Anda di halaman 1dari 22

PERAN KOLABORASI ANTAR

PROFESI DALAM PENERAPAN


“PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT”
DOSEN PEMBIMBING :
Yohanes Kambaru, S.Pd, M.Kes, MPH, PhD
Nur Hatijah, SKM, M.Kes
Nama Kelompok
1. Alvira Yokihadi
2. Amalia Safitri
3. Nadya Kurnia Nabila
4. Navira Anggraini
5. Pramudya Ahadi
6. Ebi Febiyanti Ivo
7. Ferdalia Karcana Putri
8. Hebrina Cellia
9. Inggri Noviatasari
10. Meyta Threeasmawantie
11. Augnesia Seven Chaterine
12. Ayu Rachmawati
13. Heni Susilowati
14. Frevita Amalia Istiqomah
15. Nara Andreana Valantina
16. Sherly Aldafa Putri Pratama
17. Evan Dafitrah Nuradriane
18. Lailatul Fithriyah
19. Dara Damayanti
20. Rofiqotus Zahro Suroya
21. Nadia Pramesthy Choirudin
Skenario
Keluarga Tn. S (40 tahun) yang terdiri dari Ny. Y (37 Tahun) dan mempunyai anak 3 tinggal satu rumah dengan kondisi
lingkungan yang kumuh. Yn. S batuk tidak kunjung sembuh dan tidak pernah dibawa berobat di pelayanan kesehatan, saat
ini anak ke 3 Tn. S yaitu An. C (8Tahun) mengalami diare dengan karakteristik cair, BAB sebanyak 11x sehari sejak 2 hari
yang lalu. Anak ke 2 Tn. S yaitu An. A (10 Tahun) mengalami penurunan berat badan, nafsu makan semakin menurun. Ny.
Y mengatakan keluarga tidak mau bekerja sama dalam menjaga lingkungan yang sehat seperti membuang sampah pada
tempatnya, hal ini dipicu oleh keadaan ekonomi dan lingkungan sekitar rumahnya yang memang kurang baik yaitu jauh
dari tempat tersedianya TPA untuk membuang sampah, akhirnya sampah dibuang ke sungai. Ny. Y mengatakan anaknya
jika mau makan tidak pernah cuci tangan terlebih dahulu. Ny. Y mengatakan jarang memasak sayuran, lebih banyak
membeli makanan yang tidak sehat. Karna keluarga tidak mengerti mengenai pentingnya pentingnya menerapkan pola
hidup bersih dan sehat.
Perencanaan
Penulis Skenario : Kelompok 5B IPE

Memahami bagaimana penerapan pola hidup bersih sehat


(PHBS) dan penanganan kasus penyakit diare pada keluarga
Methodology : Tn. S

Lingkup Bahasan :1. Pengertian Pola Hidup Bersih Sehat


(PHBS)
6.
7.
Faktor risiko diare
Komplikasi diare
2. Penerapan Pola Hidup Bersih Sehat 8. Pencegahan diare
(PHBS) 9. Penanganan diare
3. Pengertian Diare
4. Penyebab Diare
5. Tanda dan gejala Diare
Perencanaan
Pengetahuan awal : 1. Pengetahuan tentang Pola sesuai dnegan usia
Hidup Bersih Sehat 5. Pengetahuan tentang faktor
(PHBS) risiko diare
2. Pengetahuan tentang 6. Pengetahuan tentang
kebersihan lingkungan komplikasi pada diare
3. Pengetahuan tentang diare 7. Pengetahuan mengenai
4. Pengetahuan tentang tanda penerapan pola nutrisi pada
dan gejala diare serta nilai penderita diare
normal frekuensi BAB
Perencanaan
Pemicu : Menurut informasi yang diperoleh dari Tn. S sebagai kepala keluarga, keluarga ini
memiliki kebiasaan buruk mengenai pola kebersihan pada lingkungan keluarga.
Istrinya, Ny. Y mengatakan bahwa hal tersebut dipicu oleh keadaan ekonomi
keluarganya yang kurang mampu sehingga lebih memilih untuk membeli bahan
pangan tanpa memperdulikan kualitasnya, kemudian jauhnya TPA untuk membuang
sampah akhirnya sampah dibuang ke sungai. Keluarga Tn. S memilih untuk acuh
terhadap masalah kebersihan lingkungan yang tengah dihadapi karena tidak mengerti
mengenai pola kebersihan lingkungan yang baik dan sehat.
Perencanaan
Identifikasi Fakta : 1. Menurut Lingkungan rumah keluarga Tn.S dengan kondisi kumuh
2. Lingkungan rumah Tn.S jauh dari tempat TPA jadi untuk membuang sampah
dibuang ke sungai
3. Anak dari Tn.S jika mau makan tidak pernah mencuci tangan
4. Ny.Y jarang masak sayuran, lebih banyak membeli makanan diluar

Penerapan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan Kejadian Diare


Masalah Utama :
1. Bagaimana penatalaksanaan untuk membantu keluarga Tn. S dalam

Rumusan Masalah : menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?


2. Bagaimana pencegahan dan penanganan pada kasus diare yang dialami An. C?
Learning Issues
1. Bagaimana perawatan pada keluarga dengan tingkat
PHBS yang rendah?
2. Bagaimana perawatan pada keluarga dengan kasus diare?
3. Apakah hubungan pola PHBS yang redah dengan angka
kejadian diare?
4. Apakah perlu dilaksanakan kerjasama lintas sektor untuk
menangani masalah PHBS?
5. Mengapa keluarga merasa acuh dengan PHBS dalam
praktik kehidupan sehari-hari?
Hipotesis
Keluarga Tn. S tidak memahami dan menerapkan
mengenai PHBS sehingga timbul kasus diare.
Analisis Masalah
Referensi
1. Najah (2020). ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Samarinda. Diakses melalui
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1061/1/KTI%20Hidayatun%20Najah.pdf pada tanggal 8 Februari 2023
2. PPNI, T. (2017) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta. DPP: PPNI.
3. PPNI, T. (2017) Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta. DPP: PPNI.
4. PPNI, T. (2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta. DPP: PPNI.
REFLEKSI INTERPROFESI
1. Apakah ada pengetahuan baru yang diperoleh?
2. Apakah ada pengetahuan yang sudah kamu miliki dapat
digunakan/bermanfaat dalam penyelesaian kasus ini?
3. Apakah ada informasi/ilmu yang tidak diketahui oleh kelompok?
4. Apakah semua anggota tim memahami keilmuan atau profesi masing-
masing?
5. Apakah ada tumpang tindih keilmuan/peran informasi?
SOLUSI/PENANGANAN TIAP
PROFESI
PROFESI KEPERAWATAN

1. Melakukan pengkajian (identitas pasien, diare berapa kali, disertai muntah atau tidak, nafsu makan
dan minum menurun atau tidak, upaya apa yang dilakukan dalam menangani diare)

2. Menentukan diagnosa keperawatan sesuai masalah yang ada

3. Mengidentifikasi karakteristik dan frekuensi feses pada penderita diare.

4. Memonitor TTV dan tanda adanya syok pada penderita diare.

5. Memonitor output dan input cairan untuk menghindari terjadinya syok.

6. Memberikan terapi non farmakologis untuk merileksasikan anak agar tidak rewel.
7. Menentukan perencanaan Pendidikan Kesehatan (Health Education), meliputi :
a. Memberikan wawasan tentang diare dan PHBS

b. Mengedukasi tentang penanganan pertama yang dapat dilakukan ibu di


rumah ketika anak mengalami diare

c. Pentingnya menerapkan PHBS di Rumah dan lingkungan sekitar

d. Memberikan contoh bagaimana penerapan PHBS yang mudah dan


sederhana.

8. Melakukan evaluasi

Mengevaluasi pemahaman tentang diare dan PHBS, penanganan pertama anak diare,
pentingnya penerapan PHBS
PROFESI KEBIDANAN
1. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan

2. Menentukan diagnosa kebidanan

3. Observasi TTV.

4. Memberikan penjelasan tentang:

• Asal usul diare berasal dari bakteri di lingkungan kotor

• Selalu mencuci tangan setiap kali akan makan dan sebelum maupun sesudah melakukan kegiatan

• Selalu menerapkan PHBS seperti mencuci dan memasak dengan air bersih, tidak menggunakan air
sungai yang tercemar, dan tidak membuang sampah di sungai

5. Melakukan evaluasi terhadap adanya perubahan setelah diberikan KIE


PROFESI GIZI

1. Melakukan assesment awal pada klien

2. Memberikan edukasi pada klien tentang:

• Pengertian diare dan PHBS

• Penyebab dan pencegahaan diare

• Pentingnya menerapkan PHBS

3. Memberikan informasi terkait tentang makanan yang tepat dan sesuai

4. Memberikan edukasi terkait bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi

5. Memberikan edukasi mengenai diet sisa rendah (makanan rendah serat)

6. Melakukan evaluasi terhadap penerapan PHBS


PROFESI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

1. Pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan untuk diagnosa diare?

2. Apa yang perlu dipersiapkan sebelum pengambilan sampel untuk diagnosa diare?

3. Bagaimana cara pengambilan sampel yang benar untuk pasien diare?

4. Bagaimana hasil pemeriksaan yang menunjukkan bahwa pasien mengalami diare?


PROFESI KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Mengarahkan pasien untuk berobat ke puskesmas terdekat agar dirujuk dan melakukan konseling

2. Di konseling mendapat arahan dri pihak sanitarian, mengenai penyakit Ispa dan Diare. Memberi
masukan (mencuci tangan sebelum dan setelah makan, mencuci tangan setelah buang air besar,
setiap pagi membuka jendela rumah, memberi tudung saji pada makanan,

3. Melakukan inspeksi ke rumah pasien

4. Melakukan intervensi yaitu dengan memberi sosialisasi tentang PHBS kepada keluarga yang
bersangkutan, menyarankan untuk membuat TPA di lingkungan tenpat tinggal, membuat Instalasi
Penhelolaan Limbah, lalu membersihkan Sampah yang berserakan di jalan.

5. Melakukan promosi kesehatan tentang PHBS


PROFESI TERAPIS GIGI DAN MULUT

1. Melakukan pemeriksaan meliputi : identifikasi data pasien, pemeriksaan subjektif dan


objektif pada pasien

2. Menggunakan APD Level 3 saat melakukan pemeriksaan objektif pada rongga mulut

3. Menginformasikan kepada pasien hasil dari pemeriksaan rongga mulut

4. Melakukan upaya promotif sesuai kasus rongga mulut

5. Melakukan upaya preventif berupa scalling jika memungkinkan, gosok gigi bersama
dan pengolesan larutan fluor
PROFESI TEKNIK ELEKTROMEDIS

1. Melakukan kalibrasi alat pada lembaga kalibrasi yang bersertifikat secara rutin
terjadwal setiap tahun untuk menjaga keakuratan.

2. Memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan yang menggunakan alat kesehatan


mengenai cara penggunaan dan penyimpanan alat secara tepat.

3. Melakukan maintenance pada alat sesuai jadwal secara rutin agar alat memiliki life time
yang panjang.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai