K U R A N G D I W ILAYA H
K ER JA U P TD P U S K ES M A S
TU A N -TU A N K EC A M ATA N
B EN U A K AYO N G
K A B U PATEN K ETA PA N G
BAB I
PEN D AH ULUAN
Mulia Kerta 11 15 12
Padang 7 9 11
Suka Baru 3 7 7
Baru 3 11 6
Sei Kinjil 3 15 6
Negeri Baru 7 11 5
Mekar Sari 2 7 4
Kauman 7 8 3
Tuan-Tuan 5 11 3
Banjar 2 4 0
Kinjil Pesisir 3 3 0
2.50%
2.00%
1.50%
1.00%
0.50%
0.00%
tahun 2011 tahun 2012 tahun 2013
Tabel1.3
Jum lah Bayi/Balita diBaw ah G aris Titik (BGT)
W ilayah Kerja Puskesm as Tuan-Tuan
Tahun 2011-2013
Desa / Jumlah BGT Jumlah BGT Jumlah BGT
Kelurahan 2011 2012 2013
Baru 2 32 43
Padang 3 23 35
Suka Baru 1 37 34
Negeri Baru 2 43 34
Mulia Kerta 4 70 34
Tuan-Tuan 6 29 26
Sei.Kinjil 3 23 23
Kauman 5 21 22
Mekar Sari 0 37 18
Banjar 0 4 4
Kinjil Pesisir 2 4 2
Padang 10 32 46
Mulia Kerta 15 85 46
Negeri Baru 9 54 39
Suka Baru 4 44 41
Sei.Kinjil 6 38 29
Tuan-Tuan 11 40 29
Kauman 12 29 25
Mekar Sari 2 44 22
Banjar 2 8 4
Kinjil Pesisir 5 7 2
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Dari 57 orang bayi dan balita Bawah Garis
Merah (BGM), 26 orang anak dalam setahun
terakhir Status Gizinya pindah menjadi Bawah
Garis Titik (BGT) atau sekitar 45.6 %. Status
Gizi yang masih tetap BGM dalam setahun
terakhir berjumlah 28 orang atau 49.1%,
sedangkan anak yang sudah sembuh dari BGM
menjadi normal berjumlah 3 orang atau 6 %.
Berdasarkan hasil survey di lapangan tidak
semua penyebab langsung gizi kurang tersebut
disebabkan oleh faktor ekonomi, rata-rata
pekerjaan orang tua mereka adalah petani,
peternak, buruh swasta dan berkebun. Faktor
banyak nya gizi kurang tersebut disebakan
pendidikan dan pengetahuan yang masih
rendah serta pola asuh yang salah.
Dari seluruh bayi dan balita
tersebut tidak ada yang berhasil
memberikan ASI Exsklusif, anak
sudah diberikan MP-ASI sebelum
umur 6 bulan
Jumlah bayi yang diberi Asi
Exsklusif di wilayah kerja Puskesmas
Tuan-Tuan pada tahun 2013
sebanyak 17,9 % dimana sasaran
sesungguhnya adalah 65 %.
H AL-H AL YAN G TELAH D ILAKUKAN
UN TUK M EN URUN KAN JUM LAH AN AK
G IZIKURAN G
1. PELACAKAN KASUS
2. PENGUMPULAN DATA DAN
PEMBUATAN LAPORAN
3. TERAPI / OBAT
4. PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
5. KEGIATAN TAMBAHAN
6. KERJA SAMA ANTARA LINTAS
PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL
BAB V
KESIM PU LAN D AN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari data hasi pembahasan di atas dapat di ambil
kesimpulan bahwa
Bayi dan Balita yang di Bawah Garis Merah (BGM)
mengalami penurunan persentasi dari 2,8 % pada tahun
2012 menjadi 1,5 % pada tahun 2013.
Bayi dan Balita yang di Bawah Garis Titik (BGT)
mengalami penurunan persentasi dari 8,3 % pada tahun
2012 menjadi 7,1 % pada tahun 2013.
Total seluruh anak yang gizi kurang baik BGM atau pun
BGT mengalami penurunan persentasi dari 11.7 % pada
tahun 2012 menjadi 8.5 % pada tahun 2013.
Tidak ditemukan anak gizi buruk pada tahun 2011 2013.
Dari 57 kasus BGM yang ditangani 45.6 %
anak mengalami perubahan Status Gizi
menjadi BGT.
Dari 57 kasus BGM yang ditangani 49.1 %
anak belum mampu untuk merubah Status
Gizinya dan masih dalam kondisi BGM.
Dari 57 kasus BGM yang ditangani 6 % anak
dinyatakan sembuh dari gizi kurang BGM
dan BGT.
Dari 57 kasus BGM tidak ada anak yang
diberikan ASI Exsklusif sampai umur 6
bulan.
Jumlah anak yang diberi Asi Exsklusif adalah
17,9 %.
Faktor yang meyebabkan gizi kurang selain
factor ekonomi juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan dan pengetahuan yang masih
rendah serta pola asuh yang salah.
Desa / Kelurahan yang mendapat bantuan
dari PNPM yaitu desa Baru, Kelurahan
Kauman, Kelurahan Mulia Kerta dan
Kelurahan Tuan-Tuan.
Hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi
kasus anak gizi kurang yaitu dengan
pelacakan kasus, pengumpulan data dan
pembuatan laporan, pemberian terapi / obat,
pemberian PMT, diadakan kegiatan-kegiatan
tambahan dan kerja sama antara lintas
Program dan Lintas Sektoral.
5.2 SARAN
Keseriusan pemerintah dalam penanganan gizi
kurang tidak ada artinya apabila tidak
didukung masyarakat itu sendiri. Sebab,
perilaku masyarakat yang sudah membudaya
selama ini dan anak-anak yang menderita
penyakit kurang gizi kurang mendapatkan
perhatian dari orang tua. Sebaiknya jangan
terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya
gizi kurang atau buruk selalu identikdengan
kemiskinan. Penanganan Gizi Kurang tidak
hanya menjadi tanggung jawab Petugas Gizi
Puskesmas saja, tetapi perlu adanya kerja
sama Lintas Sektoral demi tercapainya anak-
anak yang berkualitas di masa depannya.
TERIMA KASIH