Anda di halaman 1dari 14

GAYA ELEKTROMAGNETIK

Sistem Instrumentasi dan Monitoring Kelautan

Oleh
Mohamad Naufal Nazih 4213100093

Pendahuluan
Setiap peranti listrik (device) dalam operasinya
bergantung pada dua hal:
Adanya muatan
Adanya
interaksi
antara
satuan-satuan
bermuatan
Untuk dapat memahami hal tersebut, kita perlu
membuat model yang dapat menggambarkan
interaksi antar muatan-muatan. Sehingga kita
mendapatkan pemahaman tentang fenomena listrik
dasar.
Oleh karenanya dalam pengukuran listrik ini ada
kaitannya dengan prinsip gaya elektromagnetik.

Peranti
Listrik
(Device)
Adanya
Muatan (q)

Adanya
Interaksi
antara
muatan

Definisi
Medan listrik (E) didefinisikan sebagai ruangan di sekitar benda
bermuatan listrik, di mana jika sebuah benda bermuatan listrik
berada di dalam ruangan tersebut akan mendapat gaya listrik
(gaya Coulomb).
Arus listrik (i) adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir
dari suatu titik yang berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial
rendah dalam waktu satu detik.
Medan magnet (B) adalah daerah di sekitar magnet yang
menyebabkan sebuah muatan yang bergerak di sekitarnya
mengalami suatu gaya.
Muatan listrik (q) adalah muatan dasar yang dimiliki oleh benda
dan mampu membuat suatu benda yang berada di dekatnya
menjadi bermuatan listrik yang sama.

Gaya Elektromagnetik
Gaya Lorentz adalah gaya
(dalam bidang fisika) yang
ditimbulkan oleh Muatan
Listrik yang bergerak oleh
Arus Listrik yang berada
dalam
suatu
Medan
Magnet.

Arah dari gaya lorentz selalu


tegak lurus dengan arah
kuat arus listrik (l) dan
induksi magnetik yang ada
(B).
F = Newton
q = Qoulomb
v = Meter/ Detik
B = Weber/ m2

Subtitusi ke pers 4.1

Untuk mendapatkan gaya total (F) yg bekerja pada


panjang (L) konduktor, maka:

Karena sumbu konduktivitas tegak lurus terhadap B,


sehingga :

Sehingga gaya total F :

Pers (4.6) sangat penting karena


menjembatani
besaran
listrik
dasar (i), dengan sifat mekanika
(F).
Bahkan,
persamaan
ini
menyederhanakan
masalah
pengukuran
arus
sehingga
menjadi soal yang lebih mudah.,
yaitu pengukuran gaya.

Contoh Soal 1
Dengan menggunakan meteran dasar yang terdapat
pada gambar 4.2, diketahui data-data sebagai berikut:
B = 2 Wb/m2
L = 0,3 m
K = 2 N/m
Tentukan:
a). Berapa nilai defleksi x yang dihasilkan jika pada alat
tersebut dialiri arus sebesar 10 A?

Pembahasan
Jawab:
F = B x i x L = 2 Wb/m2 x 10 A
x 0,3 m
F = 6 Newton
Maka,
F = K x x x = F/K
x = 6 N/2 N/m
x=3m

Contoh Soal 2
Diketahui pada alat meteran dasar seperti gambar 4.2
terdapat suatu muatan listrik sebesar 6 Coulumb yang
mengalir dengan kecepatan 2 m/s. Jika nilai defleksi
pada meteran tersebut sebesar 3 m dan nilai K= 1 N/m.
Berapakah besarnya medan magnet yang ditimbulkan?
Jawab:
Diketahui : q = 6 Coulumb
v = 2 m/s
x=3m
K = 1 N/m

ditanya :B = .....?

Pembahasan
Jawab:
F=Kxx
F = 1 N/m x 3 m
F=3m
Maka,
F = B x q x v B = F/(q x v)
B = 3 m/(6 C x 2 m/s)
B = 3 m/(12 Cm/s)
B = 0,25 Wb/m2

Penggambaran Sinyal Listrik


Penggambaran sinyal listrik dibagi menjadi 2
yaitu sinyal analog dan sinyal digital.
Signal Analog adalah suatu sinyal
dimana
salah
satu
besaran
karakteristiknya
mengikuti
secara
kontinyu perubahan dari besaran fisik
lainnya yang melambangkan informasi.
Signal digital adalah sebuah sinyal
diskrit
dimana
informasinya
dilambangkan oleh sejumlah deretan
sinyal diskrit yang telah ditentukan
jumlahnya.

Signal Analog
Signal Analog
dirancang untuk suara
(voice)
tidak efisien untuk data
kecepatan relatif rendah
Ketepatan rendah
setiap sinyal analog dapat
dikonversi ke bentuk
digital
banyak terdapat noise dan
rentan kesalahan (error)

Signal Digital

Signal Digital
Dirancang untuk data dan
suara
informasi discrete-level
Kecepatan relatif tinggi
ketepatan tinggi
setiap sinyal digital dapat
dikonversi ke analog

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai