (Campbell, 2008 : 104). Sel
3. Makrofag
menguraikan materi yang tertelan untuk diekskresi dan untuk pemakaian ulang.
a. Makrofag memproses antigen terfagositosis melalui denaturasi atau
determinan antigenik;
b. Makrofag akan meletakkan fragmen antigen pada permukaan selnya
E. Jenis Imunitas
17
Imunitas dapat bersifat seumur hidup (campak, cacar) atau sementara
Vaksin dibuat dari patigen yang mati atau dilemahkan atau toksin yang telah
antibodi yang diproduksi oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah
berarti tipe kekebalan tersebut selalu berhasil. Hubungan timbale balik yang sangat
respon kekebalan yang member perlindungan luar biasa terhadap banyak patogen.
rapuh ini, efek-efek yang timbul seringkali parah dan mengancam jiwa.
18
1. Alergi
antigen tertentu yang disebut alergen (allergen). Allergen yang paling umum melibatkan
antibodi dari kelas IgE. Hay fever, misalnya, terjadi ketika sel-sel plasma menyekresi
antibodi IgE yang spesifik terhadap antigen dipermukaan serbuk polen. Beberapa dari
antibodi ini melekat dengan menggunakan bagian dasarnya ke sel tiang dalam jaringan
ikat. Belakangan, ketika serbuk polen kembali memasuki tubuh, serbuk polen tersebut
melekat ke situs pengikat antigen IgE di permukaan sel tiang. Interaksi dengan serbuk
sehingga menginduksi sel tiang untuk melepaskan histamine dan agen-agen peradangan
yang lain dari granula (vesikel), suatu proses yang disebut degranulasi (degranulation).
alergi yang khas: bersin-bersin, mata berair, dan kontraksi otot polos yang dapat
19
Respon alergi yang akut terkadang menyebabkan syok anafilatik (anaphylactic
shock), reaksi seluruh tubuh yang mengancam jiwa dan dapat terjadi dalam beberapa
2. Penyakit Autoimun
toleransi diri ini dapat hadir dalam berbagai bentuk. Dalam eritematosus lupus sistemik
antibodi yang menyerang histon dan DNA yang dilepaskan melalui pemecahan normal
sel-sel tubuh. Anibodi-antibodi yang reaktif terhadap diri sendiri ini menyebabkan ruam-
kartilago dan tulang-tulang persendian. Pada diabetes melitus Tipe 1, sel-sel beta
penghasil insulis di pankreas merupakan target dari sel T sitoksik autoimun. Pada
menunjukkan kerentanan yang lebih tinggi terhadap gangguan autoimun tertentu. Selain
20
itu, banyak penyakit autoimun yang lebih sering mempengaruhi perempuan dari pada
laki-laki.
3. Penyakit Imunodefisiensi
berkembang belakangan setelah paparan terhadap agen kimiawi atau biologis. Apapun
ditekan oleh kanker tertentu, terutama penyakit Hodgkin, yang merusak sistem limfatik.
Imunodefisiensi yang diperoleh berkisar dari kondisi sementara yang bias timbul dari
stress fisiologis hingga acquired immunodeficiency syndrome, atau AIDS, yang tragis
21
EVALUASI
disulfida
c. Regia konstan antibodi adalah bagian terpenting dalam spesifitas antigen
d. Regia variable antibodi membentuk sisi pengikat-antigen
3. Sel B dan sel T sama dalam hal berikut, kecuali. . .
a. Sel B dan sel T mensekresi antibodi
b. Sel B dan sel T berasal dari sel batang dalam sumsum tulang
c. Sel B dan sel T adalah sel limfosit
d. Keduanya merupakan bagian dari integral sistem imun
4. Epitop berasosiasi dengan bagian antibodi yang mana?
a. Situs pengikat antibodi
b. Hanya wilayah konstan rantai berat
c. Wilayah variable dari kombinasi rantai berat dan rantai ringan
d. Hanya wilayah konstan rantai ingat
5. Molekul IgG adalah. . .
a. Dapat diwariskan dari ibu ke janin melalui plasenta untuk memberikan imunitas
22
c. Sebagian besar disebabkan karena adanya antigen MHC pada sel T
d. Meningkat seiring pertambahan usia seseorang
a. Syok anafilaksis
b. Autoimunitas
c. Reaksi hipersensitivitas penghambat
d. Imunitas pasif
7. Gamma globulin yang diperoleh dari orang yang terjangkit suatu penyakit seperti
gondong akan dipindahkan pada orang yang belum pernah mengalami penyakit
tersebut.
8. Reaksi alergi akut yang mengancam kehidupan diperantarai oleh antibodi IgE.
9. Suatu respons imun terhadap jaringan atau komponen tubuh orang itu sendiri yang
23
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kimball, J.W. 2005. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sloane, E. 2004. Anatomi Fisiologi Manusia untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
24
LAMPIRAN: Kunci Jawaban Evaluasi
1. B
2. D
3. A
4. C
5. A
6. C
7. D
8. A
9. B
10. C
25
LAMPIRAN: Power Point
Slide 1
Slide 2
26
Slide 3
Slide 4
27
Slide 5
Slide 6
28
Slide 7
Slide 8
29
Slide 9
Slide 10
30
Slide 11
Slide 12
31
Slide 13
Slide 14
32
Slide 15
Slide 16
33
Slide 17
Slide 18
34
Slide 19
Slide 20
35
Slide 21
Slide 22
36