Anda di halaman 1dari 19

KEREK

1
1. Piringan Tetap
Disebut kerek piringan tetap dikarenakan piringan ini
tidak ikut naik turun dengan beban atau muatannya

RA

A
P

r
M

2
RA
RA

Perhitungan A
P

r
P

Kerek Tetap
r r
M
M

L K
K
L

Dengan mengambil momen terhadap titik M


Karena keadaan setimbang , maka momen = 0, sehingga K x r = L x r

atau K = L (kg)

Dengan usaha
Dimisalkan K menarik tali sejauh a meter, beban L akan naik juga
setinggi a meter. Jadi usaha K = K x a kgm dan usaha L = L x a kgm,
dimana usaha
K = usaha L, sehingga K x a kgm = L x a kgm atau K = L (kg)

3
Gaya untuk mengangkat atau menaikkan beban di simbolkan Kn dan
untuk menurunkan beban di simbolkan Kt .
Sehingga dari perhitungan tadi Kt = L dan Kn = L. Untuk menghitung
besarnya reaksi RA dititik A, maka besarnya gaya aksi P harus
diketahui. Di mana P adalah susunan dari K dan L, sehingga P = K + L
Apabila berat roda dan tali tidak diperhitungkan, maka RA = P = K + L (
kg)
Dan jika beban ditarik secara miring, maka dapat dihitung pula besar RA .
BC = K dan CD = L, dimana K =L. Dengan demikian BCD sama kaki, sehingga D1
= dan BE = ED = P.
Dapat pula dinyatakan :
BE = P = K cos
ED = P = L cos ...................................L = K
Di jumlahkan P = K cos + K cos
P = 2 K cos
Jadi RA = P = 2 K cos

4
1. Piringan Bebas

Di sebut sebagai piringan bebas dikarenakan piringannya


dapat turun naik bersama beban

5
Perhitungan Kerek Bebas
Menggunakan Momen
Momen terhadap titik M = 0, maka
K x r = S x r, dimana S adalah gaya di dalam tali yang dalam
hal ini di sebut tegangan. Sehingga di dapatkan K = S
Momen terhadap titik B = 0, maka
K x 2r = L x r, sehingga 2 K = L atau K = L
Menggunakan Usaha
Apabila L naik setinggi a meter, tali di pihak K dan S akan
kendor sepanjang a meter, sehingga agar tali dapat menjadi
lurus kembali, K harus menarik sejauh 2 a meter.
Ini berarti usaha K = K x 2a, sedangkan usaha L = L x a
Usaha K = usaha L atau K x 2a = L x a , maka 2 K = L atau K
=L
Reaksi RA= P dimana P = S dan S = K, sehingga RA= K = L

6
Apabila kereknya ditarik secara miring, maka perhitungannya
sebagai berikut :
Jika BCD diperhatikan, maka BD = R , dimana R tersusun
atas S dan K. Di dalam BCD , BC = CD karena S = K,
sehingga D1 =
Jadi BE = ED = R dan R = S cos ........................R = L, K
=S
atau L = K cos atau L = 2 K cos atau K = L sec
Dengan demikian RA = p = S = L sec

7
KESIMPULAN
Jika dipergunakan piringan bebas, maka gaya tarik
yang dipakai setengah daripada menggunakan
piringan tetap

Pada piringan bebas besar reaksi di titik gantung


hanya setengah daripada menggunakan piringan
tetap

Pada piringan bebas diperlukan tali dua kali lebih


panjang dibandingkan jika menggunakan piringan
tetap

Tegangan di dalam satu tali besarnya tetap ( S = K)

8
Kerek Biasa dengan n Buah
Roda
1. Kerek Biasa beroda 2
Pada kerek jenis ini, terdiri dari satu piringan tetap dan satu
piringan bebas

K = S1, S1= S2 sehingga K = S2


Keseimbangan dari piringan bebas memberikan
persamaan S2= S1= L
Pada kerek ini jika L naik a meter, maka K harus
menarik talinya sejauh 2a meter.
K = L...................karena K = S1= S2
Keseimbangan piringan tetap memberikan
persamaan
P = K + S1 + S2 atau P = 3K
Dari sini RA = P = 3 K atau dapat dituliskan RA = L +
K
9
2. Kerek Biasa beroda 3
Kerek model ini terdiri dari dua piringan tetap dan satu piringan bebas

Keseimbangan dari tiap-tiap piringan memberikan


persamaan:
K = S1
S1= S2
S2= S3 , sehingga K = S1= S2 = S3
Keseimbangan dari piringan bebas memberikan persamaan :
L = S1 + S2 + S3 ( beban ditahan 3 tali)

Jadi L = K + K + K = 3 K atau K = 1/3 L

Sehingga jika L naik a meter, maka K harus menarik


talinya sepanjang 3a meter
Keseimbangan dari piringan tetap memberikan
persamaan :
P = K + S1 + S2 + S3 atau p = 4 K
Sehingga RA = P = 4K atau RA= K + L

10
3. Kerek Biasa Beroda 6
Kerek ini terdiri dari tiga piringan tetap dan tiga piringan
bebas
Keseimbangan dari piringan tetap memberikan
persamaan :

K = S1 , S1= S2
S2= S3 , S3= S4
S4= S5
S5= S6, atau K = S1= S2 = S3 = S4 = S5= S6

Keseimbangan dari piringan-piringan bebas


memberikan persamaan :
L = S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6 = 6 K (ditahan 6
tali)

Apabila
Jadi K = usaha
1/6 L L = L x a, maka usaha K = K x 6a, sebab
tali menjadi kendor sepanjang 6a atau dinyatakan
L = 6K
RA = P,
dimana P = K + S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6 = 7K,
maka RA= 7K atau RA = K + L

11
Kesimpulan Rumus

1
K xL
n

n adalah banyaknya piringan


12
Untuk kerek beroda enam, jika dirangkai seperti gambar,
akan di dapat persamaan
K = S1
S1= S2
S2= S3
S3= S4
S4= S5
S5= S6 , atau K = S1= S2 = S3 = S4 = S5= S6
L = K + S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6 = 7K , sehingga K =
1/7 L
Dan rumus kereknya menjadi
1
K xL
n 1

Untuk perhitungan RA = P,
dimana P = S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6 = 6K
RA = L K

13
Kerek Ganda dengan n Buah
Roda
Kerek ganda terdiri dari satu piringan tetap dan beberapa piringan bebas
K = S1
S1 = S 2
sehingga S2 = K
S3 = S1 + S2 = 2K dan S3 = S4
Akhirnya : L = S3 + S4 = 2K + 2K = 4K
Jadi K = L

1
Rumus umumnya menjadi K n -1
xL
2
n adalah jumlah piringan

14
Kerek Spanyol dengan 4 Buah
Roda
Kerek Spanyol terdiri atas blok tetap (piringan B), blok bebas
(piringan C), blok beban (piringan D).

L = S1 + S2 + S3 + S4
S1 = K, S1= S2 , S2 = S3 = K
L = 3K + S4 (S4 S3 , sebab titik E bukan piringan),
sehingga S4 harus dicari dahulu besarnya.

Keseimbangan dari blok tetap memberikan persamaan :


S4 = S5

Keseimbangan dari blok bebas memberikan persamaan


S5 = K + S1 + S2 + S3 = 4K, sehingga S4 = 4K
Dari sini L = 3K + S4 menjadi L = 3K + 4K = 7K, atau K =
1/7 L

Rumus reaksi di titik A


RA = 8K = K + L 15
Kerek Spanyol Beroda
5
Perhitungan

L = S1 + S2 + S3 + S4 + S5
S1 = K
S1= S2 = S3 = S4
L = 4K + S5
S5= S6
S6= K + S1 + S2 + S3 + S4 = 5K

sehingga
L = 4K + 5K = 9 K, atau K = 1/9 L
RA = 10 K = K + L

1
K xL
Rumus umum kerek 2n - 1
Spanyol
n adalah banyaknya
16
piringan
Kerek Weston atau
Differential
Kerek ini terdiri dari blok tetap dan kerek bebas. Blok tetap terdiri dari beberapa
buah piringan yang di tuang menjadi satu. Kerek ini menggunakan rantai
sebagai penariknya yang ujung mata rantainya di hubungkan sehingga menjadi
satu. Piringan kerek ini di beri lekukan yang biasa disebut sarang rantai agar
rantai tidak terlepas dari piringan saat ditarik
Blok Tetap 2
Perhitungan : Piringan
K x R1 + S2 x R2 = S1 x R1
Sedangkan L = S1 + S2 dan S1 = S2, dimana :
S1 = L
K x R1 = S1R1 S2R2
= S1 (R1 R2)
= L (R1 R2)

1
Sehingga L (R 1 R 2 )
K 2
R1
R 1 R2
K xL
2 R1
17
Blok Tetap 3 Piringan
Jika blok tetapnya terdiri dari 3 piringan, maka piringan yang
ketiga biasanya digunakan sebagai piringan pengangkat

Perhitungan :
K x R + S2 x r2 = S1 x r1
L = S1 + S2
S1 = S2 = L
Atau K . R = S1r1 S2r2
= S1(r1-r2)
= L (r1 r2 )

jadi
1
L (r1 r2 )
K 2

r1 r2
K xL
2R
18
RANTAI KEREK
WESTON Standarisasi Ukuran Rantai

Piringan yang bersarang 6 dapat memuat


6 x 2 = 12 mata rantai

19

Anda mungkin juga menyukai