Anda di halaman 1dari 23

CHAPTER 5

UTILITY AND RISK


ATTITUDE
Mata Kuliah : Manajemen Risiko Proyek
Tri Agusta

13/1551060017

Dosen : Dr. Mardiaman, ST. MT.

PENGANTAR

Kita semua berbeda dalam membuat keputusan. Sikap kita terhadap risiko
adalah penting namun pengambilan keputusan terhadap risiko jarang
diperhatikan. Pembuatan keputusan harus membuat pilihan dari beberapa
kemungkinan, prediksi kemungkinan dampak negatif yang terjadi terhadap
suatu sistem sebagai akibat dari kegiatan tertentu disebut dengan
Lingkungan Risiko.
Secara umum preferensi risiko didefinisikan sebagai kecenderungan
seorang individual untuk memilih opsi berisiko atau sikap pembuat
keputusan atau investor untuk sebuah risiko
Ada tiga langkah yang harus dipertimbangkan dalam risiko:
1. Mengevaluasi Keterbukaan Risiko
2. Sikap dari Risiko
3. Mencapai Keputusan

RISK EXPOSURE

1.
2.
3.
4.

Risk Exposure adalah risiko yang dihadapi suatu sistem dari operasi yang
dikerjakan . Risk Exposure muncul bukan karena tidak ada pengendalian
internal namun dikarenakan pengendalian internal yang kurang memadai.
Risk Exposure bisa menghalangi suatu sistem untuk mencapai tujuannya.
Bisa berasal dari dalam (Internal) maupun dari luar (eksternal).
Contoh dari Risk Exposure :
Pendapatan yang menurun
Kehilangan asset
Kesalahan akutansi yang tidak disengaja
Tindak kekerasan atau bencana alam
Jika pengendalian internal diperbaiki maka Risk Exposure dapat
diminimalkan sehingga tujuan dapat tercapai.

TEORI UTILITAS

Teori Utilitas / teori keputusan adalah konsep mengenai pengambilan keputusan


berdasarkan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada pada saat keadaan
yang tidak pasti.
Kegunaan teori ini adalah untuk membantu memecahkan masalah dengan
menentukan tindakan yang akan dipilih melalui pemilihan berbagai alternative yang
tersedia.
Teori Ultilitas pertama kali dirumuskan lebih dari 200 tahun yang lalu, dimana pada
Tahun 1931 di publikasikan makalah Franky Plumton Ramsey yang berjudul On a
problem of formal logic
Untuk setiap bilangan bulat posistif n, r dan k terdapat bilangan bulat M0 sedemikian
sehingga, jika m M0 dan [m]k diwarnai dengan r warna, maka terdapat suatu [n]k
yang monokratif.
Pada tahun 1944 oleh Jhon Von Neumann dan Oskar Morgenstren menemukan
sebuah teori yaitu Teori Permainan (Game) dimana Teori Permainan merupakan
bagian dari ilmu matematika yang mempelajari interaksi antara agen, dimana setiap
strategi yang dipilih akan memiliki payoff (Hasil)yang berbeda bagi tiap agen.

TEORI PERMAINAN (GAME)

1.
2.
3.

1.

2.
3.
4.

Model Teori Permainan teridir dari Pemain, strategi dan Hasil (Payoff)
Pemain (Player) : Pembuat keputusan
Strategi (Strategy) : Pilihan untuk mengubah , mengembangkan, membangun,
tindakan yang mempengaruhi.
Hasil (Payoff) : Hasil atau konsekuensi dari setiap pilihan strategi.
Langkah-langkah utilitas harus kosisten, dalam rangka untuk mencerminkan
preferensi pengambilan keputusan. Aturan berikut harus dipatuhui.
Lebih diinginkan hasil, semakin tinggi ukuran utilitas. Misalnya memenangkan 50jt
tanpa resiko apapun akan memiliki ukuran yang lebih tinggi daripada memenangkan
5jt tanpa risiko apapun.
Jika pembuat keputusan lebih suka hasil A dari pada hasil B, dan lebih suka hasil B
daripada hasil C, maka A lebih suka hasil C
Jika pembuat keputusan acuh tak acuh antara dua hasil , maka hasil tersebut
memiliki utilitas yang sama.
Dalam situasi yang melibatkan risiko, utilitas yang diharapkan dari keputusan sama
dengan utilitas keputusan.

