9-File Utama Naskah-22-1-10-20201013
9-File Utama Naskah-22-1-10-20201013
JURNAL STIKNA
Jurnal Sains, Teknologi, Farmasi & Kesehatan
ABSTRAK
Penelitian mengenai pembuatan aspal polimer dengan memanfaatkan karet SIR-20 yang
diinisiasi oleh adanya dikumil peroksida (DCP) melalui proses ekstruksi. Proses pembuatan
aspal polimer tersebut dilakukan dengan mencampurkan aspal dengan bahan polimer dalam
hal ini karet SIR-20 yang dicampur bersama dengan agregat kemudian ditambahkan DCP
sebagai inisiator. Hasil dari pencampuran tersebut di proses dengan mengunakan ekstruder
pada suhu 165 oC. Hasil uji sifat mekanis dengan kuat tekan menunjukkan bahwa komposisi
yang lebih baik antara aspal dengan karet ban bekas tersebut yaitu (95:5), dimana
dihasilkan kekuatan tekan maksimum sebesar 0,75 MPa. Hasil spektrum FTIR menunjukkan
adanya serapan tajam dan kuat pada bilangan gelombang 698,21 cm -1 yang menunjukkan
adanya gugus =C-H dari isoprena. Analisis morfologi dengan SEM memperlihatkan adanya
perubahan permukaan setelah karet ban bekas tersebut ditambahkan ke dalam campuran
aspal.
Kata Kunci : Aspal, Polimer, Karet SIR-20, Dikumil peroksida, Ekstruksi.
ABSTRACT
Research on the manufacture of polymer asphalt by utilizing SIR-20 rubber initiated by the
presence of dicumyl peroxide (DCP) through the process of extraction. The process of
preparing the polymer asphalt is carried out by mixing the asphalt with a polymeric material
in this case the SIR-20 rubber mixed together with the aggregate and then added DCP as the
initiator. The result of the mixing is processed by using an extruder at 165 ° C. The result of
test of mechanical properties with compressive strength indicates that the better composition
between asphalt and tire rubber is (95:5), where maximum compressive strength is 0.75
MPa. The FTIR spectrum results show the presence of a sharp and strong absorption at the
wave number 698.21 cm-1 indicating the presence of =C-H group of isoprene. Morphological
analysis with SEM shows a change in surface after the rubber tire was added to the asphalt
mixture.
123
124
ikatan tersebut dan permukaan jalan raya. di dunia setelah Thailand, dengan jenis
Bentuk kerusakan jalan raya karena produk utamanya adalah Standard
pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang Indonesian Rubber (SIR)-20. Standar
terbentuk maka air akan tertampung kualitasnya didasarkan pada Standart
didalamnya sehingga dalam hitungan Nasional Indonesia (SNI: 06-1903-1990),
minggu lubang yang semula kecil dapat dimana komposisi maksimum komponen
membesar dengan cepat. Ketahanan aspal bukan karet adalah: kotoran 0.20%, abu
jalan juga dipengaruhi oleh suhu, pada 1.00%, zat menguap 0.80%, dan nitrogen
suhu tinggi aspal akan bergeser dan 0.60%. Karet alam memiliki kemampuan
bergerak, pada suhu dingin aspal menjadi berkristalisasi, misalnya pada saat
sangat rapuh dan cenderung mengalami pembebanan tarik menyebabkan karet ini
keretakan. Deformasi permanen, keretakan memiliki kekuatan tarik yang unggul
letihan dan keretakan suhu rendah adalah dibandingkan dengan karet-karet lainnya.
dipertimbangkan sebagai gambaran yang Suhu transisi gelas yang sangat rendah
lebih penting pada pengaspalan dengan memungkinkan karet ini berfungsi dengan
aspal. baik apabila digunakan secara terus
Untuk memperbaiki sifat fisik aspal menerus pada suhu -30 oC. Adanya karet
dari pengaruh suhu dan air, maka bahan SIR-20 yang bersifat elastomer dalam
aditif polimer sebagai alternatif pengubah campuran aspal akan meningkatkan nilai
sifat permukaaan dari aspal. Modifikasi kelenturannya sehingga tingkat keelastisan
aspal polimer atau biasa disingkat dengan aspal menjadi lebih baik. Pada campuran
(MAP) telah dikembangkan selama antara aspal dengan agregat yang
beberapa dekade terakhir. Bahan polimer ditambahkan bahan aditif karet SIR-20
yang ditambahkan kedalam aspal adalah hanya akan terjadi ikatan fisis saja
dari jenis elastomer dan plastomer yaitu sehingga membuat bahan aditif yang
karet alam atau karet sintesis dan plastik, ditambahkan hanya berfungsi sebagai
(Brule,1988). agregat. Perlunya penggunaan bahan
Beberapa penelitian sudah dilakukan peroksida seperti dikumil peroksida
mengenai perihal MAP, seperti yang sebagai inisiator dalam campuran aspal
dilakukan oleh Zhang (2009) yang tersebut, sehingga baik polimer dalam hal
melakukan meneliti pengaruh modifikasi ini karet SIR-20 akan bersifat radikal
karet stirena butadiena / montmorillonite begitu juga dengan aspal. Keradikalan ini
pada sifat dan karakterisasi dari aspal. mendorong terjadinya ikatan kimia antara
Yildrim (2005) melakukan modifikasi aspal dengan karet SIR-20 dan agregat
karet stirena butadiena stirena (SBS), karet akan terperangkap diantara ikatan kimia
stirena butadiena (SBR), dan etilen vinil antara aspal dan bahan polimer.
asetat (EVA) dengan bahan pengikat aspal. Berdasarkan uraian diatas, maka
Tortum (2004) melakukan penelitian peneliti ingin mencoba melakukan
tentang penentuan kondisi optimum untuk penelitian tentang pembuatan aspal
karet ban di aspal beton. Pei-Hung (2000) polimer dengan memanfaatkan karet SIR-
juga telah memodifikasi pada polietilen, 20 yang diinisiasi oleh adanya dikumil
polipropilen, dan karet EPDM dengan peroksida melalui proses ekstruksi.
aspal. Mothe (2008) mengkarakterisasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
campuran aspal dengan TG/DTG, DTA apakah aspal dan karet SIR-20 dapat
dan FTIR. Yang (2010) Melihat bercampur secara sempurna dengan
mekanisme dan kinetika dari reaksi antara adanya inisiator dikumil peroksida yang
aspal dengan anhidrat maleat. diproses menggunakan esktruder serta
Disamping itu, Indonesia merupakan untuk mengetahui sifat mekanik dari
negara penghasil karet alam terbesar kedua campuran aspal polimer tersebut.
Tabel 1. Nilai Uji Kuat Tekan Untuk Variasi Aspal dengan SIR-20
Variasi P Kuat Tekan
No Stroke
Aspal : SIR-20 (kgf) (MPa)
1 80 : 20 82,7 0,32 45,98
2 85 : 15 118,6 0,47 19,17
3 90 : 10 164,1 0,64 24,96
4 95 : 5 190,9 0,75 17,59
5 100 : 0 98,7 0,39 43,87
Gambar 1. Grafik Hasil Uji Kuat Tekan meningkatkan kekuatan aspal hampir dua
dengan Variasi Aspal dan SIR-20 kali lipat dari kekuatan campuran aspal
murni.
Dari Gambar 1 tersebut dapat dilihat
Berdasarkan grafik terlihat bahwa
dengan jelas hubungan antara nilai kuat
semakin sedikit penambahan karet SIR-20
tekan dengan Aspal dan SIR-20 yang
grafik menunjukkan peningkatan nilai kuat
dinyatakan dalam bentuk grafik., dimana
tekan, tetapi setelah karet SIR-20 tidak
variasi terbaik pada campuran tersebut
ditambahkan ke dalam campuran aspal
yaitu pada campuran aspal dan SIR-20 (95
tersebut penurunan nilai kuat tekan terjadi.
: 5) dengan nilai kuat tekan sebesar 0,75
Banyaknya karet ditambahkan
MPa, sedangkan untuk campuran aspal
mempengaruhi kekuatan dari campuran
tanpa ada penambahan karet SIR-20 nilai
aspal, pada variasi (95:5) tersebut
kuat tekannya sebesar 0,39 MPa. Dimana
diketahui dispersi karet dalam campuran
terjadi peningkatan kuat tekan hanya
aspal lebih homogen sehingga peranan
sebesar 0,4 MPa. Dalam hal ini jelas
karet dalam campuran tersebut dapat
bahwa penambahan bahan polimer sekitar
memperlambat laju terjadinya deformasi
2-6% sudah cukup untuk meningkatkan
permanen.
kualitas dari campuran aspal (Pallaco,
Menurut SNI 08-1991-03 untuk
2005). Dalam hal ini jelas bahwa
persyaratan aspal beton nilai kuat tekannya
penambahan 5% SIR-20 sudah dapat
sebesar 15-40 MPa. Ini berarti semua
0,80
0,70
0,60
Kuat Tekan (MPa)
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
1 2 3 4 5
80 g : 20 g 85 g : 15 g 90 g : 10 g 95 g : 5 g 100 g : 0 g
Variasi Aspal dan SIR 20
Gambar 1. Grafik Hasil Uji Kuat Tekan dengan Variasi Aspal dan SIR-20
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4. Hasil SEM Campuran Aspal
Struktur permukaan campuran aspal Bahruddin, Sumarno, Wibawa, G.,
pada Gambar 4 menunjukkan perbedaan Soewarno, N. 2007. Morfologi dan
yang signifikan dibandingkan dengan Properti Campuran Karet
campuran aspal dengan penambahan karet Alam/Polypropylene yang
SIR-20 pada Gambar 5. Tampak partikel- Divulkanisasi Dinamik Dalam
partikel berukuran besar dan kecil saling Internal Mixer. Volume 11. No 2.
berikatan yang menunjukkan bahwa karet Jakarta.
SIR-20 terdapat pada campuran tersebut Brule, B., Brion, Y., Tanguy, A. 1988.
dan tampak juga kerapatan pada struktur Paving Asphalt Polymer Blends:
permukaannya yang sangat baik yang Relationships Between Composition,
berarti kelekatan antara aspal, karet SIR-20 Structure & Properties, Proceedings
dengan agregat pasir pun cukup baik. of the Association of Asphalt Paving
Technologists. Vol. 57.
Buana, K.S. 2009. Teknologi Karet.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Eddyanto. 2007. Functionalisation of
Polymer : Reactive Processing”
Disertation. Aston University.
Birmingham. UK.
Mahadi. 2007. Teknik Pembuatan
Lembaran Polimer Pada Proses
Ekstrusi. USU-Press. Medan.
Marham, S. 2009. Spektroskopi Elusidasi
Struktur Molekul Organik. Edisi
Gambar 5. Hasil SEM Campuran Aspal Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Dengan Polimer Morton, M. 1987. Rubber Technology.
Third Edition. Van Nostrand
KESIMPULAN Reinhold. NewYork.
Berdasarkan hasil penelitian Mothe, M.G., Leite, L.F.M., Mothe, C.G.
teresebut, diketahui bahwa aspal polimer 2008. Thermal Characterization of
dapat dibuat dengan mencampurkan aspal, Asphalt Mixtures By TG/DTG, DTA
karet SIR-20, agregat, dan inisiator and FTIR. Journal of Thermal
dikumil peroksida menggunakan ekstruder Analysis and Calorimetry. Nuryanto,
dengan komposisi ideal antara aspal, karet A. 2008. Aspal Buton dan Propelan
SIR-20, DCP, dan agregat (95:5:1:300). Padat. Jakarta.
Untuk sifat mekanik dari aspal polimer
menunjukkan peningkatan, yaitu
Ritonga A.H./Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 123-130
130
Oglesby, C.H. 1996. Teknik Jalan Raya. Polymers For Asphalt Paving Mixes.
Edisi Keempat. Jilid II. Erlangga. USA : UMI. USA.
Jakarta. Polacco,G., Berlincioni, S. 2005. Asphalt
Pei-Hung, Y. 2000. A Study of Potential Modification with Different
Use of Asphalt Containing Synthetic Polyethylene-Based Polymer.
European Polymer Journal 41. Italia.