Anda di halaman 1dari 38

Emergency Orthopaedic

Sholahuddin Rhatomy
RSUP SOERADJI TIRTONEGORO
KLATEN
Meliputi :
1. Open fr
2. Dislokasi & Fr Dislokasi
3. Unstable Pelvis
4. Osteomyelitis acute
5. Compartement syndrome
6. Lesi vascular besar
7. Traumatic amputasi
1. Open fr
Kalau tidak ditangani (Debridement jahit
stabilisasi) akan menjadikannya infeksi
kronis yang berkepanjangan.
Once osteomyelitis, forever
Golden periode (0 s/d 6 jam)
DEFINISI FRAKTUR TERBUKA
fraktur dengan
fragmen tulang
yang patah
menembus jaringan
lunak di sekitarnya
hingga sampai kulit
dan menyebabkan
adanya hubungan
dengan udara luar
KLASIFIKASI GUSTILLO-ANDERSON
Tipe I Tipe II Tipe III

Ukuran luka < 1 cm 1- 10 cm > 10 cm

Tingkat trauma Kecepatan Kecepatan Kecepatan


rendah/energi tinggi/energi tinggi/energi

Soft tissue Kerusakan soft tissue Tidak ada kerusakan Kerusakan soft
yang minimal yang luas, flap atau tissue yang luas
avulsi. meliputi otot, kulit
dan sering struktur
neurovasculer

Kerusakan Tidak ada tanda-tanda Ringan sampai luas


jaringan kerusakan jaringan menengah
(Crush)
Fraktur Biasanya simple, Fragmen fraktur Berat dan tidak
transversal atau oblik cominutif tingkat stabil fragmennya
pendek dengan menengah
fragmen tulang
cominutif yang sedikit
kontaminasi Sedikit menengah tinggi
Tipe III-A Tipe III-B Tipe III-C

Ukuran luka > 10 cm > 10 cm > 10 cm

Tingkat trauma Kecepatan Kecepatan Kecepatan


tinggi/energi tinggi/energi tinggi/energi

Soft tissue Laserasi soft-tissue Trauma soft tissue Sama dengan tipe
yang luas, lapisan flap yang luas dengan IIII-B
yang bebas tidak patahan periostal dan
diperlukan untuk penampakan tulang
menutupi tulang. setelah dilakukan
Fraktur segmental debridement.
seperti luka tembak Membutuhkan local
atau flap bebas untuk
menutupi tulang.
Trauma vasculer Tidak significant Tidak significant Trauma vasculer
yang membutuhkan
perbaikan dalam
menyelamatkan
ekstremitas yang
terkena
Kontaminasi Tinggi Massive Massive
2. Dislokasi & FR Dislok
Cartilage mendapat nutrisi dari cairan
synovial yang berasal dari darah yang
sudah tersaring erythrositnya
Dislokasi posterior
kaput femur

71
Terapi dislokasi :
1. Segera reposisi / closed reduction
2. Bila gagal kmk ada interposed
ligamen atau kapsul atau otot yang
menghalangi reposisi maka harus di
reposisi terbuka
3. Istirahatkan sendi selama 2 mg
dengan gips atau traksi
3. Unstable Pelvis
Terjadi fr yang banyak memutus vena
besar di Daerah SacroIliac joint
Perdarahan internal retro perit
Shock & anemia berat
DD Intra Perit Abdominal Bleeding
Sering terlambat Dx
Anatomi Pelvis Ring
Kontrol Perdarahan

Segera dilakukan orthopaedic


referral

Splint pelvis
Proteksi clot formation
Pertolongan pertama :
Belt atau sheet
Internal rotasi tungkai bawah
Traksi tungkai bawah
Kontrol Perdarahan
Perdarahan pada trauma pelvis merupakan
keadaan yang dapat mengancam jiwa

Pada fase resusitasi, kontrol perdarahan


merupakan tindakan yang diperlukan sekali,
mengganti volume yang hilang harus segera
dilakukan secara adekuat.

Stabilisasi sementara pada pelvis yang tidak


stabil merupakan bagian integral dari resusitasi

( Mark Emerton , Emergency Management of Pelvic Trauma, 1997 )


Perdarahan
kasus : 2

Vertical shearing
4. Osteomyelitis acute :
Anak kecil, panas tinggi , rewel,
dehidrasi, kelihatan kesakitan
A Lekosit tinggi
Nyeri tulang hebat
Segera op insisi abses atau drilling
guttering
Bila dibiarkan sepsis
5. Compartement syndrome
Odema dalam osteofascial
compartment akan mengganggu
aliran darah & oxygenasi sel
Hypoxia
5P
1. Pulseless
2. Palor
3. Pain
4. Parese
5. Paralyse
Dan akhirnya tjd Volkmann ischemic
contracture dengan otot necrosis &
tak berfungsi lagi
Nyeri :
Terutama saat dilakukan pasif extensi
maka otot flexor akan digerakkan shg
daerah ischemic teregang
When do Fasciotomy ?
P intra comp> 30 mmHg risk of
tissue necrosis

Muscle :
Tolerate 4 hrs ischemia (reversible)
> 8 hrs complete irreversible

Nerve :
< 4 hrs : neuropraxic
> 8 hrs : axonotmesis & irreversible
changes
TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN
1. KONSERVATIF

2. OPERATIF fasciotomy

3. EDUKASI
6. Lesi vascular
A. Poplitea
A. Inguinalis
A. Brachialis
A. Femoralis

Dx : arteriografi atau Dopler,


ukur saturasi 02 jari distal
C. Complete Articular Fracture

C1 C2 C3
7. Traumatic amputasi
Clean cut / luka bacok tajam
Vasculer harus teranastomose
sebelum 6 jam, kalau lebih timbul
toxin yang akan selalu menggagalkan
reanastomose
Jari : banyak tendon sedikit otot lebih
tahan thd hypoxia
Antebrachii: banyak otot lebih mudah
mengalami kerusakan
Cara preservasi amputee
Cuci bersih dengan NaCl
Masukkan kantong I plastic kering
Masukkan lagi kedalam kantong II yg
berisi es
Jangan pernah memasukkan
langsung potongan kedalam es krn
merusak jar & Odem (hipotonis)
Amputasi zaman tanpa bius
Konsep 4 R
Cara membaca rontgen

Anda mungkin juga menyukai