0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
181 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang psikopat, terutama pemimpin psikopat dan dampaknya pada organisasi. Psikopat memiliki kecenderungan kurang peduli terhadap orang lain dan kurang rasa bersalah atas tindakannya. Pemimpin psikopat dapat melakukan korupsi berulang tanpa rasa bersalah dan sulit dijera, sehingga kontrol sosial yang kuat diperlukan untuk mengurangi dampak buruknya.
Dokumen tersebut membahas tentang psikopat, terutama pemimpin psikopat dan dampaknya pada organisasi. Psikopat memiliki kecenderungan kurang peduli terhadap orang lain dan kurang rasa bersalah atas tindakannya. Pemimpin psikopat dapat melakukan korupsi berulang tanpa rasa bersalah dan sulit dijera, sehingga kontrol sosial yang kuat diperlukan untuk mengurangi dampak buruknya.
Dokumen tersebut membahas tentang psikopat, terutama pemimpin psikopat dan dampaknya pada organisasi. Psikopat memiliki kecenderungan kurang peduli terhadap orang lain dan kurang rasa bersalah atas tindakannya. Pemimpin psikopat dapat melakukan korupsi berulang tanpa rasa bersalah dan sulit dijera, sehingga kontrol sosial yang kuat diperlukan untuk mengurangi dampak buruknya.
bersalah atau menyesal saat tindakannya menyebabkan bahaya. Psikopat sendiri adalah bagian dari Dark Triad, tetapi dalam perilaku organisasi tidak merujuk pada kegilaan, namun adalah kurangnya kepedulian terhadap orang lain, dan kurangnya rasa bersalah atau menyesal ketika tindakan mereka menyebabkan bahaya. Psikopat sendiri dapat menyebabkan masalah pada karir, budaya organisasi, tim, dan kebijakan kantor. mencoba untuk menilai motivasi seseorang untuk mematuhi norma sosial; kesiapan untuk menipu untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan efektivitas usaha-usaha itu; imulsivitas; dan ketidakpedulian, yakni kurangnya kepedulian empati bagi orang lain.
Psikopat menurut Katherine Ramsland, seorang
Doktor bidang psikologi forensik berkebangsaan
Amerika, adalah orang yang tak punya penyesalan atas kesalahan yang dibuatnya. Psikopat memiliki setidaknya 10 gejala ketidakseimbangan kepribadian lain yang mengikutinya, seperti: Menyimpang secara sosial; Manipulatif; Suka menyesatkan orang lain; Berdaya toleransi rendah; Menikmati penderitaan orang; Ketiadaan empati; Tidak memiliki rasa sesal; Lihai dalam bersandiwara Lihai dalam menyimpan kelainan; Memiliki pribadi yang sempurna, seperti: Pandai bertutur kata, Penuh pesona,Menyenangkan, Menguasai berbagai ilmu pengetahuan, dan Bersikap religius.
Individu Psikopat yang "berhati dingin" tidak
mampu menggunakan keempat anugerah
tersebut. Memang tidak ada manusia yang sempurna, sehingga dengan kadar yang bervariasi sesungguhnya individu psikopat ada di mana-mana. Dan individu psikopat tidak perlu melakukan tindakan sadistis dengan cara membunuh orang. Sebagai contoh, pemimpin bermental korup pun bisa dimasukkan ke dalam kategori psikopat jika ia melakukan korupsi secara berulang-ulang dan tanpa sesal. Seperti orang yang bebal, mereka mengintimidasi, merusak sistem, tata nilai di dalam organisasi. Mereka pun dikenal masa bodoh terhadap mana yang benar dan mana yang salah, meskipun mereka tahu apa konsekuensinya.
Layaknya seorang residivis yang berulang kali
masuk penjara, pemimpin bermental korup akan
berulangkali melakukan kesalahan yang sama. Ketika tertangkap, penyesalan yang muncul hanyalah di bibir saja, dan pada setiap kesempatan mereka tak segan untuk kembali mengintimidasi, merusak sistem, tata nilai di dalam organisasi demi korupsi. Hukuman sosial tidak akan mampu membuat mereka merasa jera, atau bahkan merasa malu akan perbuatannya. Sehingga tegaknya keadilan tidaklah mudah karena psikopat yang juga residivis cerdas ini tidak akan pernah jera, dan kembali akan selalu mencari peluang untuk mencari celah atau kelemahan dalam sistem agar mendapat uang dengan cara korupsi.
Sebenarnya pengetahuan mengenai psikopat
masih gelap. Menurut Daniel Coleman dalam
Emotional Quotient (EQ), gejala psikopat diketahui dari sel otak amigdala atau otak reptil yang memiliki kelainan. Mereka akan merespon ketakutan, kesedihan serta emosiemosi negatif lainnya dengan dingin atau seperti mati rasa. Mereka akan semakin manipulatif atau membalik keadaan ketika seseorang pada kondisi normal akan merasa bersalah atau sadar akan konsekuensi perbuatannya.
Kondisi ini akan berbahaya apabila dimiliki oleh
seorang pemimpin karena akan berdampak
besar kepada anak buahnya. Bahkan oleh peneliti psikopat lain, upaya untuk mengetahui psikopat atau tidaknya seseorang sejak dini sebelum di usia dewasa akan bertambah parah ternyata belum dapat dideteksi. Artinya upaya tersebut akan sia-sia dan menghabiskan energi saja. Sehingga dapat dikatakan potensi bahaya pemimpin psikopat amat besar, seiring dengan mahirnya level kompetensi mereka untuk berkamuflase di tengah-tengah organisasi, masyarakat atau bahkan di tengah rapat penting korporasi seperti rapat BOD atau RUPS.
Satu-satunya cara untuk mengurangi dampak
yang ditimbulkan oleh individu/ pemimpin
psikopat [yang juga] residivis adalah dengan meningkatkan kontrol sosial. Kontrol sosial yang kurang akan menyuburkan tindak kriminal dan semakin menjadi-jadinya perilaku sang psikopat. Kontrol sosial yang kuat dari organisasi yang terkena dampak seperti: para bawahan, kontrol bagian keuangan atau hasil audit bagian internal audit; organisasi yang berwenang untuk menyidik atau menghukum, seperti: polisi, jaksa; atau bahkan masyarakat luas akan menyebabkan sang psikopat setidaknya meredam keinginannya.
Individu/ pemimpin psikopat selanjutnya akan
belajar dan memahami perbuatan mana yang
benar atau salah melalui mekanisme penegakan hukum dan pemberian reward & punisment yang jelas dan berkelanjutan. Sehingga upaya penegakan hukum dengan tidak pandang bulu dan objektif (tidak memandang siapa yang duduk di kursi terdakwa) akan mengatasi perilaku manipulatif, asosial, serta dinginnya hati para psikopat.
Resep lain bagi individu/ pimpinan [yang tidak
merasa dirinya] psikopat adalah menjadi seorang
penerima (receiver) dari pada menjadi seorang pemberi order (transmitter). Memposisikan diri sebagai penerima akan membuka hati dan pikiran individu/ pimpinan. Dalam waktu yang tidak beberapa lama muncul bentuk kerjasama yang partisipatif dimana ide, solusi, dan antusiasme dari para rekan kerja, antar departemen, bawahan, dan bahkan pelanggan. Perusahaan bertransformasi menjadi organisasi yang terbuka -dimana orangorang memiliki tingkat kedewasaan (by freedom to choose), profesionalitas dan dedikasi yang sedemikian tinggi.
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita