Anda di halaman 1dari 16

VOLUMETRIC PROPERTIES OF PURE

FLUIDS
PRESENTED
BY GROUP 4
Ridwan Widinugroho
Ibrahim Akbar Ali
Dwi Riski Wibawa
Inggar Rizki Erfiano
Saskia Katrine

15521060
15521061
15521075
15521081
15521088

A. PVT BEHAVIOR OF PURE SUBSTANCES

Diagram fase atau diagram P-T adalah diagram yang menyatakan hubungan
antara suhu dan tekanan dengan fase zat. Diagram fase menyatakan batas batas suhu dan tekanan di mana suatu bentuk fase dapat stabil.

1. Garis Didih
Garis 2-C disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi fase cair-gas.
Setiap titik pada garis itu menyatakan suhu dan tekanan di mana air akan mendidih.
Seperti yang telah di ketahui bahwa titik didih bergantung pada tegangan gas di
Permukaan. Pada tekanan 1 atm (760 mmHg), air mendidih pada 100 C.
2. Garis Beku
Garis 2-3 disebut garis beku. Garis beku merupakan transisi fase cair-padat. Setiap
titik pada garis itu menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat membeku. Pada
Tekanan 1 atm (760 mmHg), air membeku pada 0 c
3. Garis Sublimasi
Garis 1-2 disebut garis sublimasi. Garis sublimasi merupakan transisi fase padat-gas.
Setiap titik pada garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat
Atau uapnya dapat menyublim.
4. Titik Tripel
Perpotongan antara garis didih, garis beku, dan garis sublimasi disebut titik tripel.
Pada titik tripelnya, ketiga bentuk fase zat, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam
kesetimbangan.

PV Diagram

Perlakuan Kritis
Titik kritis, Tc, dari sebuah bahan adalah
sebuah titik suhu di mana fase cairan dan
uap tidak bisa dibedakan. Pada saat
mendekati temperatur titik kritis, properti
gas dan cairan menjadi sama, fase ini
disebut Fluida superkritikal. Di atas titik
kritis cairan tidak dapat terbentuk dengan
menambah tekanan, tetapi dengan
menambah tekanan yang cukup bahan
padat bisa terbentuk. Tekanan kritis adalah
tekanan uap pada titik kritis. Untuk
diagram yang menunjukkan properti
termodinamika sebuah bahan, titik di mana
temperatur kritis dan tekanan kritis
bertemu dinamai Titik kritis dari bahan
itu. Molar kritis adalah volume dari satu
mol sebuah bahan pada suhu kritis dan
tekanan kritis.

B. PERSAMAAN KEADAAN VIRIAL


Persamaan keadaan virial dituliskan sebagai berikut :

Dimana:
B,C disebut koefisien kedua, ketiga
Nilai dari B,C tergantung pada temperatur. Karena koefisien virial bergantung pada
temperature, mungkin ada temperatur dimana Z mendekati 1 dengan kemiringan
kurva nol adalah rendah / volume molar tinggi .
Dalam hal ini B tidak pernah nol, oleh karena itu untuk gas nyata Z ketika P
kemiringan kurva Z terhadap P tidak mendekati nol.

C. THE IDEAL GAS


Hukum gas
Persamaan keadaan gas pada tekanan rendah (P0) merupakan
gabungan dari beberapa hukum empiris.

Dari hukum2 empiris diatas bisa dihubungkan dengan pernyataan :

PV = nRT

D. TERMODINAMIKA
PROSES-PROSES TERMODINAMIKA
Proses Isobarik (1)
Tekanan konstan
Proses Isotermis (2)
Temperatur kontan
Proses Adiabatis (3)
Tidak ada kalor yang hilang
Proses Isokorik (4)
Volume konstan

D. HUKUM TERMODINAMIKA PERTAMA


Selisih antara Kalor yang diberikan dan kerja yang dilakukan selalu sama
untuk setiap proses
U = Q + W

U = Uf Ui

Ui = Energi dalam mula-mula


Uf = Energi dalam akhir
DU = Perubahan energi dalam sistem
Q = Panas yang diberikan pada sistem
W = Kerja yang dilakukan oleh sistem

PROSES ISOKHORIK
KERJA :
W=
Vf = V i W = 0
KALOR
Q = nCv T= nCv (Tf Ti )
PERUBAHAN ENERGI DALAM :
U = Q + W U = nCv T
n = Jumlah mol
CV = Kapasitas panas volume konstan

PROSES ISOBARIK
KERJA :
W=

p = konstan

W= p(Vf Vi ) = p V
KALOR
Q = nCp T= nCp (Tf Ti )
PERUBAHAN ENERGI DALAM :
U = Q + W U = nCp T + p V

PROSES ISOTERMIS
KERJA :
Gas Ideal: pV nRT
T konstan p =
W=
W=

dV = nRT ln

PERUBAHAN ENERGI DALAM :


U = nCv T
KALOR
Q = nCv T + nRT ln

PROSES ADIABATIK
KERJA :
Adiabatik : pV = konstan
p=

= CV

W=
W=C
=
pV = C
W=C

W=

pV = C

W=

PERUBAHAN ENERGI DALAM :


Q = 0 U = Q + W U = W =

Contoh Soal :

Anda mungkin juga menyukai