Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Sensorineural Tinnitus

Stepvani Megawati
406148056

Definisi
Tinitus sensorineural didefinisikan seperti mendengar
suara yang tidak berhubungan dengan fisik
Seringkali disebut seperti ilusi

Karakteristik
Beberapa orang beranggapan bahwa suara yang timbul
pada tinitus berasal dari luar telinga, memancar dari
dalam pikiran, dan berasal dari luar kepala.
60% tinitus terjadi bilateral dan sisanya unilateral
Seseorang

dengan

tinitus

memiliki

penurunan

pendengaran tetapi seseorang dengan penurunan


pendengaran belum tentu mengalami tinitus

Epidemiologi
Prevalensi terjadi pria > wanita
Meningkat sesuai dengan usia
Penelitian menemukan bahwa prevalensi pada anak usia
12-19 tahun meningkat dibandingkan dewasa muda
yaitu 17.7%

Patologi
Patologi tinitus belum diketahui secara pasti
Bukti mengatakan bahwa ada hubungan yang saling
mempengaruhi antara kelainan perifer (telinga) dengan
mekanisme pusat pendengaran.
Secara umum, penelitian tentang tinnitus memberi
perhatian lebih pada peran hiperaktivitas (peningkatan
firing rate) dan hipereksitabilitas struktur pendengaran.

Tinnitus dapat terjadi tanpa adanya input pada sistem


saraf dari telinga dimana tinnitus terjadi pada seseorang
yang memiliki saraf pendengaran yang terputus
Banyak bentuk tinnitus kronis berasal dari abnormalitas
telinga atau karena terpapar suara yang terlalu keras,
tetapi seiring waktu tinnitus cenderung tidak bergantung
input pada telinga

Komorbiditas
Tinitus adalah salah satu dari 3 gejala Penyakit Meniere
Seseorang dengan neuroma vestibular hampir selalu
mengalami tinitus
Kelainan seperti temporomandibular joint (TMJ) dan
kelainan leher sering disertai dengan tinitus
Ada bukti yang menunjukan bahwa kelainan aktivasi
dorsalmedial thalamus memegang peranan penting pada
tinitus

Terdapat bukti bahwa faktor stress dapat menimbulkan


tinitus yang menunjukan peran sistem saraf simpatik.
Tinitus sering disertai dengan hiperakusis
Hiperakusis adalah penurunan toleransi terhadap suara,
mempengaruhi semua jenis suara tetapi tidak diketahui
mekanismenya.

Penatalaksanaan
Tinitus dapat terjadi pada orang yang mengkonsumsi
obat ototoksik seperti beberapa antibiotik, diuretik dan
obat kanker.
Furosemide memiliki efek berlainan yaitu menurunkan
tinitus dengan menurunkan hiperaktivitas pada sistem
saraf pusat
Tuli konduktif dan otosklerosis dapat berhubungan
dengan tinitus dan dapat diturunkan dengan mengatasi
masalah tersebut

Alat bantu pendengaran dapat meningkatkan input pada


sistem saraf dan seringkali dapat menurunkan tinitus
Implan koklear dapat meringankan tinitus pada orang
dengan tuli yang berat
Penyakit

seperti

hipertensi

dapat

mempengaruhi

prevalensi tinitus dan meningkatkan risiko terjadi nya


tinitus

Idiopatik tinitus
Obat-obatan
Neuromodulasi
Akupuntur
Terapi perilaku
Hipnosis
Masking
Transcranial magnetic stimulation (TMS) atau transcranial
electrical (DC) stimulation atau direct electrical stimulation

Obat-obatan
Obat yang dapat menekan tinitus lidocaine (Xylocaine)
Tocainide (ES pada jantung)
Alprazolam (triazolobenzodiapine) digunakan untuk anti
ansietas, serangan panik dan depresi, memberikan efek
baik pada tinitus
Klonazepam menurunkan kekerasan suara tinitus pada
75% participants
Intratimpani dexametasone

Tindakan operasi

Microvaskular decompression
operation untuk idiopatik
tinitus

Neuromodulasi

Hearing aids
Electrical stimulation :
Transcranial magnetic
stimulation / TMS
Transcranial electrical (DC)
stimulation
Implanted electrodes pada
korteks cerebri dan sistem
saraf pendengaran lainnya

Behavioral treatment
Cognitive behavioral therapy (CBT)
Tinnitus retraining therapy (TRT)

Kesimpulan
Tinitus subyektif memiliki 2 jenis gejala yaitu sebagai suara
ilusi dan dideskripsikan sebagai nyeri
Terdapat hubungan antara kelainan perifer (telinga) dan
mekanisme pusat pendengaran
Terapi tinitus yang efektif adalah behavioral treatment
Terapi farmakologi cukup berhasil dan telah ada upaya untuk
menggunakan metode yang lain yaitu neural modulation

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai