Anda di halaman 1dari 47

Coal Macerals

Dr. Harli Talla, ST., M.Eng

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN KEBUMIAN
UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA
L/O/G/O PAPUA
Kalau pada batuan lain kita mengenal Mineral maka pada
batubara komponen organiknya disebut Maseral
(macerals).

Maseral adalah hasil perubahan dari organ atau jaringan


tumbuhan asal batubara
Maseral dikenali secara mikroskopis dari bentuk dan sifatnya (Stach et
al., 1982). Terdapat tiga grup maseral yaitu:
Vitrinit (disebut huminit untuk batubara peringkat rendah),
Liptinit (eksinit) dan
Inertinit (Stach et al., 1982).
Klasifikasi Maseral,
(ICCP-ASTM serta dan Australia Standar)
Grup Subgrup Maseral
maseral maseral
Textinite
Texto-
Tellovitrinite ulminite
Eu ulminite
Telocolinite
Atrinite
Desinite
Vitrinite
Detrovitrinite
Desmocolinit
e

Corpogelinite
Gelovitrinite
Porigelinite
Eugelinite
Sporinite
Cutinite
Resinit
Suberinite
Fluorinite
Liptinite
Liptodetrinite
Exudatinite
Alganite
Bituminite
Fusinite
Vitrinit
Grup vitrinit merupakan hasil alterasi lignin dan selulosa
(dominan pada batubara). Vitrinit merupakan bahan
utama penyusun batubara Indonesia mencapai 80 %.
Vitrinit berasal dari batang pohon, cabang, atau dahan,
tangkai, daun, dan akar tumbuhan (Diessel, 1992).
Pada mikroskop, vitrinit memperlihatkan warna abu-abu
tua hingga abu-abu terang, semakin tinggi tingkat
pembatubaraannya maka kenampakan pada mikroskop
semakin terang.
Asal mula dan karakteristik grup vitrinit secara mikroskopik
(Cook, 1982 in Ningrum, 2009)
Vitrinit untuk batubara peringkat rendah
Liptinit
Grup liptinit disebut juga eksinit (extinite), berasal dari
tanaman tingkat rendah seperti spora (spores), ganggang
(algae), kulit luar (culticles), getah tanaman (resin), dan
serbuk sari (pollen).
Liptinit berwarna terang, kuning-kuning tua di bawah sinar
langsung. Pada sinar pantul liptinit menunjukkan pantulan
berwarna abu-abu sampai gelap.
Berpotensial untuk menghasilkan minyak dan gas.
Asal mula dan karakteristik grup liptinit secara mikroskopik
(Bustin, 1983 dan Cook, 1982)
Inertinit
Grup inertinit diduga berasal dari tumbuhan yang sudah
terbakar (charcoal) dan sebagian lagi diperkirakan berasal
dari maseral lainnya yang telah mengalami proses
oksidasi (Thomas, 2002).
Pemanasan pada awal penggambutan menyebabkan
inertinit kaya akan karbon, reflektinitas tinggi dan aromatis
kuat karena beberapa penyebab, seperti pembakaran
(charring) dan pengancuran oleh jamur, gelifikasi biokimia
dan oksidasi serat tumbuhan.
Asal mula dan karakteristik grup inertinit secara mikroskopik
(Bustin et al., 1983)
Kenampakan maseral Batubara Formasi Unk
(Onbrof) Papua, pada sinar reflektan 500 X
Referensi
International Committee for Coal Petrology (ICCP)., 1963.
International Handbook of Coal Petrography, 2nd edition. Centre
National de la Recherche Scientifique, Paris, France.
America Society For Testing And Materials (ASTM)., 1991. Annual
Book of Standard, Section 5, Vol 5.05: Gaseous Fuels; Coal and
Coke, ASTM, Philadelphia, PA 19103-1887.
Standards Association of Australia, 1986. Coal Petrography-Maceral
Analysis, AS 2856-1986, Sydney, Australia.
Standards Australia., 1998. Coal Petrography-Maceral Analsyis.
Australian Standards 2856-2, 32 p.
Hartli Talla, Disertasi Fakultas Teknik Geologi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Aplikasi analisis
maseral
Fasies lingkungan pengendapan
Peranan maseral dalam analisis penentuan lingkungan pengandapan
batubara didasarkan pada sifat-sifat yang dimilikinya, yaitu sifat attribute
dan sifat skalar.
1. Sifat attribute adalah sifat yang dicirikan oleh ada tidaknya suatu
maseral tertentu, kelimpahan maseral dijadikan penciri suatu lingkungan
pengendapan tertentu.
2.Sifat skalar suatu maseral didasarkan pada hubungan kuantitatif antara
tiap maseral dalam batubara.
Fasies lingkungan pengendapan
Diessel (1986) memperkenalkan dua parameter utama dalam
penentuan fasies batubara berdasarkan komposisi maseral dari
batubara Permian di Australia, yaitu: Tissue Presevation Index (TPI);
dan Gelification Index (GI).
a)Tissue Presevation Index (TPI)
Tissue Presevation Index (TPI) menyatakan perbandingan
antara struktur jaringan pada maseral yang terawetkan dan yang
tidak terawetkan. TPI juga menunjukkan derajat humifikasi yang
terjadi pada lahan gambut dalam proses penggambutan.
Tingginya derajat humifikasi dapat menyebabkan terjadinya
penghancuran jaringan sel yang dinyatakan dengan nilai TPI yang
kecil.
Penghancuran/pengrusakkan struktur sel oleh organisme mudah
terjadi pada tanaman yang mengandung seloluse (tanaman perdu),
sedangkan tanaman yang banyak mengandung lignin (tumbuhan
kayu) sulit dihancurkan.
Semakin meningkat nilai TPI menunjukkan semakin tingginya
presentasi kehadiran tumbuhan kayu, yang terlihat dari banyaknya
presentasi telovitrinit
b). Gelification Index
Gelification Index (GI) perbandingan antara maseral yang terbentuk karena proses
gelifikasi dan akibat proses oksidasi. GI Berhubungan dengan kontinuitas kelembaban pada
lahan gambut (Diessel, 1992).

Kalkreuth (1991) nilai GI mencerminkan ketinggian muka air selama pengendapan gambut.
Makin kecil nilai GI maka tingkat oksidasi yang semakin besar, karena gelifikasi
membutuhkan keadaan lembab secara kontinyu.
Klasifikasi Maseral,
(ICCP-ASTM serta dan Australia Standar)
Grup Subgrup Maseral
maseral maseral
Textinite
Texto-
Tellovitrinite ulminite
Eu ulminite
Telocolinite
Atrinite
Desinite
Vitrinite
Detrovitrinite
Desmocolinit
e

Corpogelinite
Gelovitrinite
Porigelinite
Eugelinite
Sporinite
Cutinite
Resinit
Suberinite
Fluorinite
Liptinite
Liptodetrinite
Exudatinite
Alganite
Bituminite
Fusinite
Vitrinit untuk batubara peringkat rendah
Tahun 2005, Amijaya and Littke memodifikasi formula Dissel
menggunakan batubara peringkat rendah Tanjung Enim (Sumatra), dan
formula ini lebih sesuai untuk batubara peringkat rendah Indonesia secara
keseluruhan. Berikut formula TPI dan GI menurut Amijaya and Littke
(2005);
Diagram lingkungan pengendapan (Diessel 1986, 1992)
Kombinasi TPI dan GI dapat dipergunakan untuk memperkirakan
derajat dekomposisi, kecapatan akumulasi tumbuh-tumbuhan dan
penentuan lingkungan pengendapan batubara.
Kalkreuth (1991) nilai TPI dan GI dapat digunakan untuk
menentukan lingkungan pengendapan seperti upper deta plains,
back barier dan lain-lain.
Contoh ploting nilai TPI dan GI batubara Formasi Tanjung pada
diagram lingkungan pengendapan (Diessel 1986),
oleh Heriyanto (2009)
Contoh ploting nilai TPI dan GI batubara Formasi Tanjung pada
diagram lingkungan pengendapan (Diessel 1986),
oleh Amijaya (2005)
Tabel 5.8. Hasil analisis maseral batubara
Sample
Maceral Maceral
MaceralCL0 CL0 CL0 CL0 CL0 CL0 CL0 CL0 CL0
Group Subgroup
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Textinite - 0,6 0,8 0,8 1,0 - - 0,6 1,4

Texto-ulminite - - - - - - - - -
Telovitrinite
E-ulmininite - - - - - - - - -
(Humotelinite) Telocollinite 0,4 2,0 1,8 5,2 4,4 10,4 3,6 5,4 2,0
Attrinite - - - - - - - - -
VITRINITE Detrovitrinit Densinite 1,0 2,0 1,0 2,0 1,4 1,0 1,6 1,4 1,4
(HUMINIT (Humodetrinit
E) Desmocollinit 74 73,4 73,0 65,4 61,4 49,6 59,2 56,0 77,0
e) e
Corpogelinite 3,0 3,0 7,6 6,6 4,2 6,4 1,6 4,0 -
Gelovitrinite Porigelinite - - - - - - - - -
(Humocollinite
Eugelinite - - - - - - - - -
)
Sporinite - - - - - - 0,4 - -
Cutinite 2,0 1,4 1,0 0,6 1,0 1,4 1,2 1,8 2,0
Resinite 2,4 2,0 1,5 3,6 2,4 7,4 8,6 0,4 3,0
LIPTINITE Liptodetrinite - - - - - - - - -
/ Alginite 2,8 0,6 0,8 0,4 0,8 - 0,6 1,6 1,4
EKSINITE Suberinite - 4,0 2,2 2,4 0,8 - 1,4 - 4,6
Exudatinite - - - - - - - - -
Fluorinite - - - - - - - - -
Bituminite - - - - - - - - -
Fusinite - 2,4 - - - 2,2 2,8 7,4 -
Telo-inertinite Semifusinite - 0,6 - 2,4 2,0 3,4 0,6 1,2 -
Sclerotinite 3,8 4,0 6,4 7,4 3,0 12,4 9,0 7,4 5,0
INERTINIT
E Detro- Inertodetrinit 1,4 2,0 2,1 1,6 1,6 3,0 4,6 4,2 0,6
inertinite e
Micrinite - - - - - 0,4 1,4 - -
Gelo-inertinite Macrinite - - - - - - - - -
Pyrit 5,6 1,0 0,4 1,0 15,0 2,4 3,0 8,0 -
Lingkungan limnik (air tawar) merupakan lingkungan yang
didominasi air tawar dan tidak memiliki hubungan hidrologis
langsung laut.
Fluvial swamp (termasuk upper delta plain swamp), rawa fluvial banyak terdapat
pada dataran banjir fluvial oleh karena terlindung dari suplai sedimen oleh adanya
leeve sepanjang teras sungai.
Lingkungan paralik atau marginal marine (daerah pesisir).
Coastal marsh adalah lingkungan yang berada pada daerah rendah di belakang
gosong pantai sehingga terpisah dari laut. tetapi saat terjadi pasang tinggi dan badai
secara periodik dipengaruhi oleh air laut.
Lingkungan pengendapan pembentuk batubara
(Diessel, 1992)
Litotipe
Litotip
Litotipe adalah lapisan tipis (bands) di dalam batubara yang secara
makroskopis bisa dikenali.
Konsep litotipe pertama kali dikemukakan oleh Stopes (1919) yang
membagi batubara bituminus menjadi empat jenis litotipe.
Stopes (1919) memperkenalkan empat macam litotipe utama yang
biasa dijumpai pada suatu lapisan batubara bituminus, yaitu: vitrain,
clarain, fusain dan durain
Uraian komposisi litotipe
(ICCP, 1963; ASTM, 1991; dan SA, 1986.)
Tugas:
Uraikan Mikrolitotipe
Batubara
(ditulis)
Komponen Anorganik
(Mineral)

Anda mungkin juga menyukai