Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Profil PT TASPEN (PERSERO)

PT. TASPEN ( PERSERO) adalah Badan Usaha


Milik Negara yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Asuransi
Sosial Pegawai Negeri, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai
Negeri/peserta dan keluarganya melalui sistim Asuransi Sosial Pegawai Negeri sipil.
Pemikiran untuk pendirian dana Tabungan Asuransi Social Pegawai Negeri (TASPEN),mulai
dirintis melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri tanggal 25-26 Juli, di Jakarta.
Konferensi ini dihadiri oleh semua Kepala Instansi Pemerintah dari seluruh departemen yang
ada di Indonesia. Secara formal keputusan konferensi tersebut di tuangkan dalam Keputusan
Menteri Pertama Republik Indonesia Nomor : 338/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960, yang
antara lain menetapkan perencanaan dan pelaksanaan dibentuknya suatu asuransi sosial bagi
pegawai negeri sebagai bekal bagi pegawai negeri dan keluarganya yang akan mengakhiri
pengabdiannya kepada negara.

PT. TASPEN (Persero) didirikan tanggal 17 April 1963 berdasarkan peraturan pemerintah
nomor 15 tahun 1963 dan telah beberapa kali mengalami perubahan bentuk badan usahanya
pada saat berdirinya status dari PT. TASPEN adalah Perusahaan Negara (PN), kemudian
dengan ditetapkannya Undang-Undang nomor 9 tahun 1969 tentang bentuk-bentuk
perusahaan negara, maka pada tahun 1970, dengan surat keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor Kep. 749/MK/IV/1970 bentuk badan usaha TASPEN beralih
menjadi Perusahaan Umum disingkat PERUM.

Perkembangan tugas-tugas yang dibebankan kepada PERUM TASPEN semakin hari semakin
bertambah berat, oleh karena itu agar mempunyai keleluasaan operasional, maka PERUM
TASPEN melakukan peninjauan kembali bentuk badan usahanya dan merubah dari PERUM
menjadi PT. (Persero), sehingga sebutannya menjadi PT. TASPEN (Persero). Perubahan
bentuk tersebut diatas merupakan pelaksanaan dari peraturan pemerintah Nomor 25 tahun
1981 dan akte notaris Imas Fatimah, SH. Nomor 3/1982 tanggal 4 Januari 1982, tentang
perubahan bentuk badan usaha PERUM TASPEN menjadi PT. TASPEN (Persero).
2.3 STUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi dari suatu perusahaan menggambarkan dan menentukan garis tanggung
jawab dan wewenang yang ada.
Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan antar
bagian yang ada dalam suatu perusahaan serta menggambarkan keseluruhan bagian dari
perusahaan. Secara fisik, struktur organisasi dapat digambarkan dalam bentuk bagan yang
memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi beserta garis-garis wewenang dan komando yang
ada.
2.5 MISI DAN VISI PERUSAHAAN

Sesuai dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri, misi
PT. TASPEN (Persero) adalah :

a. Meningkatkan kesejahteraan para pesertanya,


b. Meningkatkan pelayanan kepada para peserta, dan
c. Menumbuh kembangkan kepercayaan kepada peserta bahwa perusahaan berkemampuan
dalam memenuhi kewajibannya.
Dengan mengemban Misi tersebut, maka Visi perusahaan dalam 5 (lima) tahun mendatang
adalah :

“Menjadi Perusahaan Asuransi Jiwa Dengan Layanan dan Produk Prima”.

2.6 Fungsi Tata Kelola Kepegawaian

Perencanaan pegawai dapat didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan pegawai pada

masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga

kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bagian penting dari dan sebagai kontributor

pada proses perencanaan strategis karena membantu organisasi dalam menentukan sumber-

sumber yang diperlukan dan membantu menentukan apa yang benar-benar dapat dicapai dengan

sumber-sumber yang tersedia

Perencanaan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan pegawai, menyesuaikan

aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa depan secara efisien, meningkatkan efisiensi dalam

merekrut pegawai baru serta melengkapi informasi tentang kepegawaian yang dapat membantu

kegiatan kepegawaian dan unit organisasi lainnya. Melalui perencanaan dapat diketahui
kekurangan dibanding kebutuhan sehingga dapat dilakukan perekrutan pegawai baru, promosi,

dan transfer secara proaktif sehingga tidak mengganggu kegiatan organisasi.

Dalam membuat perencanaan pegawai perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal

organisasi. Di samping itu, perlu pula diperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh
sebagaimana dikemukakan Miller Burack dan Maryann.

Anda mungkin juga menyukai