Anda di halaman 1dari 93

KELOMPOK 27

Pemicu II - Biomedik II

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
No. Nama NIM Jabatan
1 Nita Puspitasari 405100250 Anggota
2 Orlensia 405100262 Anggota
3 Willy Chandra 405110020 Anggota
4 Elfarini 405110034 Anggota
5 Grace Michelle 405110138 Anggota
6 Reeni Dermawan 405110168 Penulis
7 Evelyn Patricia 405110196 Sekretaris
8 Ruth Zechariah 405110199 Anggota
9 Dharma Jaya Hartono 405110223 Ketua
10 Fransiska 405110236 Anggota
11 Schoollaus Daleru 405110250 Anggota
Pemicu 1
Ada apa dengan muka bulatku ?
Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke tempat praktek
dokter dengan keluhan timbul garis berwarna keunguan di perutnya
yang semakin lama semakin membuncit. Ia mengaku bahwa selama 5
bulan ini minum obat untuk menambah berat badan yang sebelumnya
kurus.
Obat tersebut dibelinya dari toko obat.
Ia merasa setelah meminum obat tersebut, berat badannya memang
bertambah. Pipinya menjadi bulat dan bersemu kemerahan. Tetapi
setelah beberapa bulan ia merasa hanya perut dan mukanya saja
yang bertambah gemuk sedang tangan dan kakinya masih saja kurus.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan moon face dan striae pada dinding
perut.
Dokter mengdiagnosa dirinya menderita Cushing Syndrome yang
disebabkan karena kelebihan hormon kortikosteroid yang diduga
terkandung pada obat penambah berat badan yang dikonsumsinya.
Menurut Anda, apa yang terjadi pada tubuhnya ? Apa akibatnya bila
obat tersebut dihentikan tiba – tiba ?
1. Moon face : sebuah tanda medis di mana wajah membundar
karena timbunan lemak berlebih.
2. Cushing syndrome : kelainan hormon akibat peningkatan hormon
kortisol.
3. Striae : garis kemerahan / putih / keunguan bahkan
hitam akibat meningkatnya steroid.
4. Kortikosteroid : salah satu steroid karbon-21 yang dikeluarkan
oleh korteks adrenal sbg tanggapan atas
hormon ACTH yang dilepas oleh kelenjar
hipofisis/atas angiotensin II.
5. Diagnosa : identifikasi mengenai suatu penyakit.
6. Bersemu
7. Hormon : perantara kimiawi yang dikeluarkan oleh
kelenjar tanpa saluran yang beredar di seluruh
tubuh yg bekerja pd sel target.
1. Mengapa terjadi pembesaran hanya di bagian muka dan

perut ?

2. Mengapa pipi gadis tersebut bersemu kemerahan ?

3. Bagaimana proses timbulnya striae di perut ?

4. Apa gejala – gejala dari cushing syndrome ?

5. Apa peranan hormon kortikosteroid dalam menyebabkan

cushing syndrome ?

6. Apa akibat pemakaian kortikosteroid diteruskan /

dihentikan ?

7. Apa penanganan yang harus dilakukan pd kasus ini ?


1. Karena pemakaian kortikosteroid scr berlebihanan dapat
meningkatkan metabolisme lemak sehingga dapat
menyebabkan timbunan lemak pd bagian tubuh tertentu,
terutama jaringan longgar.
2. Karena kortikosteroid dpt meningkatkan pembentukan Hb
serta menurunkan pemecahan eritrosit.
3. Pemakaian kortikosteroid meningkat  perut membuncit
 kulit tertarik  kulit menipis  timbul striae.
4. - berat badan naik - kulit menipis
- depresi - siklus haid tidak teratur
- moon face dan memerah
- pertumbuhan terhambat (pada anak kecil)
- timbul jerawat / infeksi kulit
- striae di abdomen (perut), dada, paha
- otot melemah, tulang menipis dan nyeri
5. Hormon kortikosteroid menyebabkan meningkatnya
metabolisme KH, protein, lemak.
↑ glukosa menyebabkan diabetes melitus dan hipertensi
↑protein menyebabkan pengendapan protein dan osteoporosis
↑lemak menyebabkan obesitas dan arterosklerosis
6. Efek penerusan :
- meningkatkan nafsu makan, tapi pertumbuhan terhambat
- edema
- keringat berlebih
- hipertensi
- gangguan penglihatan
Efek dihentikan tiba – tiba :
- jika pemakaian dlm waktu yg lama = kematian
- jika pemakaian dlm waktu dekat = penimbunan lemak di
bagian tertentu
7. - pengurangan dosis kortikosteroid secara bertahap
- pemberian obat antikortikosteroid (jika penurunan
kortikosteroid scr bertahap tidak efektif)
- diet
- terapi khusus
Perempuan 21 tahun

