Anda di halaman 1dari 41

1

DISAMPAIKAN OLEH
DIREKTUR JABATAN KARIER BKN
PADA
SOSIALISASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BENIH TANAMAN

BANDUNG
1 JUNI 2010

1. UU NO. 8 THN 1974 JO. UU NO. 43 THN 1999


2. PERATURAN PEMERINTAH NO. 16 THN 1994
3. PERATURAN PEMERINTAH NO. 99 THN 2000 JO.
PERATURAN PEMERINTAH NO. 12 THN 2002
4. PERATURAN PEMERINTAH NO. 9 THN 2003
5. PERATURAN MENPAN Dan REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 09 TAHUN 2010

1. Berdasarkan Pasal 17 UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas


UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, dinyatakan
bahwa PNS diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu.
2. Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan
prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan
jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu.
3. Untuk mewujudkan profesionalisme PNS perlu dilakukan upaya
pembinaan karier yang sistematis, kontinyu dan optimal. Optimalisasi
pembinaan karier PNS dilaksanakan dengan mengembangkan jalur
jabatan karier baik melalui
jabatan struktural maupun jabatan
fungsional.
4. Pembinaan karier PNS didasarkan pada sistem prestasi kerja dan
sistem karier dengan titik berat pada prestasi kerja
5. Untuk menjamin terselenggaranya pembinaan karier PNS yang baik
perlu didukung pengelolaan administrasi kepegawaian yang tertib.

ARAH
ARAH
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
PNS
PNS
Sebagai unsur
SebagaiNegara
unsur
Aparatur
Aparatur Negara

1.
1. PROFESIONAL
PROFESIONAL
2.
2. NETRAL
NETRAL
3.
3. SEJAHTERA
SEJAHTERA
4.
4. AKUNTABEL
AKUNTABEL
5.
5. PEREKAT
PEREKATNKRI
NKRI
4

struktural

Manajerial
Fasilitatif

PP. No. 100 Th 2000


PP. No. 13 Th. 2002

Pengangkatan
Dalam
jabatan
Jafung Umum

staf

Penyederhanaan
Struktural

PNS
Profesional

fungsional
Jafung
tertentu

Mandiri
teknis
Subtantif

PP. No. 16 Th 1994


Jo PP No.40 Th 2010
Keppres No. 87 Th. 1999

Pemerkayaan/
Pengembangan
fungsi
5
113 Jafung

I.

Peningkatan Produktivitas Kerja PN

II. Peningkatan Produktivitas Unit ker


III. Peningkatan Karier PNS
IV. Peningkatan Profesionalisme PNS

Pengawas Benih Tanaman adalah :


jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan benih tanaman
yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban secara
penuh yang diberikan oleh pejabat yang berwenang

Tugas pokok Pengawas Benih Tanaman adalah :


menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, mengembangkan dan
melaporkan kegiatan pengawasan benih tanaman yang terdiri
dari penilaian kultivar, sertifikasi, pengujian mutu benih,
pengawasan peredaran benih tanaman, dan
penerapan sistem manajemen mutu

Tingkat Terampil
P.Pemula

II/a

Pelaksana

II/b - II/c II/d

P.Lanjutan

III/a - III/b

Penyelia

III/c - III/d

Tingkat Ahli
Pertama

III/a III/b

Muda

III/c - III/d

Madya

IV/a - IV/b - IV/c


8

Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional pada Instansi Pemerintah


Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai formasi yang telah ditetapkan
(Pasal 7 PP No. 16 Tahun 1994)

Untuk menentukan kekuatan PNS berdasarkan kualifikasi jabatan untuk


Menjalankan tugas tertentu, guna menjaga keseimbangan
Kekuatan PNS dengan beban kerja
Dengan kata kunci
setiap Pegawai memiliki Pekerjaan

Apabila tersusun dengan baik, akan mempermudah dan memperlancar


Pejabat Fungsional dalam menjalankan tugasnya
Dalam mengumpulkan angka kredit
9

PENGANGKATAN PNS DALAM JABATAN PBT DILAKSANAKAN


SESUAI DENGAN FORMASI JABATAN PBT
Formasi jabatan fungsional Pengawas Benih Tanaman untuk
komoditas tanaman pangan dan hortikultura adalah sebagai berikut :
1. Untuk Pusat
Kantor Pusat : 20 sampai dengan 50 orang Pengawas Benih
Tanaman Ahli.
UPT Pusat : 20 sampai dengan 60 orang Pengawas Benih
Tanaman Terampil dan Ahli.
2. Untuk Provinsi : 15 sampai dengan 50 orang Pengawas
Benih Tanaman Terampil dan Ahli di tiap provinsi.
3. Untuk Kabupaten/Kota : 10 sampai dengan 20 orang
Pengawas Benih Tanaman Terampil dan Ahli di tiap
Kabupaten/Kota.
10

