GULA GARAM
Disusun Oleh :
TA 2018/2019
A. LATAR BELAKANG
C. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Demostrasi
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Cara membuat larutan gula garam untuk mencegah dehidrasi pada saat
mengalami diare :
a. Cucilah tangan dengan sabun sampai bersih
b. Tuangkan air hangat kedalam satu gelas
c. Masukkan gula pasir 1 sendok penuh lalu aduk sampai larut
d. Setelah gula larut,masukkan garam halus ¼ sendok dan aduk hingga larut
e. Larutan gula dan garam segera diminum
Kebutuhan/ Larutan Gula Garam/ Oralit sesuai kelompok Umur :
G. SETTING TEMPAT :
Keterangan :
Hitam : Penyaji
Biru muda : Fasilitator
Merah muda : Mahasiswa Annur
1. Definisi Diare
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak
biasa (lebih dari 3 kali sehari), disertai dengan perubahan dalam jumlah
dan konsistensi feses cair. Hal ini biasanya berkaitan dengan dorongan,
ketidaknyamanan pada area perianal, inkontinesia, atau kombinasi dari
faktor ini. Tiga faktor yang menentukan keparahan diare antara lain
adalah sekresi intestinal, perubahan penyerapan mukosa, dan peningkatan
motilitas. (Diane, 2000). Penyakit diare adalah salah satu penyebab
utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, yang menyebabkan
satu biliun kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya.
Mekanisme penularan utama untuk patogen diare adalah tinja-mulut,
dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kebanyakan
kejadian. (Behram, 2000)
2. Gejala Diare
Menurut Diane, (2000), Gejala - gejala yang sering timbul pada
penderita akibat diare antara lain adalah :
a. Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feses
b. Kram abdomen, distensi, bising usus (borborigmus), anoreksia, dan
rasa haus.
c. Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejan tak efektif
(tenesmus) mungkin terjadi setiap kali defekasi.
d. Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan bertahap. Gejala yang
berkaitan adalah dehidrasi dan kelemahan.
e. Feses yang banyak mengandung air menandakan penyakit usus halus.
f. Feses yang lunak, semipadat berkaitan dengan kelainan kolon.
g. Feses berwarna keabu-abuan menandakan malabsopsi usus.
h. Mukus dan pus dalam feses menunjukkan enteritis inflamasi atau
kolitis.
i. Bercak minyak pada air toilet merupakan diagnostik dari insufisiensi
pankreas.
j. Diare nokturnal mungkin merupakan manifestasi neuropati diabetik.
3. Penyebab Diare
Penyebab utama penyakit diare adalah infeksi bakteri atau virus,
jalur masuk utama infeksi tersebut melalui feses manusia atau binatang,
makanan, air, dan kontak dengan manusia. Kondisi lingkungan yang
menjadi habitat atau pejamu untuk patogen tersebut atau peningkatan
kemungkinan kontak dengan penyebab tersebut menjadi risiko utama
penyakit ini. Sanitasi dan kebersihan rumah tangga yang buruk, kurang
nya air minum yang aman, dan pajanan pada sampah yang padat
(misalnya, melalui pengambilan sampah atau akumulasi sampah di
lingkungan) yang kemudian mengakibatkan penyakit diare.
Semua hal ini kemudian sering diasosiakan dengan fasilitas
manajemen air dan sampah yang buruk, prosedur yang aman di dalam
sistem persediaan makanan (misalnya selama manajemen di peternakan,
penyimpanan makanan dan penjualan makanan eceran) yang kurang
memadai, dan pengendalian polusi lingkungan yang tidak memadai.
Epidemik diare juga dapat terjadi sebagai akibat dari kejadian
polusi atau bencana alam besar, seperti banjir. Musim kemarau juga
dapat menyebabkan wabah diare karena bertambah nya kekuatan patogen
di saluran air dan kebutuhan akan penyimpanan air rumah tangga. Di luar
hal-hal ini terdapat banyak penyebab yang lebih umum dari status
kesehatan buruk, yaitu kemiskinan, pengucilan di bidang sosial dan
kebijakan serta pengendalian lingkungan yang buruk. (Hardiyanti, 2009)
4. Bahaya Diare
Diare cukup berbahaya karena diare dapat menyebabkan
kekurangan cairan atau dehidrasi. Dehidrasi akan menyebabkan
gangguan keseimbangan metabolisme tubuh. Gangguan ini dapat
mengakibatkan kematian. Kematian lebih sering disebabkan karena
kehabisan cairan tubuh karena asupan cairan tidak seimbang dengan
pengeluaran melalui defekasi dan muntah. Kehilangan cairan sebanyak
10% dapat membahayakan jiwa, keadaan ini dapat mengakibatkan
kematian setelah sakit selama 2-3 hari. Jika kehilangan cairan sebanyak
10% dari berat badannya hal ini dapat menyebabkan kematian apabila
disertai dengan asupan makanan yang tidak adekuat. Sebelum kematian
terjadi, dehidrasi berat akan muncul yang gejalanya adalah kulit berkerut,
mata cekung, serta mulut dan bibir kering bahkan pecah-pecah. Dehidrasi
berat menyebabkan volume cairan berkurang, denyut nadi dan jantung
bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah merendah, penderita
lemah, kesadaran menurun, dan penderita sangat pucat. Diare juga dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan karena asupan makanan terhenti
sementara pengeluaran zat gizi terus berjalan. (Hardiyanti, 2009)
5. Pencegahan Diare
Diare bukan saja berdampak pada si penderita, tapi juga berpotensi
menyebar, terutama kepada anggota keluarganya. Oleh sebab itu diare
sebaiknya dicegah mulai dari aspek kontak pertama hingga
penyebarannya. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena
diare akibat kontaminasi:
a. Mencuci tangan sebelum makan
b. Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum
air keran
c. Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang
d. Makan makanan yang dimasak dari bahan-bahan yang segar
e. Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan
tertinggal di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan
6. Penanganan Diare
Penatalaksanaan diare akut (tanpa darah) yang dapat dilakukan di
rumah tangga bertujuan mencegah dehidrasi dan malnutrisi. Anak-anak
tanpa tanda-tanda dehidrasi memerlukan tambahan cairan dan garam
untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare. Jika ini
tidak diberikan, tanda-tanda dehidrasi dapat terjadi. Ibu atau keluarga
harus diajarkan cara-cara mencegah dehidrasi di rumah dengan
memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya, bagaimana
mencegah kekurangan gizi dengan terus memberi makan anak dan
mengapa tindakan-tindakan ini penting. Memberikan anak lebih banyak
cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit,
makanan yang cair dan atau air matang. Jika anak berusia kurang dari 6
bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberikan oralit dan air
matang dari pada makanan cair. Berikan larutan ini sebanyak anak mau
dan teruskan hingga diare berhenti. Cara membuat larutan gula-garam:
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, ¼ sendok teh garam dapur
dan 1 gelas (200 cc) air hangat. Setelah diaduk rata pada sebuah gelas
diperoleh larutan gula-garam yang siap digunakan. (Wulandari, 2011)
DAFTAR PUSTAKA