EXPECTED MONETARY VALUE

Expected Monetary Value (EMV) atau Nilai Moneter Diharapakan adalah alat yangn
direkomendasikan dan teknik untuk analisis risiko manajemen proyek.
Apabila nilai tersebut adalah posistif maka dapat disimpulkan untuk peluang (Risiko
Positif) dan apabila nilai yang diperoleh negatif makan dapat disimpulkan untuk
ancaman (Risiko negatif).
Contoh Kasus 1:
Asumsikan anda mempunyai sejumlah dana untuk diinvestasikan pada 2 alternative,
yaitu proyek A dan B. Peluang proyek A akan memberikan keuntungan sebesar 20%
dengan nilai keutungan sebesar 50 juta. Peluang proyek B akan memberikan
keutungan sebesar 45% dengan nilai keutungan 10 juta.
Penyelesaian

EXPECTED MONETARY VALUE

Pengertian Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya
suatu kejadian yang acak. Kata probabilitas itu sendiri sering disebut dengan peluang atau
kemungkinan. Probabilitas secara umum merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.

Dalam mempelajari probabilitas, ada tiga kata kunci yang harus diketahui yaitu eksperimen,
hasil (outcome) dan kejadian atau peristiwa (even).

Probabilitas biasanya dinyatakan dengan bilangan desimal (seperti 0,50, 0,20 atau 0,89) atau
bilangan pecahan seperti 5/100, 20/100, 75/100. Nilai dari probabilitas berkisar antara 0 sampai
dengan 1. Jika semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 0, maka semakin kecil juga kemungkinan
suatu kejadian akan terjadi. Jika semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1, maka semakin besar
peluang suatu kejadian akan terjadi.

EMVA = (probability x nilai payoff yang diharapkan)


= (0.20 x 50.000.000) + (0.80 x 0) = 10.000.000

EMVB = (probability x nilai payoff yang diharapkan)


= (0.45 x 10.000.000) + (0.55 x 0) = 4.500.000
Kesimpulanya : Piilih Proyek A

Langkah langkah yang terlibat dalam menghitung Nilai Moneter Diharapkan (EMV):
1. Pertimbangkan berbagai pilihan yang tersedia
2. Perkirakan nilai setiap opsi
3. Perkirakan probabilitas dari setiap pilihan
4. Kalikan nilai dengan probabilitas
5. Jumlahkan setiap kemungkinan yang terjadi (Sukse maupun Gagal)
6. Pilih EMV terbesar diantara pilihan.

FUNGSI UTILITAS

1.
2.
3.

1.
2.

Utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif (gratifikasi) yang
dicapai. Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya
utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha
untuk meningkatkan kepuasan seseorang.
Hal ini digambarkan dalam bentuk Kurva Utilitas dengan skala utilitas pada sumbu
vetikal dan hasil yang diharpakan pada sumbu horizontal.
Sifat dari Fungsi Utilitas adalah
Setiap hasil didefinisikan oleh satu nomor
Hasil peringkat dalam urutan pilihan
Tujuannya adalah untuk memaksimalkan utilitas yang diharapakan
Fungsi Utilitas terbagi menjadi 2 teori yaitu:
Teori Cardinal
Teori Ordinal

TEORI CARDINAL

Teori ini menyatakan bahwa kegunaan dasar dapat dihitung secara nominal. Satuan ukuran
kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan
perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Teori
cardinal merupakan teori dimana kepuasan konsumen dapat diukur secara kuantitatif. Teori
cardinal ini dapat dijelaskan dengan hukum The Law of Diminishing return. Sebagaimana
dijelaskan pada tabel dibawah ini.

The Manis

Total Utility

Marginal Utilitiy

Gelas 1

20

Gelas 2

35

15

Gelas 3

47

12

Gelas 4

57

10

Gelas 5

63

Gelas 6

65

Gelas 7

65

Gelas 8

62

Utilitas marginal (marginal utility/MU) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena
menambah konsumsi sebanyak satu unit

TEORI CARDINAL

Jadi kepuasan konsumen itu semakin menurun yang dilihat dari Marginal Utilitynya.
Sedangkan Grafik pendekatan Kardinal sebagai berikut.

Dalam pendekatan kardinal yang digunakan adalah pendekatan Guna Batas


(Marginal Utility, MU). MU adalah tambahan kepuasan sebagai akibat bertambahnya
satu satuan barang yang dikonsumsi. Semakin banyaknya barang yang dikonsumsi
maka daya guna marginal (tambahan kepuasan) semakin berkurang, bahkan setelah
mencapai titik tertentu menjadi negatif.

TEORI ORDINAL

Pendekatan Ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu meranking/membuat


urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan kepuasan yang
akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara absolut. Pendekatan ordinal
digunakan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi.
Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai titik-titik kombinasi dua
barang yang memberikan kepuasan yang sama.
Dalam membangun teori utility function, digunakan beberapa aksioma pilihan
rasional .
1. Completeness
Aksioma ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan mana
yang lebih disukainya di antara dua keadaan. Bila A dan B adalah dua keadaan yang
berbeda maka individu selalu dapat menentukan secara tepat satu di antara tiga
kemungkinan ini :
A lebih disukai daripada B
B lebih disukai daripada A
A dan B sama menariknya

TEORI ORDINAL
2. Transitivity
Aksioma ini menjelaskan bahwa jika seseorang individu mengatakan A lebih disukai
daripada B , dan B lebih disukai daripada C, maka ia pasti akan mengatakan
bahwa A lebih disukai daripada C. Aksioma ini sebenarnya untuk memastikan
adanya konsistensi internal di dalam diri individu dalam mengambil keputusan.
3. Continuity
Aksioma ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan A lebih disukai
daripada B , maka keadaan yang mendekati A pasti juga lebih disukai daripada
B.
Ketiga asumsi ini dapat kita terjemahkan kedalam bentuk geometris yang biasa
dikenal dengan Indifference Curve ( IC ). IC adalah kurva yang menjelaskan
tingkat kepuasan konstan, atau sebagai tempat kedudukan masing- masing titik
yang melambangkan kombinasi dua macam komoditi yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama.

TEORI ORDINAL

Semua kombinasi titik pada kurva indifference yang sama memiliki tingkat kepuasan yang
sama. Gambaran diatas menunjukkan bahwa titik A,B, dan C berada pada tingkat
indifference yang sama sehingga kepuasan di titik A sama dengan kepuasan pada titik B dan
C yaitu pada U1. Sedangkan kepuasan yang lebih tinggi berada pada U2, dimana titik D dan
E memberikan tingkat kepuasan yang sama, namun lebih tinggi daripada titik A, B dan C.

Contoh Kasus

1.
2.

Asumsikan pembuat keputusan harus memilih antara 2 strategi, dimana :


Strategi A, Sejumlah uang diberikan dengan pasti
Strategi B, Lingkungan berisiko dengan probabilitas p menang 300 dan probabilitas (1-p)
menang 0
Untuk keyamanan, asumsikan p=0.5 dan (1-p)=0.5 untuk Strategy B dan Nilai uang di A
meningkat dari 0. Ketika uang Strategi A mencapai 100, membuat pembuat keputusan acuh tak
acuh antara Strategi A dan B (Lihat Gambar)
Oleh karena itu uang 100 setara dengan Strategi A dan B. utilitas setara dengan utilitas yang
diharapkan oleh B.
U(100)=pU(300) + (1-p) U(0) = 0.5*1 + 0.5*0 = 0.5

Contoh Kasus

Untuk menentukan nilai utilitas yang terletak di antara kisaran berdasarkan konsep kepastian setara,
diperkenalkan 2 metode yang sederhana

Metode 1
Penawaran pembuat keputusan uang di x3 dari Strategi A dimulai dari x1, sampai uang tertentu di x3
membuat pembuat keputusan acuh tak acuh antar Strategi A dan B. Misalnya x3 = 100 maka
U(100) = 0.5*1 + 0.5*0 = 0.5
Berikutnya asumsikan p(300) = 0.5 dan p(100) = 0.5. Antara 300 dan 0 kita mengajukan pertanyaan yang
sama kepada pembuat keputusan. Dia tidak peduli dengan uang di 200 dari Strategi A dan hasil dari
300 dan 100 dari Strategi B. Dengan demikian
U(200) = 0.5*1 + 0.5*0.5 = 0.75
Kemudian asumsikan p(100) = 0.5 dan p(0) antara 100 dan 0. pertanyaan yang sama sepeti diatas,
pembuat keputusan acuh tak acuh untuk nilai 50, maka:
U(50) = 0.5*0.5 + 0.5*0 = 0.25

Contoh Kasus
Metode 2
Proses pengukuran fungsi utilitas
oleh si pembuat keputusan
dibawah situasi tertentu dapat
ditunjukan
(lihat
gambar).
Pembuat keputusan diminta
untuk menujukan pada tabel,
apakah ia lebih suka A atau B
atau acuh tak acuh
Misalkan pada bagian kiri
bawah, si pembuat keputusan
diminta untuk memilih -10
Strategi A dengan probabilitas 0
memenangkan
300
atau
perjudian (Strategi B) dan
probabiltas 1.0 kehilangan 0.
Strategi B jelas lebih disukai

Contoh Kasus

Dari table sebelumnya, kita dapat menghitung nilai utilitas dengan mengunakan
metode utilitas yang diharapkan.
U(0)= 0*1 + 1*0 = 0
U(20)= 0.2*1.0 + 0*0.8 = 0.2
U(60)= 0.4*1.0 + 0*0.6 = 0.4
U(140)= 0.7*1.0 + 0*0.3 = 0.7
U(240)= 0.9*1 + 0*0.1 = 0.9
U(10)= 0.1*1 + 0.9*0 = 0.1
U(40) = 03*1.0 + 0*0.7 = 0.3
U(80)= 0.5*1.0 + 0*0.5 = 0.5
U(180)= 0.8*1 + 0*02 = 0.8
U(300)= 1.0*1 + 0*0 = 1.0
Misalkan dalam penyelesain tabel, pembuat keputusan memilih nilai 100 dimana p =
0.6. Ini berarti nilai utilitas dari 100 adalah :
U(100) = pU(300) + (1-p)U(0)= 0.6*100 + 0.4*0 = 0.6

JENIS UMUM DAN KARAKTERISTIK FUNGSI UTILITAS

Kurva utilitas dapat dibagi menjadi 3 ketegori besar seperti yang ditunjukan pada
gambar, tergantung apakah pembuat keputusan adalah pencari risiko, penghindar
risiko atau netral risiko.

JENIS UMUM DAN KARAKTERISTIK FUNGSI UTILITAS

Kurva A mengambarkan kurva utilitas dari seorang individu yang selalu mengambil uang tertentu
sebagai prioritas. Dia adalah penghindar risiko
Kurva B mewakili prilaku netral risiko. Dia acuh tak acuh terhadap uang yang didapat
Kurva C menunjukan seorang pencari risiko, yang rela menerima taruhan yang memiliki nilai
yang diharpakan lebih kecil dari pada hasil alternative yang diterima.
Sebagai contoh Jika x1 = 300 dan x3 = 0 maka:
Untuk Penghidar risiko
x2 < 150
Untuk Netral risiko
x2 = 150
Untuk Pencari risiko
x2 > 150
Fungsi Utilitas sesorang tidak akan selalu sama dari waktu ke waktu. Beberapa factor seperti
kekayaan dan peubahan nilai acuan, akibatnya fungsi utilitas akan berubah juga.
Teori utilitas merupakan turunan dari Perilaku Konsumen, dalam ekonomi teori ini dibagi menjadi
dua, yaitu teori Kardinal dan teori Ordinal, teori Kardinal adalah teori yang menjelaskan bahwa
kegunaan dasar dapat dihitung secara nominal, sedangkan teori Ordinal adalah teori yang
mengasumsikan bahwa konsumen mampu membuat urutan kombinasi barang yang akan
dikonsumsinya berdasarkan kepuasan yang diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara
absolut.

PERBEDAAN ANTARA EUV DAN EMV DI PRAKTEK

EMV (Expected Monterary Value) adalah kriteria keputusan yang umum digunakan
dalam praktek, karena mudah dipahami dan diterapkan
Sedangkan EUV (Expected Utility Value) memaksimalkan kriteria untuk memberi
keputusan dengan mengabaikan sikap terhadap risiko.
EMV dan EUV dapat memberikan saran keputusan yang sama jika si pembuat
keputusan adalah tipe Netral Risiko.

PENGUNAAN TEORI UTILITAS PADA KONSTRUKSI

Banyak orang di dunia Industri akan menjadi ragu-ragu tentang konsep dari Fungsi
Utilitas karena mereka tidak percaya penggunan grafik untuk memutuskan. Dengan
jalan yang sama Komputer dipercaya untuk memutuskan.
Fungsi utilitas bukan pengganti untuk penilaian tenaga ahli, fungsi utilitas merupak
alat bantu untuk pengambilan keputusan.
Contoh konsep utilitas dalam konstruksi :
Dua perusahan satu kecil dan satu besar. ada 2 kontrak K dan L. Perusahan tidak dapat
melakukan ke duanya, dan untuk menyederhanakan ilustrasi. Telah diasumsikan
bahwa setiap proyek dapat meyerbabkan 3 kemungkinan hasil.
Probabilitas dan Hasil ditunjukan pada tabel.
Contract K
Probability
Outcome
0.2
100,000
0.5
500,000
0.3
-10,000

Contract L
Probability
Outcome
0.2
200,000
0.7
150,000
0.1
0

PENGUNAAN TEORI UTILITAS PADA KONSTRUKSI

Dalam pendekatan EMV, perhitungan yang tepat adalah sebagai berikut:


EMV(K) = 100,000*0.2 + 500,000*0.5 10,000*0.3 = 447,000
EMV(L) = 200,000*0.2 + 150,000*0.7 + 0*0.1 = 145,000
Nilai utilitas yang diharapkan perusahan besar adalah
Contrak K
= 0.2*0.1 + 0.5*0.8 + 0.3*0 = 0.6
Contrak L = 0.2*0.5 + 0.7*0.3 + 0.1*0 = 0.31
Nilai utilitas yang diharapkan perusahan kecil adalah
Contrak K = 0.2*1.0 + 0.5*0.9 + 0.3*0 = 0.65
Contark L = 0.2*0.85 + 0.7*0.8 + 0.1*0 = 0.73
Nilai Utilitas dari masing-masing perusahaan berbeda, lihat table dibawah ini
Outcomes
100,000
500,000
200,000
150,000
0
-10,000

Utility value for the large


company
1.0
0.8
0.5
0.3
0.0
0.0

Berdasarkan perhitungan :
PERUSAHAN BESAR AKAN MEMILIH KONTRAK K
PERUSAHAN KECIL AKAN MEMILIH KONTRAK L

Utility values for the small


company
1.0
0.9
0.85
0.8
0.0
0.0

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai