Anda di halaman 1dari 11

PRE PLANNING TENTANG PEMBUATAN LARUTAN

GULA GARAM

Disusun Oleh :

1. Deo Ariel Novembriolinda


2. Dhita Handayani
3. Edy Joko Saputro
4. Meilani Isna Nugrahani
5. Reni Nesti Astuti

SEKOLAH ILMU KESEHATAN ANNUR


PURWODADI

TA 2018/2019
A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan


hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa
ditolak, meskipun kadang bisa dicegah atau dihindari. Konsep sehat sakit
sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor
di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi terutama faktor sosial
budaya. Jadi, sangat penting menumbuhkan pengertian yang benar pada
benak masyarakat tentang konsep sehat dan sakit karena dengan konsep
yang benar maka masyarakat pun akan mencari alternatif yang benar pula
untuk menyelesaikan masalah kesehatannya (Dinas Kesehatan, 2007).
Masalah kesehatan yang dibiarkan begitu saja akan dengan mudah
menimbulkan berbagai penyakit. Contoh tindakan yang dapat
menyebabkan timbulnya masalah kesehatan diantaranya yaitu, tidak cuci
tangan sebelum maupun sesudah makan, tidak membuang sampah pada
tempatnya, mengabaikan kebersihan dirumahnya baik itu kebersihan
kamar mandi, lantai rumah dan sebagainya. Berdasarkan wilayah yang
telah diteliti mengenai perilaku warga dalam menjaga kebersihan,
ditemukan data 15 dari 17 responden (88,2%) memilik kebiasaan air
minum yang dikonsumsi tidak selalu dimasak dan tidak selalu mencuci
tangan sebelum makan. 13 dari 17 responden (76,4%) suka jajan makanan
sembarangan. 10 dari 17 responden (58,8%) tidak menguras tempat
penampung air setiap 1 bulan sekali dan tidak membersihkan MCK setiap
2 minggu sekali, 13 dari 17 responden (76,47%) tidak mencuci tangan
dengan sabun setelah beraktivitas, 16 dari 17 responden (94,12%) tempat
sampahnya tidak ditutup, 9 dari 17 responden (52,94%) penderita diare
terdapat banyak lalat dirumahnya, 11 dari 17 responden (64,71%)
menyatakan sampah di rumahnya tidak diangkat oleh petugas setiap hari
(Laporan Hasil Survei Angket Pengkajian dengan Masalah Kesehatan).
Perilaku buruk yang dilakukan warga di wilayah tersebut
menyebabkan banyak warga yang terserang penyakit diare. Penyakit diare
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, baik
ditinjau dari angka kesakitan dan angka kematian serta kejadian luar biasa
(KLB) yang ditimbulkan. Survey morbiditas yang dilakukan oleh subdit,
departemen kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan
insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit diare 301/1000 penduduk,
tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi
423/1000 penduduk dan pada tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk
(Kurniati, 2014).
Data hasil pengkajian menyebutkan bahwa warga yang menderita
diare sebagian besar bejenis kelamin permpuan, yaitu 9 dari 17 orang
(52,94%), warga yang menderita diare berusia 41-60 tahun, yaitu 11 orang
dari 17 orang (64,7%), 17 orang (100%) penderita diare merasakan kondisi
fisiknya merasa sakit perut, 12 dari 17 (70,6%) penderita diare biasanya
mengalami diare selama > 2 hari, 12 dari 17 orang (70,6%) penderita diare
mengalami kondisi psikologis yaitu stress, 16 dari 17 orang (94,1%)
penderita diare mengalami penurunan aktivitas dan interaksi saat terkena
diare (Laporan Hasil Survei Angket Pengkajian dengan Masalah
Kesehatan).
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara tidak
langsung akan meningkatkan kualitas masyarakat. Peningkatan derajat
kesehatan perlu dilakukan dengan serius diantaranya melalui peningkatan
status gizi penduduk, peningkatan akses pada pelayanan kesehatan dasar,
subsidi di biaya pelayanan kesehatan, serta perbaikan keadaan lingkungan.
Hal tersebut tidak lepas dari peran pemerintah dengan mendukung
ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sehingga
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat serta peran masyarakat
dalam berperilaku hidup sehat, memelihara, dan melindungi kesehatan diri
dan lingkungan (Dinas Kesehatan, 2007).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar warga dapat memahami mengenai penyakit Diare,
2. Tujuan Khusus
a. Agar warga dapat mengerti pengertian diare
b. Agar warga dapat mengerti gejala diare
c. Agar warga dapat mengerti penyebab diare
d. Agar warga dapat mengerti bahaya diare
e. Agar warga dapat mengerti pencegahan diare
f. Agar warga dapat mengerti penanganan diare

