Anda di halaman 1dari 24

MEDIA PEMBELAJARAN

EKONOMI
untuk SMA/MA Kelas X
BAB 5

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Tujuan Pembelajaran

• Menjelaskan pengertian otoritas


jasa keuangan (OJK)
• Menjelaskan tujuan OJK
• Menjelaskan nilai strategis OJK
• Menjelaskan fungsi OJK
• Menjelaskan tugas OJK
• Menjelaskan wewnang OJK
• Menjelaskan asas OJK

Sumber : Maklay62, pixabay.com


A. OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK )

1. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan ( OJK )


o OJK adalah lembaga negara yang yang independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa
keuangan.
• Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dibentuk
berdasarkan Undang-
Undang RI Nomor
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan

• Otoritas Jasa
Keuangan dipimpin
oleh dewan
komisioner yang
bersifat kolektif dan
kolegial
2. Tujuan Otoritas Jasa
Keuangan ( OJK )

OJK dibentuk agar keseluruhan


kegiatan di sektor jasa keuangan
a. Terselenggara secara teratur,
adil, transparan dan akuntabel
b. Mampu mewujudkan sistem
keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil
c. Mampu melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat
3. Nilai Strategis Otoritas Jasa Keuangan

a. Integritas
• Nilai dimaksud ini adalah bertindak secara konsisten, adil, serta objektif
sesuai dengan pada kode etik juga kebijakan sebuah organisasi dengan
menjunjung tinggi nilai komitmen dan kejujuran. b. Profesionalisme
• Sikap profesionalisme yang dimaksud merupakan bekerja sesuai penuh
tanggung jawab berdasar dengan kompetensi yang tinggi sehingga bisa
mencapai kinerja terbaik.

c. Sinergi
• Kemudian sikap selanjutnya adalah bersinergi, maksudnya adalah
berkolaborasi penuh dengan seluruh pemangku kepentingan, pada bagian
internal maupun eksternal secara produktif dan juga berkualitas.

d. Inklusif
• Inklusif berarti terbuka serta menerima keberagaman para
pemangku kepentingan serta memperluas seluruh
kesempatan dan akses kepada masyarakat terhadap industri
keuangan.

e. Visioner
• Sikap Visioner merupakan sebuah sifat untuk mempunyai
wawasan yang luas dan dapat melihat kedepan juga dapat
berpikir di luar kebiasaan atau Out of The Box Thinking.
4. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan

• Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi


menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa
keuangan

Fungsi OJK Bagi Masyarakat


• Menjamin Keamanan Transaksi Keuangan
• Mencegah Terjadinya Penipuan
• Meningkatkan Inklusi Keuangan Masyarakat
• Membangun Ekosistem Keuangan yang Saling
Menguntungkan
5. Tugas OJK

a. Sektor Perbankan
OJK memiliki tugas dalam lingkup sektor perbankan, 3 tugas Otoritas
Jasa Keuangan tersebut adalah :
1. OJK sebagai lembaga independen bertugas menyusun system
pengawasan seluruh bank yang beroperasi di Indonesia.
2. OJK pun wajib menegakkan hukum dalam sektor bank.
3. Lembaga ini bertugas untuk mengadakan pembinaan ,
pemeriksaan dan pengawasan dalam sektor bank.
b. Sektor Industri Keuangan Non-Bank

• Sementara dalam sektor Industri Keuangan Non-Bank atau yang


biasa disingkat dengan IKNB, setidaknya ada 2 poin yang menjadi
tugas OJK.
1. Otoritas Jasa Keuangan bertugas untuk menjalankan semua
kebijakan IKNB sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Lembaga ini bertugas melakukan evaluasi, merumuskan norma
serta prosedur dalam sektor IKNB.
c. Sektor Pasar Modal

• OJK memiliki tugas untuk membuat rumusan prinsip


dalam pengelolaan dan transaksi keuangan.
• OJK pun bertugas untuk menganalisis pengawasan dan
pengembangan pasar modal.
• OJK juga turut andil dalam manajemen krisis yang
terjadi di sektor pasar modal.
6. Wewenang OJK
a. Kewenangan khusus dalam mengawas dan mengatur sektor perbankan
• Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger,
konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank

• Kegiatan usaha bank, seperti sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi,
dan aktivitas di bidang jasa

• Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank, meliputi likuiditas,


rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan
pencadangan bank

• Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi


manajemen risiko, tata kelola bank, prinsip mengenal nasabah dan
antipencucian uang, dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan
perbankan, serta pemeriksaan bank.
b. Kewenangan dalam mengatur sektor perbankan dan
non-bank

• Menetapkan peraturan dan keputusan OJK

• Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan

• Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK

• Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis


terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu

• Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter


pada lembaga jasa keuangan

• Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,


memelihara, dan menata usahakan kekayaan dan kewajiban

• Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan
c. Kewenangan dalam mengawas sektor perbankan
dan non-bank
• Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan

• Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala


Eksekutif

• Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan


tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan
jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang- undangan di
sektor jasa keuangan

• Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak tertentu;

• Melakukan penunjukan pengelola statuter

• Menetapkan penggunaan pengelola statuter

• Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran


terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
• Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan
usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain
7. Asas OJK
a. Asas Independensi
• Kesepakatan yang dipilih tidak dengan dengan campur tangan juga
intervensi dari para pihak lain. Namun, keputusan yang telah diambil
tersebut tetap berlandaskan pada ketentuan peraturan perundang-
undangan yang sedang berlangsung dengan tanpa merugikan pihak
manapun.

b. Asas Kepastian Hukum


• Dengan menggunakan landasan peraturan perundang-undangan yang
sesuai, jelas dan menjadi sebuah landasan hukum, maka OJK sendiri
sudah bisa menjamin bahwa tindakan yang mereka ambil tentu tidak
akan menyimpang dari jalur hukum. Bahkan, dari seluruh kebijakan
penyelenggaraan harus dilakukan secara adil.
c. Asas Kepentingan Umum
• OJK akan berjalan dan bertindak sesuai yang ada pada tujuan awal untuk
menjaga privasi serta kepentingan para masyarakat. Selain itu, lembaga
ini nantinya juga bisa melakukan tindakan pembelaan terhadap
konsumen dan masyarakat. Tidak hanya itu saja, dalam lembaga ini juga
memiliki fungsi untuk memajukan kesejahteraan umum.

d. Asas Akuntabilitas
• Semua aktivitas yang ada dan juga hasil yang dilakukan oleh lembaga OJK
tetap harus dipertanggungjawabkan pada hukum yang telah berlaku.
Sikap pertanggungjawaban ini harus dijalankan dan ditunjukan pada
masyarakat publik agar lembaga keuangan ini bisa disebut sebagai salah
satu lembaga yang transparan serta dapat di percaya.

e. Asas Keterbukaan
• Lembaga OJK harus bersifat terbuka serta terus terbuka kepada seluruh
hak masyarakat serta tidak bersikap membedakan kepentingan
masyarakat antara satu dengan masyarakat lainnya. Lembaga ini juga
tidak akan menutup satu hal pun pada masyarakat. Namun tetap lembaga
ini juga harus melakukan perlindungan terhadap setiap hak asasi pribadi,
sebuah golongan, serta rahasia negara.

f. Asas Integritas
• Lembaga Otoritas Jasa Keuangan ini akan selalu berpegang teguh yang
sesuai pada seluruh nilai moral yang berada dalam melakukan seluruh
tugasnya. Termasuk juga dalam hal pengambilan keputusan yang bijak,
serta hal lainnya. Untuk itu, OJK bisa sebagai salah satu lembaga negara
yang memiliki sifat integritas tinggi.
g. Asas Profesionalitas
• OJK memang akan selalu memfokuskan keahliannya dalam
menjalankan seluruh tugas juga seluruh kewewenangnya,
sebagai salah satu lembaga besar negara. Namun semua
perilakunya harus selalu berlandas pada berbagai kode etik juga
ketentuan yang telah diatur pada dalam sistem perundang-
undangan.
OTORITAS JASA KEUANGAN ATAU OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berwenang melakukan tindakan pencegahan


kerugian konsumen dan masyarakat, yang meliputi hal-hal berikut.

1. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas


karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya;
2. Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
3. Meminta lembaga jasa keuangan untuk menghentikan
kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan
masyarakat; dan
Sumber : http://www.ojk.go.id/
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
Dalam melaksanakan tugasnya, OJK
berkoordinasi dengan Bank
Indonesia dalam membuat
peraturan pengawasan di bidang
perbankan

Sumber : geralt, pixabay.com


OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Untukmenjagastabilitassistemkeuangan , dibentukForum
KoordinasiStabilitas Sistem Keuangan dengan anggota terdiri atas:
1. Menteri Keuangan selaku anggota merangkap koordinator
2. GubernurBank Indonesia selakuanggota
3. KetuaDewanKomisionerOJKselakuanggota , dan
4. KetuaDewanKomisionerLembagaPenjaminSimpanan
selakuanggota Sumber : geralt, pixabay.com
SMA NEGERI 1 PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KELAS X

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai