Anda di halaman 1dari 4

2.

7 PERHITUNGAN AKTUARIA

2.7.1 TURAN NORMAL

Turan normal adalah metode dalam aktuaria yang digunakan untuk memperkirakan nilai
sekarang dari pembayaran masa depan berdasarkan asumsi tertentu mengenai kematian,
pengunduran diri, dan tingkat bunga. Metode ini biasanya digunakan untuk menilai kewajiban
pensiun dan menentukan kontribusi yang harus dilakukan oleh pemberi kerja untuk mendanai
program pensiun. Dalam konteks pensiun, turan normal membantu menghitung kebutuhan dana
yang harus disiapkan untuk memenuhi kewajiban pembayaran pensiun di masa mendatang.

Contoh Perhitungan: Misalkan seorang karyawan akan menerima manfaat pensiun


sebesar Rp 10.000.000 per tahun selama 20 tahun setelah pensiun. Tingkat diskonto
yang digunakan adalah 5% per tahun.

Nilai sekarang (Present Value) dari manfaat pensiun dihitung dengan rumus nilai
anuitas: 𝑃𝑉=𝑃𝑀𝑇×1−(1+𝑟)−𝑛𝑟PV=PMT×r1−(1+r)−n

Di mana:

 𝑃𝑀𝑇PMT adalah pembayaran tahunan (Rp 10.000.000)


 𝑟r adalah tingkat diskonto (5% atau 0.05)
 𝑛n adalah jumlah tahun pembayaran (20)

𝑃𝑉=10.000.000×1−(1+0.05)−200.05PV=10.000.000×0.051−(1+0.05)−20
𝑃𝑉=10.000.000×1−(1.05)−200.05PV=10.000.000×0.051−(1.05)−20
𝑃𝑉=10.000.000×1−0.376890.05PV=10.000.000×0.051−0.37689
𝑃𝑉=10.000.000×12.4622PV=10.000.000×12.4622
𝑃𝑉=124.622.000PV=124.622.000

Jadi, nilai sekarang dari manfaat pensiun adalah Rp 124.622.000.

2.7.2 KEWAJIBAN AKTUARIA

Kewajiban aktuaria merujuk pada total nilai sekarang dari semua pembayaran masa depan yang
diharapkan harus dibayarkan oleh program pensiun berdasarkan manfaat yang telah dijanjikan.
Kewajiban ini dihitung menggunakan asumsi aktuaria yang mencakup tingkat diskonto, tingkat
kematian, dan asumsi tentang pensiunan di masa depan. Kewajiban aktuaria adalah komponen
kunci dalam mengevaluasi kesehatan keuangan suatu program pensiun, karena mencerminkan
komitmen finansial yang harus dipenuhi oleh program tersebut.

Contoh Perhitungan: Jika seorang karyawan telah bekerja selama 25 tahun dan
diharapkan akan menerima manfaat pensiun sebesar Rp 15.000.000 per tahun selama 20
tahun setelah pensiun, dengan tingkat diskonto 5%, kewajiban aktuaria dapat dihitung
sebagai berikut:

𝑃𝑉=15.000.000×1−(1+0.05)−200.05PV=15.000.000×0.051−(1+0.05)−20
𝑃𝑉=15.000.000×1−0.376890.05PV=15.000.000×0.051−0.37689
𝑃𝑉=15.000.000×12.4622PV=15.000.000×12.4622
𝑃𝑉=186.933.000PV=186.933.000

Jadi, kewajiban aktuaria adalah Rp 186.933.000.

2.7.3 AKUMULASI DANA

Akumulasi dana adalah proses pengumpulan dan pengelolaan dana pensiun selama masa kerja
seorang karyawan hingga mereka mencapai usia pensiun. Dana ini diakumulasi melalui
kontribusi yang dilakukan oleh pemberi kerja dan karyawan, serta hasil investasi dari dana
tersebut. Akumulasi dana bertujuan untuk memastikan bahwa terdapat cukup dana untuk
membayar manfaat pensiun ketika karyawan memasuki masa pensiun. Manajemen yang efektif
dari akumulasi dana adalah krusial untuk keberlanjutan program pensiun.

Contoh Perhitungan: Misalkan kontribusi tahunan adalah Rp 5.000.000 dan hasil


investasi tahunan adalah 6%. Jika dana ini diakumulasi selama 30 tahun, total akumulasi
dana dapat dihitung dengan rumus nilai masa depan (Future Value) dari anuitas:

𝐹𝑉=𝑃𝑀𝑇×(1+𝑟)𝑛−1𝑟FV=PMT×r(1+r)n−1

Di mana:

 𝑃𝑀𝑇PMT adalah kontribusi tahunan (Rp 5.000.000)


 𝑟r adalah hasil investasi tahunan (6% atau 0.06)
 𝑛n adalah jumlah tahun akumulasi (30)

𝐹𝑉=5.000.000×(1+0.06)30−10.06FV=5.000.000×0.06(1+0.06)30−1
𝐹𝑉=5.000.000×(1.06)30−10.06FV=5.000.000×0.06(1.06)30−1
𝐹𝑉=5.000.000×5.74349−10.06FV=5.000.000×0.065.74349−1
𝐹𝑉=5.000.000×79.0582FV=5.000.000×79.0582
𝐹𝑉=395.291.000FV=395.291.000

Jadi, total akumulasi dana setelah 30 tahun adalah Rp 395.291.000.

2.7.4 UNFUNDED ACTUARIAL LIABILITY

Unfunded Actuarial Liability (UAL) adalah selisih antara kewajiban aktuaria dan aset yang
tersedia dalam program pensiun. UAL menunjukkan besarnya kewajiban yang belum didanai
dan mencerminkan potensi risiko keuangan bagi pemberi kerja atau entitas yang mengelola
program pensiun. Tingginya UAL dapat menunjukkan bahwa program pensiun berada dalam
kondisi keuangan yang tidak sehat dan memerlukan penyesuaian kontribusi atau strategi
pendanaan untuk memastikan kemampuan membayar manfaat pensiun di masa mendatang.

Contoh Perhitungan: Jika kewajiban aktuaria adalah Rp 200.000.000 dan aset yang
tersedia dalam program pensiun adalah Rp 150.000.000, maka UAL adalah:

𝑈𝐴𝐿=𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑟𝑖𝑎−𝐴𝑠𝑒𝑡𝑦𝑎𝑛𝑔𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎UAL=KewajibanAktuaria−

AsetyangTersedia
𝑈𝐴𝐿=200.000.000−150.000.000UAL=200.000.000−150.000.000
𝑈𝐴𝐿=50.000.000UAL=50.000.000

Jadi, Unfunded Actuarial Liability adalah Rp 50.000.000.

2.8 EVALUASI PENDANAAN PENSIUN

Evaluasi pendanaan pensiun adalah proses penilaian untuk menentukan apakah dana yang
tersedia dalam program pensiun cukup untuk memenuhi kewajiban masa depan. Evaluasi ini
mencakup analisis atas kontribusi yang dilakukan, hasil investasi, dan kewajiban aktuaria.
Pendekatan ini melibatkan penggunaan model aktuaria untuk memproyeksikan aliran kas masuk
dan keluar, serta mengidentifikasi potensi defisit atau surplus dalam dana pensiun. Evaluasi ini
penting untuk menjaga keberlanjutan dan kestabilan finansial program pensiun.
2.9 ACTUARIAL GAIN

Actuarial Gain adalah keuntungan yang diperoleh ketika hasil aktual lebih baik daripada asumsi
aktuaria yang telah ditetapkan, seperti tingkat mortalitas lebih rendah atau hasil investasi lebih
tinggi dari yang diharapkan. Actuarial gain mengurangi kewajiban aktuaria dan meningkatkan
kesehatan finansial dari program pensiun. Sebaliknya, actuarial loss terjadi ketika hasil aktual
lebih buruk dari asumsi yang digunakan. Pemantauan dan analisis terhadap actuarial gain dan
loss penting untuk penyesuaian asumsi dan strategi investasi.

2.10 KOMUTASI AKTUARIA DAN TABEL MORTALITA

Komutasi aktuaria adalah proses konversi pembayaran pensiun tahunan menjadi jumlah
pembayaran sekaligus menggunakan faktor diskonto dan tabel mortalita. Tabel mortalita, yang
menunjukkan tingkat kematian pada berbagai usia, digunakan untuk memperkirakan umur
panjang peserta pensiun dan menghitung pembayaran yang harus dilakukan. Tabel ini penting
dalam menentukan nilai tunai dari manfaat pensiun dan kewajiban aktuaria.

2.11 METODE ACCRUED BENEFIT COST

Metode Accrued Benefit Cost adalah pendekatan untuk menghitung kewajiban pensiun yang
berdasarkan pada manfaat yang telah diakumulasi hingga saat ini. Metode ini
mempertimbangkan manfaat yang telah diperoleh oleh karyawan selama masa kerja mereka
hingga titik penilaian dan menghitung nilai sekarang dari kewajiban tersebut. Metode ini
memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kewajiban saat ini dari program pensiun.

2.12 METODE ENTRY AGED NORMAL

Metode Entry Aged Normal adalah pendekatan untuk menghitung biaya pensiun yang meratakan
biaya manfaat pensiun selama seluruh masa kerja seorang karyawan. Metode ini menghitung
biaya tahunan yang harus dibayar sejak karyawan masuk kerja hingga pensiun, dengan tujuan
menjaga stabilitas pendanaan program pensiun. Metode ini membantu menghindari lonjakan
biaya pada tahun-tahun mendekati pensiun dan memastikan kontribusi yang lebih konsisten dari
tahun ke tahun.

Anda mungkin juga menyukai