Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

TELEKOMUNIKASI ANALOG DAN DIGITAL


AMPLITUDE SHIFT KEYING
MODULATOR DEMODULATOR

Kelompok 4 Kelas TT 1B
Anggota Kelompok:

1. DANIEL AUNDRA E.P 2331130055


2. FERDILAN RAMADHANI 2331130063
3. WIZA RAHMA S 2331130069

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
BAB IV AMPLITUDE SHIFT KEYING ............................................................... 3
4.1 Tujuan ....................................................................................................... 3
4.2 Teori Dasar ............................................................................................... 3
4.3 Alat dan Bahan ......................................................................................... 6
4.4 Prosedur Percobaan .................................................................................. 7
4.5 Hasil Percobaan ...................................................................................... 10
4.6 Analisis Pembahasan Masalah ............................................................... 17
4.7 Kesimpulan ............................................................................................. 19
4.8 Referensi ................................................................................................. 19

i
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Measured results of XR 2206 ASK Modulator —Asynchronous ASK


Demodulator. ......................................................................................................... 10
Tabel 4.2. Measured results of MC 1496 ASK Modulator — Asynchronous ASK
Demodulator.......................................................................................................... 13
Tabel 4.3. Measured results of MC 1496 ASK Modulator — Synchronous ASK
Demodulator.......................................................................................................... 15

ii
BAB IV
AMPLITUDE SHIFT KEYING

4.1 Tujuan

• Memahami teori operasi modulasi amplitudo shift keying (ASK).

• Memahami bentuk gelombang sinyal dari modulasi ASK.

• Mengimplementasikan modulator ASK dengan menggunakan MC


1496.

• Memahami metode pengujian dan penyesuaian rangkaian modulasi


ASK.

• Memahami teori operasi demodulasi ASK.

• Memahami teori pengoperasian detektor asinkron ASK.

• Memahami teori pengoperasian detektor Sinkron ASK.

• Memahami metode pengujian dan penyesuaian rangkaian demodulasi


ASK.
4.2 Teori Dasar

4.2.1 Prinsip Dasar ASK


Prinsip dasar Amplitudo Shift Keying (ASK) adalah mengubah
amplitudo gelombang pembawa (carrier) antara dua nilai atau lebih,
biasanya on dan off, untuk mewakili sinyal-sinyal biner. Dalam ASK,
amplitudo gelombang pembawa di-switch antara dua nilai atau lebih untuk
mewakili bilangan biner 1 dan spasi untuk mewakili biner 0. Kondisi on
dalam ASK mengindikasikan kode 1, sedangkan kondisi off mewakili kode
0.

3
4.2.2 Rangkaian Modulator ASK dengan MC1496
Rangkaian modulator ASK (Amplitude Shift Keying) menggunakan
MC1496 adalah cara untuk menghasilkan sinyal modulasi amplitudo dari
sinyal informasi digital dengan menggunakan mixer. Komponen utama
dalam rangkaian ini adalah MC1496, yang merupakan mixer khusus yang
dapat digunakan untuk modulasi. MC1496 memiliki dua input balanced dan
satu output. Input-balanced memungkinkan untuk mengurangi distorsi dan
noise dalam proses modulasi. Sinyal output dari MC1496 adalah hasil
modulasi amplitudo antara sinyal informasi dan sinyal pembawa. Setelah
modulasi, sinyal output dapat diarahkan melalui filter untuk membersihkan
noise dan frekuensi yang tidak diinginkan, meningkatkan kualitas sinyal
modulasi.

4.2.3 Dektektor ASK Asinkron


Detektor ASK asinkron adalah sebuah rangkaian yang digunakan
untuk mendeteksi sinyal modulasi amplitudo ASK tanpa adanya
sinkronisasi langsung antara sinyal pembawa dan sinyal penerima. Dalam
sistem komunikasi, sinkronisasi antara pembawa dan penerima seringkali
sulit diimplementasikan karena perubahan fase atau frekuensi yang
mungkin terjadi dalam kanal transmisi. Detektor ASK asinkron dirancang
untuk mengatasi masalah ini dengan cara mendeteksi variasi amplitudo dari
sinyal yang diterima tanpa bergantung pada sinkronisasi langsung dengan
sinyal pembawa.
Prinsip dasar detektor ASK asinkron adalah dengan menggunakan
suatu ambang batas untuk membedakan antara kehadiran atau ketiadaan
sinyal. Ketika amplitudo sinyal yang diterima di atas ambang batas, detektor
menghasilkan keluaran yang mengindikasikan keberadaan sinyal informasi,
sedangkan ketika amplitudonya di bawah ambang batas, detektor
menghasilkan keluaran yang menunjukkan ketiadaan sinyal informasi.

4
4.2.4 Detektor ASK Sinkron
Detektor ASK sinkron adalah sebuah rangkaian yang digunakan
untuk mendeteksi dan mendemodulasi sinyal ASK yang telah dimodulasi
sebelumnya. Detektor ASK sinkron akan melakukan sinkronisasi dengan
sinyal pembawa yang digunakan dalam modulasi. Hal ini penting karena
detektor harus memperkirakan fase dan frekuensi sinyal pembawa untuk
mendemodulasi sinyal ASK dengan benar. Detektor ASK sinkron akan
mendeteksi perubahan amplitudo pada sinyal pembawa yang dihasilkan
oleh modulasi ASK. Ketika amplitudo sinyal pembawa meningkat atau
menurun sesuai dengan sinyal informasi yang dimodulasikan, detektor akan
merekonstruksi sinyal informasi asli dari perubahan amplitudo tersebut.
Setelah sinyal ASK dideteksi, detektor biasanya akan menggunakan filter
untuk membersihkan sinyal dan menghilangkan komponen frekuensi yang
tidak diinginkan, sehingga mendapatkan kembali sinyal informasi yang
sesuai. Output dari detektor ASK sinkron biasanya berupa sinyal informasi
digital yang telah berhasil direkonstruksi, yang sesuai dengan sinyal input
digital yang dimodulasikan pada awalnya.

4.2.5 Implementasi Modulasi ASK


Langkah implementasi modulasi ASK:
1. Persiapkan Sinyal Informasi
Sinyal informasi yang ingin dimodulasikan harus disiapkan. Sinyal
informasi biasanya merupakan data digital yang terdiri dari serangkaian
bit, di mana setiap bit mewakili level amplitudo tertentu dari sinyal yang
akan dimodulasikan.
2. Pilih Sinyal Pembawa
Sinyal pembawa adalah gelombang sinusoidal dengan frekuensi
yang jauh lebih tinggi daripada frekuensi sinyal informasi. Frekuensi
pembawa ini harus dipilih agar sesuai dengan aplikasi yang diinginkan.

5
3. Modulasikan Sinyal Informasi ke Sinyal Pembawa
Gunakan metode modulasi ASK untuk mengubah amplitudo sinyal
pembawa sesuai dengan sinyal informasi. Ketika sinyal informasi
memiliki nilai 1, amplitudo sinyal pembawa meningkat; ketika sinyal
informasi memiliki nilai 0, amplitudo sinyal pembawa menurun atau
bahkan mati. Ini dapat dicapai dengan menggunakan mixer atau
modulator seperti MC1496.
4. Filter
Setelah modulasi, sinyal output dapat melewati filter untuk
membersihkan noise dan frekuensi yang tidak diinginkan dari sinyal.
5. Transmisi atau Penerimaan
Sinyal yang telah dimodulasi dapat ditransmisikan melalui media
transmisi yang sesuai, seperti kabel atau gelombang radio, atau diterima
oleh penerima untuk diproses lebih lanjut.
6. Demodulasi
Di sisi penerima, jika diperlukan, sinyal yang diterima dapat
melewati proses demodulasi untuk mendapatkan kembali sinyal
informasi asli dari sinyal yang dimodulasi.

4.3 Alat dan Bahan


1. DC Power Supply 1
2. Function Generator 2
3. Oscilloscope 1
4. GOTT DCT-11 ASK Modulator 1
5. GOTT DCT-12 ASK Demodulator 1
6. BNC to Alligator cable 4
7. BNC to BNC cable 2
8. Large banana to banana cable 5
9. Small banana to banana cable
10. T-connector 2

6
4.4 Prosedur Percobaan
4.4.1 XR 2206 ASK Modulator - Asynchronous ASK Demodulator

1. Lihat gambar DCT 11-1 pada modul GOTT DCT-6000-06. Misalkan J2


hubung singkat dan J3 rangkaian terbuka.
2. Misalkan kedua terminal I/P hubung singkat dan J1 rangkaian terbuka,
yaitu pada terminal masukan sinyal data (Data I/P), masukan tegangan
0 V DC. Dengan menggunakan osiloskop, amati bentuk gelombang
sinyal ASK (ASK O/P) pada sinyal keluarannya, kemudian catat hasil
pengukurannya pada Tabel 4.1.
3. Misalkan kedua terminal I/P berupa rangkaian terbuka dan J1 berupa
rangkaian pendek, yaitu pada terminal masukan sinyal data (Data I/P),
masukan tegangan 5V DC. Dengan menggunakan osiloskop, amati
bentuk gelombang sinyal ASK (ASK O/P) pada sinyal keluarannya,
kemudian catat hasil pengukurannya pada Tabel 4.1.
4. Hubungkan terminal keluaran sinyal ASK (ASK O/P) pada gambar
DCT11-1 ke terminal masukan sinyal detektor ASK asinkron (ASK I/P)
pada gambar DCT 12-1.
5. Sesuaikan resistor variabel VR pada gambar DCT12-1 untuk
mendapatkan level referensi komparator yang optimal. Dengan
menggunakan osiloskop, amati pada port keluaran sinyal digital (Data
O/P). Terakhir, catat hasil pengukuran pada Tabel 7.1
6. Berdasarkan sinyal masukan pada Tabel 7.1, ulangi langkah 4-6 dan
catat hasil pengukuran pada Tabel 4.1.

7. Lihat gambar DCT 11-1 pada modul GOTT DCT-6000-06 untuk


menghasilkan sinyal termodulasi amplitudo sebagai input sinyal ASK
termodulasi. Misalkan J2 rangkaian terbuka dan J3 rangkaian pendek.
8. Berdasarkan sinyal masukan pada Tabel 7.1, ulangi langkah 2 hingga
langkah 6 dan catat hasil pengukuran pada Tabel 4.1

7
4.4.2 MC 1496 ASK Modulator - Asynchronous ASK Demodulator
1. Lihat gambar DCT l 1-2 pada modul GOTT DCT-6000-06.
2. Pada terminal masukan sinyal data (Data I/P), masukan amplitudo 5 V,
sinyal TTL 500 Hz. Kemudian pada terminal masukan sinyal pembawa
(Carrier I/P), masukan amplitudo 500 mV dan frekuensi gelombang
sinus 20 kHz.
3. Dengan menggunakan osiloskop, amati bentuk gelombang sinyal
keluaran dari sinyal ASK termodulasi (ASK O/P). Sesuaikan VR hingga
sinyal tidak terjadi distorsi. Kemudian sesuaikan VRz untuk
menghindari asimetri sinyal. Terakhir, catat bentuk gelombang sinyal
keluaran ASK O/P pada Tabel 4.2.
4. Hubungkan terminal keluaran sinyal ASK (ASK O/P) pada gambar
DCT11-2 ke terminal masukan sinyal detektor ASK asinkron (ASK I/P)
pada gambar DCT 12-1.
5. Sesuaikan resistor variabel VRC pada gambar DCT12-1 untuk
mendapatkan level referensi komparator yang optimal. Dengan
menggunakan osiloskop, amati pada port keluaran sinyal digital (Data
O/P). Terakhir, catat hasil pengukuran pada Tabel 4.2.
6. Berdasarkan sinyal masukan pada Tabel 7.2, ulangi langkah 2 hingga
langkah 5 dan catat hasil pengukuran pada Tabel 4.2.

8
4.4.3 MC 1496 ASK Modulator - Asynchronous ASK Demodulator
1. Lihat gambar DCT 11-2 pada modul GOTT DCT-6000-06 untuk
menghasilkan sinyal termodulasi amplitudo sebagai input sinyal ASK
termodulasi.
2. Pada terminal masukan sinyal data (Data T/P) pada gambar DCT 11-2,
masukan amplitudo 5V dan sinyal TTL 500 Hz. Pada terminal masukan
sinyal pembawa (Carrier l/P), masukan amplitudo 500 rnV dan
frekuensi gelombang sinus 20 kHz.
3. Sesuaikan VR modulator ASK pada gambar DCT 11-2 dan amati pada
sinyal ASK termodulasi sebelum sinyal terjadi distorsi, kemudian
sesuaikan sedikit VR2 untuk menghindari asimetri sinyal sehingga
diperoleh bentuk gelombang keluaran optimal dari sinyal ASK
termodulasi (ASK O /P).
4. Hubungkan terminal keluaran sinyal ASK (ASK O/P) pada gambar
DCT11-2 ke terminal masukan sinyal detektor ASK sinkron (ASK T/P)
pada gambar DCT 12-2.
5. Dengan menggunakan osiloskop dan beralih ke saluran DC, lalu
sesuaikan VR; dari gambar DCT12-2 untuk mendapatkan tegangan
referensi komparator yang optimum. Kemudian amati bentuk
gelombang sinyal keluaran dari port keluaran sinyal data (Data O/P).
Terakhir, catat hasil pengukuran pada Tabel 4.3. Jika bentuk gelombang
keluaran sinyal terjadi distorsi, sesuaikan sedikit VRi.
6. Berdasarkan sinyal input pada Tabel 7.3, ulangi langkah 3 hingga
langkah 5 dan catat hasil pengukuran pada Tabel 4.3.

9
4.5 Hasil Percobaan

Tabel 4.5.1 XR 2206 ASK Modulator - Asynchronous ASK Demodulator


Tabel 4.1. Measured results of XR 2206 ASK Modulator —
Asynchronous ASK Demodulator
Input
No. Output Signal
Signal
0 V (I/P SC , JI OC) 5V (JI SC , I/P OC)

J2 SC
1
J3 OC

Data I/P ASK O/P

J2 SC
J3 OC
2 Data O/P
5V, 200
Hz

10
Data I/P ASK O/P

J2 SC
J3 OC
3
5V, 500 Data O/P
Hz

0 V (l/P SC , JI OC) 5V (J1 SC , I/P OC)

J2 OC
4
J3 SC

11
Data l/P ASK O/P

J2 OC
J3 SC
5
5V, 200 Data O/P
Hz

Data I/P ASK O/P

J2 OC
J3 SC
6
5V, 500 Data O/P
Hz

12
4.5.2 MC 1496 ASK Modulator - Asynchronous ASK Demodulator
Tabel 4.2. Measured results of MC 1496 ASK Modulator — Asynchronous
ASK Demodulator
Input
No. Output Signal
Signal
Data I/P Data I/P Carrier I/P

5 V, 500
Hz TTL
signal

1
Carrier I/P ASK O/P Data O/P

500 mV,
20 kHz
sine wave

Data I/P Carrier I/P


Data I/P

5 V, 1
kHz TTL
signal

2
Carrier I/P ASK O/P Data O/P

500 mV,
20 kHz
sine wave

13
Data I/P Data I/P Carrier I/P

5 V, 500
Hz TTL
signal

3
Carrier I/P ASK O/P Data O/P

500 mV,
40 kHz
sine wave

Data I/P Data I/P Carrier I/P

5 V, 1
kHz TTL
signal

4
Carrier I/P ASK O/P Data O/P

500 mV,
40 kHz
sine wave

14
4.5.3 MC 1496 ASK Modulator - Asynchronous ASK Demodulator
Tabel 4.3. Measured results of MC 1496 ASK Modulator —
Synchronous ASK Demodulator
Input
No. Output Signal
Signal
Data I/P Data I/P Carrier I/P

5 V, 500
Hz TTL
signal

1 Carrier
ASK O/P Data O/P
I/P

500 mV,
20 kHz
sine wave

Data I/P Data I/P Carrier I/P

5 V, 1
kHz TTL
signal

2 Carrier
ASK O/P Data O/P
I/P

500 mV,
20 kHz
sine wave

15
Data I/P Data I/P Carrier I/P

5 V, 500
Hz TTL
signal

3 Carrier
ASK O/P Data O/P
I/P

500 mV,
40 kHz
sine wave

Data I/P Data I/P Carrier I/P

5 V, 1
kHz TTL
signal

4 Carrier
ASK O/P Data O/P
I/P

500 mV,
40 kHz
sine wave

16
4.6 Analisis Pembahasan Masalah
1. Pada gambar DCT l1-2, apa fungsi OP AMP LM74l, C3. R 17, R18 dan
R19?
Dalam Modulator ASK Op-amp atau Operational Amplifier
digunakan untuk melakukan penguatan dan pemrosesan sinyal. Op-amp
digunakan untuk memperkuat sinyal inputnya. Di dalam modulator DCT
op-amp dapat digunakan untuk mengatur amplitudo atau bentuk sinyal
gelombang. Kapasitor C3 digunakan sebagai bagian dari filter atau
pengatur sinyal. Resistor digunakan sebagai pembagi tegangan dan
membatasi arus. C3. R 17, R18 dan R19 terdiri dari filter bandpass untuk
menghilangkan sinyal frekuensi tinggi, sehingga gelombang sinyal ASK
menjadi lebih sempurna.
2. Pada gambar DCT11-2, apa tujuan dari VRian dan VRz?
Potensiometer digunakan untuk mengatur distorsi dari sinyal
termodulasi.
3. Pada gambar DCT 11-2, apa kegunaan dari R, dan Ri4?
R sebagai resistor umpan balik (feedback resistor) untuk
menentukan penguatan.
Ri4 berfungsi membatasi arus yang masuk ke input negatif op-amp.
4. Pada gambar DCT12-1, jika kita mengabaikan op-amp pA741 dan
menghubungkan modulator ASK ke detektor dioda, lalu apa hasilnya''

Jika pada gambar DCT12-1 kita mengabaikan op- amp pA741 dan
menghubungkan modulator ASK langsung ke detektor dioda, maka
hasilnya sinyal output dari modulator ASK tidak akan dikuatkan atau
diproses lebih lanjut oleh op-amp. Dengan menghubungkan modulator
ASK ke detektor dioda. Detektor dioda akan menerima sinyal output dari
modulator ASK. Detektor dioda akan mendeteksi sinyal termodulasi
ASK dan mengubahnya menjadi sinyal baseband (sinyal informasi asli).

17
5. Apa kegunaan dari cornparator pada gambar DCT12-1 dan gambar
DCTl2-2?
Pada DCT12-1 comparator berfungsi untuk membandingkan dua
sinyal input, yaitu sinyal referensi (Vref) dan sinyal yang akan diukur
(Vin). Comparator akan menghasilkan sinyal output digital (high atau
low) berdasarkan perbandingan antara Vin dan Vref.
Pada DCTl2-2 comparator berfungsi sebagai komponen utama
dalam rangkaian pengubah analog ke digital (ADC). Comparator
membandingkan sinyal input analog (Vin) dengan tegangan referensi
yang dihasilkan oleh rangkaian pembagi tegangan.
6. Pada gambar DCT12-2, apa tujuan dari Rii, Co dan Ct i?
Resistor Rii, pada rangkaian membagi tegangan referensi (Vref)
menjadi beberapa level tegangan referensi yang akan dibandingkan
dengan sinyal input analog (Vin).
Kapasitor Co akan terisi muatan sesuai dengan level tegangan
referensi yang dihasilkan oleh rangkaian pembagi tegangan. Muatan yang
tersimpan di kapasitor Co akan digunakan sebagai tegangan referensi
untuk dibandingkan dengan sinyal input analog (Vin) oleh comparator.
Kapasitor Cti akan mengambil sampel dari sinyal input analog (Vin)
pada saat yang tepat, sesuai dengan sinyal clock yang mengatur proses
konversi ADC.
7. Pada gambar DCT12-2, apa tujuan dari D dan Zt?
Decoder (D) berfungsi untuk mengubah kode digital yang dihasilkan
oleh rangkaian logika digital menjadi sinyal kontrol yang dapat
digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan komponen lain
dalam rangkaian. Decoder D menerima kode digital dari rangkaian logika
digital yang mewakili nilai analog input yang telah dikonversi.
Impedansi sumber (Zt) berfungsi untuk menyesuaikan impedansi
antara rangkaian ADC dan sumber sinyal analog input (Vin). Zt sebagai
penyesuai impedansi agar tidak terjadi ketidakcocokan impedansi yang
dapat menyebabkan distorsi atau kehilangan sinyal.

18
4.7 Kesimpulan
Amplitudo Shift Keying adalah teknik modulasi yang mengubah
amplitudo gelombang pembawa untuk mewakili sinyal-sinyal biner. Prinsip
dasar ASK adalah menggunakan dua nilai amplitudo untuk
merepresentasikan 1 dan 0 dalam data digital. Modulator ASK
menggunakan komponen MC1496 untuk menghasilkan sinyal modulasi
amplitudo, sementara detektor ASK dapat berupa sinkron atau asinkron
untuk mendeteksi dan mendemodulasi sinyal ASK. Implementasi modulasi
ASK melibatkan beberapa langkah yaitu persiapan sinyal informasi,
pemilihan sinyal pembawa, modulasi, filtering, transmisi atau penerimaan,
dan demodulasi.

4.8 Referensi
[1] Mahmuzi Imam (2010, January) ANALISIS DAN SIMULASI BERBAGAI
MACAM TEKNIK MODULASI AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK)
PADA KANAL BERDERAU [online].
Available : https://repository.uin-suska.ac.id/11327/1/2010_201012TE.pdf
[2] Shafira Destra Alna (2018, Juny.3) Tanya Demodulator1 [online].
Available: https://www.scribd.com/document/380868803/Ask-Demodulato1

19

Anda mungkin juga menyukai