Anda di halaman 1dari 27

OBAT BATUK

Fisiologi Batuk
Batuk refleks fisiologi protektif
Berfungsi
Berfungsi

mengeluarkan dan membersihkan saluran


pernafasan dari dahak, debu, zat perangsang
asing yang dihirup, partikel asing dan unsurunsur infeksi.
Orang sehat hampir tidak batuk sama sekali oleh
karena mekanisme pembersihan dari Cilia di
dinding Bronchi.
1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

Etiologi
Batuk gejala penting yang ditimbulkan oleh
terpicunya refleks batuk.
Penyebab :1. Gangguan saluran Nafas
2. Stimulasi Reseptor

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

Alergi (asma)
Sebab-sebab mekanis (asap rokok, debu, tumor
paru)
Perubahan suhu yang mendadak
Rangsangan Kimiawi
Gangguan Saluran
Nafas

Virus
Influenza

Peradangan oleh karena infeksi

Cacar air
Peradangan dari jarigan paru (pneumonia)
Tumor
Kanker Paru
Tuberkulosis
Efek samping beberapa obat (penghambat ACE)

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

Stimulasi Reseptor

Stimulus reseptor ini terdapat di mukosa saluruh


saluran nafas (termasuk tengggorok, jg pangkal
lambung).
Akan timbul Refleks batuk jika reseptor ini
terangsang oleh zat perangsang.

Batuk yang berlarut-larut merupakan beban serius bagi


banyak penderita dan menimbulkan pelbagai keluhan
lain seperti sukar tidur, keletihan dan inkontinensi urin.

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

Dahak Bronchi
Dahak bronchi terdiri dari larutan dalam air dari suatu
persenyawaan
rumit
mucopolysaccharida
dan
glycoprotein, yang saling terikat melalui jembatan-SH
(sulfhidril).
Jembatan SH mempengaruhi tingkat kekentalan dan
keliatan dari Dahak.
Produksi sekret fisiologis : 100 ml sekret/hari.
Pada keadaan sakit, misal pada pasien asma dan
bronchitis, produksi dahak bertambah, begitu pula
kekentalannya meningkat hingga sukar dikeluarkan

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

Jenis Batuk
1. Batuk Produktif
suatu perlindungan dengan dengan fungsi
mengeluarkan zat-zat asing (kuman dan debu)
dan dahak dari batang tenggorok.
Untuk meringankan dan mengurangi frekuensi
batuk, umumnya dilakukan terapi simtomatis
dengan obat-obat batuk (antitussuva).
Yakni : pelunak, ekspektoransia, mukolitika,
dan pereda batuk.
1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

2. Batuk Non-Produktif
Batuk ini bersifat kering dan tanpa dahak,
misalnya pada batuk rejan( pertussis, kinkhoest)
atau juga karena pengeluarannya tidak mungkin,
seperti tumor. Batuk ini tidak ada manfaatnya,
menjengkelkan dan sering kali mengganggu
tidur. Bila tidak di obati, batuk demikian akan
berulang terus karena pengeluaran udara cepat
pada waktu batuk akan akan kembali
merangsang mukosa tenggorokan dan farynx.

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

Obat Obat Batuk


Antitussiva (L. tussis = batuk) di gunakan untuk pengobatan batuk
sebagai gejala dan dapat dibagi dalam beragam mekanisme kerja :
1. Zat Zat yang bekerja di sentral
Bekerja dengan menekan pusat batuk di sumsum lanjutan dan
mungkin juga bekerja di pusat yang lebih tinggi (otak) dengen
efek menenangkan
Zat ini menaikkan ambang bagi impuls batuk
Terbagi dalam :
a. Zat adiktif : candu (Pulvsi opii, Pulvis Doveri), kodein.
Kelompok obat yang di sebut opioid, yakni obat yang
memiliki sifat farmakologi dari candu (opium) atau morfin.
b. Zat Non Adiktif : noskapin, dekstrometorfan, pentoksiven,
prometazin,dan difenhidramin.
1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

2. Zat Zat yang bekerja di Perifer

a)

b)

1/15/17

Bekerja di luar SPP.


Terbagi menjadi :
Zat pelunak batuk (emolliensia, L.mollis = lunak), memperlunak
rangsangan batuk, melumas tenggorok agar tidak kering dan
melunakkan mukosa yang teriritasi. Banyak digunakan sirop
(Thymi dan Althae), zat-zat lender (Infus carrageen) dan gulagula seperti drop (akar manis, succus liquiritae), permen,
pastiles hisap (memperbanyak sekresi ludah).
Ekspektoransia (L. ex = keluar ; pectus =dada ): minyak
terbang,guiakol, Radix Ipeca (dalam tablet/pulvis Doveri) dan
ammonium klorida (dalam Obat Batuk Hitam). Merangsang
pembentukan dahak yang banyak (yang encer) mengurangi
kekentalan dahak sehingga mudah di keluarkan dengan batuk.

add footer here (go to view menu and choose header)

10

c) Mukolitika : asetilsistein, mesna, bromheksin dan ambroxol.


Zat zat ini berdaya dan melarutkan dahak (L. mucus = lender,
lysis = melarutkan) viskositasnya di kurangi
pengeluarannya di permudah. Efektif pada batuk dahak yang
kental sekali, seperti pada bronchitis, emfisema, dan
mucoviscidosis (=cystic fibrosis). Tetapi umumnya zat zat ini
tidak berguna bila gerakan bulu getar ( cilia) terganggu seperti
pada perokok atau akibat infeksi.
d) Zat Pereda : kodein, noskapin, dekstrometorfan dan
pentoksiverin. (Tuclase). Obat-obat ini bekerja ampuh sekali
pada batuk kering.
e) Antihistaminika : prometazin, oksomemazin, difenhidramin, dan
d-klorfeniramin. Obat-obat ini sering kali efektif pula
berdasarkan efek sedatifnya dan juga dapat menekan perasaan
menggelitik di tenggorok. Obat ini banyak terkombinasi dengan
sirop OTC.
1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

11

f) Anestesi Lokal pentoksiverin


Obat ini menghambat penerusan rangsang batuk
ke pusat batuk.

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

12

Penanganan Batuk

Berhenti merokok.
Inhalasi Uap Air (Mendidih). Efektif pada batuk dalam,
artinya bila rangsangan batuk timbul dari pangkal tenggorok.
Untuk meningkatkan efek inhalasi sering kali di bubuhkan
minyak atsiri atau menthol pd air mendidih, agar uap yang di
hirup menimbulkan vasodilatasi serta perasaan lega di saluran
nafas.
Banyak minum air.
Farmakoterapi batuk pertama hendaknya di tujukan pada mencari
dan mengobati penyebabnya (terapi kausal), seperti antibiotika
terhadap infeksi saluran kuman dari saluran pernafasan, misalnya
bronchitis, pneumonia, dan batuk rejan.

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

13

ZAT ZAT TERSENDIRI


1.
2.
3.
4.
5.

1/15/17

ZAT PEREDA SENTRAL


ANTIHISTAMINIKA
MUKOLITIKA
EKSPEKTORANSIA
EMOLLIENSIA

add footer here (go to view menu and choose header)

14

A. ZAT PEREDA SENTRAL


1. Kodein (F.I) : metil morfin, *Codipront
Alkaloida candu ini bersifat menyerupai morfin, tetapi efek
analgetis dan meredakan batuknya jauh lebih lemah.
Dosis analgetis yang efektif adalah terletak antara 15-60 mg
Efek samping jarang terjadi pada pada dosis biasa dan
terbatas pada obstipasi, mual dan muntah, pusing dan
termangu-mangu.
Pada anak kecil dapat terjadi konvulsi dan depresi pernafasan
obat ini dapat pula menyebabkan ketagihan
Dosis : oral sebagai analgetikum dan pereda batuk 3-5 dd 1040 mg dan maksimal 200 mg sehari. Pada diare 3-4 dd 25-40
mg.

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

15

2. Noskapin : norkotin, Mercotin, Longatin


Efek meredakan batuk tidak sekuat kodein
Risiko adiksinya ringan sekali
Tidak ada efek analgetis
pembebas histamine yang kuat dengan efek
bronchokonstriksi dan hipotensi pada dosis besar
Efek sampingnya jarang terjadi, berupa nyeri kepala, reaksi
kulit dan perasaan lelah-letih tak bersemangat
Dosis : oral 3-4 dd sehari 15- 50 mg. maksimal 250 mg sehari

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

16

3. Dektrometorfan : metyhoxylevorphanol, *Romilar/exp,


*BenadrylDMP, *Quelidrine, *Triaminic
Derivate fenantrene non narkotik
Tidak berkhasiat analgetis, sedatif, sembelit atau aditif
Mekanisme kerja dengan menaikkan ambang pusat batuk di
otak
Efek sampingnya hanya ringan, mengantuk, termangu-mangu,
pusing, nyeri kepala dan gangguan lambung-usus.
Dosis : oral 3-4 dd 10-20 mg (bromide) pc., anak-anak 2-6
tahun 3-4 dd 8 mg, 6-12 tahun 3-4 dd 15 mg.

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

17

B. ANTIHISTAMINIKA
1. Prometazin : Phenergen
Derivate fenotiazine
Antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk
berkat sifat sedative dan antikolinergisnya yang kuat
Terutama di gunakan pada batuk malam yang menggelitik
pada anak-anak
Kontraindikasi : anak di bawah 1 tahun, karena
menyebabkan depresi pernafasan dan kematian mendadak
(sudden infant death)
Efek samping kolinergiknya dapat menyebabkan gangguan
buang air kecil dan akomodasi pada manula
Dosis : 3 dd 25-50 mg (garam HCl) pada saat makan. Anak2
diatas 1 thn 2-4 dd 0,2 mg/kg

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

18

Oksomemazin (doxergan, *Toplexil) adalah derivate dengan


khasiat dan penggunaan sama, daya antikolinergiknya lemah.
Dosis : oral 2-3 dd 15 mg, 1-2 thn 2,5 10 mg sehari, 2-5
thn 10-20 mg sehari, 5 10 thn 2- 3 dd 10 mg
2. Difenhidramin (Benadryl)
Antihistamin (H1-Blocker)
Bersifat hipnotis-sedatif dan dengan demikian meredakan
rangsangan batuk
Pada bayi menimbulkan perangsangan paradoksal, misalnya
mengeringnya selaput lender karena antikolinergisnya
Dosis : 3-4 dd 25-50 mg

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

19

C. MUKOLITIKA
1. Asetilsistein : Fluimucil
Mencairkan dahak yang liat dengan jalan memutuskan ikatan
disulfida, sehingga lebih mudah di keluarkan melalui batuk.
Mempunyai daya antioksidan dengan melindungi sel terhadap
radikal bebas kecuali pada Misatabron.
Mukolitik ini juga mampu memperbaiki gerakan bulu getar
(cilia) dan membantu efek antibiotika (doksisiklin,
amoksisilin, dan tamfenikol)
Efektif ter hadap dahak yang kental sekali dan sangat
bermanfaat bagi pasien COPD dan mucoviscidosis
Zat penawar (antidotum) terhadap keracunan parasetamol

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

20

Efek samping :
Mual dan muntah, maka penderita tukak lambung perlu
waspada.
Sebagai obat inhalasi, zat ini dapat menimbulkan kejang-kejang
bronchi pada penderita asma.
Reaksi anafilaktik pada dosis tinggi (rush, gatal, udema,
hipotensi, dan bronchospasme).
Dosis :
Oral 3-6 mg dd 200 mg. atau 1-2 dd 600 mg granulat.
Anak-anak 2-7 thn 2 dd 200 mg.
Dibawah 2 thn 2 dd 100 mg.
Untuk antidotum keracunan parasetamol, oral 150 mg/kg berat
badan dari larutan 5%, disusul dengan 75 mg/kg setiap 4 jam.

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

21

2. Bromheksin : Bisolvon, Mosavon


Derivate siklo-heksil berkhasiat Mukolitis pada dosis yang
cukup tinggi
Efek samping : gangguan saluran cerna,perasaan pusing,
berkeringat, tetapi jarang terjadi
Pada inhalasi, terjadi bronchokonstriksi ringan
Dosis : oral 3-4 dd 8-16 mg (klorida),
Anak-anak 3 dd 1,6 8 mg. tergantung dari usia.

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

22

D. EKSPEKTORANSIA
1. Kalium Iodida
Kalium Iodida terutama di gunakan untuk profilaksis dan
terapi struma (gondok) dan hipertirosis serta obat tetes mata
(larutan 1 %) pada lensa mata keruh (katarak)
Efek samping : gangguan tiroid, struma, urticaria, dan iodacne, juga hiperkalemia (pada fungsi ginjal buruk)
Dosis : oral 3 dd 0.5 1 gram. Maksimal 6 gram sehari. Bagi
pasien yang tidak boleh diberikan kalium, obat ini dapat di
ganti dengan natrium iodide dengan khasiat yang sama

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

23

2. Amonium Klorida
Berdaya diuretic lemah asidosis (keasaman darah
meningkat)merangsang pusat pernafasanfrekuensi napas
meningkat dan gerakan bulu getar di saluran nafas di stimulasi.
Sering di gunakan dalam Obat batuk Hitam
Efek sampingnya hanya terjadi pada dosis tinggi : berupa
acidosis (khusus) pada anak-anak dan pada pasien gagal ginjal
dan gangguan lambung (mual, muntah)berhubung sifatnya yang
merangsang mukosa
Dosis : oral 3-4 dd 100 150 mg, maks 3 gram seharinya

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

24

3. Guifenesin (Gliseril huayakolat, *Toplexil)


Derivate-guaiakolat
pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot, seperti mefesin.
Efek sampingnya berupa iritasi lambung, dapat di kurangi
dengan meminum segelas air
Dosis :oral 4-6 dd 100-200 mg
4. Minyak Terbang
Minyak terbang/minyak atsiri, contohnya: minyak kayu putih,
minyak permen dan minyak adas (Oleum foeniculi)
Berkhasiat menstimulasi sekret dahak, bekerja spasmolitis
(melawan kejang), antiradang dan juga bakteriostatis lemah
Digunakan dalam sirop obat batuk atau obat inhalasi uap yaitu
kurang lebih 10 tetes di masukkan ke dalam 1 liter air panas
dan di hisap uapnya
1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

25

5. Ipecacuanhae Radix (F.I) * Doveri pulvis


Akar tambahan dari tumbuhan Pschotria ipecacuanha
(Rubiaceae)
mengandung dua alkaloid, yakni emetin dan sefaelin
Zat ini bersifat emetis (menimbulkan muntah), spasmolitis
terhadap kejang-kejang saluran nafas dan menstimulasi sekresi
bronchi secara reflektoris
Penggunaannya adalah pada keracunan, terumtama pada anakanak
Efek sampingya pada dosis biasa berupa reaksi
hipersensitivitas dan muntah-muntah pada dosis lebih tinggi
Dosis : oral 3 dd 50 mg.

1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

26

E. EMOLLIENSIA
Saccus Liquiritae *Obat Batuk Hitam
Diperoleh dari ekstrak akar tumbuhan Glycylhiza glabra (akar
manis) .
Mengandung dua asam (Glycyrrhizic acid dan Glycyrrhetic
acid).
Banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan
obat batuk mempermudah pengeluaran dahak dan sebagai
bahan untuk memperbaiki rasa (corrigens rasa)
Efek sampingnya adalah pada dosis lebih tinggi dari 3 gram
sehari berupa nyeri kepala, udema dan terganggunya
keseimbangan elektrolit, akibat efek dari mineralokortikoid dan
hipernatremia dari asam glycyrrizinat
Hipertensi bagi mereka yang makan terlalu banyak drop (gula
gula dengan succus)
Dosis : oral 1-3 gram sehari.
1/15/17

add footer here (go to view menu and choose header)

27

Anda mungkin juga menyukai