Medulla
renalis
Calyx minor
Calyx major
Pelvis renalis
Anatomi ginjal Aorta abdominalis
Sebelum masuk ke
Arteri renalis berfungsi : medulla renalis aa.Interlobaris
-Memberi darah pada
Diantara cortex
parenkim ginjal dan medulla aa.Arcuatae
-Untuk filtrasi air kemih renalis
(18% darah dari seluruh
Cortex renalis aa.Interlobularis
tubuh)
Superficialis
vv.Stelatae
cortex renalis
vv.Interlobularis
vv.Arcuatae
Pembuluh darah
dari ginjal vv.Renalis
Pars prostatica
Merupakan muara
duct.ejaculatorius dan
saluran kel.prostat
Menembus membran
perineal dan berakhir
Uretra Pars membranacea
dalam bulbus corpus
cavernosa uretra
Menembus corpus
spongiosum penis
Pars cavernosa
Sitoplasma Bergranuler, Bergranu Kurang Sedikit asidofil Kurang asidofil Bening, kurang
sangat ler, asidofil, sekali asidofil
asidofil asidofil sedikit
Batas sel Tidak jelas Tidak Tidak jelas Tidak jelas Tidak jelas Jelas
jelas
Brushborder (+) (+) (-) MC tapi (-) (-) (-), tapi terdapat
(+) Sedikit kutikula
pd ME
(Bailey,
17Th Ed)
MENJELASKAN GLOMERULONEFRITIS
GLOMERULONEFRITIS
Penyakit inflamasi glomerulus ginjal ditandai oleh
hematuria, proteinuria, edema, hipertensi, dan
gangguan fungsi ginjal.
Inflamasi dan proliferasi sel glomerulus yang
diperantarai oleh mekanisme imunologik.
Epidemiologi
Di Ameika serikat, penyakit glomerulonefritis
merupakan penyebab terabanyak penyakit ginjal
tahap akhir
Sidabutar: di indonesia yang menempati urutan
pertama sebagai penyebab PGTA adalah penyakit
ginjal obstruksi dan infeksi (1970an)
Baru pada tahun 1980an glomerulonefritis
menempati urutan pertama sebagai penyebab PGTA
Glomerulonefritis pasca infeksi lebih banyak
ditemukan pada anak
Dan gejala yang sering dijumpai adalah oedema
(85,59%)
PATOGENESIS
MEKANISME 1: circulating imune complex
Ag dr luar memicu terbentuknya Ab spesifik
kompleks imun aktivasi komplemen komplemen
berikatan dgn kompleks imun mengalir dlm sirkulasi
terjebak pd glomerulus dan mengendap di sub
endotel dan mesangium.
Aktivasi komplemen terus tjd stlh tjdnya pengendapan
kompleks imun
MEKANISME 2 : deposit complex imun in situ
Ab secara langsung berikatan dgn Ag (komponen
glomerulus) kompleks imun aktivasi komplemen
MANIFESTASI KLINIS
Proteinuria
Hematuria
Penurunan fungsi ginjal
Perubahan ekskresi garam edema
Kongesti aliran darah
Hipertensi
DEPOSISI ANTIGEN ANTIBODI yg
DEPOSISI
dgn FORMASI BERSIRKULASI
KOMPLEKS IMUN
KOMPLEKS IMUN IN (bereaksi pd komponen
yg BERSIRKULASI
SITU SEBELUMNYA instrinsik glomerulus)
FORMASI AKTIVASI
KOMPLEKS IMUN KOMPLEMEN, NETROFIL,
atau DEPOSISI SITOKIN,CHEMOKINE MONOSIT, &
KOMPLEKS IMUN GENERATION and LIMFOSIT
RELEASE
ETIOPATOGENESIS GLOMERULONEFRITIS
GLOMERULONEFRITIS
GEJALA
Hematuria
Proteinuria
Urin mengandung sel darah putih dan cast (gumpalan-
gumpalan kecil).
Gangguan pendengaran berupa ketidakmampuan untuk
mendengar suara dengan frekuensi yang lebih tinggi.
Katarak (lenticonus anterior), meskipun lebih jarang
dibandingkan dengan gangguan pendengaran.
Kelainan pada kornea (keratokonus), lensa atau retina kadang
menyebabkan kebutaan.
Gangguan lainnya terjadi pada beberapa persarafan
(polineuropati) dan trombositopeni (jumlah trombosit yang
sedikit di dalam darah).
Hipertensi
LENTICONUS
ANTERIOR
KLASIFIKASI
Klasifikasi secara
histopatologis
Glomerulonefritis lesi minimal
Disebut pula sebgai nefrosis lupoid
Pada mikroskop cahaya menunjukkan glomerulus yang normal
Pd mikroskop elektron hilangnya foot processes sel epitel
viseral glomerulus.
Sering pada 2-3 thn.
Tidak ditemukan hipertensi dan fungsi ginjal normal.
> 90% berespon thd kortikosteroid.
Glomerulosklerosis segmen fokal
Histologis : ditandai dengan sklerosis yang mengenai
sebagian glomerulus dan melibatkan hanya segmen setiap
glomerulus.
Gejala: Proteinuria masif, hipertensi, hematuri dan
gangguan fungsi ginjal
Glomerulonefritis membranosa
Suatu bentuk nefritis kompleks imun kronis, secara
morfologis adanya endapan berisi imunoglobulin di
subepitel sepanjang membran basal glomerulus
Berkaitan dengan : Infeksi, tumor ganas, SLE & penyakit
autoimun, pajanan kegaram organik, obat
Glomerulonefritis membranoproliperatif
Secara histologis bermanifestasi sebagai perubahan
membran basal dan mesangium serta proliferasi sel
glomerulus.
Tipe 1 : Endapan electron dense di subendotel.
Tipe 2 : Lamina densa dan ruang subendotel GBM
mengalami transformasi menjadi struktur ireguler mirip
pita yang sangat electron dense,akibat pengendapan
bhan yang komposisinya tidak diketahui muncul nama
dense deposit disease.
Glomerulonefritis proliperatif akut
Sering ditemukan,disebabkan kompleks imun Ag pemicu
berasal dari eksogen atau endogen.
Eksogen pasca infeksi, endogen nefritis lupus pd SLE.
Timbul pd anak 1 - 4 minggu stlh sembuh dari infeksi
streptokokus grup A. Hanya strain nefritogenik (tipe 1, 3,
4, 12, 18, 25, 49) dr streptokokus beta hemolitikus
mampu memicu.
Morfologi: peningkatan selularitas rumpun glomerulus
yang merata akibat proliferasi dan pembengkakan sel
endotel dan mesangium serta oleh sebukan neutrofil dan
monosit. Crescent di dlm kapsula bowman.
Glomerulonefritis progresif cepat
Morfologi: ginjal membesar dan pucat dgn perdarahan
petekie di permukaan korteksnya. Didominasi oleh
pmbtkan struktur bulan sabit yang khas
Tipe 1 : Penyakit anti GBM dgn endapan linier, IgG dan pd
byk kasus C3 di GBM
Tipe 2 : Diperantarai oleh kompleks imun.
Tipe 3 : Tipe pauseimun , tidak adanya Ab antiGBM atau
kompleks imun pd mikroskop elektron atau
imunofluoresens
Patogenesis GN akut
Kompleks Antigen Antibodi terperangkap di membran basalis
Acute tubular necrosis. Some of the tubular epithelial cells in the tubules are
necrotic, and many have become detached (from their basement membranes) and
been sloughed into the tubular lumina, whereas others are swollen, vacuolated, and
regenerating.
Patofisiolgi GGA Prarenal
Karena beberapa sebab pra-renal, menyebabkan volume
sirkulasi darah total menurun, sehingga curah jantung
menurun, yang mengakibatkan turunnya aliran darah ke
ginjal, hal ini menyebabkan menurunnnya GFR
Fase poliuria
Berlangsung 7 14 hari
Kadar ureum & kreatinin pada hari pertama masih tetap
tinggi, tetapi kemudian menurun
Waspada terjadinya dehidrasi, hipokalemia, hiponatremia
Diagnosis GGA
Anamnesis
Pada neonatus dicurigai GGA bila bayi tidak kencing dalam 24-
48 jam pasca lahir.
Riwayat muntaber 1-2 hari sebelumnya GGA pra renal atau
sindrom hemolitik uremik
Sakit tenggorok 1-2 minggu sebelumnya atau adanya koreng-
koreng di kulit disertai riwayat kencing merah GNA pasca
streptokok
Riwayat sering panas, ruam kulit, artritis LES atau vaskulitis
Pemakaian obat-obatan nefrotoksis
Riwayat infeksi saluran kemih dan keluarnya batu GGA pasca
renal
Pemeriksaan fisik
Kesadaran menurun sampai koma
Pernapasan cepat dan dalam (Kusmaull) asidosis metabolik
Sesak napas hebat karena gagal jantung atau edema paru
Hipertensi
Tanda-tanda dehidrasi: oliguria, takikardia, mulut kering,
hipotensi ortostatik penyebab GGA pra renal
Tanda-tanda penyakit sistemik multiorgan seperti LES dengan
memeriksa kulit, sendi, kelenjar getah bening.
Pembesaran ginjal bila penyebabnya ginjal polikistik atau
multikistik displastik atau hidronefrosis (uropati obstruktif)
Vesica urinaria teraba membesar ada sumbatan di bawah
vesica urinaria a.l. katup uretra posterior
Pemeriksaan penunjang
Urinalisis
Kimia darah
Pemeriksaan radiologik USG
Biopsi ginjal apabila dicurigai adanya glomerulonefritis
progresif cepat atau nefritis interstitial
Diagnosis banding GGA prarenal
dan renal
GGA Prarenal GGA renal/NTA
Albuminuria - +
Oliguria +++ +++
Berat jenis urin 1.020 1.002-1.012
Sedimen urin Normal Silinder sel epitel
Osmolaritas 400 Isoosmotik
(mOsm/L)
Ureum urin/plasma 10 10
Na urin (mEq/l) 20 20
Ureum/kreatinin 10 : 1 10 : 1
plasma
Penatalaksanaan
Harus diketahui penyebab GGA apakah pra renal, renal, atau
pasca renal.
Pra renal
anamnesis etiologinya (gastroenteritis, dehidrasi, renjatan,
luka bakar, kelainan jantung, dll):
Gastroenteritis dehidrasi cairan Ringer Laktat atau
Darrow glukosa sesuai protokol
Syok hemoragik diberikan transfusi darah
Syok pada sindrom nefrotik akibat hipovolemia infus
albumin atau plasma
Dehidrasi yang tidak jelas penyebabnya cairan Ringer
laktat 20 mL/kgBB dalam waktu 1 jam
Pasca renal
berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan USG ginjal.
Obstruksi katup uretra posterior pemasangan kateter di vesika
urinaria diuresis dapat terjadi dan obstruksi dihilangkan
sementara
Obstruksi di atas vesika urinaria (bilateral) pemasangan
nefrostomi menghilangkan bendungan urin dan memperbaiki
keadaan umum
MENJELASKAN DD HEMATURIA
Keadaan abnormal dengan ditemukannya sel darah merah dalam
urin
Glomerular
Nefropati IgA
Alport sindrom
Glomerulonefritis primer dan sekunder
Interstisial
Interstisial nefritis alergi
Nefropati analgesik
Penyakit ginjal polikistik
Pielonefritis akut
Tuberkulosis
Rejeksi ginjal alograf
Uroepitelium
Keganasan ginjal dan saluran kemih
Latihan yang berlebihan
Trauma
Nekrosis papillaris
Sistitis / uretritis / prostatitis
Penyakit parasit
Nefrolitiasis atau batu vesica urinaria
Penyebab lainnya
Hiperkalsiuria
Hiperurikosuria
Sickle cell disease
Klasifikasi
Berdasarkan jumlah darah pada urin
Hematuria makroskopis : bila ditemukan 1 cc darah per liter
urin
Hematuria mikroskopis : bila ditemukan eritrosit 3 atau lebih
per lapang pandang besar
Berdasarkan waktu
Hematuria transien : hematuria yang sementara
Hematuria persisten : hematuria yang menetap