Anda di halaman 1dari 30

TUMOR

PAROTIS
Arliestianto Noor Eka Putra
09711111

Pembimbing : dr. Wooley R. Sp.B

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 65 tahun
Alamat : Bringin
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
No. RM : 169602

KELUHAN UTAMA

Benjolan di bawah telinga kanan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Benjolan di bawah telinga kanan dialami


penderita sejak kurang lebih 5 tahun sebelum
masuk rumah sakit. Awalnya benjolan hanya
sebesar biji jagung, namun lama kelamaan
benjolan mulai membesar sampai sebesar telur
ayam. Benjolan tidak nyeri, tidak pernah
bengkak, merah, atau panas. Keluhan seperti
pusing, mual, muntah, nafsu makan turun
disangkal.

ANAMNESIS SISTEM
C : pusing (-), nyeri kepala (-)
K : berdebar (-), nyeri dada (-)
R : batuk (-), sesak (-)
G : mual (-), muntah (-), BAB (N)
U : BAK (N)
E : nyeri (-), pegal (-)
I : kemerahan (-), gatal (-)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat keluhan serupa sebelum 5 tahun yll (-)
Riwayat penyakit sistemik DM (-), Ginjal (-),
Hipertensi (+), Sirosis (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat operasi kelenjar liur sebelumnya (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat penyakit sistemik (DM, Ginjal,
Hipertensi, Sirosis) (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat operasi kelenjar liur (-)

KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN


Tidak ada tetangga yg mengalami hal serupa
Pola makan tidak ada pantangan, teratu8r 3 kali
sehari
Jarang olahraga
Keluarga (suami dan anak) merokok (+)

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis
GCS : E4V5M6
Tekanan Darah
: 140/80 mmHg
Respirasi
: 20x/menit
Nadi : 82x/menit, regular, isi cukup
Suhu : 36,2 C
Kepala : A/I/C/D (-)
Pada regio infraaurikula dextra tampak benjolan berukuran 7x5x3 cm dan berwarna
sama seperti daerah sekitarnya. Benjolan agak keras, bulat, tidak nyeri tekan,
permukaan licin, tidak terdapat ulserasi, mobile. Pada region intraoral, tidak terdapat
pendesakan pada tonsil atau uvula. Tidak terdapat paresis nervus fasialis, penderita
dapat mengernyitkan dahi, mengangkat kening, menutup mata, bersiul, melafalkan
huruf a dan i dengan kedua ujung bibir simetris, meringis, dan tersenyum.
Leher : PKGB (-)
Thorax : simetris, retraksi (-)

Paru : vesikuler (+), WH (-), RH (-)

Cor : S1 S2 tunggal, M (-), G (-)


Abd : bising usus (+) N
Ext : dbn

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
WBC

: 7.800
HGB : 11,0 g/dl
HCT : 33,9%
PLT : 425.000
GDA : 125 mg/dl
Creatinin : 0,96
Ureum : 30 mg/dl
Natrium : 142,0
Kalium : 5,06
Chloride : 112,2

DIAGNOSA

Tumor Parotis Dextra

PENATALAKSANAAN
Pro FNAB
Pro Parotidektomi

TUMOR PAROTIS

PENDAHULUAN
Tumor jinak parotis merupakan tumor yang
jarang terjadi dengan insiden 1% dari seluruh
neoplasma kepala leher.
Tumor ganas yang terpenting pada kelenjar
parotis adalah adenokarsinoma.
Insidensi per tahun berkisar satu diantara
100.000 penduduk di Amerika Serikat.
Menyerang pada individu usia di atas 65 tahun.

DEFINISI
Tumor parotis tumor yang menyerang kelenjar
liur parotis.
Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama
yang terbesar dan menempati ruangan di depan
prosesus mastoid dan liang telinga luar.

ANATOMI KELENJAR PAROTIS


Kelenjar parotis adalah kelenjar liur yang
berpasangan, berjumlah 2.
Terdiri dari lobus superfisialis dan lobus
profunda
Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur yang
terbesar.
Terletak dibawah meatus akustik eksternus
diantara mandibula dan otot
sternokleidomastoideus

CONT
Perdarahan kelenjar parotis berasal dari arteri
karotis eksterna. Darah vena mengalir ke vena
jugularis eksterna melalui vena yang keluar dari
kelenjar parotis.
Persarafan
kelenjar
parotis
oleh
saraf
glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion
otik. Serabut postganglionic mencapai kelenjar
melalui saraf auriculotemporal.

FISIOLOGI KELENJAR PAROTIS


Setiap hari diproduksi 1 sampai 2 liter air liur dan
hampir semuanya ditelan dan direabsorbsi.
Makanan dalam mulut merangsang nukleus saliva
pada otak tengah.
Air liur terdiri atas air dan mucin, membentuk
seperti lapisan gel pada mukosa oral dan
membasahi makanan (lubrikasi).
Air liur juga mengandung amylase, yang berperan
dalam pencernaan karbohidrat. Air lir mengandung
enzim
antibakteri
seperti
lysozyme
dan
immunoglobulin yang membantu mencegah
infeksi serius dan mengantur flora bakteri yang
menetap di mulut.

ETIOLOGI
Etiologi keganasan kelenjar parotis pada
umumnya belum diketahui secara pasti.
Merokok dan paparan radiasi diduga kuat
berperan dalam perkembangan tumor ini.

KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI
(WHO/AJCC)

Tumor jinak
Plemorphic

adenoma
Monomorphic adenoma
Papilary cystadenoma lymphomatosum (warthuns tumor)

Tumor ganas
Acinic

cell carcinoma
Adenoid cystic adenoma
Adenocarcinoma
Epidermoid carcinoma
Small cell carcinoma
Lymphoma
Malignant mixed tumor
Mucoepidermoid carcinoma

GEJALA KLINIS
adanya massa yang membesar dengan
pertumbuhan yang lambat, padat / solid serta
mobile pada daerah parotid
dengan atau tanpa rasa nyeri yang intermitten
adanya facial paralyse
disfagia, nyeri tenggorok, gangguan pendengaran
pembesaran kelenjar getah bening leher
(metastase)

DIAGNOSIS

Anamnesis gejala
klinis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang

PEMERIKSAAN FISIK

Status general
Keadaan

umum anemis, ikterus, tanda vital


Pemeriksaan kepala, leher, toraks, abdomen, ekstremitas
Identifikasi adanya metastase jauh (paru, tulang, dll)

Status lokal
Inspeksi

(termasuk intraoral, pendesakan uvula/tonsil)


Palpasi (palpasi bimanual, menilai konsistensi,
permukaan, mobilitas terhadap jaringan sekitar)
Pemeriksaan fungsi nervus VII, VIII, IX, X, XI, XII

Status regional
Palpasi

apakah ada pembesaran kelenjar getah bening


leher ipsilateral dan kontralateral tentukan lokasinya,
jumlahnya, ukuran terbesar, dan mobilitasnya

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sitologi (FNAB)
Biopsi insisional
Biopsi eksisional
X foto polos
Imaging (CT-scan atau MRI)

STAGE

Grade I : Low Grade Malignancy


Massa

tumor berada seluruhnya dalam kapsul, tanpa


ada infiltrasi lokal

Grade II : Moderate Malignancy


Tampak

invasi sel-sel tumor pada kapsul

Grade III : High Grade Malignancy


Tampak

adanya daerah papillary kistik dan infiltrasi


sel-sel tumor disekitar jaringan.

TERAPI
Tumor operabel
Terapi utama (pembedahan)

Parotidektomi

superfisial, dilakukan pada: tumor


jinak parotis lobus superfisialis
Parotidektomi medial
Parotidektomi subtotal
Parotidektomi total
Deseksi radikal leher (RND), dikerjakan pada
metastase kelenjar getah bening leher yang masih
operabel

Terapi tambahan : Radioterapi pasca bedah

Tumor inoperabel

Terapi utama
.Radioterapi : 65-70 Gy dalam 7-8 minggu
B. Terapi tambahan
.Kemoterapi
A.

KOMPLIKASI PASCA OPERASI


Sindrom frey
Kelumpuhan saraf fasialis
Fistula kelenjar liur

PROGNOSIS
Setelah terapi adekuat pada tumor benigna
terjadi residif lokal kurang dari 1% kasus.
Jika tumor benigna tidak diangkat secara luas,
sering timbul residif lokal.
Prognosis pada tumor maligna sangat
tergantung pada histologi, perluasan lokal dan
besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar
leher.
Ketahanan hidup 5 tahun kira-kira 5%, namun
hal ini masih tergantung dari stage dan
histologinya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai