Anda di halaman 1dari 41

Kegawatdaruratan pada

Radiologi

Oleh : Praditya Briyandi, S.Ked

Pembimbing : dr. R. M. Faisal, SpRad(K)

1
CEDERA KEPALA

2
LESI INTRAKRANIAL

Lesi intrakranial dapat


diklasifikasikan sebagai fokal
atau difusa, walau kedua
bentuk cedera ini sering terjadi
bersamaan. Lesi fokal termasuk
hematoma epidural, hematoma
subdural, dan kontusi (atau
hematoma intraserebral).
3
a) Hematoma Epidural
Epidural hematom (EDH) adalah perdarahan
yang terbentuk di ruang potensial antara
tabula interna dan duramater dengan cirri
berbentuk bikonvek atau menyerupai lensa
cembung.
Paling sering terletak diregio temporal
atau temporoparietal dan sering akibat
robeknya pembuluh meningeal media.
Deskripsi: Tampak area hiperdens berbatas
tegas, bentuk bikonveks melekat pada tabula
interna dan mendesak ventrikel ke sisi
kontralateral.
4
5
b) Hematom Subdural

Hematoma subdural (SDH) adalah perdarahan


yang terjadi di antara duramater dan arakhnoid.
SDH lebih sering terjadi dibandingkan EDH,
ditemukan sekitar 30% penderita dengan cedera
kepala berat. Terjadi paling sering akibat
robeknya vena bridging antara korteks serebral
dan sinus draining.

Deskripsi: tampak area hiperdens tipis, merata


berbentuk semilunar atau bulan sabit di antara
tabula dan parenkim otak.

6
7
c) Kontusi dan hematoma intraserebral.

Mayoritas kontusi terjadi dilobus frontal dan


temporal, walau dapat terjadi pada setiap
tempat termasuk serebelum dan batang otak.
Perbedaan antara kontusi dan hematoma
intraserebral traumatika tidak jelas batasannya.
Bagaimanapun, terdapat zona peralihan, dan
kontusi dapat secara lambat laun menjadi
hematoma intraserebral dalam beberapa hari.

Contoh deskripsi: area hiperdens dengan


perifokal edema di daerah fronto-parietalis
kanan; di dalam parenkim otak

8
9
FRAKTUR CRANIUM

Secara morfologis cedera kepala dapat dibagi


atas fraktur cranium dan lesiintrakranial

Gambaran fraktur, dibedakan atas :


a) Linier
Fraktur linier merupakan garis fraktur tunggal
pada tengkorak yang meliputi seluruh
ketebalan tulang. Pada pemeriksaan radiologi
akan terlihat sebagai garis radiolusen.

10
11
b) Diastase
Fraktur yang terjadi pada sutura, sehingga
terjadi pemisahan sutura cranial. Fraktur ini
sering terjadi pada anak dibawah usia 3
tahun

12
c. Fraktur Comminuted
Fraktur dengan dua atau lebih fragmen
fraktur.

13
d) Depressed
Fraktur depressed diartikan sebagai fraktur
dengan tabula eksterna pada satu atau lebih
tepi fraktur terletak dibawah level anatomic
normal dari tabula interna tulang tengkorak
sekitarnya yang masih utuh.

14
15
TRAUMA THORAKS

16
1. FRAKTUR IGA, STERNUM
DAN SKAPULA

17
2. PNEUMOTHORAKS

Metode Radiologi Diagnostik


Metode pencitraan pilihan untuk deteksi
pneumotoraks adalah rontgen dada PA yang
diambil selama pernafasan
Pernafasan dapat meningkatkan penampilan
pneumotoraks dengan meningkatkan
kepadatan paru-paru, yang meningkatkan
kontras antara udara yang terjebak.

18
2. PNEUMOTHORAKS

19
3. HIDROTHORAKS

Metode Radiologi Diagnostik


Plain radiografi adalah modalitas pencitraan
diagnostik pilihan, dan korelasi klinis sering
digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis.

20
4.
HEMOPNEUMOTHORAKS

21
. TENSION
PNEUMOTHORAKS

Metode Radiologi Diagnostik


Diagnosis tension pneumothorax idealnya
harus dibuat dari evaluasi klinis, karena
bahkan penundaan kecil (seperti
memperoleh rontgen dada) dapat
mempercepat kematian. Meskipun demikian
tension pneumothorax dapat segera
divisualisasikan pada rontgen dada.

22
5. TENSION
PNEUMOTHORAKS

23
ABDOMEN

24
Peritonitis
Pada peritonitis dilakukan foto polos
abdomen 3 posisi, yaitu :
1. Tiduran telentang ( supine ), sinar dari arah
vertikal dengan proyeksi anteroposterior
( AP ).
2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri
kalau memungkinkan, dengan sinar
horizontal proyeksi AP.
3. Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus =
LLD), dengan sinar horizontal, proyeksi AP.

25
Peritonitis
Pada dugaan perforasi apakah karena ulkus peptikum,
pecahnya usus buntu atau karena sebab lain, tanda utama
radiologi adalah
1.Posisi tiduran, didapatkan preperitonial fat menghilang,
psoas line menghilang, dan kekaburan pada cavum
abdomen.
2.Posisi duduk atau berdiri, didapatkan free air
subdiafragma berbentuk bulan sabit (semilunair shadow).
3.Posisi LLD, didapatkan free air intra peritonial pada
daerah perut yang paling tinggi. Letaknya antara hati
dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan
dinding abdomen.
26
Peritonitis

27
ILEUS
1. Posisi terlentang (supine). Gambaran yang diperoleh
yaitu pelebaran usus di proksimal daerah obstruksi,
penebalan dinding usus, gambaran seperti duri ikan
(Herring Bone Appearance). Gambaran ini didapat dari
pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar.
2. Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran
radiologis didapatkan adanya air fluid level dan step
ladder appearance.
3. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan
kemungkinan perforasi usus. Dari air fluid level dapat
diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level
pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedangkan jika
panjang-panjang kemungkinan gangguan di kolon.
Gambaran yang diperoleh28 adalah adanya udara bebas
Ileus Obstruktif Letak Tinggi

29
Ileus Obstruktif Letak
Rendah

30
Ileus Paralitik

31
TRAUMA EKSTREMITAS
1. Fraktur Bennett
Fraktur ini disebabkan oleh abduksi ibu jari yang
dipaksaan dan tamak sebagai fraktur oblik yang
mengenai permukaan artikulasi proksimal pada
tulang metakarpal I

32
2. Fraktur plato tibia
Kebanyakan fraktur ini mengenai bagian plat tibia
lateral. Mekanisme cederanya kerana terpelintir,
kadang-kadang fraktur tidak terlihat jelas pada
proyeksi AP dan lateral yang standar.

33
4. Fraktur pergelangan kaki.
Fraktur ini disebabkan oleh cedera inversi atau
eversi, atau kombinasi kedua mekanisme tersebut

34
5. Fraktur Kalkaneus
Fraktur ini merupakan fraktur tulang tarsus yang
paling sering terjadi. Fraktur terjadi akibat jatuh
dari ketinggian dan biasanya bilateral

35
6. Fraktur Colles

Fraktur ini akibat terjatuh dengan


tangan terentang. Fraktur radus
terjadi di korpus distal, biasanya
sekitar 2 cm dari permukaan
artikular. Fragmen distal bergeser
ke arah dorsal dan proksimal,
memperlihatkan gambaran
deformitas dinner fork

36
37
7.Fraktur
FrakturiniSmith
biasanya akibat terjatuh pada
punggung tangan atau pukulan keras secara
langsung pada punggung tangan. Fragmen distal
bergeser ke arah ventral dengan deviasi radius
tangan yag memberikan gambaran deformitas
garden spade

38
8. Fraktur Suprakondiler
Fraktur ini merupakan jenis fraktur siku yang
paling sering terjadi pada anak-anak berusia
antara 3 sampai 10 tahun.

39
9. Galeazzi
Fraktur ini akibat terjatuh dengan tangan
terentang dan lengan bawah dalam keadaan
pronasi, atau terjadi karena pukulan langsung
pada pergelangan tangan bagian dorsolateral.
Fraktur ini merupakan fraktur sepertiga distal
radius dengan dislokasi sendi radioulna distal

40
10. Fraktur Lisfranc
Fraktur ini biasanya terjadi sesudah jatuh dari
ketinggian atau saat menuruni tangga pesawat
terbang. Ligamentum lisfranc yang terletak antara
tulang kuneiform I dan basis tulang metatarsal II
terputus atau mengalami avulsi pada tempat
insersinya

41

Anda mungkin juga menyukai