Formasi jabatan fungsional Pengawas Benih Tanaman


untuk komoditas tanaman perkebunan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk Pusat
Kantor Pusat : 10 sampai dengan 20 orang Pengawas Benih
Tanaman Ahli.
UPT Pusat : 30 sampai dengan 50 orang Pengawas Benih
Tanaman Terampil dan Ahli di tiap UPT.
2. Untuk Provinsi : 15 sampai dengan 50 orang Pengawas Benih Tanaman
Terampil dan Ahli di tiap provins
3. Untuk Kabupaten/Kota : 10 sampai dengan 20 orang Pengawas Benih
Tanaman Terampil dan Ahli di tiap Kabupaten/Kota

11

Pengangkatan dlm
Jab fung bagi PNS
yang Melaksanakan
tugas pokok jabfung
pada saat JF tersebut
ditetapkan dgn menetapkan
jenjang jabatan sesuai
dengan pangkat yang dimiliki

Pengangkatan Untuk
Mengisi Formasi
Melalui
CPNS

pengangkatan yg
dilakukan melalui
perpindahan dari
js atau jf lain
ke dalam jab. fung
tertentu (113)
12

PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL


BARU
PERUBAHAN PERSYARATAN
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
DIPERINTAHKAN OLEH SUATU
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
13

TERAMPIL
BERIJAZAH PALING RENDAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DIBIDANG PERTANIAN.
PALING RENDAH MENDUDUKI PANGKAT PENGATUR MUDA, II/a
SETIAP UNSUR DP3 PALING KURANG BERNILAI BAIK DALAM SATU TAHUN TERAKHIR

AHLI

BERIJAZAH PALING RENDAH SARJANA DIBIDANG PERTANIAN


PALING RENDAH MENDUDUKI PANGKAT PENATA MUDA, III/a
SETIAP UNSUR DP3 PALING KURANG BERNILAI BAIK DALAM SATU TAHUN TERAKHIR

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat paling lama 3 (tiga) tahun setelah diangkat,
harus mengikuti dan lulus diklat fungsional di bidang Pengawas Benih Tanam.

Disamping persyaratan umum ditambah persyaratan :


memiliki pengalaman dibidang pengawas an benih tanaman
paling kurang 2 thn
usia paling tinggi 50 thn
setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan dalam DP-3
paling
kurang bernilai baik dalam 1 thn terakhir .
telah ikut dan lulus diklat fungsional.

PBT TERAMPIL YG MEMPEROLEH IJAZAH S1/D IV DAPAT DIANGKAT


DALAM JABATAN PBT TINGKAT AHLI APABILA :
TERSEDIA FORMASI UNTUK JABATAN PBT AHLI
IJAZAH YANG DIMILIKI SESUAI DENGAN KUALIFIKASI YG DITENTUKAN
UNTUK JABATAN PBT AHLI.
TELAH LULUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ALIH KELOMPOK
DARI JABATAN PBT TERAMPIL KE PBT AHLI.
MEMENUHI ANGKA KREDIT KUMULATIF YANG DITENTUKAN.

15

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian bagi Pengawas Benih Tanaman


Madya, pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b dan pangkat Pembina
Utama Muda golongan ruang IV/c, di lingkungan Kementerian Pertanian,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
Pejabat eselon II yang membidangi pengawasan benih tanaman
di
Kementerian Pertanian, bagi Pengawas Benih Tanaman Pelaksana Pemula
sampai dengan Pengawas Benih Tanaman Penyelia, dan Pengawas Benih
Tanaman Pertama sampai dengan Pengawas Benih Tanaman Madya, pangkat
Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Kementerian Pertanian.
Pejabat eselon II yang membidangi pengawasan benih tanaman Provinsi bagi
Pengawas Benih Tanaman Pelaksana Pemula sampai dengan Pengawas
Benih Tanaman Penyelia, dan Pengawas Benih Tanaman Pertama sampai
dengan Pengawas Benih Tanaman Madya, pangkat Pembina golongan ruang
IV/a di lingkungan Provinsi.
Pejabat eselon II yang membidangi pengawasan benih tanaman
Kabupaten/Kota bagi Pengawas Benih Tanaman Pelaksana Pemula sampai
dengan Pengawas Benih Tanaman Penyelia, dan Pengawas Benih Tanaman
Pertama sampai dengan Pengawas Benih Tanaman Madya, pangkat Pembina
golongan ruang IV/a di lingkungan Kabupaten/Kota.

1. AK untuk Kenaikan Pangkat


Pelaksana Pemula

Golru II/a

= 15

Pelaksana

Golru II/b II/d

= 20

Pelaksana Lanjutan/Pertama

Golru III/a III/b = 50

Penyelia/Muda

Golru III/c III/d = 100

Madya

Golru IV/a IV/c = 150

17

2. Konstanta (C)
Pelaksana Pemula
Pelaksana

15
= 0,003
4 x 1250
20

= 0,004

4 x 1250
P. Lanjutan/Pertama

50

= 0,01

4 x 1250
Penyelia/Muda

100

= 0,02

4 x 1250
Madya
Keterangan:
4
= Kenaikan pangkat reguler
1250 = Waktu efektif per tahun

150
4 x 1250

= 0,03

3. AK Per Satuan Hasil

Rumus : C x
W
Keterangan:
C = Konstanta
W = Waktu rata rata yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu kegiatan

Tim penilai angka kredit


Pengawas Benih Tanaman
dibentuk dan ditetapkan oleh
pejabat yang
berwenang menetapkan
angka kredit
20

Pejabat fungsional yang senior


Dapat aktif melaksanakan tugas apabila jumlah
tidak terpenuhi dari jabatan yang sama dapat
diangkat dari pejabat lain yang kompeten

Pembentukan Tim Penilai jabatan fungsional


satu Tim Penilai untuk satu jabatan fungsional

Pembentukan Tim Penilai jabatan fungsional


satu Tim Penilai untuk satu jabatan fungsional
SURAT MENPAN NO. B/81/M.PAN/1/2007
21

TIM PENILAI TINGKAT PUSAT


TIM PENILAI KEMENTERIAN PERTANIAN
TIM PENILAI TINGKAT PROVINSI
TIM PENILAI TINGKAT KABUPATEN / KOTA

Tim Penilai Teknis


Tim Penilai Pengganti

22

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK


PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS
BENIH TANAMAN TERAMPIL DENGAN PENDIDIKAN SMK

JENJANG JABATAN/GOL. RUANG DAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL
NO

I.

UNSUR

PROSEN
TASE

P.
Pemula

Pelaksana
Lanjutan

Pelaksana

Penyelia

II/a

II/b

II/c

II/d

III/a

III/b

III/c

III/d

25

25

25

25

25

25

25

25

>80 %

12

28

44

60

100

140

220

< 20%

11

15

25

35

55

100%

25

40

60

80

100

150

200

300

UNSUR UTAMA
A. Pendidikan
1. Pendidikan Sekolah
2. Diklat
B. Tugas Pokok
C. Pengembangan Profesi

II.

UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang mendukung
Pelaksanaan Tugas
Pengawas Benih Tanaman
JUMLAH

23

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN


DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS BENIH TANAMAN
TERAMPIL DENGAN PENDIDIKAN DIPLOMA III
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA
KREDIT JABATAN FUNGSIONAL
NO

UNSUR

PROSENTAS
E

UNSUR UTAMA

PELAKSANA

PELAKSANA
LANJUTAN

II/c

II/d

III/a

III/b

III/c

III/d

PENYELIA

Pendidikan :

1. Pendidikan
Sekolah

60

60

60

60

60

60

2. Diklat
80 %

16

32

72

112

192

Kegiatan yang
mendukung
pelaksanaan tugas
pengawas benih
tananan

20 %

18

28

48

JUMLAH

100%

60

80

100

150

200

300
24

A.

B.

Tugas Pokok

C. Pengembangan
Profesi
2

UNSUR PENUNJANG

24

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN


JABATAN/PANGKAT PENGAWAS BENIH TANAMAN AHLI DENGAN PENDIDIKAN SARJANA
(SI)DIPLOMA IV
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG
DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL
NO

1.

UNSUR

PROSEN
TASE

PERTAMA

MUDA

MADYA

UTAMA

III/a

III/b

III/c

III/d

IV/a

IV/b

IV/c

IV/d

IV/e

100

100

100

100

100

100

100

100

100

80%

40

80

120

240

360

480

600

760

20%

10

20

80

60

90

120

150

190

100

150

200

300

400

550

700

850

1050
25

UNSUR UTAMA
A. Pendidikan :
1. Pendidikan
Sekolah
2. Diklat
B. Tugas Pokok
C. Pengembangan Profesi

2.

UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang mendukung
pelaksanaan tugas
pengawas benih tanaman
JUMLAH

25

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN


JABATAN/PANGKAT PENGAWAS BENIH TANAMAN AHLI DENGAN PENDIDIKAN PASCA SARJANA
(S2)
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG
DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL
NO

1.

UNSUR

PROS
EN
TASE

PERTAMA

MUDA

MADYA

UTAMA

III/b

III/c

III/d

IV/a

IV/b

IV/c

IV/d

IV/e

150

150

150

150

150

150

150

150

80%

40

120

200

320

440

560

720

20%

10

30

50

80

110

140

180

150

200

300

400

550

700

850

26
1050
26

UNSUR UTAMA
A. Pendidikan :
1. Pendidikan
Sekolah
2. Diklat
B. Tugas Pokok
C. Pengembangan
Profesi

2.

UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang
mendukung
pelaksanaan tugas
pengawas benih
tanaman
JUMLAH

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN


KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS BENIH TANAMAN AHLI DENGAN
PENDIDIKAN DOKTOR (S3)
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG
DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL
NO

1.

UNSUR

PRO
SEN
TASE

MUDA

MADYA

UTAMA

III/c

III/d

IV/a

IV/b

IV/c

IV/d

IV/e

200

200

200

200

200

200

200

80%

80

160

280

400

520

680

20%

20

40

70

100

130

170

200

300

400

550

700

850

1050

UNSUR UTAMA
A. Pendidikan :
1. Pendidikan
Sekolah
2. Diklat
B. Tugas Pokok
C. Pengembangan
Profesi

2.

UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang
mendukung
pelaksanaan tugas
pengawas benih
tanaman
JUMLAH

27

digunakan untuk salah satu


syarat
~ Pengangkatan
~ Kenaikan pangkat
~ Kenaikan Jabatan
tidak dapat diajukan keberatan o/
pejabat fungsional ybs oleh karena itu
anggota tim penilai harus benar-benar
kompeten bekerja secara profesional
cermat teliti obyektif total dan
memiliki komitmen yang tinggi

PNS yang menduduki jabatan


fungsional dapat dinaikkan
jabatan/pangkat setingkat lebih
tinggi apabila telah
Mencapai angka kredit
kumulatif yang ditentukan dan
syarat lain yang ditentukan
dikecualikan dari ujian dinas
pangkat boleh lebih tinggi dari Pimpinan
29

1. Jabatan sama dengan Pangkat


2. Jabatan dibawah Pangkat
3. Jabatan diatas Pangkat
Kenaikan Pangkat jab Fung dalam jenjang jabatan yang
Lebih tinggi dapat dipertimbangkan apabila kenaikan
Jabatannya telah ditetapkan oleh pejabat yg berwenang

a. Pengawas Benih Tanaman Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a
sampai dengan Pengawas Benih Tanaman Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang III/c dan
Pengawas Benih Tanaman Pertama, pangkat PenataMuda, golongan ruang III/a sampai dengan
Pengawas Benih Tanaman Madya, pangkat Pembina Tingkat I golongan ruangV/b, dibebaskan
sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam
jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
b.Pengawas Benih Tanaman Penyelia pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d, dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat
mengumpulkan paling kurang 10 (sepuluh) angka kredit dari tugas pokok Pengawas Benih
Tanaman.
c.Pengawas Benih Tanaman Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c
dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya
tidak dapat mengumpulkan paling kurang 20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok
dan pengembangan profesi.

Selain itu pula PBT dibebaskan sementara karena:


1.

Dijatuhi hukuman Disiplin;

2.

Diberhentikan sementara sebagai PNS;

3.

Ditugaskan secara penuh diluar jabatan;

4.

Cuti diluar tanggungan negara ;

5.

Tugas belajar lebih dari enam bulan.

32

1.
2.
3.

4.

telah mengumpulkan angka kredit yang ditentukan


telah selesai menjalani hukuman disiplin.
setelah mendapatkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, dinyatakan tidak
bersalah atau dijatuhi hukuman percobaan.
setelah yg bersangkutan dinyatakan selesai melaksanakan
tugasnya usia paling tinggi 54 tahun.

5. dinyatakan aktif bekerja kembali setelah cuti diluar


tanggungan negara.
6. dinyatakan aktif kembali setelah menyelesaikan tugas
belajarnya

a. Jenjang Jabatan yang terakhir.


b. jumlah AK yang terakhir

33

Satu tahun setelah dibebaskan sementara

1. Tidak dapat
mengumpulkan angka
kredit yang ditentukan

2. Dijatuhi hukuman
disiplin tingkat berat

Pertama, gol ruang III/a s/d Madya Gol


ruang IV/b.
Madya, gol. Ruang IV/c tidak dapat
mengumpulkan angka kredit 20 dari
tugas pokok.

1. Jenis-jenis Diklat :
a. Diklat pengangkatan (Terampil/ahli
)
b. Diklat penjenjangan
c. Diklat teknis fungsional
2. Apabila di lingkungan Instansi Pusat/
Provinsi / Kab/ Kota peserta diklat
terbatas sehingga tidak memenuhi
jumlah kelas yang ditentukan maka
penyelenggaraan diklat dapat
35
dikoordinasikan kepada Instansi

Utama

Madya

Penjenjangan
Kepemimpinan
Penjenjangan
teknis

Penyelia

Pelaksana L

- Penjenjangan
- Kepemimpinan
- Penjenjangan
- Kepemimpinan

Muda
- Penjenjangan
- teknis

Pertama

Diklat. Ahli

Pelaksana
Penjenjangan
teknis
Diklat. Terampil

Pelaksana P

36

PNS YANG DIANGKAT DALAM JABATAN FUNGSIONAL


DIBERIKAN TUNJANGAN JABATAN

BESARNYA TUNJANGAN JABATAN DITETAPKAN DENGAN


PERATURAN PRESIDEN

BAGI PNS YG DIANGKAT DALAM JABATAN FUNGSIONAL DAN


BELUM DITETAPKAN TUNJANGANNYA DIBERIKAN TUNJANGAN
UMUM, YANG BESARANNYA DITETAPKAN BERDASARKAN
GOLONGAN RUANG (PERKA BKN NO. 18 TAHUN 2006)

( PP No 32 Th 1979 )

secara selektif dapat dilakukan evaluasi


untuk perpanjangan batas usia pensiun
sampai dengan 58 - 60 - 65 th dengan
dasar pertimbangan :
kaderisasi
kompetensi
kesehatan

menyusun formasi jabatan fungsional


melaksanakan pengangkatan, pemindahan,
pembebasan sementara, pemberhentian dalam
dan dari jabatan fungsional untuk jenjang
Madya kebawah
penyelenggaraan pembinaan karier pejabat fungsional
memfasilitasi pelaksanaan tugas pejabat fungsional
berkoordinasi dengan instansi pembina
jabatan fungsional
39

1.

menyusun petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional Pengawas


Benih Tanaman;
2. menetapkan pedoman formasi jabatan Pengawas Benih Tanaman;
3. menetapkan standar kompetensi jabatan Pengawas Benih Tanaman;
4. menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan jabatan Pengawas Benih
Tanaman;
5. melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan jabatan Pengawas
Benih Tanaman;
6. mensosialisasikan jabatan Pengawas Benih Tanaman serta petunjuk
pelaksanaannya;
7. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan fungsional/ teknis
fungsional Pengawas Benih Tanaman;
8. mengembangkan sistem informasi jabatan Pengawas Benih Tanaman;
9. memfasilitasi pelaksanaan jabatan Pengawas Benih Tanaman;
10. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Pengawas Benih
Tanaman;
11. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik
Pengawas Benih Tanaman; dan
12. melakukan monitoring dan evaluasi jabatan Pengawas Benih Tanaman.
40

Sekian & Terima Kasih


Selamat Berkarya
41

Anda mungkin juga menyukai