Anda di halaman 1dari 121

KELOMPOK 27

Pemicu III - Biomedik II


Selasa, 6 Desember 2011

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
KELOMPOK 27
Tutor : dr. Harry
Ketua : Willy Chandra (405110020)
Sekretaris : Fransiska (405110236)
Penulis : Grace Michelle (405110138)
Anggota :
- Nita Puspitasari (405100250)
- Orlensia (405100262)
- Elfarini (405110034)
- Reeni Darmawan (405110168)
- Evelyn Patricia (405110196)
- Ruth Zechariah Wiyono (405110199)
- Dharma Jaya Hartanto (405110223)
- Schoollaus Daleru (405110250)
Kami Ingin
Momongan
Sepasang suami istri berusia 35 tahun dan 31 tahun telah
menikah selama 3 tahun dan belum dikaruniai anak. Mereka
berkonsultasi dengan dokter dan sang suami disarankan untuk
melakukan pemeriksaan sperma.
Sang istri mengalami menstruasi yang tidak teratur setiap
bulannya.
Hormon – hormon apa saja yang berperan dalam kasus ini ?
Seven Jump Steps
1. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah – istilah yang belum dikenal
(unfamiliar terms)
2. Menetapkan masalah – masalah yang perlu didiskusikan
3. Curah pendapat untuk mendiskusikan penjelasan masalah yang telah disepakati
dengan menggunakan prior knowledge masing – masing
4. Membuat review untuk kemudian memformulasikan dan membuat peta hasil
curah pendapat tadi
5. Menetapkan dan menyusun beberapa tujuan belajar yang dibutuhkan
6. Bekerja secara mandiri mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
masing – masing tujuan belajar
7. Melaporkan dan mendiskusikan temuan informasi dan membuat sintesa dalam
kelompoknya
Unfamiliar Terms
• Sperma
 Sel gonad yang dihasilkan oleh testis di pengaruhi oleh
testosteron dan di produksi di tubulus seminiferus

• Menstruasi
 Proses pelepasan dinding rahim / endometrium karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron
Menetapkan
masalah
1. Hormon – hormon apa saja yang berperan dalam kasus ini ?
2. Apa hubungannya menstruasi tidak teratur dengan tidak
dikaruniai anak ?
3. Dalam jangka waktu berapa lama pasangan suami istri disebut
infertil ?
4. Pada usia 31 tahun, apakah usia istrinya ideal untuk memiliki
anak ?
5. Mengapa hanya suaminya saja yang melakukan pemeriksaan ?
Curah Pendapat
1. - FSH
A. Wanita : membentuk folikel, mendorong sekresi estrogen
B. Pria : memproduksi sperma
- LH
A. Wanita : ovulasi dan luteinisasi
B. Pria : merangsang sel leydig untuk menghasil testosteron
- Estrogen
A. Wanita : pematangan dan pengeluaran ovum,
mempengaruhi proses menstruasi
B. Pria : membentuk karakteristik sel sekunder
Curah Pendapat
- Progesteron
 Menghambat sekresi GnRH (Gonadotropic Releasing
Hormone)
- Testosteron
 Membentuk karakter sel sekunder

2. Menstruasi yang tidak teratur menandakan pelepasan ovum


tidak teratur.
3. Pasangan suami istri ± 1 tahun melakukan hubungan seks
teratur  belum dikaruniai anak
Curah Pendapat
4. Tidak ideal karena makin tinggi usianya, makin tinggi resiko
yang di dapatkan.
5. Karena sperma lebih mudah didapatkan dan diperiksa di
laboratorium.
Mind Mapping
Suami (35 tahun) Istri (31 tahun)

menikah selama 3 tahun

belum di karuniai anak

konsultasi ke dokter

pemeriksaan sperma siklus menstruasi


tidak teratur
Learning
Objectives
1. Menjelaskan spermatogenesis dan analisis semen
2. Menjelaskan oogenis dan folikulogenesis
3. Menjelaskan organ reproduksi pria dan wanita
4. Menjelaskan hormon – hormon reproduksi
5. Menjelaskan proses fertilisasi (pembuahan)
6. Menjelaskan siklus menstruasi
7. Menjelaskan hipotalamus – hipofisis – kelenjar endokrin
reproduksi (mengeluarkan hormon releasing and inhibit)
Menjelaskan Spermatogenesis dan
Analisis Semen

