TUGAS AKHIR
Oleh :
Ambar Evitasari
NPM : 12700176
i
HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
Oleh:
Ambar Evitasari
NPM: 12700176
Pembimbing,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Oleh :
Ambar Evitasari
NPM : 12700176
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Juli 2016
iii
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan segala masukkan demi
sempurnanya tulisan ini.
Akhir kata kami berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang terkait.
Penulis
iv
ABSTRAK
Kopi mengandung kafein yang dapat menghambat reaksi anti inflamasi dan
antagonis reseptor A2A yang meningkatkan sitokine proinflamasi sehingga
menyebabkan kerusakan hepatosit dan mengakibatkan kenaikan kadar SGPT
dalam darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kopi peroral
selama 30 hari terhadap kadar SGPT mencit (Mus musculus L.). Sampel dalam
penelitian ini menggunakan hewan coba mencit (Mus musculus L.) yang
mempunyai kriteria jantan berjumlah 30 ekor dengan cadangan 6 ekor, berumur
kira-kira 29-30 hari dengan berat kurang lebih 20-25 gram, kondisi sehat, tidak
terdapat kelainan anatomis. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian
kopi peroral selama 30 hari. Dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar
SGPT dalam hati tikus. Untuk analisis data penelitian ini menggunakan uji
statistik one way ANOVA, yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian pemberian kopi per
oral terhadap kadar SGPT mencit terbukti dengan nilai sig. p-value diperoleh
sebesar 0,000 < 0,05.
v
ABSTRACT
Evitasari, Ambar. 2016. The Effect of Coffee Peroral 30 Days Against SGPT
levels of mice (Mus musculus L.). Final Project, Program Medical
Education, Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya.
Supervisor: Rini Purbowati, S.Si, M.Si
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................ i
Lembar Persetujuan .......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Abstrak ............................................................................................................ v
Abstract ........................................................................................................... vi
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
Daftar Gambar ................................................................................................. ix
Daftar Tabel .................................................................................................... x
Daftar Singkatan............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kopi .......................................................................................... 5
B. Kandungan Kimiawi Kopi ........................................................ 5
C. Hati dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) ... 9
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 17
B. Hipotesis Penelitian .................................................................. 18
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ............................................................... 19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 19
C. Sampel Penelitian ..................................................................... 19
D. Variabel Penelitian ................................................................... 20
E. Definisi Operasional ................................................................. 20
F. Prosedur Penelitian ................................................................... 22
G. Alur Kerja ................................................................................. 25
H. Analisis Data ............................................................................ 25
vii
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan ............................................................................. 35
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 38
B. Saran ........................................................................................ 38
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel V.1 Hasil Penimbangan Berat badan Mencit ....................................... 27
Tabel V.2 Selisih Kadar SGPT Darah Mencit ............................................... 28
Tabel V.3 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 30
Tabel V.4 Hasil Uji Homogenitas Data SGOT dan SGPT ........................... 31
Tabel V.5 Analisis Varians Satu Arah (One Way Anova) ............................ 32
Tabel V.6 Uji Post-Hoc untuk SGPT ............................................................ 34
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bentuk aslinya (biji atau bubuk). Meski digemari, namun bagi sebagian besar
orang ternyata kopi dipercayai sebagai salah satu minuman yang merusak
Sebenarnya kafein tidak hanya terdapat pada kopi, tapi juga terdapat pada teh,
1
2
meningkatkan enzim ALT dan AST, selain itu kafein bisa menjadi antagonis
gambaran secara histopatologi pada hati mencit yang telah diberi karbon
adalah penelitian tentang dampak baik dari konsumsi kopi ini. Penelitian yang
ada telah menunjukkan tidak adanya hubungan antara kanker dan kopi,
pada beberapa tipe kanker. Pada penelitian mereka disebutkan bahwa cafestol
dan kahweol, dua zat yang dikandung kopi merupakan zat yang secara
1995).
3
terhadap hati, maka perlu dilakukan kembali penelitian terhadap organ hati
mencit (Mus musculus)yang telah diberi kopi per oral selama 30 hari untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
3. Bagi peneliti
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Selain itu Tugas Akhir ini dapat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kopi
pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai
sehingga kopi menjadi minuman favorit terutama bagi kaum pria (Saputra,
2008).
rasanya pahit. Kafein berfungsi sebagai unsur rasa dan unsur aroma
(Bhara, 2009).
sebagai perangsang sistem saraf pusat. Pada keadaan asal, kafein ialah
serbuk putih yang pahit dengan rumus kimianya C6H10O2, dan struktur
5
6
3. Sumber Kafein
makanan contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola (cola nitide)
guarana, dan mate. Teh adalah sumber kafein yang lain, dan mengandung
setengah dari kafein yang dikandung kopi. Beberapa tipe teh yaitu teh
hitam mengandung lebih banyak kafein dibandingkan jenis teh yang lain.
teofilin dari kopi. Kafein juga merupakan bahan yang dipakai untuk
yang lemah dari coklat dapat merupakan kombinasi dari theobromine dan
4. Farmakodinamik Kafein
meningkatkan diuresis.
yang prematur.
7
pengurangan aliran darah dan PO2 di otak, hal ini diduga merupakan
1995).
tekanan darah. Kafein juga dapat merangsang otak (7,5-150 mg) dapat
kronik, gelisah, dan ulkus. Efek lain dapat meningkatkan denyut jantung
7. Farmakologi Kafein
dan terfokus dan koordinasi badan menjadi lebih baik (Ware, 1995).
8. Metabolisme Kafein
Pada orang dewasa yang sehat jangka waktu penyerapannya adalah 3-4
penyerapan adalah 5-10 jam. Pada bayi dan anak memiliki jangka waktu
plasma darah.
kokoa (coklat).
Gips (1995) hati adalah organ penting yang memiliki fungsi mengatur
tubuhyang paling besar, hati mempunyai fungsi yang sangat penting dan
Pembuangan hati sebagian, pada kebanyakan kasus sel hati yang mati/sakit
pencernaan dan absorpsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak
akut dan penyakit hati kronis. Penyakit hati akut biasanya bersifat ringan
beberapa kasus, kerusakan sel hati dapat sangat parah dan mengenai
terjadi perubahan struktur hati yang permanen karena kerusakan sel hati
hati:
11
yang terlalu banyak dosis. Bisa juga terinfeksi virus hepatitis yang
2006).
1) Hepatitis A
2) Hepatitis B
dewasa. Dan jika sistem kekebalan tubuh kita menurun, virus ini
3) Hepatitis C
yang lain lewat darah atau jarum suntik, atau ibu hamil pada
janinnya.
Lemon, 2006).
kuning yang timbul pada mata dan kulit disertai demam, cepat lelah
kembung, banyak angin di perut, nyeri pada daerah ulu hati, perut
Infeksi oleh virus atau bakteri. Adanya sel tumor atau kanker yang
2007).
3. Pemeriksaan hati
Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya
banyak keluar keruang ekstra sel dan ke dalam aliran darah sehingga
4. SGPT
adalah enzim yang terutama berada dalam sel hati. Ketika sel hati
dalam proses pemindahan gugus alpha amino alanin untuk menjadi asam
glutamate danasam piruvat. Enzim ini didapat pada sel hati dalam kadar
yang jauh lebih tinggi dari pada dalam sel-sel jantung dan otot, untuk
keperluan dalam klinik test SGPT lebih peka bagi pemeriksaan dengan
kerusakan sel-sel hati oleh karena virus, obat-obatan, atau toksin yang
15
2007).
paling spesifik dan banyak digunakan. Pada seseorang dengan zat gizi
dipakai sebagai indikator untuk melihat kerusakan sel. Kadar SGPT juga
0-35UI/L(Crawford, 2007).
miokard (SGOT>SGPT).
pengaruh LDH dan NADH2 dan bersamaan dengan itu pula terjadi NAD
(Kasno,2004)
BAB III
A. Kerangka Konsep
Faktor yang
mempengaruhi SGPT:
Perlemakan
1. Kelelahan
2. Kurang tidur Nekrosis
3. Konsumsi obat- SGPT
obatan Edema Epitel
4. Makanan
berkolesterol
Degenerasi hidropik
5. Minuman (Kopi)
6. Konsumsi
alkohol
7. Virus
8. Bakteri
Kerusakan hepatosit
= Tidak Diteliti
= Diteliti
Penjelasan:
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan SGPT adalah konsumsi
kopi yang berlebihan, yang dapat berpengaruh pada kerusakan hati. Kerusakan
17
18
hepatosit ini diinisiasi oleh adanya kandungan kafein dalam kopi yang dapat
selain itu kafein bisa menjadi antagonis reseptor A2A yang meningkatkan sitokin
gambaran nekrosis pada gambaran secara histopatologi pada hati mencit yang
B. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
laboratorium dengan desain Pre and Post Test Control Group Design yang
C. Sampel Penelitian
Hewan coba dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus L.)
berumur kira-kira 29-30 hari dengan berat kurang lebih 20-25 gram, kondisi
penelitian. Besar sampel dihitung dengan rumus Federer 1977, dimana (t)
adalah jumlah ulangan untuk tiap perlakuan dan (n) adalah jumlah
perlakuan/kelompok.
19
20
sampling yaitu ciri-ciri dan jumlah sampel yang diambil ditetapkan atau
adalah 6.
D. Variabel Penelitian
selama 30 hari. Dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar SGPT
E. Definisi Operasional
sel-sel hati rusak, misalnya pada hepatitis atau sirosis, kadar enzim ini
2. Bubuk kopi adalah ekstrak yang berasal dari proses pengolahan dan
menjadi bubuk.
(116 mg) ke dalam 250 ml air. Dosis kopi yang umum dikonsumsi oleh
orang Indonesia adalah 250 ml/ hari (katagori jarang), 500ml/ hari
Dosis satu hari pemberian pada mencit (Mus musculus L.) adalah
faktor konversi dosis manusia- mencit (Mus musculus L.) adalah 0,0026.
Dosis ini kemudian dijadikan dosis dasar dalam penentuan dosis perlakuan.
F. Prosedur Penelitian
a. Bahan
kopi, pellet, air dan serum (plasma darah yang tidak mengandung zat
chlorofrom.
b. Alat
2. Prosedur kerja
a. Sebelum perlakuan
(Mus musculus L.) jantan yang diadaptasi dengan pakan standar dan
b. Pemberian perlakuan
perlakuan selama 30 hari, mencit perlakuan (P1, P2, P3) diberi kopi
standar.
c. Setelah perlakuan
Pada pre test darah setiap ekor mencit diambil sebanyak 0,2
G. Alur Kerja
Populasi Mencit
Purposive Sampling
K P1 P2 P3
(6 ekor) (6 ekor) (6 ekor) (6 ekor)
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dicari selisih kadar SGPT sebelum dan sesudah
dan disajikan dalam bentuk tabel dan boxplot. Uji normalitas data dilakukan
dilakukan dengan menggunakan uji Levenes. Analisis statistik untuk uji beda
26
pengaruh pemberian kopi peroral selama 30 hari terhadap kadar SGPT mencit
dengan menggunakan one way ANOVA, yang dilanjutkan dengan Post Hoc
Tukey.
A. Hasil Penelitian
dalam penelitian ini memiliki rata-rata yang hampir sama. Hal tersebut
terkontrol dalam penelitian ini. Hasil penimbangan berat badan mencit dapat
dilakukan penelitian hari ke 6 mencit diukur kadar SGPTnya dan pada akhir
kemudian diuji secara statistik. Kadar rata-rata selisih SGPT darah mencit
27
28
Keterangan :
K = Kelompok kontrol
SD = Standar Deviasi
29
Selisih SGPT
d
30 26.45
Persentase Selisih SGPT Mencit
25
20
c K
15 b 11.49
P1
8.71
10
P2
a
5
0.73 P3
0
K P1 P2 P3
Kelompok Perlakuan
Gambar V.1 Histogram Selisih Kadar SGPT Darah Mencit
* Huruf yang sama menunjukkan bahwa selisi SGPT tidak berbeda nyata (P > 0,05), sedangkan
Huruf yang berbeda menunjukkan bahwa selisih SGPT berbeda nyata (P < 0,05).
Berdasarkan Gambar V.1 dan Tabel V.1 dapat diketahui bahwa nilai
SGPT yang tertinggi adalah pada kelompok perlakuan 3 yaitu sebesar 26,45
8,04 dan nilai SGPT terendah ada pada kelompok perlakuan 1 yaitu
sebesar 8,713,1.
B. Analisis Data
pemberian kopi per oral terhadap SGPT mencit, perlu dilakukan pengujian
30
digunakan.
normal jika nilai p > (0,05). Sebaliknya, jika nilai p < (0,05)
Hasil pengujian yang diperoleh disajikan pada Tabel V.2 dibawah ini.
N 24
Negative -.069
Kolmogorov-Smirnov Z .670
mempunyai nilai p-value > 0,05. Hal ini berarti selisih kadar SGPT
SGPT
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.941 3 20 .155
kadar SGPT mempunyai nilai p = 0,051 dan 0.124. Hal ini berarti
terhadap selisih kadar SGPT mencit maka dilakukan dengan uji One
Way Anova. Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS version 20.0
Total 2929.785 23
33
0,000 yaitu < (0.05) maka ada pengaruh pemberian pemberian kopi
antara K dengan P1,P2 dan P3; P1 dengan K dan P3; P2 dengan K dan
P3; P3 dengan K,P1,P2 dan P3. Tidak ada perbedaan nyata antara P1
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Data selisih kadar SGPT mencit dalam penelitian ini menunjukan bahwa
nilai selisih kadar SGPT meningkat seiring dengan dosis yang diberikan. Nilai
selisih kadar SGPT tertinggi ada pada kelompok perlakuan 3 yaitu sebesar 26,45
dan nilai SGPT terendah ada pada kelompok perlakuan 1 yaitu sebesar 8,71.
Hasil uji statitsik dengan One Way Anova menunjukkan nilai sig. p-value
sebesar 0,000 < 0,05, sehingga ada pengaruh yang signifikan pemberian kopi per
oral selama 30 hari terhadap kadar SGPT mencit. Hal ini dapat dilihat pada
kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 yang diberi kopi per oral menunjukkan kenaikan
SGPT dibandingkan dengan nilai SGPT pada kelompok kontrol, dan dilanjut uji
Post Hoc Tukey juga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata
SGPT antara kelompok perlakuan yang diberikan pemberian kopi per oral pada P1
dengan P3. Perbedaan ini terlihat karena p < 0,05. Nilai SGPT mencit yang diberi
kopi per oral P3 lebih tinggi dari pada nilai SGPT kelompok P1.
diperbincangkan mempunyai potensi yang dapat terkena kanker dan penyakit hati
(Anthony, 2008).
35
36
ALT dan AST, selain itu kafein bisa menjadi antagonis reseptor A2A yang
Pada kopi yang tidak difiltrasi dapat menyebabkan kerusakan hepatosit dan
hati mencit yang telah diberi karbon tetrakhlorid dan kopi Orhan (2008).
penelitiannya menunjukkan bahwa jika kopi digunakan sesuai dosis yang biasa
tidak mengkonsumsi kopi. Hal ini berarti bahwa pada dosis yang biasa
histologis hepar. Begitu pula dengan hasil uji beda antar kelompok perlakuan
sedangkan pada uji beda antar kelompok pada P1 dan P2 tidak didapatkan
perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa pada P3 yaitu dosis 1,95
keutuhan enzim, dan kofaktor yang selanjutnya membebani sel tersebut, kemudian
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti dosis kopi, durasi pemberian, dan
metabolisme masing-masing dari spesies yang digunakan. Kerusakan sel hepar ini
bisa dikarenakan kandungan kafestol dan kahweol dalam kopi, seperti pada
penelitian sebelumnya bahwa pada kopi dengan kandungan kafestol dan kahweol
yang tinggi dapat menaikkan serum alanin aminotransferase dan pada gambaran
hepatosit.
Menurut Ismail (2009) menunjukkan bahwa nilai rerata skor histo patologi
sel hepar tertinggi pada kelompok P3. Skor yang dinilai meliputi perubahan
didapatkan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Uji Post Hoc Tukey didapatkan
P3(p=0,009), dan P2-P3(p=0,009) dan tidak ada perbedaan pada P1-P2 (p=0,827).
PENUTUP
A. Kesimpulan
terhadap kadar SGPT mencit. Nilai SGPT tertinggi ada pada kelompok perlakuan
3 yaitu sebesar 26,45 dan nilai SGPT terendah ada pada kelompok kontrol yaitu
sebesar 8,71.
B. Saran
kopi per oral pada berbagai variasi dosis, sekaligus mengkaji toksisitasnya.
38
39
DAFTAR PUSTAKA
Anomin. 1995. Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Departemen Farmakologi dan
Terapeutik FK.Universitas Indonesia, Jakarta.
Burnham T.A. 2001. Drug Fact and Comparison, A Wolters Kluwers Company,
St. Louis.
Casal S., Oliveira M.B.P.P., Alves M.R., dan Ferreira M.A . 2000. Discriminate
Analysis of Roasted Coffee Varieties for Trigonelline, Nicotinic Acid and
Caffeine Content, J Agric Food Chem.
Crawford J.M. 2007. Hati dan Saluran Empedu dalam Buku Ajar Patologi
Robbins, Vol.2 Edisi 7, EGC, Jakarta.
Gips C.H., dan Wilson J.H.P. 1995. Diagnosis dan Terapi: Penyakit Hati dan
Empedu, Hipokrates, Jakarta.
Hoeger W.W.K., Turner L.W., Hafen B.Q. 2002. Wellness: Guidelines for a
Healthy Lifestyle 3rd Edition, Wadsworth Group, Belmont.
Kasno p.2005.Patologi Hepar dan Saluran Empedu Ekstra Hepatik, Balai Penerbit
Undip, Semarang.
Kusumobroto O.H. 2007.Sirosis Hati dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati Edisi 1,
Jayabadi, Jakarta.
Rifai A. 2009. Fisiologi dan Biokimia Hati dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Internal Publishing, Jakarta.Saputra E. 2008. Kopi, Harmoni,
Yogyakarta.
Sylvia P., Lorraine M.W. 2006.Patologi Konsep Klinis Proses Penyakit, Vol.2
Edisi 6, EGC, Jakarta.
Mencit Mencit
44
Lampiran 3
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis dengan judul
Pengaruh Pemberian Kopi Per Oral Selama 30 Hari Terhadap Kadar SGPT
Mencit (Mus musculus L. Benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan
atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas
Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
(Ambar Evitasari)
NPM:12700176
47
Lampiran 4
SURAT PERNYATAAN
(Ambar Evitasari)
NPM. 12700176
48
Lampiran 5
49
Lampiran 6
50
ABSTRAK
Kopi mengandung kafein yang dapat menghambat reaksi anti inflamasi dan
antagonis reseptor A2A yang meningkatkan sitokine proinflamasi sehingga
menyebabkan kerusakan hepatosit dan mengakibatkan kenaikan kadar SGPT
dalam darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kopi peroral
selama 30 hari terhadap kadar SGPT mencit (Mus musculus L.). Sampel dalam
penelitian ini menggunakan hewan coba mencit (Mus musculus L.) yang
mempunyai kriteria jantan berjumlah 30 ekor dengan cadangan 6 ekor, berumur
kira-kira 29-30 hari dengan berat kurang lebih 20-25 gram, kondisi sehat, tidak
terdapat kelainan anatomis. Untuk analisis data penelitian ini menggunakan uji
statistik one way ANOVA, yang dilanjutkan dengan Post Hoc Tukay.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian pemberian kopi per
oral terhadap kadar SGPT mencit terbukti dengan nilai sig. p-value diperoleh
sebesar 0,000 < 0,05.
koroner, kanker kolon, dan peningkatan Penelitian dan kasus banyak yang
enzim fungsional hati pada manusia berhubungan dengan efek kopi
(Orhan, 2008). terhadap hati, maka perlu dilakukan
Organ hati yang merupakan kembali penelitian terhadap organ
tempat metabolisme awal kopi, hatimencit (Mus musculus)yang telah
diperbincangkan mempunyai potensi diberi kopi per oral selama 30 hari
yang dapat terkena kanker dan penyakit untuk mengetahui gambaran kerusakan
hati yang ditandai adanya kenaikan hati melalui peningkatan SGPT (Serum
enzim alanin aminotransferase yang Glutamic Pyruvic Transaminase),
merupakan pertanda adanya kerusakan sehingga akan terungkap apakah benar
hepatosit dengan pemberian 200 ml kopi dapat menyebabkan berbagai
kopirobusta/hari (Anthony, 2008). gangguan khususnya pada organ hati.
Kerusakan hepatosit ini diinisiasi
oleh adanya kandungan kafein dalam METODE PENELITIAN
kopi yang dapat menghambat reaksi
anti-inflamasi sehingga meningkatkan Rancangan Penelitian
enzim ALT dan AST, selain itu kafein Penelitian yang dilakukan adalah
bisa menjadi antagonis reseptor A2A penelitian analitik eksperimental
yang meningkatkan sitokin laboratorium dengan desain Pre and
proinflamasi sehingga menyebabkan Post Test Control Group Design yang
kerusakan hepatosit. Pada kopi yang menggunakan mencit (Mus musculus
tidak difiltrasi dapat menyebabkan L.) jantan sebagai objek penelitian
kerusakan hepatosit dan menunjukan dengan 3 kelompok perlakuan yaitu
adanya gambaran nekrosis pada kelompok kontrol (K), Perlakuan 1
gambaran secara histopatologi pada (P1), Perlakuan 2 (P2), Perlakuan 3
hati mencit yang telah diberi karbon (P3).
tetrakhlorid dan kopi Orhan (2008).
Penelitian yang ada hanya sedikit Sampel Penelitian
yang memberikan bukti yang Hewan coba dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa mengkonsumsi adalah mencit (Mus musculus L.)
kopi dapat menaikkan faktor risiko mempunyai kriteria jantan berjumlah
kanker terutama karsinoma 30 ekor dengan cadangan 6 ekor,
hepatoseluler, yang sering dapat berumur kira-kira 29-30 hari dengan
dibuktikan adalah penelitian tentang berat kurang lebih 20-25 gram, kondisi
dampak baik dari konsumsi kopi ini. sehat, tidak terdapat kelainan anatomis.
Penelitian yang ada telah menunjukkan
tidak adanya hubungan antara kanker Analisis Data
dan kopi, bahkan ditemukan juga
adanya kemungkinan efek Data yang diperoleh dicari
perlindungan antara kopi pada selisih kadar SGPT sebelum dan
beberapa tipe kanker. Pada penelitian sesudah perlakuan masing-masing
mereka disebutkan bahwa cafestol dan kelompok. Kemudian, data hasil
kahweol, dua zat yang dikandung kopi penelitian diolah dan disajikan dalam
merupakan zat yang secara spesifik bentuk tabel dan boxplot. Uji
memberi perlindungan dengan aktivitas normalitas data dilakukan dengan
anti-karsinogenik (Ware, 1995). menggunakan Kolmogorov-Smirnov
52
Tabel Hasil Uji Homogenitas Data value sebesar 0,000 < 0,05, sehingga
SGOT dan SGPT ada pengaruh yang signifikan
Test of Homogeneity of Variances
pemberian pemberian kopi per oral
SGP terhadap kadar SGPT mencit. Hal ini
T dapat dilihat pada kelompok perlakuan
Leve I, II dan III yang diberi kopi per oral
ne
Stati menunjukkan kenaikan SGPT
stic df1 df2 Sig. dibandingkan dengan nilai SGPT pada
1.94
3 20 .155 kelompok kontrol, dan dilanjut uji Post
1
Hoc Tukey juga menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan rata-rata
Berdasarkan tabel V.3 diatas, hasil uji SGPT antara kelompok perlakuan yang
Levene untuk selisih kadar SGPT diberikan pemberian kopi per oral (P1,
mempunyai nilai p = 0,051 dan 0.124. P2 dan P3) dengan kelompok kontrol.
Hal ini berarti selisih kadar SGPT Perbedaan ini terlihat karena p < 0,05.
homogen (p > 0,05). Nilai SGPT tikus yang diberi kopi per
oral (P1, P2 dan P3) lebih tinggi dari
Tabel Analisis Varians Satu Arah pada nilai SGPT kelompok kontrol.
(One Way Anova) Hal ini berarti bahwa pada dosis
Sum of Mean yang biasa dikonsumsi kopi sudah
Squares df Square F Sig.
dapat membuat perubahan bermakna
Between 16.32
Groups
2080.064 3 693.355
0
.000 pada gambaran histologis hepar. Begitu
Within
849.721 20 42.486
pula dengan hasil uji beda antar
Groups kelompok perlakuan menujukkan
Total 2929.785 23
perbedaan yang bermakna pada P1
dengan P3, P2 dengan P3, sedangkan
Dari hasil output di atas menunjukkan
pada uji beda antar kelompok pada P1
signifikansi p-value = 0,000 yaitu <
dan P2 tidak didapatkan perbedaan
(0.05) maka ada pengaruh pemberian
yang bermakna. Hal ini menunjukkan
pemberian kopi peroral terhadap kadar
bahwa pada P3 yaitu dosis 2,16 ml kopi
SGPT mencit.
akan menunjukkan gambaran histologi
kerusakan sel hepar yang bermakna
PEMBAHASAN dibandingkan pada dosis 0,36 ml-1,08
ml.
Data selisih kadar SGPT Kopi secara keseluruhan zat yang
mencit dalam penelitian ini dikandungnya merupakan xenobiotik
menunjukan bahwa nilai selisih kadar yang dapat menyebabkan kerusakan sel
SGPT meningkat seiring dengan dosis secara langsung dengan mengganggu
yang diberikan. Nilai selisih kadar permeabilitas selaput, homeostasis
SGPT tertinggi ada pada kelompok osmosa, keutuhan enzim, dan kofaktor
perlakuan 3 yaitu sebesar 26,45 dan yang selanjutnya membebani sel
nilai SGPT terendah ada pada tersebut, kemudian menyebabkan jejas
kelompok perlakuan 1 yaitu sebesar dan mengakibatkan perubahan
8,71. morfologi sel. Hal ini dipengaruhi oleh
Hasil uji statitsik dengan One beberapa faktor seperti dosis kopi,
Way Anova menunjukkan nilai sig. p- durasi pemberian, dan metabolisme
54
Saran
1. Penelitian dengan
mempertimbangkan dose effect
relationship pada pemberian kopi
per oral, untuk mendapatkan
gambaran pengaruh pemberian
kopi per oral pada berbagai variasi
dosis, sekaligus mengkaji
toksisitasnya.
2. Bagi pembaca diharapkan untuk
mengurangi konsumsi kopi
berlebihan, karena minum kopi
berlebihan dapat berakibat pada
kerusakan hepar.