Anda di halaman 1dari 6

PENGANTAR ANALISIS KEPUTUSAN.

Dalam kehidupan kita, baik pribadi, bisnis, maupun profesi, banyak menghadapi permasalahan yang
memerlukan solusi dan sering kali melibatkan pengambilan keputusan. Sebuah masalah adalah sebuah
situasi keragu-raguan dan sebuah keputusan adalah proses untuk memecahkan situasi tersebut.
Setiap orang akan selalu dituntut untuk membuat keputusan dalam rangka :
• Memberi respon terhadap perubahan, atau
• Memprakarsai perubahan
Karena tidak ada yang berubah selain perubahan itu sendiri. Lingkungan kerja, tuntutan pasar, tuntutan
pemasok, kondisi makro semuanya selalu berubah.
Ada 2 atau lebih hasil yang mungkin terjadi – jika tidak ada, maka tidak ada pilihan dalam kapan kita harus
mengambil keputusan
• Ada nilai atau tingkatan kepentingan yang melekat pada hasil tersebut – jika tidak ada satupun
yang berarti, maka tidak benar-benar ada pilihan yang perlu dilakukan
• Ada variasi pada keefektivan hasil akhir dan seberapa jauh kita menginginkannya
Contoh kasus:
Karena tingkat penjualan produk yang sedang diprodusi saat ini selalu menurun dari waktu ke waktu, maka
perusahaan bermaksud melakukan pengembangan produk baru berdasarkan hasil riset pasar yang telah
dilakukan. Masalah yang dihadapi seperti berikut:
• Total biaya pengembangan produk tidak pasti;
• Biaya produksi kedepan tidak pasti;
• Pangsa pasar produk baru tidak pasti;
• harga jual produk dan produk pesaing tidak pasti;
• Profit juga tidak pasti; dll
Pengambilan keputusan dihadapi dengan :
• Ketidakpastian (Uncertainty): Kemungkinan-kemungkinan hasil tidak pasti. Informasi boleh jadi
samar-samar, tidak lengkap atau memang tidak tersedia.
• Kompleksitas (Complexity) Banyak sekali faktor-faktor dan alternatif-alternatif yang perlu
dipertimbangkan. Banyak diantaranya juga yang secara independen mempengaruhi yang lainnya.
• Berbagai tujuan yang saling bertentangan Pengambil keputusan memiliki sasaran (goal) dan tujuan
(objective). Banyak sasaran dan tujuan ini bertentangan secara alamiah.
Mengantisipasi ketidak pastian
Setiap keputusan yang kita buat akan memiliki hasil
akhir yang tidak pasti, dari tiga pilihan keputusan
pengeluaran di atas setidaknya akan ada 9
kemungkinan tingkat hasil yang akan diperoleh,
tergantung situasi ekonomi yang akan terjadi pada
masa yang akan datang (boom, stabil atau resesi).
Cara Menilai Baik Buruknya Keputusan
A. Berdasarkan hasil (pragmatis)
Keputusan baik jika menghasilkan sesuatu yang menguntungkan
Apa hasil yang diperoleh perusahaan dan apakah menguntungkan
B. Berdasarkan proses (prosedural)
Keputusan dinilai baik jika pengambilannya mengikuti kriteria dan prosedur yang telah diakui
keakuratannya.
Langkah-langkah mengambil keputusan
Tahapan pengambilan keputusan; Pengakuan adanya masalah, Identifikasi
penyebab-penyebab, Menentukan Tujuan, Mengidentifikasi Kriteria,
Pengembangan solusi-solusi alternatif, Pemilihan Alternatif Terbaik, dan
Pelaksanaan tindakan yang terpilih.

pendekatan dalam pengambilan keputusan:


• Pendekatan Normative/preskriptif berhubungan dengan seberapa rasional keputusan harus dibuat.
Hal ini menyangkut tindakan-tindakan yang optimal, rationalitas, model ekonomi dan ketepatan
matematis.
• Pendekatan Deskriptif (perilaku-behavioral) berhubungan dengan bagaimana kenyataannya manusia
membuat keputusan-keputusan. Hal ini menyangkut model-model psikologis, menjelaskan perilaku
manusia dan memprediksi perilaku manusia
PROBABILITAS DAN KEPUTUSAN
Probabilitas adalah peluang suatu kejadian, Manfaat mengetahui probabilitas adalah membantu
pengambilan keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia tidak ada kepastian, dan informasi yang
tidak sempurna.
• Probabilitas: Suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa
mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase.
• Percobaan: Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan timbulnya
paling sedikit dua peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang akan terjadi.
• Hasil (outcome): Suatu hasil dari sebuah percobaan.
• Peristiwa (event): Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan atau
kegiatan.
Variabel acak diskrit adalah variabel random yang jumlahnya terbatas, dan dapat dihitung sehingga dapat
digambarkan dalam bentuk histrogram, sedangkan Variabel acak kontinue adalah variabel random yang
berupa interval dan variabel yang jumlahnya TIDAK terbatas, sehingga tidak dapat digambarkan dalam
bentuk histogram dan ogive melainkan grafif y=f(x).
Pendekatan probabilitas:
1. Pendekatan klasik
Setiap rasio peristiwa mempunyai kesempatan yang sama untuk terjadi (equally likely) dengan
pengembalian dan mutually ekslusif. Sebuah Peristiwa dapat terjadi sebanyak n kali diantara N Peristiwa.
Jika prob E tidak terjadi adalah:
Pr (bukan E)= 1 - K/n + Pr E +Pr bukan E =1
2. Pendekatan relative
Probabilitas suatu kejadian tidak dianggap sama, tergantung dari berapa banyak suatu kejadian terjadi
/pengamatan yang dilakukan.
Kegiatan jual beli saham: 3 jt transaksi terdiri dari
2.455.00 jual & 545.000 beli. Prob relative jual:
(2.455.000/3jt)=82%. Prob beli (545000/3jt)=18%.
3. Pendekatan subjektif
Probabilitas suatu kejadian didasarkan pada penilaian pribadi yang dinyatakan dalam suatu derajat
kepercayaan (subyektifitas). Contoh: Menurut peneletian Bank Dunia, ekonomi Indonesia pada tahun
depan akan tumbuh sebesar 7% atau naik 1% dari tahun ini.
POHON KEPUTUSAN
Dalam membuat Keputusan → selalu ada beberapa alternative yang harus dipilih, dimana pada setiap
alternatif terdapat kumpulan keadaan tidak pasti.
DIAGRAM KEPUTUSAN menggambarkan rangkaian kronologi tentang keadaan apa yang mungkin terjadi
untuk tiap alternatif keputusan SIMBOL pada DIAGRAM KEPUTUSAN :
Decision node (simpul keputusan), dimana kita punya kendali untuk memilih.
Event (simpul kejadian tak pasti), kejadian yang berada di luar kendali kita
STUDI KASUS
Perusahaan kosmetik “PUTRI” adalah sebuah perusahaan kosmetik yang memproduksi berbagai jenis
barang-barang kosmetik, yaitu : lipstik, bedak, cat kuku & hair spray. Semula hair spray “PUTRI” merupakan
produk yang paling menonjol.
Pada puncaknya, penjualan hair spray ini dapat mencapai 20% dari seluruh penjualan hair spray di pasaran.
Tetapi akhir-akhir ini penjualan hair spray tersebut menurun sehingga tinggal menguasai 7% dari seluruh
penjualan hair spray di pasaran.
Melihat penurunan yang tajam ini, maka Sudiro manajer pemasaran, kemudian mengadakan survey
konsumen pada beberapa toserba di berbagai daerah. Hasil analisa survei ini menunjukkan bahwa
menurunnnya penjualan hair spray putri ini disebabkan karena kualitasnya lebih rendah daripada kualitas
hair spray dari Perusahaan-perusahaan saingan, sedangkan harganya relatif sama. Berdasarkan hasil survei
ini, Sudiro merasa dia kini dihadapkan pada 3 pilihan.
Pertama, mengadakan kegiatan pengembangan produk yang tujuannya untuk meningkatkan kualitasnya.
Kedua, meneruskan penjualan hair spray tanpa perubahan apapun dan
ketiga, menghentikan produksi hair spray seluruhnya. Bila hasil proyek pengembangan ini positif, maka ia
dapat memasarkan produk baru tersebut. Tetapi bila hasilnya negatif, maka pilihannya adalah
menghentikan produk lama atau meneruskan penjualan produk lama tersebut. Bila hasil pengembangan
tersebut positif & produk baru yang dihasilkan kemudian dipasarkan, maka diperkirakan tingkat penjualan
produk tersebut akan tinggi, tetapi bila hasil pengembangan tersebut negatif & produk lama tetap
dipasarkan, maka tingkat penjualan diperkirakan akan tetap rendah. Sudiro menyadari bahwa dia
menghadapi serangkaian kumpulan alternatif yang saling bergantungan, yang masing-masing dipisahkan
oleh kejadian yang berada di luar pengendaliannya. Ia tidak yakin berkenaan dengan keputusan manakah
yang terbaik yang diam.

Melalui suatu analisa finansial, dapat diperoleh keterangan bahwa bila produk baru berhasil dipasarkan &
mencapai tingkat penjualan tinggi, maka hasil yang akan diperoleh adalah Rp 50 juta. Tetapi sebaliknya,
bila produk baru hanya mencapai tingkat penjualan yang rendah, perusahaan akan kehilangan sebanyak
Rp. 15 juta. Kerugian ini disebabkan karena hasil penjualan tidak dapat menutup ongkos produksi & biaya
yang telah dikeluarkan untuk proyek pengembangan & biaya pemasaran produk. Bila hasil
pengembangannya positif, tetapi perusahaan memutuskan untuk tidak memasarkan produk baru, maka
hasilnya adalah kerugian sebesar Rp. 5 juta, yang merupakan biaya yang telah dikeluarkan untuk proyek
pengembangan. Seandainya dari semula perusahaan telah memutuskan untuk tidak melakukan proyek
pengembangan, melainkan tetap memasarkan produk lama seperti biasa. Maka dapat diharapkan hasil
Rp. 40 juta apabila tingkat penjualannya tinggi. Tetapi bila ternyata penjualannya rendah, maka hasilnya
adalah kerugian sebesar Rp. 15 juta. Bila perusahaan memutuskan untuk tetap memasarkan produk lama
setelah mengetahui bahwa hasil proyek pengembangannya adalah negatif, maka yang akan diperoleh
adalah hasil seperti dinyatakan diatas, dikurangi dengan biaya penelitian. Penetapan nilai pada perusahaan
kosmetik (2) Jadi bila tingkat penjualan tinggi maka akan diperoleh hasil Rp. 35 juta sedang bila rendah,
perusahaan akan menderita kerugian Rp. 20 juta. Tetapi bila perusahaan memutuskan untuk
menghentikan produksi setelah hasil proyek pengembangan ternyata negatif, maka kerugian yang akan
diderita perusahaan adalah Rp. 5 juta, yaitu biaya yang telah dikeluarkan untuk proyek pengembangan.

PENDEKATAN CUT OFF POINT DAN BORDA


Maggie C.Y dan Tam dalam jurnalnya (Tam, M.C.Y & Tummala, VMR, 2001) membuat sebuah metode untuk
memastikan derajat kebutuhan kriteria. Penilaian dibagi menjadi tiga dimana bila suatu elemen dinilai
sangat penting (very important) maka akan diberi skor 3, cukup penting ( somewhat important) diberi nilai
2, dan tidak penting (not important) diberi nilai 1. Seluruh penilaian responden dikumpulkan, kemudian
dirata-ratakan untuk tiap elemen. Seluruh kriteria diurutkan dari nilai tertinggi ke terendah, kemudian
dicari nilai cut off, selanjutnya kriteria yang memiliki nilai di bawah cut-off point akan dibuang:
 Natural cut-off point = ( Max Score + Min Score) / 2
Sebagai contoh perhitungan, misalkan teridentifikasi lima belas kriteria dalam memilih mobil pribadi untuk
pengunaan sehari-hari yaitu Harga, Keamanan, Kenyamanan, Irit Konsumsi BBM, Kehandalan,
Kemewahan, Perawatan, keberadaan bengkel, Nilai Jual Kembali, Jenis mobil, Kapasitas Mesin (CC), Muat
banyak, Warna, model (Uptodate), Teknologi Mesin kemudian kuesioner disebarkan ke 13 orang yang ahli
di bidang tersebut untuk menilai kriteria dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel

Nilai terbesar dari rata-rata adalah 2,77 sementara nilai terendah adalah 1,23 sehingga nilai cut-off point
adalah:
Natural Cut off Point =
Maka kriteria Jenis Mobil, Nilai Jual Kembali, Kapasitas Mesin (CC), Warna dan Muat Banyak tidak akan
diperhitungkan dalam memilih mobil karena nilainya dibawah Natural cut-off point.

Anda mungkin juga menyukai