LO 1
Spermatogenesis
• Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah
ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai
macam perubahan struktur yang berlangsung secara
berurutan.
• Spermatogenesis berlangsung pada tubulus
seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin
dan testosterone
• Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga
tahap yaitu :
1. Spermatositogenesis
• Merupakan spermatogonia yang mengalami
mitosis berkali-kali yang akan menjadi
spermatosit primer.
Spermatogenesis
• Spermatogonia
– Spermatogonia merupakan struktur primitif dan
dapat melakukan reproduksi (membelah)
dengan cara mitosis. Spermatogonia ini
mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer.
• Spermatosit Primer
– Spermatosit primer mengandung kromosom
diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan
dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
Spermatogenesis
2. Tahapan Meiosis
– Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina
basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis I yang kemudian diikuti
dengan meiosis II.
– Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak
membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan
(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang
gelap.
Spermatogenesis
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi
spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi,
fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan.
Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak.
Dua spermatozoa akan membawa kromosom
penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah
satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum,
maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang
kromosom itu akan dipertahankan.
Spermatogenesis
Spermatozoa masak terdiri dari :
– Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti
(nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya,
tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung
enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi
ovum.
– Leher (servix), menghubungkan kepala dengan
badan.
– Badan (corpus), bertanggungjawab untuk
memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
– Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong
spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus
ejakulotorius.
Analisis Sperma
• Pemeriksaan semen manusia
• Parameter yang diperiksa WHO
• Pemeriksaan makroskopis : warna, bau, pH, volume,
viskoskositas (konsistensi)
• Pemeriksaan mikroskopis : motilitas, jumlah
spermatozoa/cc (konsentrasi), morfologi, agl utinasi,
viabilitas
EJAKULAT
Semen yang dikeluarkan dari organ reproduksi pria
• Ejakulasi : proses keluarnya ejakulat
• Lama likuifaksi : 1 – 2 jam
• Likuifaksi : pencairan ejakulat
PENGUMPULAN DAN
PENGIRIMAN SIAPAN
• Abstinensi 3-5 hari (2-7 hari)
• Tempat/penampung/wadah botol gelas bermulut
bersih, steril (untuk pembiakan)
• Caranya dengan masturbasi/dengan senggama
terputus
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
• Dilakukan 1 jam post ejakulasi (supaya mencair)
• Warna : kekuningan
• Bau : khas
• pH : 7,2 – 7,8
• Volume : 2,5 cc (dengan gelas ukur)
• Konsistensi : dapat ditaksir dengan cara memasukkan
tangkai kace ke dalam siapan panjang benang tidak
boleh lebih dari 2cm
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
• Motilitas spermatozoa
• Konsentrasi
• Leukosit
• Aglutinasi
• Morfologi
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
• Biakan semen
• Pemeriksaan biokimia : fruktose
• HOS test (Hippo Osmotik Swelling Test)
UJI BIOKIMIAWI
• Uji biokimiawi dilakukan bila ada kelainan mikroskopik
dan makroskopik

• Uji biokimia menunjuk kepada fungsi kelenjar aksesori,


yaitu asam sitrat, gamma glutamil transpeptidase, dan
fosfatase asam untuk kelenjar prostat. L. karnitin bebas
dan alfa glukosidase untuk epididimis

• Uji biokimiawi semen untuk menilai kemampuan sekresi


prostat adalah mengukur kadar seng dan asam sitrat
UJI IMUNOLOGI
• Pemeriksaan uji imunologi tergolong dua kelas imunologi,
dilakukan karena kecurigaan yaitu IgA dan IgG
adanya antibodi pelapis • Pengujian terhadap antibodi
sperma pada semen tersebut tersebut dilakukan pada
• Antibodi-pelapis sperma semen segar dan
merupakan tanda khas dan menggunakan cara reaksi
patognomonik untuk infertilitas antiglobulin campuran , yaitu
yang disebabkan faktor uji MAR (Mixed Antislobulin
imunologi. Reaction) atau cara butir imun

• Antibodi sperma dalam semen (Immunobead)


MOTILITAS SPERMATOZOA
• Segera setelah ejakulasi, maka ejakulat akan koagulasi
(membeku) berlangsung kira-kira 3 menit karena
pengaruh sekresi kel.vesikula seminalis.
• Setelah kira-kira 30 menit, ejakulat akan likuifaksi
(mencair) karena sekresi kel. Prostat dan
bulbourethralis. Saat inilah pemeriksaan analisis
semen dapat mulai dilakukan.
MOTILITAS SPERMATOZOA
• Jenis-jenis gerak spermatozoa dapat
digolongkan(WHO) :
– Grade A : Bergerak cepat dan lurus ke depan
– Grade B : gerak lambat / sulit maju / bergerak tak
lurus.
– Grade C : tidak bergerak maju
– Grade D : tidak bergerak sama sekali
AGLUTINASI
• Sperma motil saling melekat kepala, bagian tengah
dengan bagian tengah, ekor dengan ekor
MORFOLOGI SPERMATOZOA
• Bentuk normal : bentuk kepala yang normal = oval.
• Bentuk kelainan morfologi :
– Kelainan kepala
– Kelainan ekor
– Kelainan leher , dll
• Etiologi Kelainan : Infeksi, trauma, genetik, hormonal,
gangguan testis, varicocele (menyebabkan
pelancipan/pelonjongan kepala dan kegagalan
pembentukan mid piece)
MORFOLOGI SPERMATOZOA
EJAKULASI SEMEN
• Terdapat 2 fase :
– Fase emisi : dari epididimis sampai uretra
– Fase ejakulasi : pengosongan urethra

Pancaran ejakulat yang pertama : sekresi berasal


dari bulbouretralis, konsentrasi spermatozoa lebih
tinggi dan motilitas spermatozoa juga paling
tinggi.
LIKUIFAKSI SEMEN
• Tahapan-tahapannya :
– Slowly lysing : 3 – 6 menit
– Likuifaksi sebagian : mulai pada menit ke 6
– Likuifaksi lengkap : pada menit ke 30 – 60
ENZIM-ENZIM DALAM PLASMA
SEMEN DAN AKROSOM SP.
• Enzim plasma semen :
Proteinase inhibitor (antitripsin dan antichymotripsine)
• Enzim akrosom :
– Hialuronidase : melisiskan lapisan kumulus ooforus
ovum.
– CPE (penetrasi korona) : menghacurkan lapisan
korona radiata.
– Akrosin : melisiskan lapisan zona pellusida
– ATP ase : membantu proses kapasitasi sp.
Nilai Normal (WHO)
• Volume lebih at=2ml
• pH : 7,2 – 7,8
• Sperma hidup/cc lebih at=20juta
• % motilitas lebih at= 50% A+B
• % morfologi lebih at= 30% normal
• % sperma hidup lebih at= 50%
• Uji butir imun perlekatan kurang 10%
KLASIFIKASI KELAINAN
• Farris 1951
High Fertile lebih 185 juta per ejakulat
• Relatif Fertile 85-185 juta
• Subfertil kurang 80 juta
• Steril/tidak ada sperma yang aktif bergerak maju
atau spermatozoa = o
KLASIFIKASI KELAINAN
WHO 1987
• Oligozoospermia :
Ringan 10 – 20 juta per cc
Berat < 10 juta per cc
• Normospermia : jumlah sperma hidup > 20 juta per cc
• Azoospermia : sperma = o (tidak ada sperma)
• Astenozoospermia : tidak ada sperma bergerak
progresif
• Nekrospermia : semua sperma mati
• Aspermia ejakulat = -
Menjelaskan Oogenesis dan
Folikulogenesis

LO 2
Oogenesis
Oogenesis
Oogonium Oosit I
Mitosis (dalam egg
(sel selapis Oogonia
gepeng) nest)

Eggnest Pecah
Sel Selapis Kubis
Folikel Primordial + Sel Selapis
Zona Pellucida Gepeng
Folikel Primer
Oosit II
Fase Diktioten (Meiosis II –Metafase
Folikel II (Meiosis I - Diploten) II)

Folikel III Embrio 4 bulan OMI


Embrio > 7
bulan
Menjelang Lahir
Saat Lahir Polar Body
Folikel Masa Akil Balik II
D’Graff Masa Ovulasi
Masa Fertilisasi
Oogenesis
• Pada embrio usia 4 bulan :
Oogonium - oogonium dilapisi oleh sel selapis
gepeng. Kemudian bermitosis menjadi oogonia. Kemudian
oogonia berkembang menjadi oosit I dalam suatu egg nest.
• Pada embrio > 7 bulan :
Egg nest pecah, masing-masing oosit I dilapisi oleh
sel gepeng. Ini disebut Folikel Primordial.
• Menjelang lahir :
Folikel primordial akan berkembang menjadi Folikel
Primer, dimana oosit I dilapisi oleh 1 lapis sel berbentuk
kubis dan sudah ada Zona Pellusida (merupakan
mukoproteiin yang dihasilkan oleh sel – sel kubis) yang
berfungsi sebagai nutrisi dan barrier.

Oogenesis
Saat lahir :
Oosit I berhenti berkembang dan istirahat dalam
Profase stadium Diploten Meiosis I / Fase Diktioten /
Resting State. Folikulogenesis terus berlangsung menjadi
folikel II menjadi folikel III yang mempunyai antrum.
• Masa akil balik :
Oosit I akan menjadi oosit II. Folikel III akan
menjadi folikel d’graaf. Pada saat terjadinya Folikel
d’graaf atau sebelu dibuahi, oosit II dalam std metafase II
meiosis II.
• Masa ovulasi :
Karena terlepasnya OMI (Oosit Maturatin Inhibitor),
maka oosit II melanjutkan diri untuk berkembang.
Oogenesis
• Masa fertilisasi (sperma menembus Zona
Pellusida) :
Oosit II akan berkembang dan mengakhiri
meiosis II dengan pelepasan polar body II.
Folikulogenesis
• Folikel Primordial • Folikel Preovulasi
– Proliferasi sel-sel granulosa – Estrogen ↑ → LH ↑ → degenerasi
– Aromatisasi androgen → folikel lain → luteinisasi sel
estrogen. granulosa → libido meningkat →
progesteron↑
• Folikel Preantral
– Sel granulosa berlapis-lapis • Folikel Ovulasi
– Estradiol ↑, ada reseptor FSH – Kontraksi jar otot → pembebasan
lisosom → plasmin + histamin →
dinding folikel hancur o/
• Folikel Dominan plasminogen aktivator→ LI, OMI
– Folikel dominan → keluar
berkembang  10-12 jam setelah puncak LH
– Folikel muda → atresia  24-36 jam setelah puncak
estrogen
• Folikel Antral  34-36 jam sebelum folikel
– Ada antrum folikuli matang
[1] FOLIKEL PRIMORDIAL
• Pertumbuhan tidak terganggu kjarena adanya kehamilan
dan ovulasi/anovulasi

• FSH menyebabkan :
– Proliferasi sel-sel granulosa

– Pembentukan reseptor FSH

– Menyebabkan aromatisasi androgen menjadi estrogen

• Teori 2 sel :
LH FSH
SEL THECA ANDROGEN ESTROGEN
SEL
GRANUL
[2] FOLIKEL PREANTRAL
(HARI 5-7)
• Sel granul berlapis-lapis karena pengaruh FSH

• Terdapat Zona Pellusida

• Terdapat Sel Theca Interna


FSH ↓↓
ANDROGEN ESTROGEN ↑↑
Enzim aromatase di
sel granul

SEL GRANUL ↑↑ RESEPTOR FSH


FSH 1 SEL = 1500 R

FSH ↑↑
[3] FOLIKEL DOMINAN
(HARI 5-7)
• Pembuluh darah ↑↑  transport andogen dan FSH ke

ovarium ↑↑

• ↓↓ FSH pada folikel muda  ↑↑ androgen  menginduksi

atresia folikel lainnya

• Estrogen dosis rendah (<2000 pg/ml)  feedback (-)

terhadap LH
Feedback (-) di (+)
estrogen Atresia Folikel
Estrogen ↑ FSH ↓↓
Dominan ↑

Reseptor FSH↑ FSH ↓↓


( Pada Folikel
Dominan)

Penyebab
Atresia
FSH Yang
pematangan
Pertumbuhan
Ditangkap >>
hanya 1 folikel
Folikel Lainnya/
dan pada ovulasi
Folikel Muda
hanya 1 folikel
(Aromatisasi ↓↓)
yang keluar
[4] FOLIKEL ANTRAL
(HARI 7-14)
• Antrum folikel (+)

• Peningkatan FSH  peningkatan estrogen melalui

aromatisasi

• Aktivitas aromatisasi paling tinggi

• LH yang turun/tidak ada sampai pertengahan siklus

• Pemberian antagonis estrogen (Clomifen Citrate) pada fase

luteal  ↑↑ frekuensi puls LH


LH ↑↑ Mitosis Sel Granulosa ↓↓ Androgen ↑↑

FSH

Feedback (+)
LH ↑ ↑ Estrogen ↑↑
pada LH
[5] FOLIKEL PREOVULASI
Estrogen ↑↑ Degenerasi Folikel Lainnya
(Puncaknya 24-36 jam
sebelum ovulasi)

Lonjakan LH Androgen ↑↑ Libido ↑↑

Reseptor LH ↑↑ FSH ↑↑

Progesteron (+) hari ke 10


Luteinisasi Sel (belum banyak karena Progesteron ↑↑
Granulosa masih ada OMI dan LI

OMI dan LI  mencegah peningkatan Progesteron


[6] FOLIKEL OVULASI
• Ovulasi terjadi pada :

1. 10-12 jam setelah puncak LH

2. 24-36 jam setelah puncak estrogen

3. 34-36 jam sebelum folikel matang pecah


Menjelaskan Organ Reproduksi Pria
dan Wanita

LO 3
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI PRIA
ALAT REPRODUKSI PRIA
1. Kantung zakar (scrotum), kantung lembut yang
menahan dua buah testis berbentuk bola kecil.
2. Buah zakar (testis), dua bola kecil berisi sel-sel
kecil yang disebut sperma (mulai dihasilkan waktu
remaja). Sperma bisa keluar pada waktu remaja
laki-laki mengalami “mimpi basah”.
3. Saluran sperma (vas deferens), adalah sebuah
saluran bagi sperma dari testis menuju prostat.
4. Prostat, berfungsi menghasilkan cairan mani
yaitu cairan lengket yang akan bercampur dengan
sperma ketika keluar dari penis saat ejakulasi.
5. Saluran kemih (uretra), saluran untukdilalui oleh cairan mani
yang mengandung sperma, dan jugasaluran air kencing. Air
kencing dan mani tidak
akan keluar bersama-sama.
ALAT REPRODUKSI PRIA
6. Batang kemaluan (penis), terbuat dari otot dan
merupakan saluran untuk keluarnya air kencing
maupun saluran keluarnya sperma. Ujung penis
sangat peka karena mengandung banyak syaraf,
sehingga bila diraba memberi rangsangan.
7. Kepala penis (glans), adalah bagian paling depan
dari batang kemaluan atau penis yang sangat
banyak mengandung pembuluh darah. Ujung
penis ini tertutup kulit yang biasanya dibuang
(dikhitan atau disunat). Sunat dianjurkan karena
memudahkan pembersihan penis sehingga
mengurangi kemungkinan terkena infeksi atau
penyakit lain.
FUNGSI KOMPONEN SISTEM REPRODUKSI PRIA
VESIKULA
EPIDIDIMIS DAN DUKTUS
TESTIS SEMINALIS
DEFERENS

Menghasilkan Berfungsi sebagai tempat Menghasilkan fruktosa


sperma keluar sperma dari testis  memberi makan
sperma

Menghasilkan Berfungsi sebagai tempat Mengeluarkan


tetosteron pematangan motilitas dan prostaglandin 
fertilitas sperma merangsang motilitas
sal.reproduksi

Memekatkan dan menyimpan Menghasilkan cairan


sperma semen

Prekrusor untuk
pembekuan semen
KELENJAR
KELENJAR PROSTAT
BULBOURETRA

Mengeluarkan cairan basa  menetralkan Mengeluarkan mukus 

sekresi vagina yang asam pelumasan

Memicu pembekuan semen  menjaga sperma

tetap berada dalam vagina pada saat penis

dikeluarkan
OVARIUM (INDUNG TELUR) :
• Berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm.
Terdapat 1 pasang kiri – kanan yang terletak
di bagian bawah abdomen.
• Dinding ovarium terdiri dari jaringan otot
halus yang dipersarafi oleh saraf otonom.
• Ovarium akan menghasilkan ovum setiap 28
hari.
• Fungsi ovarium : tempat berlangsungnya
oogenesis dan tempat pembuatan hormon.
FIMBRIAE
merupakan serabut/silia lembut yang
terdapat di bagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran oviduct.
Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang
telah matang yang dikelurakan oleh
ovarium.
INFUNDIBULUM
merupakan bagian ujung oviduct yang
berbentuk corong/membesar dan
berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi
menampung sel ovum yang telah ditangkap
oleh fimbriae.
OVIDUK (TUBA FALOPII) :
• Adalah saluran telur yang berjumlah sepasang
dengan panjang sekitar 10 cm.
• Bagian pangkal berbentuk corong disebut
infundibulum dengan rumbai-rumbai untuk
menangkap ovum yang dilepaskan ovarium.
• Oviduk berfungsi untuk tempat lewatnya ovum
atau spermatozoa dan sekresi cairan kelenjarnya
yang berguna untuk meningkatkan motilitas
spermatozoa, kapasitasi spermatozoa dan
pembentukan cleavage.
UTERUS (RAHIM) :
• Uterus adalah rongga pertemuan dari oviduk kiri
dan kanan, berbentuk buah pir dengan bagian
bawah mengecil disebut serviks (leher rahim)
• Uterus berfungsi sebagai tempat perkembangan
zygot jika terjadi fertilisasi.
• Dinding uterus terdiri dari beberapa lapisan
jaringan otot polos dan endometrium yang
mengandung banyak pembuluh darah dan
menghasilkan lendir.
SERVIKS :
Fungsi :
- sebagai reservoir terhadap spermatozoa yang
msuk
- melindungi spermatozoa dari pengaruh vagina
yang asam dan reaksi fagositosis
- menyediakan kebutuhan energi bagi
spermatozoa
- sebagai filter terhadap spermatozoa immotil
- mempengaruhi pergerakan spermatozoa
- mencegah penyebaran infeksi
VAGINA :
• Vagina adalah saluran akhir dari saluran
reproduksi bagian dalam wanita.
• Dinding vagina terdiri dari beberapa lapisan yaitu
dari lapisan dalam berturut-turut adalah jaringan
ikat berserat, jaringan otot dan lapisan terluar
kelenjar Bertholin.
• Jaringan berserat dan jaringan otot bersifat elastis
untuk memberikan jalan bagi janin ketika dilahirkan.
VAGINA :
Fungsi :
• sebagai organ senggama
• tempat tibunan dan tempat terjadinya
koagulasi semen
• tempat keluarnya limbah menstruasi
• tempat jalannya kelahiran
VULVA :
• Vulva merupakan celah terluar dari organ kelamin
wanita.
• Vulva terdiri dari mons pubis dan mons veneris
merupakan daerah terluar dari vulva yang banyak
mengandung jaringan lemak.
• Dibawah mons pubis terdapat sepasang lipatan
bibir besar (labium Mayor) dan sepasang lipatan
bibir kecil ( labium minor), keduanya berfungsi
melindungi vagina.
• Pada vulva bermuara dua saluran yaitu saluran
uretra dan saluran kelamin.
• Pada daerah dekat ujung vagina terdapat himen
(selaput dara) yaitu selaput yang mengandung
banyak pembuluh darah.
KLITORIS :
• Klitoris adalah tonjolan yang dibentuk dari
gabungan bagian atas labium mayor dan labium
minor.
• Klitoris merupakan gabungan organ erektil yang
dapat disamakan dengan penis pada pria.
Klitoris juga tersusun dari korpus carvenosa dan
juga banyak pembuluh darah dan ujung-ujung
saraf perasa.
Menjelaskan Hormon Reproduksi Pria
dan Wanita

LO 4
Karakter Seks Primer
• Gonad:
- Testis  pria
- Ovarium  wanita

Fungsi (gonad matang):


- gametogenesis
- menghasilkan HORMON seks  - Testosteron (pria)
- Estrogen (wanita)
- Progesteron (wanita)
• Saluran Reproduksi
• Kelenjar Seks Tambahan
ex. : payudara
Karakter Seks Sekunder Pria
• Pembagian efek Testosteron pada:
 sistem reproduksi sebelum lahir
 jaringan spesifik-seks setelah lahir
 hal lain terkait dengan reproduksi
 karakteristik seks sekunder
 hal yang tidak terkait dengan reproduksi
Karakter Seks Sekunder Pria
• Efek pada sistem reproduksi sebelum lahir:
 sekresi Testosteron  maskulinisasi saluran reproduksi
 turunnya Testis ke dalam Scrotum
 setelah lahir, sekresi berhenti
 Testis & sistem reproduksi lain tetap kecil & tidak berfungsi sampai
pubertas

• Efek pada jaringan spesifik-seks setelah lahir:


 pertumbuhan & pematangan sistem reproduksi  menjadi berfungsi
(puber)
 mempertahankan traktus reproduksi pada masa dewasa
 Efek Testosteron pada masa pubertas :
- Testis membesar & mampu spermatogenesis
- Kelenjar Seks Tambahan membesar & aktif
- Penis & Scrotum membesar
Karakter Seks Sekunder Pria
• Efek lain yang terkait dengan reproduksi
 pembentukan libido seksual saat pubertas
- mengatur dorongan seks pada pria dewasa
- penting untuk mempermudah penyaluran sperma pada
wanita
- libido dipengaruhi faktor emosional & sosial
- pria yg di-kebiri (kastrasi)  masih aktif secara
seksual, tapi dalam kadar rendah
 kontrol terhadap sekresi hormon Gonadotropin
Karakter Seks Sekunder Pria
• Efek pada karakteristik seks sekunder:
- pertumbuhan otot khas pria
- suara menjadi lebih berat  pembesaran laring &
penebalan pita suara
- tumbuh rambut  janggut, kumis, dada, predisposisi
genetis (kebotakan)

• If: Pria dikebiri sebelum pubertas 


- tidak mengalami pematangan seksual
- karakter seks sekundernya tak berkembang
Karakter Seks Sekunder Pria
• Efek pada hal yang tidak terkait dengan reproduksi:
- sintesis protein mendorong pertumbuhan tulang
- otot menjadi lebih berkembang
- lonjakan pertumbuhan ketika pubertas
- peningkatan pertumbuhan tulang & retensi kalsium
- Testosteron  mencegah pertumbuhan lebih lanjut tulang yg
sedang berkembang  dgn menutup lempeng epifisis
- memberi sifat agresif
- penebalan kulit
- merangsang sekresi minyak pd kelenjar sebasea  puber
rawan jerawat
- peningkatan laju metabolisme basal
- peningkatan hitung sel darah merah
Hormon Reproduksi Pria
1. Testoteron
Testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di
antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma,
terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
2. Luteinizing Hormone (LH)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH
berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi
testoteron
Hormon Reproduksi Pria
3. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior
dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini,
pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan
terjadi.
4. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi
oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat
androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua
hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Reproduksi Pria
5. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Hormon Reproduksi
1. Estrogen
Wanita
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita
yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,
dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma. Adapun berguna untuk merangsang
produksi LH dan menghambat produksi FSH.
Hormon Reproduksi
Wanita
2. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesteron
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat
menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus
diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH di hipofisis. Bila
kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi
rendah, begitupun sebaliknya.
Hormon Reproduksi
4. Oksitosin
Wanita
Berperan dalam merangsang kontraksi awal otot uterus saat
proses kelahiran (partus).
5. Relaksin
Dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta.
Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan
melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
6. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
FSH diproduksi di sel gonadotrop hipofisis, distimulasi oleh
hormon aktivin dan dihambat oleh hormon inhibin. FSH berfungsi
dalam pertumbuhan, perkembangan, maturasi saat pubertas, dan
reproduksi.
Hormon Reproduksi
Wanita
Pada wanita, FSH menstimulasi maturasi sel-sel germinal,
menstimulasi pertumbuhan folikel terutama pada sel-sel
granulosa dan mencegah atresia folikel. Kerja FSH dihambat
oleh estradiol (estrogen) yang dihasilkan oleh folikel matang
sehingga menyebabkan folikel tersebut dapat mengalami
ovulasi sedangkan folikel lainnya mengalami atresia.
7. Luteinizing Hormone (LH)
LH diproduksi di sel gonadotrop hipofisis dan kerjanya
tidak dipengaruhi oleh aktivitas aktivin, inhibin, dan hormon
seks.
Hormon Reproduksi
Wanita
Pada saat FSH menstimulasi pertumbuhan folikel,
khususnya sel granulosa, maka pengeluaran estrogen akan
memicu munculnya reseptor untuk LH. LH akan berikatan
pada reseptornya tersebut dan estrogen akan mengirim umpan
balik positif untuk mengeluarkan lebih banyak lagi LH.
Dengan semakin banyaknya LH, maka akan memicu ovulasi
(pengeluaran ovum) dari folikel sekaligus mengarahkan
pembentukan korpus luteum. Korpus luteum yang terbentuk
akan menghasilkan progesteron yang berguna pada saat
implantasi.
Menjelaskan Fertilisasi

LO 5
• Fertilisasi adalah proses bersatunya
kromosom dari gamet laki-laki dan
perempuan untuk membentuk materi
genetik dan individu yang baru
Tahapan-tahapan fertilisasi
1. Penetrasi spermatozoa
2. Aktivasi ovum setelah penetrasi
spermatozoa
3. Fusi dan singami (peleburan 2 gamet)
antara pronukleus jantan dan betina
1. Penetrasi spermatozoa
• Spermatozoa yang mencapai ovum mulai
menghancurkan lapisan-lapisan yang ada di
ovum, sebagai berikut:
a. Kumulus ooforus: dihancurkan oleh enzim
hialuronidase
b. Korona Radiata: dilisiskan oleh enzim penetrasi
korona (CPE)
c. Zona pellusida: dilisiskan oleh akrosin
(acrosomal proteinase)
1. Penetrasi spermatozoa
• Enzim akrosin juga akan
membentuk pori-pori tempat
lewatnya spermatozoa masuk
ke dalam rongga perivitellina
• Terjadi pertemuan antara
membran akrosom bagian
dalam dengan membran
plasma ovum
• Korteks granula dari
sitoplasma ovum pechan dan
enzim protease keluar
• Zona pellusida akan mengeras
membentuk membran fertilisasi
• Enzim protease juga akan
menghancurkan spermatozoa
lain
• Mencegah polispermia
2. Aktivasi ovum setelah penetrasi
sperma
• Spermatozoa memicu penyelesaian
pembelahan meiosis dari oosit II (ovum),
yang terhenti pada stadium metafase II
meiosis II
• Ovum yang gen-gennya tidak aktif menjadi
aktif kembali, melakukan kegiatan sbb:
1. Menyelesaikan pembelahan meiosis
dengan menghasilkan polar body
2. Pembentukan
membran fertilisasi
3. Peningkatan
metabolisme, konsumsi
oksigen ↑ dan
pembentukan
enzim-enzim
3. Fusi dan singami antara
pronukleus jantan dan betina
• Pembentukan pronukleus betina
23 untaian tunggal kromosom (haploid) dari ovum
bersatu, menggembung dan dikelilingi oleh tudung
inti; pronukleus betina terbentuk
• Pembentukan pronukleus jantan
Saat spermatozoa masuk melalui membran
vitellina, ekornya putus pada bagian midpiece.
Saat membran fertilisasi terbentuk, kepala
spermatozoa sudah berada pada sitoplasma
ovum. DNA dari inti spermatozoa akan
membentuk pronukleus membran; dari sinilah
dibentuk pronukleus jantan
3. Fusi dan singami antara
pronukleus jantan dan betina
• Proses fusi:
a. Pronukleus jantan dan
betina bertemu
b. Anak inti kedua-duanya
menghilang, kromosom
memadat dan membran
pronukleus keduanya
hancur
c. Kromosom dari masing-
masing pronukleus
bergabung pada bidang
ekuatorial dari cleavage
spindle
d. Terbentuk cleavage I,
yang merupakan puncak
dari proses pembuahan
Menjelaskan Siklus Menstruasi

LO 6
• Definisi
- Siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa
melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, di bawah
kendali hormonal dan berulang secara normal,
biasanya interval selama 4 minggu, tanpa adanya
kehamilan pada usia reproduktif pada wanita dan
beberapa primata

- Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim


(endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan
terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan

• Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan


berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi
sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi
berlangsung selama 3 – 7 hari.
Siklus Menstruasi
Normal S. Folikular
S. Ovarium
S. Luteal
Siklus
Menstruasi
S. Uterus S. Proliferatif
(endometrium)

Daur haid terdiri dari 3 fase:


1.Fase menstruasi S. Sekretorik
2.Fase proliferatif
3.Fase Sekretorik/ progestasional
1. Fase Menstruasi
• Ditandai dengan pengeluaran darah + debris endometrium
• Awal fase folikel dan akhir fase luteal
• Kadar estrogen dan progesteron
• Prostaglandin naik  vasokontriksi pembuluh darah
endometrium
• Penyaluran O2 turun sehingga endometrium mati
• endometrium yg mati  lepas kecuali lapisan dalam dan tipis
 masuk ke vagina
• Jika kadar prostaglandin berlebihan
 kontraksi uterus meningkat
 kejang haid (dismenore)
2. Fase Proliferatif
• Dimulai bersamaan dengan akhir fase folikel

• Endometrium mulai meregenerasi dan proliferasi dibawah


pengaruh estrogen
•Kadar estrogen meningkat  Memicu LH  Terjadi ovulasi
• Fase ini berlangsung dari akhir haid - ovulasi
3. Fase Sekretorik/ Progestasional

• Bersamaan dengan fase luteal ovarium

•Korpus luteum mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan estrogen


•Progesteron bekerja pada endometrium tebal yang sudah dipersiapkan
estrogen untuk mengubahnya jadi jaringan yang kaya akan glikogen dan
pembuluh darah
F. Folikel F. luteal
F. ovulasi
Laktasi dan Siklus Haid
Somamotropin Laktogenik Supresi
Plasenta korion Kolostrum <
ringan est & prog

Rangsang
Taktil Hipofisis Kontraksi
Oksitosin ↑
posterior mioepitel
Hipotalamus
AS
PRH ↑ Prolaktin ↑ Laktasi
I
Hipofisis GH, kortisol,
Anterior h.paratiroid

Sekresi est &


GnRH ↓ FSH, LH ↓ Amenorrhae
prog ↓ drastis
Menjelaskan Hubungan Hipotalamus –
Hipofisis – Kel Endokrin Reproduksi

LO 7
Hipotalamus - Hipofisis - Testis
• Memperlihatkan pengaruh hipotalamus
terhadap hipofisis
• Kemudian hipofisis memberikan pengaruh
terhadap testis
• Testis juga memberikan pengaruh
feedback terhadap hipotalamus dan
hipofisis
Konsentrasi LH dan FSH diatur oleh :
• GnRH
• Tingkat bersihan LH dari darah lebih cepat
daripada FSH
• Umpan balik negatif oleh testosteron dan inhibin

FSH dan Testosteron mempengaruhi sel sertoli


dan mengontrol spermatogenesis :
• FSH  remodeling spermatid
• Testosteron  esensial untuk mitosis dan
meiosis sel-sel geminativum
• Setelah lahir sekresi testosteron berhenti,
testis nonfungsional sampai pubertas
• Selama prapubertas sekresi LH dan FSH
tidak cukup adekuat untuk merangsang
aktivitas testis.
• Tingkat aktivitas GnRH rendah  karena
inhibisi aktif oleh mekanisme saraf dan
hormon
• Hipotalamus sangat peka terhadap umpan
balik negatif testosteron  inhibisi oleh
sejumlah kecil testosteron yang dihasilkan
testis prapubertas
• Faktor yang menghilangkan inhibisi :
Penurunan aktivitas inhibitorik yang
terprogram dan berkaitan dengan usia
– Pencapaian suatu berat badan
kritis/persentase lemak tubuh tertentu dengan
peningkatan pengeluaran GnRH
– Peran hormon melatonin (melatoninefek
antigonadotropik). Pada pubertas terjadi
penurunan sekresi melatonin
• Peningkatan GnRH pada usia 8-12 tahun 
pubertas
Pada masa awal pubertas letupan sekresi
GnRH hanya berlangsung pada malam
hari. Durasi makin lama semakin
memanjang.
• Kapasitas (motilitas dan fertilitas) sperma
meningkat selama berada di saluran
reproduksi pria dan wanita (pajanan
terhadap sekresi saluran reproduksi wanita)
 Capacitation
• Sebagian besar semen dibentuk dari
Hipotalamus – Hipofisis - Ovarium
Hipotalamus
• Pelepasan GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormone) juga disebut LHRH
dalam sirkulasi portal hipofisis melalui
tangkai hipofisis.
• Siklus menstruasi tidak dimulai di sini.
semua saling berhubungan
Hipofisis Anterior
• Gonadotropin merespon GnRH dengan
memproduksi FSH (Follicle Simulating
Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)
ke dalam sirkulasi utama.
• Pengeluaran ini juga dikontrol oleh
sirkulasi esterogen dan progesteron
(gonadal steroid)  umpan balik negatif
dan positif
Hipofisis Anterior
• Penyimpanan dan pengeluaran FSH dan
LH
• Hari pertama – hari ke 7, fase folikel :
esterogen dari ovarium akan merangsang
penyimpanan FSH dan LH pada hipofisis
dan menghambat sekresi
• Kemudian dalam fase folikel dengan
meningkatkan efek estrogen pada
perubahan tingkat gonadotrophs untuk
stimulasi memungkinkan untuk sekresi LH
yang memicu ovulasi
Kesimpulan
• Pasangan suami istri tersebut belum
mempunyai momongan, dapat di
pengaruhi oleh berbagai faktor
• Mis : siklus menstruasi yang tidak teratur,
morfologi dan motilitas sperma yang
abnormal
Saran
• Mengikuti saran dokter
• Menghitung masa ovulasi/kesuburan
• Melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
suami juga istri
Daftar Pustaka
• Guyton, A. C. Textbook of medical physiology.
11th. 2006. Philadelphia : Elsevier Inc.
• Scanlon, Valerie C & Tina Sanders. Essentials
of anatomy and physiology. 5th ed. Philadelphia :
F. A. Davis Company.
• Despopoulos, Agamemnon & Stefan Silbernagl.
Color Atlas of Physiology. 5th ed. New York :
Thieme.
• http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-
2-reproduksi-pada-manusia/
• http://www.unicef.org/indonesia/id/HIV-
AIDSbooklet_part2.pdf

Anda mungkin juga menyukai