Oleh :
Nurul Dwi Istyana
Pengertian
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus atau
kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak
mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
(Prawirohardjo : 2008)
Patofisiologi
Etiologi
1
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan
bila setelah bayi dan
plasenta lahir ternyata
perdarahan masih aktif
dan banyak, bergumpal
dan pada palpasi
didapatkan fundus uteri
masih setinggi pusat
atau lebih dengan
kontraksi yang lembek.
Perlu diperhatikan bahwa
saat atonia uteri
didiagnosis, maka pada
saat itu juga masih ada
darah sebanyak 5001000cc yang sudah
keluar dari pembuluh
darah ( Prawirohardjo :
2008 )
Penanganan
Lanjutan
6. Jika perdarahan dapat dikendalikan dan
uterus berkontraksi dengan baik
Teruskan kompresi bimanual selama
1-2 menit atau lebih
Keluarkan tangan dari vagina
dengan hati-hati
Pantau kala empat persalinan
dengan seksama, termasuk sering
melakukan masase fundus uterus
untuk memeriksa atonia,
mengamati perdarahan dari vagina,
tekanan darah dan nadi.
Lanjutan
Lanjutan
8. Jika uterus tetap atonia atau
perdarahan terus berlangsung
Ulangi kompresi bimanual interna
Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan anda
perahan-lahan dan pantau kala empat persalinan
dengan cermat
Jika uterus tidak berkontraksi, rujuk segera ke
tempat dimana operasi bisa dilakukan.
Damping ibu ke tempat rujukan. Teruskan infuse
Intra Vena dengan kecepatan 500 cc per jam
hingga ibu mendapatkan total 1,5 liter dan
kemudian turunkan kecepatan hingga 125 cc/jam
Lanjutan
9. Jika perdarahan berhasil
dikendalikan, ibu harus diamati
dengan ketat untuk tanda dan gejala
infeksi. Berikan antibiotika jika terjadi
tanda-tanda infeksi (gunakan
antibiotika berspektrum luas),
misalnya ampisilin lagi intra
Muskular, diikuti 500 mg per oral
setiap 6 jam ditambah metronidazol
400-500 mg per oral setiap 8 jam
TERIMAKASIH