SEKRETARIAT
BADAN KOODINASI PENATAAN RUANG DAERAH
BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT
Maksud dan Tujuan Rapat
Koordinasi BKPRD
Maksud :
Melaksanakan pertemuan tahunan, fungsi
pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan penataan ruang di daerah
Tujuan :
Menghimpun laporan penyelenggaraan
penataan ruang di kabupaten/kota, baik
berupa kinerja, isu/ permasalahan
penyelenggaraan penataan ruang yang
perlu ditindaklanjuti pemerintah provinsi
Jadwal Rakor
No Tanggal Tempat Peserta
1 24 November BKPP Wilayah IV 1. BKPRD Kabupaten Bandung
2015 Priangan Timur 2. BKPRD Kabupaten Bandung Barat
Jam 09.00-12.00 Bagian Barat di Garut 3. BKPRD Kabupaten Sumedang
WIB 4. BKPRD Kota Bandung
5. BKPRD Kota Cimahi
2 26 November BKPP Wilayah II 1. BKPRD Kabupaten Bekasi
2015 diPurwakarta 2. BKPRD Kabupaten Karawang
Jam 09.00-12.00 3. BKPRD Kabupaten Subang
WIB 4. BKPRD Kabupaten Purwakarta
5. BKPRD Kota Bekasi
3 1 Desember BKPP Wilayah III di 1. BKPRD Kabupaten Cirebon
2015 Cirebon 2. BKPRD Kabupaten Indramayu
Jam 09.00-12.00 3. BKPRD Kabupaten Kuningan
WIB 4. BKPRD Kabupaten Majalengka
(berangkat 30 5. BKPRD Kota Cirebon
Nov 2015)
4 4 Desember BKPP Wilayah IV 1. BKPRD Kabupaten Garut
2015 Priangan Timur 2. BKPRD Kabupaten Tasikmalaya
Jam 09.00-12.00 Bagian Timur di 3. BKPRD Kabupaten Ciamis
WIB (berangkat 3 Pangandaran 4. BKPRD Kabupaten Pangandaran
Des 2015) 5. BKPRD Kota Tasikmalaya
6. BKPRD Kota Banjar
5 8 Desember BKPP Wilayah I di 1. BKPRD Kabupaten Bogor
2015 Bogor 2. BKPRD Kabupaten Sukabumi
Jam 09.00-12.00 3. BKPRD Kabupaten Cianjur
WIB 4. BKPRD Kota Sukabumi
Peninjauan Kembali
RTRW Kabupaten/Kota
Tipologi B
Kondisi RTRWP sah, terjadi simpangan kecil, namun terjadi perubahan
signifikan pada faktor-faktor eksternal berpengaruh terhadap kinerja RTRWP.
RTRWP tersebut memiliki kondisi berlaku digunakan sebagai acuan
pembangunan dan memenuhi syarat ketentuan-ketentuan prosedur dan proses
penyusunan rencana, namun karena adanya pengaruh faktor eksternal, RTRWP
tersebut tidak lagi dapat sepenuhnya dijadikan acuan pembangunan karena
Tipologi Peninjauan Kembali
Tipologi C
RTRWP sah, terjadi simpangan besar dan perubahan faktor
eksternal secara signifikan.
Dalam pemanfaatan RTRWP terjadi simpangan-simpangan yang
menyalahi ketentuan yang diinginkan dalam RTRWP, disebabkan
oleh pengaruh faktor-faktor eksternal yang secara signifikan. Perlu
dilakukan perubahan tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan
pola pemanfaatan ruang wilayah.
Tipologi D
RTRWP sah, terjadi simpangan besar, namun tidak terjadi
perubahan pada faktor-faktor eksternal.
Dalam pelaksanaan RTRWP telah terjadi simpangan dalam
pemanfaatan dan pengendalian yang tidak sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diinginkan dalam RTRWP, walaupun
kondisi RTRWP sendiri telah memenuhi
prosedur dan ketentuan penyusunan RTRWP. Pada dasarnya untuk keempat
Tipologi E, F,G dan H tipologi ini perlu dilakukan
penyempurnaan RTRWP atau
Keempat tipologi ini pada dasarnya memiliki kondisi yang sama
perubahan tujuan, sasaran,
yaitu RTRWP yang bersangkutan tidak sahih.
strategi serta struktur dan
Perbedaan tipologi hanya dibedakan atas dasar pelaksanaan
pola pemanfaatan ruang
pemanfaatan serta pengaruh faktor-faktor eksternal,
wilayah sesuai dengan
meliputi : ketentuan-ketentuan yang
Tipologi E : simpangan kecil, faktor eksternal bertambah
berlaku dalam pedoman
Tipologi F : simpangan kecil, faktor eksternal tetap
penyusunan rencana dan
Pelaksanaan
Peninjauan Kembali (PK) Rencana Tata
Ruang (RTR)
PK RTR meliputi PK terhadap RTRW dan PK terhadap
rencana rinci tata ruang (PK rencana rinci tata ruang
mengacu kepada hasil PK RTRW)
PK RTR dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
PK RTR dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun apabila terjadi perubahan lingkungan strategis, berupa :
PERMENDAGRI NO. 28 Th
2008
Dilakukan EVALUASI Diselenggaraka
GUBERNU n Surat
Raperda
MENDAGRI R RTRWK/K
Permintaan
Dapat Evaluasi dari
Melibatkan
Bupati/
INSTANSI
Bupati/Walikota PUSAT YANG
Walikota
Menetapkan MEMBIDANGI
Hasil : Raperda menjadi
URUSAN TATA
Dilaporkan RUANG
Perda
BAGAN ALIR PERGUB 80 TH 2010 TENTANG MEKANISME
PROSES REKOMENDASI PEMBERIAN REKOMENDASI GUBERNUR TERHADAP RTR
GUBERNUR
SURAT BUPATI/WALIKOTA tentang
KABUPATEN/KOTA
Permohonan Rekomendasi Gubernur DITERIMA Analisis
terhadap Rancangan Perda RTR STTKAS ditandatangani oleh
Kabupaten/Kota: Lengkap
Ketua Pokja Perencanaan
a. Rancangan Perda RTR kabupaten/kota;
Tata Ruang dan Wakil dari Pembahasan RTR
b. Materi teknis RTR kabupaten/kota; Cek
Kab/Kota kab/kota dalam Rapat
c. Album peta RTR kabupaten/kota; kelengkapan Disampaikan
d. Berita Acara (BA) konsultasi publik; dokumen paling lambat 7 Pokja Perencanaan Tata
e. Matriks penelahaan materi muatan teknis hari kerja RuangDisampaikan
rancangan Perda tentang RTR Belum paling lambat 7
kabupaten/kota; dan Lengkap hari kerja setelah
STTKAS
f. Matriks sanding substansi RTR
kabupaten/kota
Berita Acara
DILENGKAPI
Pembahasan RTR
kab/kota
Mekanisme
Tahap I SURAT PENYAMPAIAN Tidak
PERBAIKAN OLEH KEPALA
BAPPEDA/OPD YANG SESUAI
MENANGANI, dilampiri hasil
perbaikan sesuai BA sesuai
BKPRD Disampaikan
Ya
paling lambat 14
Mekanisme Tahap II hari kerja
Ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur
INPUT TERSEDIANYA RAPERDA Rancangan perda beserta dokumen rencana dan album
(Pasal 23.a) BESERTA LAMPIRANNYA peta (Pasal 24)
OUTPUT TERWUJUDNYA Surat persetujuan atas substansi teknis dari instansi pusat
SINKRONISASI DAN yang membidangi urusan tata ruang;
(Pasal 23.c) HARMONISASI DENGAN Surat rekomendasi dari Gubernur;
RTRWN, RTR PULAU KEP, Surat kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten/Kota
RTRWP DAN RTRWK/K yang berbatasan;
YANG BERBATASAN Matrik tindak lanjut usulan perbaikan dalam proses
persetujuan teknis.
(Pasal 26)
Bu Ani
Legal drafting perlu di kawal Biro Hukum Provinsi dan Bagian Hukum di Kab/kota
P Tardja
Persyaratan pembebasan lahan buat pembangunan jalan : 1) buat FS dengan standar 200 juta per titik, 2) buat
DED dengan standar 400 juta per km, 3 ) buat perubahan status jalan, 4) panitia (P2T), buat appraisal
Bu Ani
Nawacita tercantum dalam RPJMN, arahan BKPRN nawacita masuk dalam PK RTRW
LP2B, yang sudah dilakukan dinas pertanian tanaman pangan provinsi, perda dan pergub LP2B,
tahun ini sedang menentukan luasan lahan sawah yang diperlukan Jabar, insentif dan
disinsentifnya
Peran KBB dalam KBU adalah pada pemulihan KWT, ketentuannya sudah tercantum dalam
Pergub KBU , sudah dikirim juga surat Gubernur kepada bupati/walikota
Walini masih banyak yang perlu dilakukan
Bu Isma
Sistem informasi KBU di Diskimrum, terkait permohonan rekomendasi gubernur
Revisi perda KBU
Di lampiran pergub KBU : Pembagian zona KBU, ketentuan pemanfaatan ruang, rekayasa
teknis, dll
Perubahan kawasan menjadi zona yang terjadi di RDTR masih dapat dijustifikasi selama masih
sesuai dengan fungsi dominan kawasan peruntukan dalam RTRW
RDTR Kota Bandung yang sudah mendapatkan persub dari gubernur menyisakan catatan
beberapa perubahan yang harus diselaraskan dengan RTRW, sehingga dalam catatan
pemberian persub terdapat arahan untuk melakukan PK RTRW terlebih dahulu
Diskusi
P Mamun
Rekomendasi gub ttg KBU itu sesuai kewenangannya, tapi tetap mengacu pada perda 1 / 2008
dengan peraturan pelaksanaannya
Kabkota tetap harus tunduk dengan peraturan diatasnya
Dalam pergub 58/2011, dilarang menambah luasanan terbangun pada lokasi pada KWT yang
melebihi
Satpol pp harus punya keberanian untuk penegakan perda
Bu Isma
Revisi perda kbu, kwt bukan menjadi penentu, akan menjadi salah satu pertimbangan , karena
kebijakan provinsi lebih kepada ke pemulihan KWT
P Tarja
Permintaan kab bdg barat FS 600 M utk sukasari lembang
Hasil kajian FS panjangnya 32 km, layak, melawati bandung barat, kota bandung, kab garut
dan sumedang
FS warungdomba belum valid, terlalu banyak kewenangan, termasuk adanya pemakaman
P Tardja
Pembebasan lahan harus punya komitmen, dengan adanya kepanitiaan
Bu Ani
Klausul 30 hari sudah dihapus dari pergub 21/2009 yang dirubah dalam pergub 58/2011
Rekomendasi tidak diberikan atas lahan yang sudah terbangun, itu harus ditindaklanjuti
dengan penertiban oleh kabupaten/kota
P Mamun
Izin dikeluarkan oleh bupati/walikota, namun khusus kbu acuan izin adalah rekomendasi
gubernur sehingga harus dipenuhi
Kegiatan pemanfaatan ruang di KBU sebelum berlaku perda kbu diteruskan selama tidak
menggangu fungsi konservasi, apabila mengganggu fungsi konservasi dilakukan rekayasa
teknis , izin sudah keluar tanah belum terbangun maka harus disesuaikan
Diskusi
Bandung Barat
Deliniasi KBU apakah mengalami perubahan ? Mohon disosialisasikan
Bu isma
Ketentuan 30 hari proses rekomendasi gubernur sudah dihapus
Deliniasi wilayah batas kbu 750 mdpl
Papan informasi KBU baru dipasang di 5 titik lahan provinsi
Bu Ani
Apresiasi kehadiran semua peserta
Semua masukan dan laporan menjadi catatan di provinsi