(Memahami Pengkondisian Sinyal pada Input dan Output dari Sistem Sensor)
Disusun oleh :
Maryati
Roni Ardiana
XII TEI 1
2017/2018
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha besar di
alam semesta ini ,yang telah memberi kita kesehatan sehat jasmani dan rohani, serta tak
lupa salawat dan salam kita jung-jungkan kepada baginda nabi akhir zaman rakhmatan lil
alamin Rasulullah Muhammad SAW,karena atas ijin dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah SENSOR DAN AKTUATOR
Tujuan akhir dari makalah SENSOR DAN AKTUATOR adalah selain sebagai
bagian dari proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan, juga untuk mengasah
kompetensi dan profesionalisme kerja bagi saya sebagai salah satu siswa di SMK NEGERI
1 KARAWANG.
Saya menyadari bahwa dalam makalah SENSOR DAN AKTUATOR ini masih
terdapat banyak sekali kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif sebagai bahan masukan bagi saya di kemudian hari.
Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah SENSOR DAN AKTUATOR ini, terutama
kepada semua pihak di SMK NEGERI 1 KARAWANG .
Semoga laporan ini dapat bermanfaat di kemudian hari baik bagi diri saya pribadi
khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirul Kallam wabillahitaufik walhidayah
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
2
Daftar Isi
Pengkondisian Sinyal Berbagai Macam Sensor yang Dasar Cahaya dan Suhu.......................8
3
1. Pengertian Pengkondisian Sinyal
Pengkondisi sinyal merupakan istilah umum yang digunakan dalam sistem
instrumentasi, dan pada prakteknya pengkondisi sinyal dapat berupa rangkaian penguat,
penjumlah, pengurang, differensiator, integral, filter dan lain-lain, serta bisa juga berupa
rangkaian gabungan dari 2, 3 atau lebih rangkaian-rangkaian tersebut.
Pengkondisi sinyal digunakan untuk menggunakan sinyal keluaran dari sensor
sehingga dapat diolah dengan baik dan benar pada tahap berikutnya seperti rangkaian
ADC, mikrokontroler, moving coil atau yang lainnya.
4
Gambar 2.22 Linearisasi pada Sinyal yang Tidak Linear
a. Kapasitor
5
Besar kecilnya muatan listrik yang dapat disimpan olehkapasitor sebanding
dengan nilai kapasitas kapasitor tersebut. Selain sebagai penyimpan muatan listrik
kapasitor juga dapat digunakan sebagai penghubung atau coupling sinyal atau
isyarat AC dalam suatu rangkaian pemroses sinyal.
b. Induktor
Induktor atau kumparan adalah komponen elektronika yang dibuat dari kawat
email yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki nilai reaktansi. Induktor
dapat digunakan untuk menahan arus AC dan melewatkan arus DC. Bentuk dan
simbol induktor secara umum dapat dilihat pada gambar berikut.
c. Transistor
6
Transistor merupakan komponen aktif yang dibangun dari tiga lempeng
semikonduktor tipe P dan tipe N. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat
sinyal dan dapat jugaberfungsi sebagai saklar elektronik. Berikut adalah salah
satu contoh dan simbol transistor.
Transistor Bipolar
Transistor Unipolar
Transistor terdiri dari dua tipe yaitu transisor NPN dan PNP. Kemudian dari
dua tipe tersbut transistor dibagi lagi mejadi dua jenis menjadi transistor bipolar
dan transistor unipolar. Transistor bipolar memiliki 3 kaki yaitu basis, colektor
7
dan emitor, sedangkan transistor unipolar memiliki tiga kaki yaiut gate , source
dan drain.
Jadi prinsip kerja dari pengkondisi sinyal menggunakan sensor cahaya adalah
apabila sensor mendapatkan tegangan input atau cahaya, maka motor tidak akan
bekerja. Dan apabila sensor tidak mendapatkan tegangan input atau, maka motor akan
bekerja.
8
b. Thermocouple
Dari gambar simulasi jalannya arus rangkaian pada pengondisi dinyal diatas,
rangkaian ini memiliki output sensor sebesar 0.3V karena saya memakai sensor suhu LM35
yang bekerja pada 1 derajat Celcius untuk setiap penambahan nilai output sebesar 10mV.
Sedangakan untuk inputan dari V2 menggunakan 0.5 volt karena diinginkan nilai offset
sebesar 1V dan output dari rangkaian ini adalah sebesar 9 V, hasil ini dapat diperoleh dari
analisa perhitungan tersebut. Rangkain ini menggunakan IC LM741, karena IC ini merupakan
salah stu IC yang standart untuk aplikasi rangakaian inverting.
Sebelum merangkai rangkaian pengondisi sinyal ini terlebih dahulu kita harus
membuat perhitungan simulasi rangkaian untuk menentukan besarnya R1, R2, dan Rf.
Dengan menggunakan inverting yang akan di jelaskan pada sub bab di bawah. Dari hasil
analisa tersebut saya mendapatkan nilai :
9
R1 = 1k Ω
R2 = 13.5k Ω
Rf = 27k Ω
Besarnya nilai resistor tersebut berpengaruh pada output pada rangkaian, yaitu
kombinasii antara R1, R2 dan Rf akan menghasilkan sebuah penguatan dari rangkaian
tersebut.
Jalannya arus dari rangkain pengondisi sinyal diatas yaitu arus mengalir dari V dari
sensor menuju R1 lalu masuk ke op-amp,dan vrus dari V2 akan mengalir menuju R2 lalu
kedua masukan tersebut masuk ke op amp.
Dari hasil analisa rangkain ini saya menginginkan outputnya sebesar 9 volt agar dapat
menggerakkan kipas DC yang membutuhkan tegangan sebesar 1-9 volt. Hasil yang saya
peroleh dari analisa tersebut lalu saya simulasikan ke program proteus dan hasilnya hampir
sama dengan yang telah saya perhitungkan yaitu output rangkaiannya adalah 9.1 volt dan ini
sangat mendekati dengan simulasi saya yaitu sebesar 9.12 volt, seperti yang tampak pada
gambar 4.1 di atas.
Akan tetapi setelah saya buat simulasinya lalu saya aplikasikan pada rangkaiannya,
hasilnya tidak sesuai dengan analisa yang telah saya buat dan simulasinya.hasilnya sangat
berbeda jauh dari yang diinginkan, yaitu output rangkaian hanya sebesar 3 koma sekian. Ini
adalah hasil yang sangat jauh dari analias maupun simulasi yang telah saya lakukan. Hal ini
mungkin disebabkan kerena pemasangan trimpot yang tidak sesuai hal ini menjadikan nilai
tahanan R2 tidak sesuai yang diharapkan
10
dengan menggunakan penguat (amplifier) digunakan IC Non-Inverting Amplifier, LM
324, karakteristik dari IC ini dapat dilihat dari gambar dibawah.
- LM 324 ialah jenis Op-Amp dengan single supply (supply hanya tegangan + 24 VDC saja)
Vo = (Rf / Ri + 1) . V1
11