Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

Insufisiensi Plasenta
Pembimbing :
dr. Adi Rachmanadi Sp. OG
Disusun oleh :
Intan Diah Ningrum
1310211004
FAKULTAS KEDOKTERAN
UPN VETERAN JAKARTA

FOLLOW UP
Pasien baru datang ke poli tanggal 12 Februari
2014,
rujukan
bidan
dengan
diagnosis
serotinus. Dilakukan pemeriksaan di poli obgyn
dan didapatkan hasil diagnosa insufisiensi
plasenta. Identitas pasien :
Nama : Ny. R
Usia : 28 tahun
Alamat : Sedono 1/5 Genting
Agama : Islam
Status marital : sudah menikah
NO. RM : 043524-2014

Tanggal 12 Februari 2014


Subjective :

PB G2P1A0 hamil 42 minggu janin hidup tunggal


intrauterine, datang dari poli dengan diagnosis
insufisiensi
plasenta
dan
serotinus.
Pasien
mengeluh perut kenceng-kenceng namun masih
jarang. Lendir/darah (-/-), mual (-), muntah (-),
pusing (-). BAB dan BAK normal.
R. ginekologi
menarche : usia 16th
lama haid : 5 hari
siklus haid :28 hari
HPHT: 22 November 2013

R. Obstetri
HPL
: 29 Februari2014
Hamil 1 : anak laki-laki, lahir spontan dengan BB
lahir 3,4kg. Sekarang usia 8 tahun.
Hamil 2 : hamil ini, usia kehamilan 42 minggu.
KB
: pernah menggunakan KB suntik 3bulan,
selama 4 tahun.
Objective :
keadaan umum : baik
kesadaran : compos mentis
vital sign :
TD 120/70 mmHg ; nadi 98x/min ; RR 20x/min ;
suhu 36,6C

Pemeriksaan status generalis


Kepala : normocephal.
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-).
Hidung: tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis,
tidak ada massa.
Mulut : terdapat gigi berlubang.
Leher : tidak ada pembesaran, deviasi trakea (-),
nyeri tekan (-).
Dada :
Inspeksi : gerakan dada simetris ka=kiri, tidak ada
retraksi suprasternal, ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : fremitus ka=ki, tidak ada nyeri tekan,
tidak terdapat massa, ictus cordis tidak teraba.

Perkusi : batas jantung normal, sonor pada seluruh

lapang paru.
Auskultasi : suara jantung reguler, gallop (-), murmur
(-). Suara napas vesikuler,wheezing(-), ronkhi (-).
Abdomen :
Dalam batas normal
Ekstremitas : edema (+), sianosis (-), capillary refill baik.
Pemeriksaan obstetri
TFU : 31 cm
DJJ :140x/min
Letak janin : presentasi kepala, punggung kanan.
Pemeriksaan penunjang
USG : insufisiensi plasenta, dengan kalsifikasi 25%.

Pemeriksaan lab

Assesment : G2P1A0 hamil 42 minggu janin

hidup tunggal intrauterine dengan insufisiensi


plasenta
Planning :
- infus RL 20 tpm
- pasang DC
- Program SC jam 21.00
jam 21.45 : bayi laki-laki lahir, BB 3700gram,
apgar score 6/7/8
- Monitoring keadaan umum, dan DJJ
- Terapi post sc :
ampicilin 1x1gr, ketolorac 3x30mg

TGL
13/0
2/20
14

14/0
2/20
14

Nyeri pada
bekas
jahitan,
pusing (-),
mual (-),
muntah (-),
sudah bisa
flatus

TD :
100/80mmHg
N : 60x/min
S : 36
RR : 20x/min

Nyeri pada
bekas
jahitan

TD :
110/70mmHg
N : 88x/min
S : 36,6
RR : 20x/min

Post SC H1

-Celodim
-Ketolorac

Post SC H2

-Celodim
-Ketolorac
-Ampicillin

Px. Generalis
dalam batas
normal

Px. Generalis
dalam batas
normal

15/0
2/20
14

Nyeri pada
jahitan

TD : 130/80mmHg
N : 80x/min
S : 36,5
RR : 22x/min

Post SC
H3

Terapi
lanjutkan

Post SC
H4

-Terapi
lanjutkan
-Berikan O2
-Breast care
-Dianjurkan
untuk
meningkatkan
mobilisasi

Px. Generalis dalam


batas normal
16/0
2/20
14

Nyeri sudah
berkurang,
pusing (+),
pasien
sempat
pingsan
(13.15),
lemas dan
sesak
setelah dari
WC

TD : 110/90mmHg
N : 60x/min
S : 35,4
RR : 18x/min
Jam 13.30
TD : 110/70mmHg
N : 92x/min
S : 36
RR : 28x/min
Px. Generalis : dalam
batas
normal,bendungan ASI
(+)

17/0
2/20
14

Nyeri pada
jahitan
berkurang

TD : 120/80mmHg
N : 80x/min
S : 36,3
RR : 18x/min

Post SC
H5

-Amoxicillin
-Antalgin
-Breast care
-Meningkatka
n mobilisasi

Post SC
H6

Pasien
diperbolehkan
untuk pulang

Px. Generalis dalam


batas normal

18/0
2/20
14

Nyeri
berkurang,
pusing (-),
mual (-),
muntah (-).
Sudah tidak
ada keluhan

TD : 120/80mmHg
N : 68x/min
S : 36,2
RR : 18x/min
Px. Generalis : dalam
batas normal

INSUFISIENSI PLASENTA
Definisi :

Adalah suatu keadaan dimana plasenta tidak


berfungsi
dengan
baik.
Dan
meyebabkan
pertumbuhan janin terganggu, fetal distress,
kesulitan dalam persalinan.
Etiologi :
Diabetes
Serotinus
Preeklampsia
Obat-obatan pada ibu hamil
Kebiasaan merokok

Atau

terdapat

masalah

pada

plasenta

yaitu :
Abnormalitas bentuk, letak
Gejala klinis :

Pada ibu tidak menyebabkan gejala klinis


yang spesifik.

Etiologinya msih belum pasti. Faktor yang dikemukakan adalh

hormonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun


kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap
oksitosin berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar
kortisol yang rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air
ketuban dan insufisiensi plasenta juga diduga berhubungan dengan
kehamilan lewat waktu.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu,
kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya
kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri
spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen
dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intrauterin.
Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%.Volume air ketuban
juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini
merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian
perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi : 30% prepartum, 55%
intrapartum, 15% postpartum

Pemeriksaan :
dilakukan pemeriksaan USG untuk memantau

perkembangan janin, keadaan janin.


dilakukan pemeriksaan atau monitoring DJJ.
Penatalaksanaan :
Bila usia kehamilan belum mencapai aterm

dan kondisi janin serta ibu baik, diusahakan


untuk mempertahankan kehamilan sampai
aterm, dan lakukan terminasi.
Bila usia kehamilan sudah aterm maka
dipertimbangkan untuk dilakukan induksi
persalinan atau dengan SC.

Anda mungkin juga menyukai