Anda di halaman 1dari 8

Vol. 01, No.

02, Nov 2017 e-ISSN: 2579-7603

JURNAL STIKNA
Jurnal Sains, Teknologi, Farmasi & Kesehatan

Situs Jurnal: www. jurnal.stikna.ac.id

Pembuatan Aspal Polimer Menggunakan Karet SIR-20 Yang Diinisiasi


Oleh Adanya Dikumil Peroksida Melalui Proses Ekstrusi

Ahmad Hafizullah Ritonga


Dosen Dpk Prodi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia
e-Mail : ahmad.hafizullah.ritonga@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian mengenai pembuatan aspal polimer dengan memanfaatkan karet SIR-20 yang
diinisiasi oleh adanya dikumil peroksida (DCP) melalui proses ekstruksi. Proses pembuatan
aspal polimer tersebut dilakukan dengan mencampurkan aspal dengan bahan polimer dalam
hal ini karet SIR-20 yang dicampur bersama dengan agregat kemudian ditambahkan DCP
sebagai inisiator. Hasil dari pencampuran tersebut di proses dengan mengunakan ekstruder
pada suhu 165 oC. Hasil uji sifat mekanis dengan kuat tekan menunjukkan bahwa komposisi
yang lebih baik antara aspal dengan karet ban bekas tersebut yaitu (95:5), dimana
dihasilkan kekuatan tekan maksimum sebesar 0,75 MPa. Hasil spektrum FTIR menunjukkan
adanya serapan tajam dan kuat pada bilangan gelombang 698,21 cm -1 yang menunjukkan
adanya gugus =C-H dari isoprena. Analisis morfologi dengan SEM memperlihatkan adanya
perubahan permukaan setelah karet ban bekas tersebut ditambahkan ke dalam campuran
aspal.
Kata Kunci : Aspal, Polimer, Karet SIR-20, Dikumil peroksida, Ekstruksi.

ABSTRACT
Research on the manufacture of polymer asphalt by utilizing SIR-20 rubber initiated by the
presence of dicumyl peroxide (DCP) through the process of extraction. The process of
preparing the polymer asphalt is carried out by mixing the asphalt with a polymeric material
in this case the SIR-20 rubber mixed together with the aggregate and then added DCP as the
initiator. The result of the mixing is processed by using an extruder at 165 ° C. The result of
test of mechanical properties with compressive strength indicates that the better composition
between asphalt and tire rubber is (95:5), where maximum compressive strength is 0.75
MPa. The FTIR spectrum results show the presence of a sharp and strong absorption at the
wave number 698.21 cm-1 indicating the presence of =C-H group of isoprene. Morphological
analysis with SEM shows a change in surface after the rubber tire was added to the asphalt
mixture.

Keywords: Asphalt, Polymer, Rubber SIR-20, Dicumyl Peroxide, Ekstruksion.

PENDAHULUAN dengan aspal. Kerusakan yang umum


Pembangunan jalan-jalan di setiap terjadi dijalan-jalan dalam kota adalah
kota di Indonesia menggunakan campuran adanya air yang menggenangi permukaan
agregat dan aspal. Ketahanan aspal sangat jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat
dipengaruhi oleh adanya air, karena air longgar karena air, kenderaan yang lewat
bisa melonggarkan ikatan antara agregat akan memberi beban yang akan merusak

123
124

ikatan tersebut dan permukaan jalan raya. di dunia setelah Thailand, dengan jenis
Bentuk kerusakan jalan raya karena produk utamanya adalah Standard
pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang Indonesian Rubber (SIR)-20. Standar
terbentuk maka air akan tertampung kualitasnya didasarkan pada Standart
didalamnya sehingga dalam hitungan Nasional Indonesia (SNI: 06-1903-1990),
minggu lubang yang semula kecil dapat dimana komposisi maksimum komponen
membesar dengan cepat. Ketahanan aspal bukan karet adalah: kotoran 0.20%, abu
jalan juga dipengaruhi oleh suhu, pada 1.00%, zat menguap 0.80%, dan nitrogen
suhu tinggi aspal akan bergeser dan 0.60%. Karet alam memiliki kemampuan
bergerak, pada suhu dingin aspal menjadi berkristalisasi, misalnya pada saat
sangat rapuh dan cenderung mengalami pembebanan tarik menyebabkan karet ini
keretakan. Deformasi permanen, keretakan memiliki kekuatan tarik yang unggul
letihan dan keretakan suhu rendah adalah dibandingkan dengan karet-karet lainnya.
dipertimbangkan sebagai gambaran yang Suhu transisi gelas yang sangat rendah
lebih penting pada pengaspalan dengan memungkinkan karet ini berfungsi dengan
aspal. baik apabila digunakan secara terus
Untuk memperbaiki sifat fisik aspal menerus pada suhu -30 oC. Adanya karet
dari pengaruh suhu dan air, maka bahan SIR-20 yang bersifat elastomer dalam
aditif polimer sebagai alternatif pengubah campuran aspal akan meningkatkan nilai
sifat permukaaan dari aspal. Modifikasi kelenturannya sehingga tingkat keelastisan
aspal polimer atau biasa disingkat dengan aspal menjadi lebih baik. Pada campuran
(MAP) telah dikembangkan selama antara aspal dengan agregat yang
beberapa dekade terakhir. Bahan polimer ditambahkan bahan aditif karet SIR-20
yang ditambahkan kedalam aspal adalah hanya akan terjadi ikatan fisis saja
dari jenis elastomer dan plastomer yaitu sehingga membuat bahan aditif yang
karet alam atau karet sintesis dan plastik, ditambahkan hanya berfungsi sebagai
(Brule,1988). agregat. Perlunya penggunaan bahan
Beberapa penelitian sudah dilakukan peroksida seperti dikumil peroksida
mengenai perihal MAP, seperti yang sebagai inisiator dalam campuran aspal
dilakukan oleh Zhang (2009) yang tersebut, sehingga baik polimer dalam hal
melakukan meneliti pengaruh modifikasi ini karet SIR-20 akan bersifat radikal
karet stirena butadiena / montmorillonite begitu juga dengan aspal. Keradikalan ini
pada sifat dan karakterisasi dari aspal. mendorong terjadinya ikatan kimia antara
Yildrim (2005) melakukan modifikasi aspal dengan karet SIR-20 dan agregat
karet stirena butadiena stirena (SBS), karet akan terperangkap diantara ikatan kimia
stirena butadiena (SBR), dan etilen vinil antara aspal dan bahan polimer.
asetat (EVA) dengan bahan pengikat aspal. Berdasarkan uraian diatas, maka
Tortum (2004) melakukan penelitian peneliti ingin mencoba melakukan
tentang penentuan kondisi optimum untuk penelitian tentang pembuatan aspal
karet ban di aspal beton. Pei-Hung (2000) polimer dengan memanfaatkan karet SIR-
juga telah memodifikasi pada polietilen, 20 yang diinisiasi oleh adanya dikumil
polipropilen, dan karet EPDM dengan peroksida melalui proses ekstruksi.
aspal. Mothe (2008) mengkarakterisasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
campuran aspal dengan TG/DTG, DTA apakah aspal dan karet SIR-20 dapat
dan FTIR. Yang (2010) Melihat bercampur secara sempurna dengan
mekanisme dan kinetika dari reaksi antara adanya inisiator dikumil peroksida yang
aspal dengan anhidrat maleat. diproses menggunakan esktruder serta
Disamping itu, Indonesia merupakan untuk mengetahui sifat mekanik dari
negara penghasil karet alam terbesar kedua campuran aspal polimer tersebut.

Ritonga A.H./Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 123-130


125

yang di uji berbentuk kubus, ditempatkan


METODE PENELITIAN sampel pada mesin uji tekan, diberikan
Bahan dan Alat pembebanan sampai benda uji runtuh,
Bahan yang digunakan dalam yaitu pada saat beban maksimum bekerja
penelitian yaitu : Aspal penetrasi 60/70, yang dicatat sebagai P maksimum, lalu
Karet SIR-20, Pasir, dan Dikumil ditentukan nilai kuat tekan dari aspal
Peroksida (DCP). Alat yang dipergunakan polimer tersebut.
dalam penelitian yaitu : seperangkat alat
gelas, ayakan, hot plate, agitator, neraca, Pengujian Dengan FT-IR
ekstruder, oven, cetakan sampel, mesin Pengujian dengan FTIR dimulai
termal kompressor, mesin uji kuat tekan, dengan mempreparasi sampel menjadi
FTIR, dan SEM. ujuran yang lebih kecil dengan cara
dipotong-potong kemudian dipanaskan
Proses Preparasi Bahan hingga meleleh. Hasilnya dioleskan
Agregat pasir dicuci dengan air, dengan tipis pada kepingan KBr. Di uji
dikeringkan, disaring, dan dibuat masing- dengan FT-IR. Hasil yang diperoleh
masing ke dalam 300 g. Karet SIR-20 berupa kurva yang menampilkan puncak
dipotong dalam ukuran kecil, kemudian yang dapat ditentukan gugus fungsinya.
dibuat masing-masing ke dalam variasi 25,
20, 15, 10, dan 5 %. Pengujian Dengan SEM
Pengujian dilakukan pada
Proses Pembutan Aspal Polimer permukaan sampel. Sampel dilapisi
Sebanyak 95% aspal dimasukkan ke dengan emas bercampur palladium dalam
dalam gelas beaker, dipanaskan pada suatu ruangan bertekanan 1492 x 102 atm,
temperatur 100 oC sampai meleleh, lalu lalu disinari dengan pancaran elektron
ditambahkan 5 g karet SIR-20 sambil bertenaga + 15 kV pada ruangan khusus
diaduk selama 10 menit. Dimasukkan 300 sehingga mengeluarkan elektron skunder
g pasir halus ke dalam campuran tersebut dan elektron terpental yang dapat di
sambil tetap diaduk, ditambahkan 1 gr deteksi oleh detektor Scientor yang
DCP, sambil tetap diaduk selama 15 menit diperkuat dengan suatu rangkaian listrik
dengan pemanasan yang sama. Campuran yang menyebabkan timbulnya Cathode
tersebut dimasukkan ke dalam mesin Ray Tube (CTD). Hasil pemotretan
ekstrusi pada suhu 165 oC, hasilnya dilakukan setelah memilih bagian tertentu
dimasukkan ke cetakan, lalu ditempatkan dari objek (sampel) dan dan dilakukan
ke dalam alat cetak tekan pada suhu 170 perbesaran sampai dengan diperoleh foto
oC selama 15 menit, didinginkan pada yang baik dan jelas.
suhu kamar. Perlakuan yang sama juga
dilakukan dengan variasi aspal dan karet HASIL DAN PEMBAHASAN
SIR-20 yaitu (80% : 20%) , (85% : 15%), Hasil Pengujian Kuat Tekan
(90% : 10%), dan (0% : 100%). Pengujian kuat tekan telah dilakukan
terhadap semua sampel dengan
Pengujian Kuat Tekan memberikan beban sebesar 1000 kgf dan
Pengujian kuat tekan mengacu pada kecepatan 10 mm/menit. Hasil pengujian
standart SNI 06-2489-1991, dengan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
prosedur sebagai berikut yaitu sampel

Ritonga A.H./Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 123-130


126

Tabel 1. Nilai Uji Kuat Tekan Untuk Variasi Aspal dengan SIR-20
Variasi P Kuat Tekan
No Stroke
Aspal : SIR-20 (kgf) (MPa)
1 80 : 20 82,7 0,32 45,98
2 85 : 15 118,6 0,47 19,17
3 90 : 10 164,1 0,64 24,96
4 95 : 5 190,9 0,75 17,59
5 100 : 0 98,7 0,39 43,87

Gambar 1. Grafik Hasil Uji Kuat Tekan meningkatkan kekuatan aspal hampir dua
dengan Variasi Aspal dan SIR-20 kali lipat dari kekuatan campuran aspal
murni.
Dari Gambar 1 tersebut dapat dilihat
Berdasarkan grafik terlihat bahwa
dengan jelas hubungan antara nilai kuat
semakin sedikit penambahan karet SIR-20
tekan dengan Aspal dan SIR-20 yang
grafik menunjukkan peningkatan nilai kuat
dinyatakan dalam bentuk grafik., dimana
tekan, tetapi setelah karet SIR-20 tidak
variasi terbaik pada campuran tersebut
ditambahkan ke dalam campuran aspal
yaitu pada campuran aspal dan SIR-20 (95
tersebut penurunan nilai kuat tekan terjadi.
: 5) dengan nilai kuat tekan sebesar 0,75
Banyaknya karet ditambahkan
MPa, sedangkan untuk campuran aspal
mempengaruhi kekuatan dari campuran
tanpa ada penambahan karet SIR-20 nilai
aspal, pada variasi (95:5) tersebut
kuat tekannya sebesar 0,39 MPa. Dimana
diketahui dispersi karet dalam campuran
terjadi peningkatan kuat tekan hanya
aspal lebih homogen sehingga peranan
sebesar 0,4 MPa. Dalam hal ini jelas
karet dalam campuran tersebut dapat
bahwa penambahan bahan polimer sekitar
memperlambat laju terjadinya deformasi
2-6% sudah cukup untuk meningkatkan
permanen.
kualitas dari campuran aspal (Pallaco,
Menurut SNI 08-1991-03 untuk
2005). Dalam hal ini jelas bahwa
persyaratan aspal beton nilai kuat tekannya
penambahan 5% SIR-20 sudah dapat
sebesar 15-40 MPa. Ini berarti semua

0,80

0,70

0,60
Kuat Tekan (MPa)

0,50

0,40

0,30

0,20

0,10

0,00
1 2 3 4 5

80 g : 20 g 85 g : 15 g 90 g : 10 g 95 g : 5 g 100 g : 0 g
Variasi Aspal dan SIR 20

Gambar 1. Grafik Hasil Uji Kuat Tekan dengan Variasi Aspal dan SIR-20

Ritonga A.H./Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 123-130


127

campuran aspal yang diujikan belum pada Gambar 2 tersebut menunjukkan


memenuhi ini standar kekuatan dari adanya serapan agak melebar dan
campuran aspal beton. Hal ini disebabkan intensitas lemah pada bilangan gelombang
karena untuk persyaratan campuran aspal 3433,21 cm-1 menandakan adanya gugus –
beton tersebut menggunakan agregat kasar OH hidroksil. Selanjutnya serapan tajam
(kerikil) dan agregat halus (pasir yang dan intensitas kuat menunjukkan adanya
lolos saringan 2,36 mm). Sementara dari vibrasi regangan simetris C-H alifatis pada
pengujian skala laboratorium, untuk bilangan gelombang 2922,7 cm-1,
agregatnya yang digunakan hanya pasir didukung pemunculan serapan tajam dan
yang lolos saringan 0,6 mm. Sehingga kuat pada pita bilangan gelombang
hasil kuat tekan dari campuran aspal 1453,15 cm-1 menandakan CH2 dan
tersebut belum memenuhi Standar serapan tajam dan medium pada pita
Nasional Indonesia. bilangan gelombang 1376,21 cm-1
menandakan adanya CH3. Serapan tajam
Hasil Analisis FTIR dan lemah ditunjukkan ada pita bilangan
Pengujian dengan FT-IR telah gelombang 1601,29 cm-1 menandakan
dilakukan terhadap sampel campuran aspal adanya rantai alkena C=C, dari karet SIR-
dengan karet SIR-20 (95:5). Spektrum 20. Pada pita serapan 698,21 cm-1
campuran aspal dengan SIR-20 dilakukan menunjukkan intensitas kuat dan tajam
pada variasi (95:5), dengan spektrumnya menandakan adanya ikatan =C-H karet
dapat dilihat pada Gambar 2. Spektrum SIR-20.

Gambar 2. Grafik Pengujian FTIR Terhadap Campuran Aspal Polimer

Ritonga A.H./Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 123-130


128

Gambar 3. Grafik Pengujian FTIRTerhadap Campuran Aspal

Pada Gambar 3 terlihat serapan tersebut dengan karet SIR-20. Adanya


melebar dan intensitas medium pada peningkatan intensitas dari CH2 dan CH3,
bilangan gelombang 3400 cm-1 juga pemunculan gugus =CH dari karet
menandakan adanya gugus hidroksil –OH SIR-20 mengindikasikan karet SIR-20 ada
yang diperkuat dengan adanya ikatan C-O dalam campuran aspal tersebut. Adanya
terlihat dari serapan tajam dan intensitas perbedaan bentuk spektrum campuran
kuat pada bilangan gelombang 1032,40 aspal polimer dengan campuran aspal.
cm-1. Serapan melebar lemah juga Yang menurut Mothe (2008) menunjukkan
ditunjukkan pada bilangan gelombang bahwa terjadinya reaksi dalam
1624,61 cm-1 menandakan adanya ikatan pencampuran tersebut.
C=C alkena. Selanjutnya serapan tajam
dan kuat terlihat pada bilangan gelombang Hasil Analisis Dengan SEM
2921,34 cm-1 yang menurut Marham Pengujian dengan SEM dilakukan
(2009) menunjukkan adanya C-H alifatis, untuk menentukan struktur permukaan dari
yang didukung adanya CH2 pada bilangan sampel dan dilakukan terhadap campuran
gelombang 1462,56 cm-1 dan gugus metil aspal, campuran aspal dengan SIR-20
CH3 terlihat pada bilangan gelombang (95:5) sebelum pengujian kuat tekan, dan
1376,58 cm-1. Pita dalam spektrum ini campuran aspal dengan SIR-20 (95:5)
menunjukkan adanya kesesuaian antara setelah pengujian kuat tekan. Pengujian
gugus-gugus fungsi dengan struktur aspal. dilakukan pada perbesaran 100 kali.
Dari kedua gambar tersebut, Pada Gambar 4 tersebut terlihat
diketahui bahwasanya pada Gambar 4.3, partikel-partikel kecil dari agregat pasir
spektrum menunjukkan adanya tingginya tersebar merata dalam campuran aspal
intensitas dari CO, tetapi setelah tersebut, dan terlihat kelekatan antara aspal
penambahan karet SIR-20 pada Gambar dengan agregat cukup baik, terlihat dari
4.2 tersebut, intensitasnya menjadi rendah kerapatan pada struktur permukaannya,
yang mengindikasikan terjadinya ikatan yang ditandai dengan sedikitnya pori-pori
silang antara aspal melalui gugus karbonil yang terbentuk.

Ritonga A.H./Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 123-130


129

menghasilkan daya tahan terhadap beban


sebesar 0,75 MPa, untuk struktur
permukaan memperlihatkan adanya
perubahan fisik pada permukaan campuran
aspal dengan bahan polimer. Hasil
spektrum FTIR menunjukkan adanya
serapan tajam dan kuat pada bilangan
gelombang 698,21 cm-1 yang
menunjukkan adanya gugus =C-H dari
isoprena.

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4. Hasil SEM Campuran Aspal
Struktur permukaan campuran aspal Bahruddin, Sumarno, Wibawa, G.,
pada Gambar 4 menunjukkan perbedaan Soewarno, N. 2007. Morfologi dan
yang signifikan dibandingkan dengan Properti Campuran Karet
campuran aspal dengan penambahan karet Alam/Polypropylene yang
SIR-20 pada Gambar 5. Tampak partikel- Divulkanisasi Dinamik Dalam
partikel berukuran besar dan kecil saling Internal Mixer. Volume 11. No 2.
berikatan yang menunjukkan bahwa karet Jakarta.
SIR-20 terdapat pada campuran tersebut Brule, B., Brion, Y., Tanguy, A. 1988.
dan tampak juga kerapatan pada struktur Paving Asphalt Polymer Blends:
permukaannya yang sangat baik yang Relationships Between Composition,
berarti kelekatan antara aspal, karet SIR-20 Structure & Properties, Proceedings
dengan agregat pasir pun cukup baik. of the Association of Asphalt Paving
Technologists. Vol. 57.
Buana, K.S. 2009. Teknologi Karet.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Eddyanto. 2007. Functionalisation of
Polymer : Reactive Processing”
Disertation. Aston University.
Birmingham. UK.
Mahadi. 2007. Teknik Pembuatan
Lembaran Polimer Pada Proses
Ekstrusi. USU-Press. Medan.
Marham, S. 2009. Spektroskopi Elusidasi
Struktur Molekul Organik. Edisi
Gambar 5. Hasil SEM Campuran Aspal Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Dengan Polimer Morton, M. 1987. Rubber Technology.
Third Edition. Van Nostrand
KESIMPULAN Reinhold. NewYork.
Berdasarkan hasil penelitian Mothe, M.G., Leite, L.F.M., Mothe, C.G.
teresebut, diketahui bahwa aspal polimer 2008. Thermal Characterization of
dapat dibuat dengan mencampurkan aspal, Asphalt Mixtures By TG/DTG, DTA
karet SIR-20, agregat, dan inisiator and FTIR. Journal of Thermal
dikumil peroksida menggunakan ekstruder Analysis and Calorimetry. Nuryanto,
dengan komposisi ideal antara aspal, karet A. 2008. Aspal Buton dan Propelan
SIR-20, DCP, dan agregat (95:5:1:300). Padat. Jakarta.
Untuk sifat mekanik dari aspal polimer
menunjukkan peningkatan, yaitu
Ritonga A.H./Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 123-130
130

Oglesby, C.H. 1996. Teknik Jalan Raya. Polymers For Asphalt Paving Mixes.
Edisi Keempat. Jilid II. Erlangga. USA : UMI. USA.
Jakarta. Polacco,G., Berlincioni, S. 2005. Asphalt
Pei-Hung, Y. 2000. A Study of Potential Modification with Different
Use of Asphalt Containing Synthetic Polyethylene-Based Polymer.
European Polymer Journal 41. Italia.

Ritonga A.H./Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 123-130

Anda mungkin juga menyukai