Anda di halaman 1dari 31

No PENYAKIT KOMPETENSI DOKTER

1 Pneumothoraks 3B
2 Efusi Pleura 2
3 Efusi Pleura ganas 3B
4 Haematotoraks 3B

03/24/17
5 Bronkhiektasis 3A
6 Bronkhiolitis Akut 3B
7 Emfisema Paru 3A
8 Atelektasis 2
9 Tuberkulosa HIV 3A
10 TB Resistensi (MDR) 2
11 Emboli-Infark Paru 1
12 Kistik Fibrosis 1
TB RESISTENSI
ARIMBI,dr. Sp.P
FK UWK 2015
Tingkat kemampuan 2
Lulusan dokter mampu membuat
dignose klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan
yang paling tepat bagi pasien
Lulusan dokter juga mampu menindak
lanjuti setelah pasien kembali dari
rujukan
DEFINISI TB RESISTENSI

Penderita TB RESISTENSI
Penderita TB yang belum sembuh dari penyakit
TB setelah pengobatan OAT katagori I atau
katagori II, disebabkan bakteri MTB
mengalami mutasi/struktur tubuh secara
biokimia berubah menjadi bakteri MTB yang
resistent/ tidak mempan terhadap Obat Anti TB
DEFINISI OPERASIONAL
RESISTENSI OAT
RESISTENSI OBAT:
Pasien TB paru dengan sputum BTA positip yang
mengalami resistensi terhadap satu atau lebih obat
anti-tuberkulosis.
RESISTENSI PRIMER:
Pasien TB paru dengan sputum BTA positip yang
mengalami resistensi terhadap OAT, namun tidak
memiliki riwayat mendapat OAT sebelumnya
RESISTENSI SEKUNDER:
Pasien TB paru dengan sputum BTA positip yang
mengalami resistensi terhadap OAT, dan memiliki
riwayat mendapat OAT sebelumnya (minimal 1 bulan).
DEFINISI OPERASIONAL
RESISTENSI OAT
RESISTENSI AWAL:
Resistensi yang terjadi ketika ada keraguan apakah
pasien dengan TB yang resistan ini telah mendapat OAT
sebelumnya.
MONO RESISTEN :
Tuberkulosis yang resisten terhadap salah satu OAT lini
pertama
POLI RESISTEN:
Tuberkulosis yang resisten terhadap lebih dari satu OAT
lini pertama, namun bukan oleh isoniazid dan rifampisin
DEFINISI OPERASIONAL
RESISTENSI OAT
MULTI-DRUG RESISTANCE (MDR-TB) :
Tuberkulosis yang resisten terhadap setidaknya isoniazid dan
rifampisin ( disertai/tidak oleh OAT lini pertama yang lain)
EXTENSIVE DRUG RESISTANCE (XDR-TB) :
selain MDR-TB, juga resistensi terhadap fluorokuinolon
setidaknya salah satu dari tiga injeksi obat lini kedua
(kanamisin , amikasin dan kapreomisin)
SUPER EXTENSIVE /TOTAL DRUG RESISTANCE (TDR-
TB) :
resistensi terhadap OAT lini pertama (R,H,Z,E dan S) serta
OAT lini kedua (kanamisin ,
amikasin,kapreomisin,Fluoroquinolon,Tionamid dan PAS)
PENYEBAB RESISTENSI OAT
3 FAKTOR PENYEBAB RESISTENSI :
Faktor mutasi genetik yg menimbulkan
kuman obat tdk efektif melawan kuman yg
alami mutasi

Faktor
klinis Terjadi ok terapi yg tidak
memadai /tidak adekuat / kurang
Faktor baik
Pd awalnya Resistensi terjadi akibat kelalaian
Program
manusia:
-Kesalahan penatalaksanaan kasus
-Manajemen logistik
-Peresepan obat
PENCEGAHAN RESISTENSI OAT
*) Diagnosis cepat , sehingga pengobatan TB segera di
lakukan
*) Pemberian OAT harus tepat ( tepat regimen, tepat dosis,
tepat
waktu dan tepat cara minum),al:
TEPAT REGIMEN ( regimen katagori I atau regimen Katagori II)
TEPAT DOSIS ( tiap jenis obat yang di berikan pastikan ketepatan dosis
obatnya/ jangan kurang dari dosis yang seharusnya diterima oleh
penderita, sesuaikan dengan berat badan penderita)
TEPAT WAKTU PEMBERIAN ( OAT diminum setiap hari dan sebaiknya
dilakukan saat perut kosong, sehingga dapat diberikan 2-3 jam sebelum
atau sesudah makan), sebaiknya diminum malam hari saat hendak tidur
TEPAT CARA MINUM (OAT DIBERIKAN MULTI DRUG DAN SINGLE
DOSE),
artinya berikan OAT dengan dosis sekali minum dengan banyak jenis
obat sesuai regimen yang diputuskan, sehingga OAT sebagai
bakteriosidik dan bakteriostatik dengan sekali minum dapat bekerja
bersama efektivitas obat dapat tercapai
PEMBERIAN OAT TEPAT DOSIS
PEMBERIAN OAT TEPAT REJIMEN (WHO
2012)

S
PENCEGAHAN RESISTENSI ...

Evaluasi hasil terapi pada fase intensive dan fase


lanjutan harus dilaksanakan dengan baik dan benar,
berguna sebagai alat evaluasi kemajuan , agar
adanya kejadian TB Resistent tidak terlewatkan.
Evaluasi dilakukan terhadap Sputum BTA smear
SPS dan foto thorak ,sbb:
*) Awal terapi fase intensive ( awal bulan kedua )
*) Akhir terapi fase intensive ( akhir bulan kedua )
*) Akhir terapi fase lanjutan (akhir bulan keenam)
Terapi TB harus tuntas sesuai dengan regimen,
dengan prinsip TERAPI BERKESINAMBUNGAN
(TIDAK TERPUTUS) 12
PENCEGAHAN RESISTENSI

Penderita dengan HIV / AIDS harus diidentifikasi dan


didiagnosis secepat mungkin. Pada penderita HIV / AIDS
tidak memiliki kekebalan untuk melawan infeksi TB dan
beresiko besar mengembangkan resistensi obat.
Perhatian ketat atas kepatuhan penderita terhadap
prinsip-prinsip Tuberculosis Control programme (Strategi
DOTS / Directly Observed Treatment Short-course) dan
dengan membangun kemitraan yang kuat dengan pasien ,
keluarga pasien dan masyarakat untuk menyembuhkan
TB pada upaya pertama.
Penelitian dengan pendanaan WHO dibutuhkan dalam
diagnosis, pencegahan dan pengobatan TB dan TB MDR.
Strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Short Course) pada TB
RESISTENT
Komitmen politik Berkelanjutan
Strategi penemuan kasus yang bersifat rasional, yaitu:
akurat ,
diagnosis tepat waktu melalui Kultur sputum dengan DST/Drug
Sensitivity Test yang terjamin ketepatannya.
Strategi pengobatan yang tepat dengan menggunakan obat lini
kedua pada kasus dan kondisi manajemen yang tepat
Pasokan obat anti tuberkulosis yang terjamin, berkualitas serta
tak terputus.
Sistem Pencatatan dan pelaporan standar
PENEMUAN SUSPEK-TB RESISTENT

15
PENGOBATAN TB-RESISTENT
SYARAT PEMBERIAN
REJIMEN RESISTENT OAT

*) Sertakan minimal 3 macam OAT yang msh


sensitive
*) Sertakan setiap obat lini pertama yg masih
sensitive
*) Sertakan obat suntik untuk jangka waktu
lama (s/d hasil smear dan kultur sputum negative)
*) Sertakan kuinolon (OAT lini kedua)
*) Pertimbangkan data resistensi obat (individu)
*) Pertimbangkan riwayat perawatan pasien ketika

merancang rejimen.
*) Merancang regimen sesuai kebutuhan penderita
membutuhkan pengalaman dan keahlian
KONVERSI SPUTUM

Konversi sputum adalah sputum BTA positip berubah


menjadi BTA negative setelah pengobatan OAT
Penderita TB resisten dinyatakan sembuh apabila:
dua set smear sputum BTA negatif berturut-turut

dan dua set Kultur sputum yang diambil 30 hari


terpisah.
Kedua set smear dan kultur yang digunakan untuk
memantau pasien di seluruh terapi, yaitu: tanggal
set pertama kultur dan smear negatif harus diguna
kan sebagai tanggal konversi dan hari untuk
menentukan panjang fase awal pengobatan.
KONVERSI SPUTUM
DEFINISI KASUS TB RESISTEN
YANG AKAN MEMULAI TERAPI

PASIEN TB RESISTEN DENGAN KATEGORI


BARU :
Pasien yang belum pernah menerima
pengobatan OAT atau telah menerima
pengobatan OAT selama kurang dari satu
bulan (Catatan: Pasien yang memiliki data
DrugSensitive Drug/ DST pada awal Kategori
WHO rejimen I dan dimasukkan dalam kelompok
resisten, bahkan walau mereka telah menerima
lebih dari satu bulan Kategori I pengobatan)
DEFINISI KASUS TB RESISTEN
YANG AKAN MEMULAI TERAPI

PASIEN TB RESISTEN DENGAN KATEGORI


YANG SEBELUMNYA DIOBATI DENGAN OBAT
LINI PERTAMA SAJA.
Pasien yang telah dirawat selama satu bulan atau
lebih dengan Obat lini pertama saja

PASIEN TB RESISTEN DENGAN KATEGORI


YANG SEBELUMNYA DIOBATI DENGAN OBAT
LINI KEDUA.
Pasien yang telah dirawat selama satu bulan atau
lebih dengan satu atau lebih obat lini kedua,
dengan atau tanpa obat lini pertama.
BAT YG DIBERIKAN PADA KEADAAN RESITENSI
BAT YG DIBERIKAN PADA KEADAAN RESITENSI
DASAR-DASAR PENGOBATAN MDR-TB
Kelompok/Group Nama obat
(berdasarkan
potensi
dan efikasinya)
Kelompok I PZA, Ethambutol
Kelompok II Obat injeksi bersifat
bakterisidal: Kanamicin @
Amikacin (Jika alergi digunakan:
Kapreomicin, Viomicin)
Kelompok III Fluorokuinolon, obat
bakterisidal tinggi: Levo,
Moxi, Ofloxacin
Kelompok IV Obat bakteriostatik lini
kedua, PAS, Ethionamide,
Protionamid dan Sikloserin
TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)

Keputusan untuk menghentikan obat


parenteral / injeksi harus dibuat pada:
Review dari kultur , smear, sinar-X dan status
klinis pasien.
Pasien menyelesaikan minimal enam bulan
dengan hasil
smear atau kultur negatif.
Ada empat obat yang tersisa yang masih
sensitive
KRITERIA DAN ALGORITMA UNTUK
MEMULAI TERAPI SETELAH DEFAULT
KRITERIA DAN ALGORITMA UNTUK
MEMULAI TERAPI SETELAH DEFAULT
PENYELESAIAN TERAPI

Pengobatan penuh dilakukan minimal 24 bulan dengan


pengawasan reguler dan monitoring.
MENINDAKLANJUTI SETELAH SELESAI TERAPI,al:
*) Kunjungan tindak lanjut harus menilai gejala dan
tanda-
tanda kambuh.
*) Smear dan kultur harus dilakukan setiap tiga bulan
selama
satu tahun.
*) Evaluasi klinis dan radiologi harus dilakukan sesuai
kebutuhan untuk penilaian gejala pernapasan.
*) Semua pasien HIV koinfeksi harus memiliki skrining
TB
periodik
HASIL PENGOBATAN TB RESISTEN

SEMBUH
Seorang pasien TB resisten yang telah menyelesaikan
pengobatan sesuai dengan protokol program dan
memiliki setidaknya lima kultur negatif berturut-turut
dari sampel yang dikumpulkan setidaknya 30 hari
terpisah dalam 12 bulan terakhir pengobatan .
Jika hanya satu positif kultur dilaporkan selama waktu
itu , dan tidak ada bukti klinis TB , pasien masih
dianggap sembuh , asalkan kultur yang positif ini
diikuti oleh minimal tiga kultur negatif berturut-turut
diambil setidaknya 30 hari terpisah .

HASIL PENGOBATAN TB

PENGOBATAN SELESAI
Seorang pasien TB resisten yang telah
menyelesaikan pengobatan sesuai protokol
program, tetapi tidak memenuhi definisi untuk
penyembuhan karena kurangnya hasil
bakteriologis ( yaitu kurang dari lima kultur
dilakukan di akhir 12 bulan pengobatan ) .
MENINGGAL :
Seorang pasien TB Resisten yang meninggal
untuk alasan apapun selama pengobatan
Hasil Pengobatan TB
GAGAL :
Dua atau lebih dari lima kultur tercatat dalam 12 bulan
terakhir dari terapi adalah positif , atau jika salah satu
dari tiga akhir kultur positif .
Keadaan klinis penderita, sehingga dibuat keputusan
untuk mengakhiri pengobatan dini karena respon yang
buruk atau efek samping .
PUTUS OBAT:
Seorang pasien TB resisten yang pengobatannya
terputus selama > 2 bulan berturut-turut untuk alasan
apapun .
DITRANSFER KELUAR :
Seorang pasien TB resisten yang telah ditransfer ke
pelaporan lain dan unit rekaman dengan hasil
pengobatan yang tidak diketahui .

Anda mungkin juga menyukai