Disusun Oleh:
Jati Wiyandari
Reguler B
NIM: P07134113127
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2013/2014
A. Pendahuluan
Salah satu kampung di kawasan Yogyakrta memiliki sanitasi lingkungan yang
buruk. Masyarakat tinggal di kawasan padat penduduk di pinggiran sungai dengan
kondisi yang tidak memadahi. Sungai tersebut tidak terawat dan tersumbat oleh
sampah-sampah rumah tangga yang berasal dari masyarakat sekitar sungai. Air
sungainya keruh dan berbau.
Masyarakat sekitar sungai melakukan sebagian kegiatan rumah tangga
menggunakan air sungai tersebut. Masyarakat sering mengalami gangguan
pencernaan seperti diare dan muntah-muntah akibat sanitasi air yang tidak baik..
Mereka sulit mendapatkan air bersi.
B. Pengkajian
1. Pengkajian Faktor Predisposisi
a. Riwayat
Dalam kurun waktu 2 bulan terakhir kampung ini didapat 25 orang
warganya mengalami gangguan pencernaan seperti diare. Mereka mengaku
dalam sehari buang air besar sebanyak lebih dari 10 kali dengan tinja yang
encer. Tinja berwarna putih keruh seperti air cucian beras. Selain diare,
mereka juga mengalami muntah-muntah yang disertai kram otot. Belum tau
penyebabnya, masyarakat hanya minum obat dari warung-warung terdekat.
b. Keadaan fisik
Kampung tersebut merupakan salah satu kampung dengan
lingkungan hidup yang sangat buruk dan kumuh. Masyarakat hidup di
kawasan padat penduduk pinggiran sungai yang rumahnya berdesakdesakan. Mereka tinggal di rumah yang sempit, ventilasi udara sebagai jalan
pertukaran udara sangat kurang, kebersihan lingkungannya tidak terjaga,
cahaya matahari pun sulit menembus masuk ke dalam rumah, sehingga
keadaan rumah menjadi sangat lembab dan menjadi tempat yang aman bagi
bibit penyakit untuk berkembang biak.
c. Kesiapan Belajar
penyebab
diare
tersebut.
Namun
mereka
belum
menemukan jawabannya.
Atas saran dari salah satu warga, mereka akhirnya meminta
kerjasama dengan puskesmas di daerah tersebut. Mereka meminta bantuan
kepada pihak puskesmas untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat terkait dengan wabah penyakit yang melanda kampung mereka
untuk menghindari jatuhnya korban lagi. Pihak puskesmas pun menyetujui
permintaan mereka.
d. Motivasi belajar
Motivasi warga untuk mengetahui penyebab penyakit ini sangat
besar. Mereka sangat antusias untuk mengikuti rencana penyuluhan yang
akan diadakan puskesmas tersebut. Mereka berharap dengan diadakannya
penyuluhan kesehatan ini akan membawa hasil yang positif sehingga
kampung mereka akan terhindar dari wabah penyakit yang selama ini
melanda kampung mereka.
e. Kemampuan Belajar
Sekitar 97% masyarakat kampung ini mampu membaca dan
mengerti
bahasa
dilakasanakan
indonesia.
dengan
Sehingga
menggunakan
penyuluhan
bahasa
kesehatan
indonesia.
akan
Diharapkan
C. Analisa Data
DATA
MASALAH
ETIOLOGI
DO:
Lingkungan
di
sekitar
kampung
terawat.
Masyarakat
berdesak-desakan
sungai,
tinggal
di
di
hidup
pinggiran
rumah
Kurangnya
Perilaku
pengetahuan
keadaan
masyarakat
lingkungan
tentang
dan
di
kolera
yang
kurang baik
D. Diagnosa
Ketidaktahuan
atau
kurang
pengetahuan
tentang
kolera
sangat
menggunakan air sungai tersebut. Mereka tinggal di rumah yang sangat sempit,
kebersihan lingkungan tidak terjaga, perilaku hidup sehat yang tidak berjalan,
ventilasi udara sebagai jalan pertukaran udara sangat kurang. Cahaya matahari
pun sulit menembus masuk ke dalam rumah. Sehingga keadaan rumah menjadi
sangat lembab dan menjadi tempat yang aman bagi bibit penyakit untuk
berkembang biak.
Kolera
kesehatan
mengenai
Kolera
F. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang tepat digunakan adalah seminar, diskusi dan tanya
jawab.
Hari
: Minggu
Tanggal
: 30 Juli 2014
Tempat
: Balai Desa Murtigading
Waktu
: 19.00 19.30 WIB
Alokasi waktu :
No.
1.
Waktu
5 menit
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan:
1. Salam Pembuka
2. Memperkenalkan diri,
menjelaskan topik dan tujuan
dari penyuluhan
3. Menggali pengetahuan
peserta tentang Kolera
2.
15 menit
Kolera
2. Memberi kesempatan kepada
5. Mengajukan
Kegiatan Peserta
1. Menjawab
salam dari
penyuluh
2. Mendengarka
n
3. Memberikan
tanggapan
1. Mendengarkan
dan
memperhatika
n
penyampaian
materi oleh
penyuluh
2. Memberikan
pertanyaan.
3. Memperhatika
n jawaban
yang diberikan
4. Memberikan
tanggapan
atas jawaban
yang diberikan
oleh penyuluh
3.
10 menit
Penutup:
1. Melakukan evaluasi
dengan memberikan
pertanyaan
2. Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
3. Memberikan kesempatan
diajukan peserta
5. Mengucapkan salam
penutup
1. Mendengar
dan
memperhatika
n
2. Memberikan
tanggapan
3. Mengajukan
pertanyaan
apabila masih
ada yang
kurang jelas
4. Memberikan
tanggapan
5. Menjawab
salam penutup
A. Rencana Evaluasi
No.
1.
2.
3.
Aspek
Kognitif
Afektif
Psikomotorik
Waktu
Segera
Metode
Tanya
Alat
Daftar
setelah
jawab
pertanyaan
penyuluhan
tentang
Segera
Tanya
Kolera
Daftar
setelah
jawab
pertanyaan
penyuluhan
tentang
dua
Kolera
Lembar
minggu observasi
setelah
penyuluhan
LAMPIRAN EVALUASI
A. Aspek kognitif
Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Kolera?
observasi
Evaluator
2.
3.
4.
5.
B. Aspek Afektif
Berupa pertanyaan sebagai berikut:
1. Dari penjelasan yang telah diberikan, bagaimana kesimpulan anda
tentang Kolera ?
2. Apa tindakan yang akan anda lakukan setelah mengetahui tentang
penyakit Kolera ?
C. Aspek Psikomotrik
1. Melengkapi rumah dengan ventilasi udara yang cukup
2. Mengusahakan agar cahaya matahari dapat menembus masuk ke dalam
rumah
3. Meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu.
4. Kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang
5.
6.
7.
8.
A. Pengertian Kolera
Kolera adalah penyakit menular epidemi akut yang dapat menimbulkan
kepanikan karena dapat menyebabkan wabah diare dengan angka kematian yang
tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Sebuah toksin yang larut
diuraikan dalam saluran usus oleh bakteri dengan cara mengaktifkan cylase siklase
mukosa, menyebabkan sekresi aktif pada cairan isotonik yang mengakibatkan
berlimpahnya air diare, kehilangan banyak cairan dan elektrolit, dan dehidrasi dan
keruntuhan, tetapi tidak ada perubahan berarti pada morfologi mukosa usus.
terdiri dari dua sub unit, yaitu A dan B. Informasi genetik untuk sintesis sub unit ini
dikodekan pada plasmid (elemen genetik tidak dalam kromosom bakteri). Selain itu,
jenis lain encode plasmid untuk pilus (sebuah struktur mirip rambut hampa yang dapat
meningkatkan lampiran bakteri ke sel manusia dan memfasilitasi pergerakan toksin dari
V. cholerae ke dalam sel manusia).
Enterotoksin menyebabkan sel manusia mengambil air dan elektrolit dari tubuh
(terutama saluran pencernaan bagian atas) dan memompanya ke dalam lumen usus di
mana cairan dan elektrolit diekskresikan atau dikeluarkan sebagai cairan diare.
Enterotoksin ini mirip dengan racun yang dibentuk oleh bakteri yang menyebabkan
difteri, kedua jenis bakteri ini merahasiakan racun pada lingkungan sekitar mereka di
mana toksin kemudian memasuki sel manusia. Bakteri biasanya ditularkan dengan
minum air yang terkontaminasi, tetapi bakteri juga dapat tertelan dalam makanan yang
terkontaminasi, terutama makanan laut seperti tiram mentah.
Sumber umum penyebab kolera:
a. Makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang kali lima yang diragukan
kebersihannya.
b. Sayuran yang tumbuh dengan air yang mengandung kotoran manusia.
c. Ikan mentah atau kurang matang dan makanan laut yang ditangkap di perairan yang
tercemar oleh limbah.
d. Meminum air yang belum dimasak
C. Penyebaran penyakit Kolera
Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau
pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun
kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern.
Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran)
manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan
sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena
penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci
sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang
hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, bahkan air tersebut (seperti disungai)
dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya.
D. Gejala-gejala Kolera
1. Diare dengan jumlah cairan yang banyak dan diare ini biasanya tidak nyeri.
Jumlah cairan yang keluar lewat diare ini sangat besar, antara 250 cc per kilogram
berat badan atau sekitar 10 hingga 18 liter air untuk orang dengan berat badan 70
kg selama 24 jam.
2. Muntah
3. Kram otot
4. Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi
cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi
seperti manis yang menusuk.
5. Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan
mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
Dehidrasi adalah masalah utama bagi penderita kolera. Karena banyaknya cairan
yang hilang dalam tubuh, hal ini sangat berbahaya bagi orang yang sebelumnya punya
kulitas gizi yang buruk. Dehidrasi berat ini bisa mengakibatkan gagal ginjal, elektrolit
Haus
b.
Kelemahan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Koma
i.
Kematian
tinja yang memenuhi standar sangat penting dalam mencegah terjadinya kolera.
Jarak antara sumur dan septick tank minimal harus 10 meter. Usaha lainya
adalah mencuci tangan (menggunakan sabun) sebelum makan, meminum air yang
sudah terlebih dahulu dimasak dan menghindari sayuran mentah atau ikan dan kerang
yang dimasak tidak sampai
matang.
Bila ada anggota keluarga yang terkena kolera harus diisolasi dan secepatnya
mendapatkan pengobatan. Benda-benda yang terkena kotoran harus disterilisasi,
serangga (vektor) harus diberantas. Vaksin kolera hanya memberikan perlindungan
parsial dan secara umum tidak dianjurkan.
Pencegahan umum meliputi:
1. Meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu
2. Kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Mikrobiologi. 2003. Bakteriologi Medik. Malang: Bayumedia
http://www.penyakitkolera.com/apa-itu-kolera
http://kesehatan123.com/1851/penyebab-kolera-danpenularan