Anda di halaman 1dari 6

TOPIK 2: Mulai dari Diri

Nama : Ismail
Kelas : A. PPG PRAJAB Gel.2 Tahun 2023
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia

1. Mulai dari Diri - Siapa Ki Hadjar Dewantara bagi Saya?


Topik Pembelajaran yang Anda pelajari dalam tahap ini adalah mengenal secara
mendalam pemikiran filosofi Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan. Tiga tulisan Ki
Hadjar Dewantara yaitu, 1) Dasar-Dasar Pendidikan; 2) Metode Montessori, Froebel dan
Taman Anak; 3) Pidato Sambutan Ki Hadjar Dewantara – Dewan Senat Universitas
Gadjah Mada menjadi landasan utama bagi Anda untuk membangun argumen kritis dan
reflektif tentang esensi pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Anda sudah sering mendengar kata-kata seperti budi pekerti, ing ngarso sung tulodo,
ing madya mangun karso, tut wuri handayani yang menjadi jiwa dari pendidikan nasional.
Oleh sebab itu, pada tahap awal ini, Anda akan berdialog dengan diri Anda sendiri untuk
menemukan pemikiran mendasar Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan peran
Anda sebagai pendidik.
Anda akan mengawali topik ini dengan membuat sebuah tulisan reflektif untuk
mengenal pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan menjawab pertanyaan
panduan disediakan. Tulisan reflektif menjadi sebuah panduan untuk berdialog dengan
pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

1. Pertanyaan panduan tulisan reflektif kritis terkait konsep pemikiran Ki Hadjar


Dewantara tentang Pendidikan:

 Apa yang Anda ketahui dan pahami dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara
tentang pendidikan dan pengajaran? (budi pekerti)

Saya mengetahui dan memahami perbedaan pendidikan dan pengajaran


atas pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pedidikan yaitu memberikan tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan untuk pengajaran
adalah bagian dari pendidikan pengajaran adalah proses pendidikan dalam
memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak lahir dan batin.

 Apa relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan


Indonesia saat ini dan konteks pendidikan saat Anda bersekolah?

Relavansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan


Indonesia saat ini dan konteks pendidikan saat Anda bersekolah
- Keimanan dan Ketakwaan
Keimanan dan ketaqwaan merupakan hal yang sangat utama dalam
proses mendidik anak. Dalam Kurikulum 2013 keimanan dan ketakwaan
merupakan poin yang termasuk dalam penilaiannya. Keimanan dan
ketakwaan dalam pendidikanun sudah termasuk dalam Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab V
tentang peserta didik pasl 12 ayat 1 a yang berbunyi setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang
seagama. Jadi untuk dapat menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan
peserta didik maka akan salah satunya diberikan dasar pendidikan agama
disetiap tingkatan pendidikan.
Saat saya sekolah setiap hari pasti akan melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan keimanan dan ketakwaan. Kegiatannya yaitu mengaji
bersama sebalum pelajaran dimulai, berdoa bersama, sholat berjamaah,
dan praktik tentang materi agama.
Hal tersebut mempunyai kesesuaian atau relevansi dengan tujuan
pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Beliau merupakan sosok pemimpin yang
religius karena Ki Hadjar Dewantara sejak kecil hidup dilingkungan
keluarga yang religius terutama. Fungsi dan tujuan yang paling mendasar
dalam pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu untuk membangun anak didik
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa.
- Pembentukan karakter atau akhlak
Konteks dalam pendidikan saat ini yaitu dalam kurikulum 2013,
pendidikan disebut juga sebagai pendidikan karakter. Kurikulum 2013
memuat dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dituangkan
mulai dari standar Kompetensi Lulusan SKL. Pengajaran dimensi sikap ini
dalam rangka melaksanakan penguatan Pendidikan Karakter intrakurikuler
dan kokurikuler sehingga dapat dikatakan bahwa kurikulum 2013
merupakan gerbang utama dalam penguatan pendidikan karakter di
sekolah. Pendidikan akhlak sebagai proses aplikasi nilai-nilai keagamaan
ke dalam sikap, pemikiran, dan perilaku. Fondasinya adalah nilai keimanan,
bangunannya adalah ilmu dan amal saleh, sedangkan atapnya adalah
keikhlasan.
Konteks pendidikan pada masa saya sekolah yaitu pembentukan
karakter dan akhlak sangat diperhatikan apalagi hal tersebut juga
termasuk dalam penilaian guru, biasanya kalau ada perilaku yang tidak
sesuai guru biasanya mencatatnya dan ini bisa menjadi pengurangan
untuk poin hasil belajar kita.
Hal tersebut memiliki kesesuaian dan relevansi dengan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara yang mengutamakan pendidikan mengenai budi pekerti.
Budi pekerti bagi Ki Hadjar Dewantara adalah jiwa pengajaran. Budi pekerti
bukan konsep yang bersifat teoritis sebagaimana yang dipahami oleh
masyarakat pada umumnya, dan bukan pula pengajaran budi pekerti
dalam arti mengajarkan teori tentang baik buruk sesuatu, benar salah dan
seterusnya. Tujuan memberikan pengajaran budi pekerti, dihubungkan
dengan tingkatan perkembangan jiwa yang ada pada diri anak-anak sejak
usia dini hingga dewasa, dan juga diberikan ilmu perbandingan agar
mengerti tentang ilmu keagamaan. Ki hadjar Dewantara memberikan
kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti adalah pembiasaan berbuat
baik pada diri anak dalam kehidupan sehari-hari, hingga mendarah daging
dan bersifat integrated dengan pengajaran pada setiap bidang studi.
erapkanya dalam kehidupan sehari-hari.
- Pembentukan jiwa mandiri atau merdeka
Hal ini sesuai dengan pendidikan pada saat ini dimana guru tidak
diperkenankan untuk menghukum siswa dengan melakukan kontak fisik
yang dapat melukai siswa ataupun tidak sampai terluka seperti mencubit,
memukul, dan tindakan kekerasan lainnya. Pada saat saya sekolah pun
tidak ada namanya kekerasan atau menghukum siswa dengan kontak fisik
yang ada kita hanya diberikan teguran atau sanksi yang ringan apabila
melakukan kesalahan.
Hal tersebut relevan dengan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh
Ki Hadjar Dewantara bahwa beliau menegaskan jiwa mandiri siswa itu
melalui kata-kata merdeka lahir batin. Bahwa siswa diberikan kebebasan
untuk berkreatifitas sehingga mereka bisa menjadi lebih mandiri serta
menjadi peserta didik yang aktif dan lebih percaya diri. Hal tersebut telah
terealisasikan dalam pelaksanaan sistem among dimana siswa dididik
dengan penuh kasih sayang. Guru bertugas memberikan dorongan,
semangat dan memberikan contoh kepada siswa dalam berkarya, serta
diberikan kebebasan dalam berkarya berdasarkan pengalaman dan
usahanya sendiri dan tidak memberikan tekanan kepada siswa sehingga
jiwa merdekanya tidak hilang.