C. METODE PELAKSANAAN

1. Ceramah
2. Demostrasi

D. SASARAN DAN TARGET

1. Sasaran : Mahasiswa ANNUR yang mengalami masalah diare.


2. Target : Mahasiswa mampu dan mengerti cara membuat larutan gula
dan garam

E. STRATEGI PELAKSANAAN

Cara membuat larutan gula garam untuk mencegah dehidrasi pada saat
mengalami diare :
a. Cucilah tangan dengan sabun sampai bersih
b. Tuangkan air hangat kedalam satu gelas
c. Masukkan gula pasir 1 sendok penuh lalu aduk sampai larut
d. Setelah gula larut,masukkan garam halus ¼ sendok dan aduk hingga larut
e. Larutan gula dan garam segera diminum
Kebutuhan/ Larutan Gula Garam/ Oralit sesuai kelompok Umur :

Umur Setiap mencret Jumlah yang diberikan


< 1 tahun ½ gelas 400ml/hari
1 – 4 tahun 1 gelas 600 – 800ml/hari
5 – 12 tahun 1 ½ gelas 800 – 1000ml/hari
Dewasa 3 gelas 1200 – 2800ml/hari

F. MEDIA DAN ALAT BANTU


1. Media : Leaflet
2. Alat Bantu : Garam dapur yang halus dan Gula Pasir, Air putih hangat,
Gelas dan Sendok

G. SETTING TEMPAT :

Keterangan :
Hitam : Penyaji
Biru muda : Fasilitator
Merah muda : Mahasiswa Annur

H. PENGORGANISASIAN DAN SUSUSNAN ACARA


1. Pengorganisasian
a. Penyaji : Deo Ariel, Dhita Handayani, Edy Joko
b. Fasilitator : Meilani Isna, Reni Nesti
c. Waktu : 20 menit
2. Susunan acara

N0 Tahap Kegiatan penyaji Kegiatan Media dan


Mahasiswa alat bantu
1. Pembukaan -memberikan salam -menjawab -leaflat
- memperkenalkan diri salam
-menyampaikan -memperhatikan
maksud dan tujuan
penyuluhan

2. Penyajian Menjelaskan: -menyimak -leaflat


-pembutan larutan menjelaskan -garam
gula garam -bertanya bila -gula
-bahan-bahan ada penjelasan -air
pembuatan larutan yang kurang hangat
gula garam mengerti. -sendok
-penyajian larutan -gelas
gula garam bagi
penderita diare
3. Penutup -evaluasi tentang Menjawab
materi yang telah salam
diberikan
-membuat kesimpulan
materi yang telah
diberikan
-mengucapkan salam
Lampiran Pre Planning

1. Definisi Diare
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak
biasa (lebih dari 3 kali sehari), disertai dengan perubahan dalam jumlah
dan konsistensi feses cair. Hal ini biasanya berkaitan dengan dorongan,
ketidaknyamanan pada area perianal, inkontinesia, atau kombinasi dari
faktor ini. Tiga faktor yang menentukan keparahan diare antara lain
adalah sekresi intestinal, perubahan penyerapan mukosa, dan peningkatan
motilitas. (Diane, 2000). Penyakit diare adalah salah satu penyebab
utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, yang menyebabkan
satu biliun kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya.
Mekanisme penularan utama untuk patogen diare adalah tinja-mulut,
dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kebanyakan
kejadian. (Behram, 2000)

2. Gejala Diare
Menurut Diane, (2000), Gejala - gejala yang sering timbul pada
penderita akibat diare antara lain adalah :
a. Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feses
b. Kram abdomen, distensi, bising usus (borborigmus), anoreksia, dan
rasa haus.
c. Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejan tak efektif
(tenesmus) mungkin terjadi setiap kali defekasi.
d. Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan bertahap. Gejala yang
berkaitan adalah dehidrasi dan kelemahan.
e. Feses yang banyak mengandung air menandakan penyakit usus halus.
f. Feses yang lunak, semipadat berkaitan dengan kelainan kolon.
g. Feses berwarna keabu-abuan menandakan malabsopsi usus.
h. Mukus dan pus dalam feses menunjukkan enteritis inflamasi atau
kolitis.
i. Bercak minyak pada air toilet merupakan diagnostik dari insufisiensi
pankreas.
j. Diare nokturnal mungkin merupakan manifestasi neuropati diabetik.

3. Penyebab Diare
Penyebab utama penyakit diare adalah infeksi bakteri atau virus,
jalur masuk utama infeksi tersebut melalui feses manusia atau binatang,
makanan, air, dan kontak dengan manusia. Kondisi lingkungan yang
menjadi habitat atau pejamu untuk patogen tersebut atau peningkatan
kemungkinan kontak dengan penyebab tersebut menjadi risiko utama
penyakit ini. Sanitasi dan kebersihan rumah tangga yang buruk, kurang
nya air minum yang aman, dan pajanan pada sampah yang padat
(misalnya, melalui pengambilan sampah atau akumulasi sampah di
lingkungan) yang kemudian mengakibatkan penyakit diare.
Semua hal ini kemudian sering diasosiakan dengan fasilitas
manajemen air dan sampah yang buruk, prosedur yang aman di dalam
sistem persediaan makanan (misalnya selama manajemen di peternakan,
penyimpanan makanan dan penjualan makanan eceran) yang kurang
memadai, dan pengendalian polusi lingkungan yang tidak memadai.
Epidemik diare juga dapat terjadi sebagai akibat dari kejadian
polusi atau bencana alam besar, seperti banjir. Musim kemarau juga
dapat menyebabkan wabah diare karena bertambah nya kekuatan patogen
di saluran air dan kebutuhan akan penyimpanan air rumah tangga. Di luar
hal-hal ini terdapat banyak penyebab yang lebih umum dari status
kesehatan buruk, yaitu kemiskinan, pengucilan di bidang sosial dan
kebijakan serta pengendalian lingkungan yang buruk. (Hardiyanti, 2009)

4. Bahaya Diare
Diare cukup berbahaya karena diare dapat menyebabkan
kekurangan cairan atau dehidrasi. Dehidrasi akan menyebabkan
gangguan keseimbangan metabolisme tubuh. Gangguan ini dapat
mengakibatkan kematian. Kematian lebih sering disebabkan karena
kehabisan cairan tubuh karena asupan cairan tidak seimbang dengan
pengeluaran melalui defekasi dan muntah. Kehilangan cairan sebanyak
10% dapat membahayakan jiwa, keadaan ini dapat mengakibatkan
kematian setelah sakit selama 2-3 hari. Jika kehilangan cairan sebanyak
10% dari berat badannya hal ini dapat menyebabkan kematian apabila
disertai dengan asupan makanan yang tidak adekuat. Sebelum kematian
terjadi, dehidrasi berat akan muncul yang gejalanya adalah kulit berkerut,
mata cekung, serta mulut dan bibir kering bahkan pecah-pecah. Dehidrasi
berat menyebabkan volume cairan berkurang, denyut nadi dan jantung
bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah merendah, penderita
lemah, kesadaran menurun, dan penderita sangat pucat. Diare juga dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan karena asupan makanan terhenti
sementara pengeluaran zat gizi terus berjalan. (Hardiyanti, 2009)

5. Pencegahan Diare
Diare bukan saja berdampak pada si penderita, tapi juga berpotensi
menyebar, terutama kepada anggota keluarganya. Oleh sebab itu diare
sebaiknya dicegah mulai dari aspek kontak pertama hingga
penyebarannya. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena
diare akibat kontaminasi:
a. Mencuci tangan sebelum makan
b. Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum
air keran
c. Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang
d. Makan makanan yang dimasak dari bahan-bahan yang segar
e. Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan
tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan
6. Penanganan Diare
Penatalaksanaan diare akut (tanpa darah) yang dapat dilakukan di
rumah tangga bertujuan mencegah dehidrasi dan malnutrisi. Anak-anak
tanpa tanda-tanda dehidrasi memerlukan tambahan cairan dan garam
untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare. Jika ini
tidak diberikan, tanda-tanda dehidrasi dapat terjadi. Ibu atau keluarga
harus diajarkan cara-cara mencegah dehidrasi di rumah dengan
memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya, bagaimana
mencegah kekurangan gizi dengan terus memberi makan anak dan
mengapa tindakan-tindakan ini penting. Memberikan anak lebih banyak
cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit,
makanan yang cair dan atau air matang. Jika anak berusia kurang dari 6
bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberikan oralit dan air
matang dari pada makanan cair. Berikan larutan ini sebanyak anak mau
dan teruskan hingga diare berhenti. Cara membuat larutan gula-garam:
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, ¼ sendok teh garam dapur
dan 1 gelas (200 cc) air hangat. Setelah diaduk rata pada sebuah gelas
diperoleh larutan gula-garam yang siap digunakan. (Wulandari, 2011)
DAFTAR PUSTAKA

Behram. Ricahard E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.2. Ed.15.


Jakarta : EGC.
Baughman. Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah : Buku Saku untuk
Brunner dan Suddart. Jakarta : EGC.
Hardiyanti. 2009. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta :
Kawan Pustaka
Wulandari, Ade. 2011. Penanganan Diare Di Rumah Tangga Merupakan
Upaya Menekan Angka Kesakitan Diare Pada Anak Balita.

Anda mungkin juga menyukai