Anda di halaman 1dari 99

1.

Menjelaskan diagnosa komunitas dengan paradigma


blum
2. Menjelaskan management disaster (pra, saat, pasca)
3. Menjelaskan sanitasi makanan
4. Menjelaskan Cara pembuatan dan syarat jamban
5. Menjelaskan syarat air bersih
6. Menjelaskan rumah sehat
7. Menjelaskan pengolahan sampah dan limbah
8. Menjelaskan komunikasi
9. Menjelaskan health belief model
10. Menjelaskan konsep penyakit, penularan, penanggulangan
Tugas dan Fungsi BNBP
 Tugas Pokok

 Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang


mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi
secara adil dan setara;
 Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
 Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat;
 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali
dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
 Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
internasional;
 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
 Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

 Fungsi

 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi


dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan
 Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
dan menyeluruh.

HRDP
6.
• Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada
masyarakat
•Merekontruksi sarana dan prasarana Dusun Sigi (akses jalan, puskesmas, MCK,
rumah sehat)  menetapkan standar sesuai dengan lokasi

7.
• BNPB dibentuk berdasarkan peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
• UU 24/2007
Paradigma Blum
Population
Warga Dusun Sigi
429 kk
Natural Resources Cultural System
Curah hujan tinggi, Kepercayaan pada
ketidak adaan sawah dukun
Banjir bandang Hereditas

Environment
Ketidak sediaannya air bersih, Wabah batuk pilek,
kondisi rumah yang tidak sehat, Medical Care Services
tidak ada MCK,, Akses jalan diare, kulit gatal-
Tenaga kerja dan sarana
terputus; Banyak gatal, malaria, DBD yang kurang
sampahFasilitas publik rusak,
kurangnya sanitasi makanan;
dan stress
kurangnya pendidikan

Behaviour
Ecologi Balance (Kebiasaan BAB di sungai, berobat ke
Kurangnya tumbuhan dukun, pendidikan yang rendah, Mental Health
penggunaan air tanag dan sungai
penyerap air, batu- untuk sehari-hari) stress
batuan yg rapuh
Serangakaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang beresiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan
rekontruksi
(UU no 24/2007)
Bencana

Alam Non-Alam Sosial

Peristiwa alam Peristiwa non-


(Banjir alam (wabah Ulah manusia
bandang) penyakit)
Manajemen
Resiko Bencana

Pencegahan
Pra Bencana
dan mitigasi

Manajemen Kesiapsiagaan
Bencana
Manajemen
Saat Bencana
Kedaruratan

Pasca Manajemen
Bencana Pemulihan
Kegiatan Manajemen Bencana
1. Pencegahan (prevention)
2. Mitigasi (Mitigation)
3. Kesiapan (Preparedness)
4. Peringatan dini (early warning)
5. Tanggap darurat (response)
6. Bantuan darurat (relief)
7. Pemulihan (recovery)
8. Rehabilitasi (rehabilitation)
9. Rekonstruksi (reconstruction)
1. Pecegahan
 Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
bencana

 Contoh:
o Melarang pembalakan hutan
o Menanam tumbuhan (untuk penyerapan)
o Penyingkiran batu-batu rapuh
2. Mitigasi
 Upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik, penyadaran, dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.

 Contoh:
 Pemeriksaan tanggul sungai, Akses jalan, DAM secara
berkala
 Penyuluhan dan pelatihan bencana
3. Kesiapan
 Mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langkah yang tepat dan bergada guna

 Contoh :
 Penyediaan posko banjir
 Penyiapan lokasi evakuasi
 Penyiapan sarana komunikasi
4. Peringatan Dini
 Kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang terjadinya bencana.

 Contoh
 Adanya komunikasi antara dusun dengan pusat
penganggulangan bencana
5. Tanggap Darurat
 Dilakukan segera pada kejadian bencana, untuk
menanggulangi dampak yang ditimbulkan

 Contoh:
 Evakuasi korban
 Pengungsian
 Triase
6. Bantuan Darurat
 Upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar.

 Contoh
 Bantuan makanan bersih dan sehat
 Sanitasi dan air bersih
 Penyediaan MCK sementara
 Penyediaan barak yang bersih
7. Pemulihan
 Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang
terkena bencana dengan mengfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada keadaan semula

 Contoh:
 Memperbaiki sarana air bersih, MCK
 Memperbaiki akses jalan (jembatan)
8. Rehabilitasi
 Upaya yang dilakukan setelah kejadian bencana

 Contoh:
 Memperbaiki rumah warga
 Memperbaiki fasilitas publik
9. Rekontruksi
 Program jangka menengah dan panjang guna
perbaikan fisik, sosial, dan ekonomi.

 Contoh :
 Pembuatan Puskesmas
 Pembuatan MCK
 Pembuatan lahan pertanian
 Pembuatan sekolah
Makanan Sehat
 Sumber bahan makanan
 Transportasi bahan makanan
 Pemasaran bahan makanan
 Pengolahan bahan makanan(dimasak sampai matang,
ditempat yang bersih, jauh dari jamban dan tempat
kontaminasi lainnya)
 Penyajian bahan makanan (disajikan di wadah yang
bersih dan terhindar dari lalat)
CARA PEMBUANGAN TINJA MANUSIA :
1. Cara Kering :
 Pit Privy
 Bored Hole Latrine
 Water Seal Latrine
 Bucket Latrine (Pail Privy)
 Trench Latrine
 Compost Privy

2. Cara Basah :
 Aqua Privy
 Septic Tank
 Overhung Latrine

3. Cara Kimia :
 Chemical Toilet
Berupa lubang dengan
diameter 90 - 120 cm /100 x
100 cm.
Dalamnya + 2,5 m (1,8 - 5 m).
Bibir diperkuat dengan bata,
bambu atau batang kayu agar
tidak mudah runtuh.
Bagian atas ditutup dengan
lantai yang cukup kuat.
Bagian lantai berlubang untuk
dilalui excreta.
1. Ukuran tidak terlampau besar
2. Ventilasi cukup
3. Pencahayaan cukup
4. Kebersihan terjaga
SYARAT PEMBUATAN PIT PRIVY

1. Hanya boleh dibuat pada tempat di mana


air tanah letaknya dalam.
2. Dasar sumur harus minimal 1,5 m di atas
permukaan air tanah (ground water table).
3. Pada tanah yang landai harus dibuat down
stream terhadap sumber air minum.
4. Jangan memasukkan desinfektans ke
dalam lubang sumur.
5. Jamban jenis ini hanya cocok untuk daerah
pedesaan di mana tanah luas dan
penduduknya tidak padat.
Kloset yang pada bagian dalamnya memiliki
struktur berbentuk huruf S (leher angsa) yang
senantiasa tergenang air, sehingga berfungsi
sebagai penyekat (sekat air) antara udara luar dan
udara dalam bak penampungan jamban
JAMBAN DGN KLOSET LEHER
ANGSA
KEUNTUNGAN JAMBAN LEHER ANGSA
 Memenuhi semua syarat sanitasi maupun estetika.
 Dapat ditempatkan di dekat atau tepat di atas tempat
penampungan excreta.

 Mencegah kontak dengan lalat.

 Mencegah keluarnya bau.

 Aman bagi anak-anak.

 Dapat dibangun dengan menggunakan teknologi madya.

 Dapat dibangun di dalam rumah.


KERUGIAN JAMBAN
LEHER ANGSA

 Penggunaannya membutuhkan air.

 Membutuhkan waktu untuk penyuluhan tentang


cara pemakaian dan perawatannya.

 Biaya pembuatannya sedikit lebih mahal


dibandingkan dengan Pit Privy.
Jenis jamban yang bak penampungan excretanya
selalu berisi air
KEUNTUNGAN AQUA PRIVY

Memenuhi syarat Ehlers & Steel.


Bersifat permanen.
Tidak membutuhkan bak penampungan
yang dalam.
Untuk penggunaan keluarga dengan bak
penampungan berukuran 1 m3 interval
pengurasannya + 6 tahun.
Dapat dipergunakan pada daerah
berpenduduk padat.
Dapat dibangun dekat sumur.
KERUGIAN AQUA PRIVY

 Perlu pembersihan dan pengisian air setiap hari.

 Pembuatannya memerlukan pembetonan.

 Biaya pembuatan cukup mahal.


KEBUTUHAN JAMBAN

1. Rumah tangga  1 : 5 - 6 orang

2. Tempat Umum  1 : 15 orang

Sekolah  1 : 15 murid perempuan


1 jamban + 1 urinal : 25 murid laki laki
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 416/MENKES / PER/ IX/ 1990 tentang
Syarat 2 dan Pengawasan Kualitas Air

Air Minum :
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum

Air Bersih :
air yang digunakan untuk keperluan se - hari 2 yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak

Air Kolam Renang :


air dalam kolam renang yang digunakan untuk olah raga
renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
SYARAT AIR
1. Syarat Fisik

2. Syarat Bakteriologik/ Mikrobiologik

3. Syarat Kimiawi

4. Syarat Radioaktif
1. SYARAT FISIK
Air minum Air bersih
1. Bau tak berbau tak berbau
2. Jumlah Zat padat yg < 1000mg /1 < 1500mg/1
terlarut ( T.D.S )
3. Kekeruhan < 5 NTU < 25 NTU
4. Rasa tak terasa tak terasa
5. Suhu t. udara ±3 oC t. udara ±3 oC
NTU = Nephelometrik Turbidity Units
6. Warna < 15 TCU < 50 TCU
TCU = True Colour Units
2. SYARAT BAKTERIOLOGIK
Air minum harus bebas dari bakteri (terutama yang patogen)
 E. coli

1. Zat kimia yang merugikan kesehatan manusia, merusak pipa,


alat pengolahan dan distribusi air minum, tidak boleh ada.
2. Zat-zat yang ditambahkan tidak boleh tersisa dengan
konsentrasi berlebihanan
3. Zat yang belum diketahui efek fisiologisnya, tidak boleh
ditambahkan
4. Zat-zat kimia tertentu tidak boleh melebihi M.A.C.
4. Syarat Radioaktivitas
Air Minum Air Bersih
1. Aktivitas Alpha < 0,1 Bq/L < 0,1 Bq /L
2. Aktivitas Beta < 1,0 Bq/ L < 1,0 Bq /L

B q = Bequerel
Kriteria rumah sehat (winslow)
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Memenuhi kebutuhan psikologis
3. Mencegah menjalarnya penyakit menular
4. Mencegah terjadinya kecelakaan
Faktor-faktor yg mempengaruhi
keadaan (corak) rumah
1. Lingkungan fisik,biologis, sosial masyarakat
2. Tingkat perekonomian
3. Kemajuan teknologi
4. Kebijaksanaan pemerintah
Kriteria rumah sehat sederhana di Indonesia
1. luas tanah 60-90 m2.
2. luas bangunan 21-36 m2
3. memiliki fasilitas kamar tidur, wc, & dapur
4. berdinding batu bata dan diplester
5. lantai dari ubin/keramik, langit2 dari triplek
6. memiliki sumur atau air PAM
7. fasilitas listrik minimal 450 watt
8. memiliki bak sampah dan saluran limbah
 Memenuhi kebutuhan fisiologis
1. Ventilasi alam dan buatan
2. Pencahayaan alam dan buatan
3. Cukup cahaya matahari pagi
4. Cukup tempat utk bermain anak-anak
5. Terhindar dari kegaduhan di luar atau dalam gedung
1. Ventilasi
 Ventilasi yang buruk karena :
1. Kadar O2
2. Kadar CO2
3. Bau
4. Lembab
5. Pencemaran oleh bakteri ( mis : oleh penderita Tbc)

 Ventilasi
– alamiah
– buatan (dengan mempergunakan alat khusus untuk
mengalirkan udara)
Syarat ventilasi
1. Luas lubang ventilasi tetap minimal 5% dari luas
lantai. Luas lubang ventilasi insidentil minimal 5 %
luas lantai = 10% luas lantai
2. Udara yg masuk bersih / bebas polusi
3. Temperatur & kelembaban sedang ( t. optimum =
22 0 C :kelembaban opt 60% )
( kelembaban < mulut kering , bibir pecah ,
dsbkelembaban > badan selalu keringat )
4. Aliran udara jangan terlalu kencang
5. Udara yg masuk sesuai dg jumlah penghuni ( untuk
orangdewasa perlu penggantian udara 33 m3 / jam
2.Kebisingan
Syarat rumah sehat : bebas dari kebisingan .
Menentukan kualitas bunyi :
-frekuensi = jml getaran / detik ( HERTZ )
-intensitas bunyi = desibel

Bunyi yg didengar telinga manusia : 16 -20.000 Hz


Intensitas bunyi :
0 -20 desibel sangat tenang
20 -40 desibel tenang
40 -60 desibel sedang
60 -80 desibel kuat
80 -100 desibel hiruk
100 desibel menulikan

Syarat kebisingan untuk Rumah tinggal tak melebihi 50 desibel


3. Cahaya
1. Cahaya buatan
2. Cahaya alamiah

Fungsi Cahaya
- penerangan
- germicid (sinar ultra violet)
Untuk mencegah kelelahan mental karena
cahaya maka dilakukan hal2 berikut
1. Memperbaiki kontras,
2. Jangan menimbulkan silau:
3. Jangan menimbulkan bayangan
4. Bila sumber cahaya kuat/besar diusahakan tdk
menimbulkan panas
Memenuhi kebutuhan psikologis
1. Privacy yang cukup bagi masing2 penghuni
2. Mempunyai ruang keluarga selain ruang tamu
3. Letak rumah sesuai dengan standar ekonomi yang
menempati
4. Letak perabot/ukuran perabot tidak
menimbulkankelelahan
5. Mempunyai W.C. & kamar mandi
6. Mempunyai halaman dengan pohon/bunga2
yangmenyenangkan dan indah dipandang
Mencegah terjadinya kecelakaan
1. Bahan rumah tidak mudah terbakar
2. Konstruksi memenuhi syarat
3. Bila terjadi kebakaran tidak mudah menjalar ke
bangunan lain, dan sediakan alat 2 penyelamat diri
4. Hindarkan dari bahaya listrik
5. Hindarkan dari bahaya keracunan
6. Hindarkan dari bahaya jatuh
7. Hindarkan dari bahaya kecelakaan di dapur
Pedoman penetapan rumah sehat dgn
situasi dan kondisi masyarakat Indonesia
1. Sistem pengadaan air
2. Fasilitas untuk mandi
3. Sistem pembuangan air bekas
4. Fasilitas pembuangan tinja
5. Jumlah anggota keluarga yg tinggal dalam 1 kamar
6. Ventilasi
7. Kekuatan bangunan
Mencegah menjalarnya penyakit menular
1. Persediaan air minum yg memenuhi syarat (kuantitas
&kualitas )
2. Kakus/tempat pembuangan kotoran yg memenuhi syarat
3. Ukuran ruangan tidur sesuai dg jumlah orang
4. Jarak tempat tidur satu dg lainnya minimal 90 cm
5. Makanan/minuman harus dilindungi dari pencemaran
danpembusukan
6. Rumah bebas dari serangga/penyakit
Ukuran ruang tidur minimum
• 9m3untuk orang dewasa
• 4,5m3untuk anak2 ( balita )
• tinggi langit2 minimal 2,75m
• luas lantai minimal 3,5m2 per orang
Pengenceran

Tanpa
Irigasi Luas
Pengolahan

Kolam
Oksidasi
Pembuangan
Air Limbah
Primary
Treatment

Secondary
Pengolahan
Treatment

Tertiary
Treatment
KOLAM OKSIDASI
Pengelolaan sampah
 Pedesaan
- Dibakar
- Dikubur

 Perkotaan
- Penyimpanan (storage)
- Pengumpulan/angkut (collection)
- Pemusnahan/pembuangan (disposal)
Collection
 Sampah dari penyimpanan sementara dikumpulkan.
Biasanya menggunakan truk/gerobak yang tertutup.
Disposal
 Open land dumping
 Sanitary landfill
 Incineration
 Composting
 Suface water/sea dumping
 Dicharge to sewer after grinding
 Salvaging
 Recycling
 Hog feeding
Open land dumping
 Sampah diletakkan begitu saja di permukaan tanah.
Baik hanya untuk rubbish, dan jauh dari pemukiman
(2km), dan jauh dari sumber air. Untuk garbage bisa
menjadi tempatberkembang biak serangga, tikus dan
dapat menimbulkan kebakaran.
Sanitary landfill
 Sampah dibuang pada tanah yg rendah, dipadatkan,
kemudian ditutup dgn lapisan tanah. Dapat juga dgn
trench method (parit)
 Syarat: daerah cukup luas, tersedia tanah untuk
menimbun, tersedia alat2 besar
 Keuntungan: sampah tidak terbuka, tidak bau, tidak
menjadi sarang binatang, meninggikan tanah dpt
menjadi lahan pemukiman
Incineration
 Sampah dibakar secara besar2an dlm suatu alat
incineration. Cara ini baik karena tidak memerlukan
tempat yg luas, tidak dipengaruhi cuaca, panasnya dpt
dimanfaatkan
 Kerugiannya adalah biayanya besar, terutama utk
mesin dan bahan bakarnya
Composting
 Dilakukan bagi garbage dgn bantuan bakteri sehingga
dihasilkan kompos. Proses dekomposisi bisa
anaerobik, bisa aerobik
Sea dumping
 Sampah dibuang ke sungai atau laut, setelah sampah
dihaluskan. Jika dibuang ke laut hrs sejauh 25 km dari
pantai

Hog Feeding

Sampah dr restoran dijadikan makanan ternak. Harus


direbus lebih dulu utk memusnahkan cacing taenia,
trichiuris.
Salvaging
 Kertas dpt digunakan sbg pembungkus makanan.
Bahayanya adalah kertas tersebut mencemari
makanan dgn bahan kimia yg pernah dikemas dgn
kertas tsb

Daur ulang plastik, kaca, karton, kertas


Unsur Komunikasi
 Tiga unsur
Sumber- Pesan- Sasaran
 Empat unsur
Sumber- Pesan- Media-Sasaran
 Lima unsur
Sumber- Pesan- Media- Sasaran- Umpan balik
 6 unsur
Sumber- Pesan- Media- Sasaran- Akibat- Umpan balik
Langsung
Proses Tidak
langsung
Individu

Sasaran Kelompok

Massa

Satu arah
Arah Dua arah

Komunikasi Audio

Media Visual

Audio-visual

Lisan

Simbol Tulisan

Isyarat

Formal
Suasana informal
Syarat Komunikasi
 Credibility  komunikator
 Content bermanfaat
 Context sesuai realita
 Clarity jelas
 Channels tempatnya sesuai
 Capabilty sesuai dengan penonton
 Continuity and Consistency sering
Persepsi dan faktor yang dapat dimodifikasi
Demografi, Sosio- Dirasa penting &
Petunjuk pelaksanaan
psiologikal, Struktural rentan

Penilaian

Plus-minusnya, batasan pencegahan Pengobatan sakit

Kemungkinan perilaku
Manajemen stres
 kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi,
orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi
tuntutan yang berlebihan.
Langkah-langkah
 Perhatikan lingkungan sekitar anda

 Merelaksasikan diri anda


Meditasi dan latihan pernafasan
 Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan
beristirahat
 Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri
Fokus pada 1 tujuan
 Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele
Prioritaskan hal yang penting

 Jangan membebani diri anda secara berlebihan


Jangan mengeluh , tangani setiap tugas secara selektif
dengan memperhatikan beberapa prioritas.

 Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi


Tapi jangan terlalu banyak sekaligus. Fokuskan pada
satu masalah dan kendalikan reaksi anda terhadap hal
ini.
 Ubahlah cara pandang anda
Belajarlah untuk mengenali stress. Tingkatkan reaksi
tubuh anda dan buatlah pengaturan diri terhadap
stress.
 Lakukan sesuatu untuk orang lain
Untuk melepaskan pikiran dari masalah anda sendiri.
 Hindari reaksi yang berlebihan;

 Tidur secukupnya
Kurang istirahat hanya akan memperburuk stress.
 Hindari pengobatan diri sendiri atau menghindar
Alkohol dan obat-obatan dapat menyembunyikan
stres. Namun tidak dapat membantu memecahkan
masalah.
 Tingkatkan ketahanan diri anda
Yang harus digaris bawahi dari manajemen stress
adalah “Saya membuat diri saya sendiri sedih”
 Cobalah untuk “memanfaatkan” stress
Cobalah untuk memanfaatkannya secara produktif.
 Cobalah untuk menjadi seseorang yang positif
Kesimpulan
Saran
 Mememberikan perawatan khusus (fisik dan mental) bagi
korban bencana
 Rekontruksi sarana dan prasarana Dusun Sigi
Daftar Pustaka
 Azwar A. Pengantar Pendidikan Kesehatan. Edisi ke-3.
Jakarta: EGC, 2005

Anda mungkin juga menyukai