2.6.2.ep.2.2 Kak STBM
2.6.2.ep.2.2 Kak STBM
A. Pendahuluan
B. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Umum
Meningkatnya jumlah desa/kelurahan di Kecamatan Mendahara Ulu yang
bebas dari buang air besar sembarangan.
2. Khusus
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perubahan perilaku hiegine
sanitasi lingkungan terutama dalam hal buang air besar pada tempatnya.
D. Kegiatan
1. Bina suasana
Perkenalkan diri dari seorang fasilitator adalah merupakan upaya
pembukan pintu masuk untuk berkomunikasi dengan masyarakat . fase
perkenalan merupakan fase sensitif ,karena pada fase ini masyarakat
sudah tertarik, sudah percaya akan kedatangan seorang fasilitator, maka
mereka akan terhipnotis untuk selalu berperan aktif dalam setiap tahap
proses pemicuan .untuk menghidupkan suasana awal,maaka perlu
dikembangkan adanya proses ‘’ice breaking’’ lebih dalam,yaitu melalui
permainan (geme) atau bentuk –bentuk roll playing lainya.
2. Pemetaan perilaku PHBS
a. Pemicuan melaui analisis partisipasi dimulai dengan
menggambarkan peta wilayah RT/RW didukung masyarakat
sendiri.kemudian peserta di minta menggambar sungai,mesjid,
sekolah,dll yang merupakan sarana umum tersebut.
b. Selanjutnya peseta diminta menggambarkan peta lokasi rumah
masing-masing, sekaligus tanyakan kepada mereka kemana saat
ini mereka buang air besar.beri kode simbol atau gambar rumah
dengan warna kuning yang BAB sembarang ,dan warna hijau untuuk
rumah yang BAB di jamban.
3. Transek walk
Pemicuan nyata lapangan dilakukan dengan cara menelusuri wilayah
dalam suatu RT/RW untuk mengetahui lokasi-lokasi dimana warga
setempat buang air besar sembarang. semua peserta yang hadir dalam
proses pemicuan diajak untuk jalan bersama melihat kondisi tersebut.bila
peserta transek melewati suatu lokasi BABS kepada mereka dilarang untuk
menutup hidung,sehingga peserta merasakan betapa bau yang timbul
akibat tinja berada diruangan terbuka sembarangan. ingat,dilarang
menutup hidung saat transek walk dan tetap berhenti ditempat
sekejap untuk diskusi. ajak peserta mendiskusikan keadan tersebut, baik
2
dari aspek keindahan dan kebersihan liingkungan,dari aspek penyebaran
penyakit, dari aspek keselamatan,dll.tanyakan pada warga yang BABS,
bagaimana perasaan sekarang setelah orang lain menderita akibat bau
menyengat. Pemicuan dengan melalui transect walk ini menyentuh ego
seseorang, dengan timbulnya rasa jijik seseorang apalagi melihat tinja
yang berserakan ditanah terbuka.
4. Pemicuan melalui analisa kuantitatif tinja
a. Untuk lebih memberi gambaran tentang tingkat ‘besaran’ tinja yang
tersebar luas secara sembarang ,masyarakat diminta untuk
menghitung sendiri berapa kg/kwt/ton jumlah tinja yang
berhamburan. Tanyakan kepada mereka berapa jumlah anggota
keluarga ,kemudian kalikan dengan jumlah tinja yang dibuang
manuasia per orang per hari (yaitu sekitar 400/gram/orang/hari)
maka dapat dihitung berapa besar tinja yang bertaburan suatu
wilayah, dalam kurun waktu sehari, seminggu, sebulan, setahun
dan seterusnya.
b. Teruskan pertanyaan, kemana selama ini tinja tersebut pergi???
c. Tinja dikebun dimakan ayam, dan dimakan ayam.
d. Tinja dilahan kosong, mengering, menjadi debu, dihirup manuasia.
e. Tinja diselokan/empang, dimakan ikan dan akhirnya dimakan
masuk ke manusia.
f. Tinja masuk ke sungai mencemari air dan akhirnya masuk ke
manuasia juga.
5. Pemicuan melalui sentuhan aspek
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang erat kaitanya dengan
air dan sanitasi.untuk itu masyarakat diajak melihat bagai mana tinja
kotoran manusia dapat dimakan masuk ke mulut manusia itu sendiri dan
bahkan masyarakat untuk membuat alur kontaminasi ORAL FECAL
,kemudian kembangkan pertanyaan yang bersifat memicu perasaan takut
atau rasa lainnya,seperti;
a. Apakah ada anggota keluarga yang pernah sakit diare atau sakit lainya
yang berkaitan kesehatan lingkungan.
b. Apakah yang sakit punya jamban atau tidak.
c. Penderita dari warga miskin atau kaya
d. Bagai mana perasaan ibu/bapak ketika melihat anaknya sakit di RS.
e. Adakah anak atau anggota keluarga yang mati akibat penyakit.
f. Bagaimana perasaan mereka saat tahu anak atau anggota keluarga
mati.
g. Bagamana kondisi keuagan saat itu?
3
E. Cara melaksanakan kegiatan
1. Sosialisasi STBM dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan
bersama tokoh-tokoh masyarakat sekitar.
2. Pelatihan STBM dilaksanakan dengan menghadirkan narasumber yang
terkait dengan kader-kader sebagai pesertanya.
3. Pemicu STBM di kelurahan dilaksanakan dengan memberikan praktek
lapangan cara membuat Jamban.
F. Sasaran
Sasaran STBM adalah masyarakat sekitar wilayah kerja Puskesmas Simpang
Tuan.
Dari kegiatan STBM yang telah dilaksanakan selama 2 tahun terakhir ini
ternyata masih ditemukan beberapa rumah yang belum mempunyai jamban
dan mereka masih buang air besar sembarangan. Setelah dilakukan
sosialisasi, pelatihan dan pemicu STBM akhirnya terjadi perubahan perilaku
masyarakat dan mereka tidak buang air besar sembarangan.