 Apakah Anda merasa memiliki kemerdekaan belajar ketika Anda menjadi


peserta didik? Apakah Anda juga merasa memiliki kemerdekaan belajar
ketika Anda memilih profesi guru?

Saat saya menjadi peserta didik kemerdekaan belajar masih belum saya
rasakan, karena guru masih monoton dalam memberikan pelajaran. Dalam
belajar guru hanya terus mengulang-ulang materi, menjelaskan meteri dan
pemberian tugas. Saya sebagai peserta didik tidak bisa mendapatkan
kebebasan dalam berpendapat dan memilih dalam hal belajar.

Memilih profesi guru adalah keputusan yang saya buat sendiri, ketika memilih
profesi guru saya masih belajar agar memiliki rasa kemerdekaan belajar. Dengan
melihat situasi yang ada dan perkembangan jaman saya berusaha untuk bisa
memiliki rasa kemerdekaan dalam belajar.

Catatan Penting:

Maknai dan hayati pilihan Anda menjadi guru dalam menuliskan tulisan reflektif-
kritis. Hindari perihal teknis seperti tidak tersedianya buku ajar bagi peserta didik,
masih berstatus guru honorer dsb-nya. Fokus pada pilihan Anda menjadi guru.
2. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik dan
pada peserta didik Anda setelah mempelajari topik ini? untuk diri sendiri:

Harapan saya setelah mempelajari topik ini adalah agar bisa menjadi guru yang
professional dalam mendidik, selain itu dengan mempelajari topik ini bisa menjadikan
gambaran, bekal dan pengetahuan saya nanti seperti apa caranya memerdekakan
peserta didik dengan belajar merdeka. Hal lain saya bisa memberikan pelajaran kepada
peserta didik sesuai dengan konsep Ki Hadjar Dewantara.

Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik dan
pada peserta didik Anda setelah mempelajari topik ini? untuk peserta didik:

Harapan saya setelah mempelajari topik ini adalah peserta didik merasa senang
dan nyaman ketika belajar dengan saya. Peserta didik merasa mereka telah merdeka
dalam belajar, serta ketika mereka belajar pembelajaran yang saya lakukan membuat
mereka semangat, tertarik dan antusias dalam mengikutinya.

Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam topik ini? untuk diri
sendiri:

Kegiatan yang saya harapkan dalam topik ini adalah saya dapat melakukan atau praktik
bagaimana proses belajar yang memerdekaakan peserta didik.

Materi yang diharapkan adalah pemahaman tentang belajar merdeka bagaimana


penerapannya dan pengaplikasiannya saat pembelajaraan. Metode, stategi, pendekatan,
media dan bahan ajar yang digunakan dalam merdeka belajar. Hal lain materi dasar-
dasar pendidikan yang harus dikuasi guru apa saja.

Manfaat yang diharapkan dapat membantu memberikan gambaran pengetahuan dan


pemahaman saya mengenai dasar-dasar pendidikan, penerapan dan pengaplikasiaan
merdeka belajar.

Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam topik ini? untuk
peserta didik:

Kegiatan yang diharapkan pada topik ini mendapatkan peserta didik mendapatkan
kebebasan memilih dan berpendapat ketika belajar, pembelajaran sesuai dengan bakat
dan minat yang disukainya.

Materi yang diharapkan peserta didik mampu membuat suasana kelas menjadi
menyenangkan dan aktif sera mudah dipahami.

Manfaat yang diharapkan peserta didik dapat lebih memahami materi pelajaran,
mengikuti pelajaran dengan hari senang serta antusias dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai