Kelompok 6
Pleno : 10 April 2012
Kelompok 6
Tutor : dr. Marcella
dr. Irene
Ketua : Natalia (405110164)
Sekretaris : Lucy Amanda (405110037)
Penulis : Egarizky Danoza (405110255)
Anggota : Dian Permata (405100049)
Novi Anggriani H (405100295)
Novita Sari (405110045)
M Faisal Al Mustafa (405110110)
Josep Pandapotan (405110149)
Desintha C Nindi Ritung (405110190)
Ruth Zechariah Wiyono (405110199)
Felix Halim (405110204)
Jefri Boy Chandra (405110209)
Pemicu 1.A (Kelompok 1-12)
Kenapa aku sering “anyang-anyangan” ?
Dr. A dari Puskesmas Kelurahan Mawar, mendapati cukup
banyak pasien yang berobat ke puskesmasnya, khususnya pasien
perempuan, yang menderita infeksi saluran kemih (ISK). Selain itu, dari
anamnesa terhadap pasien yang didiagnosa menderita ISK diketahui
adanya kebiasaan kurang minum. Oleh karena itu, dr. A ingin
mengetahui lebih lanjut apakah tingginya angka ISK pada pasien
perempuan di Puskesmas Kelurahan mawar tersebut dapat
dipengaruhi oleh kurangnya asupan cairan per hari. Denagn
menggunakan kuisioner, dr. A menanyakan responden informasi
mengenai gejala klinis ISK selama 2 minggu terakhir dan kebiasaan
minum responden antara 6 bulan sampai dengan 2 minggu
sebelumnya.
Pengumpulan data dilakukan terhadap responden perempuan
yang berusia 18-60 tahun, tidak hamil dan tidak menggunakan kateter,
yang dipilih dari antara pengunjung Puskesmas Kelurahan Mawar
selama bulan Juni 2011.
Dari hasil pengumpulan data terhadap 81 responden perempuan
dengan ISK, didapatkan 68 responden yang memiliki kebiasaan kurang
minum; sementara dari 85 responden perempuan tanpa ISK, didapatkan 42
responden yang memiliki kebiasaan kurang minum.
Selain itu, terdapat 85 responden tanpa ISK yang didiagnosa
berdasarkan ditemukannya gejala klinis, dr. A ingin mengidentifikasi
kemungkinan adanya asimtomatik ISK. Ia mempertimbangkan apakah
sebaiknya dilakukan tes skrining urine dipstick atau accutest urinescreen. Dari
tinjauan pustaka, dr. A mendapat informasi hasil uji diagnostik ISK dengan
menggunakan urine dipstick atau accutest urinescreen dibandingkan dengan
baku emas dengan kultur biakan urin, sebagai berikut :
Hasil tes urine dipstick dibandingkan diagnosis ISK dengan kultur biakan urin:
• Urine Dipstick :
Strip kimia sensitif yang direndam dalam sample urine untuk
memberikan hasil tes langsung, biasanya untuk skrinning
• Baku Emas :
Standart pengukuran
• Asimtomatik :
Tidak terlihat gejalanya
• Accutest Urinescreen :
Penetapan Masalah
2. Karena kalau tidak ada cairan yang masuk maka tidak ada
airan yang dikeluarkan sehingga saluran kemih kering &
kuman serta zat kimia yang ada di situ tidak bisa dikeluarkan
3. - Karena usia tersebut masih prouktif & metabolisme
dalam tubuh masih baik
- Karena aktivitas fisiknya banyak
- Karena standart kecukupan wanita hamil dengan yang
tidak hamil berbeda, sehingga heterogen
Pertanyaan Penelitian:
1. Tujuan umum :
uraian tujuan penelitian secara garis besar (lebih luas)
dan merupakan tujuan akhir penelitian
1. Tujuan khusus :
uraian tujuan penelitian secara rinci (jelas dan tajam)
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
Internal Eksternal
Perilaku Kateter
Hamil
Predisposisi :
- Usia
- Jenis Kelamin
Perilaku :
Kurang menjaga
kebersihan &
kesehatan
seputar saluran
Kurang asupan kencing
Suka menahan
cairan (Faktor
kencing
imun)
ISK
Memiliki riwayat Bakteri atau
penyakit batu di kuman : E.coli,
daerah saluran Klebsiella, dan
kencing Pseudomonas
Pendidikan
Dll.
Variabel Tergantung (dependent variable):
Variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas
(efek, hasil, outcome, respons, event)
Volume
Penjualan
Besarnya
keuntungan
Variabel bebas
Harga
barang
Variabel Antara (Intermediate factors):
Variabel yang terletak di antara variabel bebas dan
tergantung, yang secara konseptual digunakan sebagai
penjelas terjadinya hubungan di antara variabel bebas dan
tergantung
Keragaman Efektivitas
Sinergi
tenaga kerja Mengapa?
Kreativitas
Organisasi
Variabel bebas Variabel tergantung
Variabel sela/antara
Variabel Perancu (confounding factors):
Jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas
dan variabel tergantung, tetapi bukan merupakan variabel
antara
ex: jenis kelamin
• Skala rasio :
skala numerik yang mempunyai nilai 0 alami
(nilai absolute zero)
• Skala diskret :
tidak mempunyai desimal
• Hasil Ukur :
• 1. jumlah air yg diminum < 8 gelas/hari (asupan kurang)
• 2. jumlah air yg diminum > 8 gelas/hari (asupan cukup)
• Terbagi menjadi 2:
1. Hipotesis null : tidak ada hubungan
2. Hipotesis alternatif : ada hubungan
Hipotesis :
adanya pengaruh kebiasaan kurang minum terhadap
timbulnya ISK pada perempuan.
LO 8 : Metodologi Penelitian
• Uraian secara sistematis langkah-langkah bagaimana
penelitian itu akan dilaksanakan
• Komponen:
Desain penelitian
Tempat dan waktu penelitian
Populasi dan sampel
Kriteria inklusi dan eksklusi
Alat ukur
Pengumpulan data
Pengolahan data
DESAIN PENELITIAN
• Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab
pertanyaan penelitian atau menguji keakuratan hipotesis
• Dua kategori utama studi epidemiologi ;
1. Studi deskriptif
2. Studi analitik
• Studi observasional
• Studi eksperimental
1. Studi Deskriptif
Kegunaan : mengidentifikasi frekuensi dan distribusi suatu
penyakit di populasi tertentu pada saat itu
Keterbatasan : tidak dapat menjawab adakah hubungan
sebab-akibat antara faktor-faktor risiko dan penyakit
Jenis :
• Case study : case report, case series
• Ecological study
• Cross Sectional survey
Case Studies (Studi Kasus)
Case report : biasanya dibuat oleh dokter untuk melaporkan
ditemukannya gejala/penyakit yang jarang pada pasien
Case series : kumpulan case report beberapa pasien dengan
gejala/diagnosa penyakit yang sama, yang dibuat dalam jangka
waktu yang relatif singkat
Kegunaan : identifikasi dini penyakit di populasi
Keterbatasan : tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat
antara faktor risiko dengan penyakit
Ecological Study (Studi
Ekologi)
Sering disebut studi korelasi / studi agregat
Kegunaan : membandingkan frekuensi dan distribusi suatu
penyakit dan faktor risiko antar lokasi geografik yang berbeda
misalnya antar negara
Umumnya dalam bentuk grafik
Keterbatasan :
• Gambaran faktor risiko dan penyakit pada tingkat populasi tidak
selalu menggambarkan kondisi pada tingkat individu
Cross Sectional Survey
Sering disebut prevalence survey
Informasi mengenai penyakit dan faktor risiko dikumpulkan pada
saat yang sama
Dapat digunakan untuk penelitian ;
• Cross sectional deskriptif : hanya menggambarkan distribusi dan
frekuensi faktor risiko dan penyakit di sampel/populasi (prevalence
survey)
• Cross sectional analitik : bila dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui
adakan hubungan antara faktor risiko dan penyakit
Keterbatasan : tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat
faktor risiko dengan penyakit karena diukur pada saat yang
bersamaan
Keuntungan : waktu penelitian lebih singkat, dapat memberikan
informasi dasar
2. Studi analitik
• Sifatnya :
• Mencari hubungan sebab akibat antara keterpaparan faktor risiko
dengan penyakit
• Apakah mereka yang terpapar lebih berisiko menjadi sakit
dibandingkan dengan yang tidak terpapar
• Dua kategori utama :
Studi observasional
Studi eksperimental
Studi Observasional &
Studi Eksperimental
• Studi Observasional
peneliti hanya mengamati kondisi faktor risiko dan penyakit yang
diteliti
• Studi Eksperimental
peneliti melakukan “manipulasi” kondisi studi, umumnya
terhadap faktor risiko yang diteliti untuk melihat efeknya
terhadap penyakit yang diteliti
3. Studi Kohort (Cohort Study)
Peneliti hanya mengamati faktor keterpaparan pada subjek
Subjek dimulai dengan sekelompok orang yang tidak menderita
penyakit yang ingin diteliti
Kelompok orang ini kemudian akan diklasifikasikan berdasarkan
status keterpaparan : terpapar/tidak terpapar
Follow up untuk mengidentifikasi dan membandingkan terjadinya
penyakit (incidence=kasus baru) pada kelompok tsb
Ada 2 jenis ;
Prospective (Longitudinal) Cohort Studies
Retrospective (Historical) Cohort Studies
Prospective Cohort Study
• Penelitian dimulai sekarang, faktor risiko dan efek (penyakit)
dideteksi ke depan secara prospective
• Jumlahnya cukup
• Non-random sampling
- Consecutive sampling -> kriteria insklusi
- Convenient sampling
- Purposive sampling (judgmental) -> Pertimbangan
- Accidental sampling -> Seadanya
- Quota -> Jatah
KRITERIA INKLUSI dan EKSKLUSI
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Untuk mengidentifikasi populasi Untuk mengeluarkan subjek yang
penelitian : telah memenuhi kriteria inklusi
• Karakteristik demografi, klinis, misalnya karena:
geografik, temporal, subjek • Hambatan etis untuk meneruskan
penelitian pada populasi intervensi
• Relevan dengan masalah penelitian • Penyakit lain yang meningkatkan
• Efisiensi logistik (ketersediaan resiko efek samping obat
subjek, peralatan, keahlian,biaya) • Resiko tinggi lost to follow-up
• Ketidakmampuan memberikan
informasi penelitian
Kriteria Inklusi dalam Pemicu
• Kriteria inklusi : responden perempuan, berusia 18-60 tahun,
tidak hamil, tidak menggunakan kateter
• Alat ukur yang digunakan : kuesioner
Besar sample:
= 1,96
= 0,842
OR = 2
P1 = 0,5
P2 = 0,5/(2(1-0,5)+0,5) = 0,33
P = ½ (P1+P2) = ½ (0,5+0,33) = 0,415
Q = (1-P) = 1-0,415 = 0,585
Q1 = (1-P1) = 1-05= 0,5
Q2 = (1-P2) = 1-0,33 = 0,67
Besar Sampel
n1 = n2 =
Rekam medik
wanita berobat
di Puskesmas
Cukup minum 13 43 56
16 % 50,5 %
Total 81 85 166
Interprestasi :
resiko ISK pada wanita kurang minum 5,36 kali lebih besar dari
resiko ISK pada wanita cukup minum
Dengan menggunakan tabel distribusi X2 pada derajat
kebebasan = 1, nilai 22,13 maka nilai p < 0,05.
Interpretasi:
tidak terdepat hubungan statistik bermakna antara ISK dengan
kurang minum
(walaupun terdapat perbedaan resiko ISK pada kurang minum/
cukup minum kemungkinan didapat hasil tersebut)
nilai lebih ekstrem terjadi karena faktor kebetulan lebih dari 5%
LO 10 : Pembahasan
• Hasil penelitian yang diperoleh sesuai teori, dimana
kurang minum merupakan salah satu tanda kemungkinan
penyebab ISK pada perempuan.
Pada responden
Recall bias : pada risiko
Bias responden : pada efek
Pada penelitian
Bias peneliti(interviewer bias) : pada faktor resiko
Bias observasi(observation bias) : pada efek
Recall bias
• Kemampuan responden mengingat & memberikan informasi
tentang faktor keterpaparan secara akurat berbeda sehingga
kualitas informasi mengenai faktor risiko berbeda antara orang
sakit dengan yang tidak sakit karena terpengaruh oleh status
penyakitnya
• Akibat : differential misclassification
• Differential misclassification :
• Bila derajat misklasifikasi yang terjadi berbeda antara kelompok
sakit & tidak sakit.
• Non-differential misclassification :
• Bila derajat misklasifikasi yang terjadi sama antara kelompok sakit
& tidak sakit.
• Sering terjadi pada :
• Instrumen tidak divalidasi (akurasi/validitas rendah)
• Tidak ada standar pengukuran (presisi/ reabilitas rendah)
Validitas pengukuran
FAKTOR PERANCU
• Efek dari faktor resiko yang diteliti dipengaruhi oleh efek dari
faktor resiko lainnya menyebabkan bias pada hasil penelitian
• (bias pemicu)
• Suatu faktor resiko potensial sebagai faktor perancu (= faktor
perancu potensial) bila :
• Merupakan faktor resiko penyakit yang diteliti
• Berhubungan dengan faktor keterpaparan
• Tidak merupakan akibat dari faktor keterpaparan
Bias seleksi:
Bias perancu:
1. Sensitifitas :
Probabilitas untuk mendapat hasil tes positif pada orang
dengan penyakit
a / (a+c)
2 Spesifisitas :
Probabilitas untuk mendapat hasil tes negatif pada orang
tanpa penyakit
d / (b+d)
RELIABILITAS
• Variasi alat :
Perbedaan ketepatan pengukuran antara alat satu dengan yg lain
• Variasi antar pengamat :
Perbedaan pendapat antara dua pengamat atas hasil pengukuran
obyek yang sama
• Variasi pengamat yang sama pada waktu pengukuran yang berbeda
TABULASI HASIL TES
2. P a r a l e l (simultan)
- Meningkatkan sensitifitas
- Orang dinyatakan positif bila hasil tes positif
pada salah satu tes
CUT-OFF POINT
UJI DIAGNOSTIK yang TEPAT pada
Pemicu
Tes Urine Dipstick
Accutest Urinescreen
ISK + ISK - Total Sensitifitas = 455/500 x 100%
Test + 455 50 505 = 91%
Spesifisitas = 450/500 x 100%
Test - 45 450 495 = 90%
Total 500 500 1000
• Dari hasil uji akurasi/validitas, didapatkan uji diagnostik yang
lebih tepat dan akurat adalah dengan menggunakan Accutest
Urinescreen
• 202.91.15.14/upload/files/8991_01Metodologi.ppt
• undip.ac.id