Makan obat penambah berat badan (kortikosteroid) selama 5 tahun

Timbul moon face, BB↑ , striae, pipi memerah, perut membuncit

Cushing syndrome
1. Menjelaskan Sistem Transduksi Sinyal

2. Menjelaskan reseptor hormon dan mekanisme

kerja hormon

3. Menjelaskan hormon – hormon yg dihasilkan

hipotalamus dan hipofisis anterior

4. Menjelaskan hubungan sumbu hipotalamus–

hipofisis kelenjar endokrin

5. Menjelaskan fungsi kelenjar endokrin


LO 1

Sistem
transduksi
sinyal
 Transduksi sinyal : rangkaian peristiwa/reaksi yang di
mulai terikatnya suatu sinyal/ligan pada suatu reseptor
spesifik di ikuti perubahan konformasi
• Tahap Penyinyalan Sel :
1. Recognize
2. Transduction
3. Respon
• Ligan berikatan dengan reseptor protein  perubahan
konformasi protein  efek hormon
• Setiap sel target mempunyai reseptor protein yang masing-masing
mengenali molekul sinyal

• Proses pengenalan dilakukan saat sinyal terikat ke reseptor yang


spesifik pada reseptor karena bentuknya yang komplementer/sama

• Molekul sinyal biasanya larut dalam air dan terlalu besar untuk
melewati membran plasma

• 4 Tipe Utama Reseptor :

1. G-Protein-Linked-Receptors  Epinefrin, Glukagon, Serotonin

2. Tyrosine-Kinase Receptors  Eritropoietin, Interferon

3. Ion-Channel Receptors  Asetilkolin

4. Nuclear Receptors  Tetosteron, Hormon Tiroid, NO


 Ligan = Molekul kecil yang terikat secara spesifik ke
molekul yang ukurannya besar (reseptor)

 Klasifikasi Hormon Berdasarkan Mekanisme Kerja

HORMON YANG TERIKAT KE RESEPTOR INTRASELULER

• Androgen • Mineralkortikoid

• Kalsitriol • Progestin

• Estrogen • Asam Retinoid

• Glukokortikoid • Hormon Tiroid (T3 dan T4)


 Hormon Lipofilik
- suka lemak  masuk ke dalam sel tanpa perlu ada reseptor di
membran
- masuk ke sitosol  diikat o/ reseptor (cognate reseptor)
- dibawa ke dalam nukleus  menempel pada DNA (di bagian
HRE
<Hormone Response Element>)
- DNA  transcripted & translated  hasikan protein
- protein  respon biologis
 Hormon Hidrofilik

- Hormon yg dilepas akan menuju ke sel target


- u/ bisa masuk ke dalam sel, harus diterima o/ reseptor
- reseptor  mengikat / menerima pesan yg dibawa o/ hormon tertentu
(hampir setiap hormon punya reseptor masing2)
- ada efektor (ex. : adenyl siklase)  mempengaruhi perubahan pd reseptor
- reseptor  berubah bentuk  muncul “2nd Mess.”
(1st Mess. : hormon yg diluar sel
2nd Mess. : cyclic-adenine monophosphate (cAMP), cyclic-guanine
monophosphate (cGMP), ion cal, inositol 1,4,5-triphosphate IP3, 1,2-
diacylglycerol (DAG), seramida)
- terjadi respon dalam sel, sesuai dgn pesan yg ada
- respon  punya batas waktu  termination
Termination: berhentinya respon krn reseptor mengalami desensitization
Desensitization: reseptor semakin lama semakin tidak sensitif
Lipofilik Hidrofilik
Terdiri atas lemak dan protein Tersusun atas protein
Berukuran besar Berukuran kecil
Memerlukan protein plasma untuk Tidak memerlukan protein plasma
transport
Reseptor pada intraselular Reseptor pada membran sel
Tidak memerlukan “second Memerlukan “second messanger”
messanger”  bekerja langsung
pada inti sel

Contoh : Hormon steroid dan tiroid Contoh : -Rh , -SH , Insulin , glukagon
, dll
 Perbandingan Hormon Lipofilik & Hidrofilik

Lipofilik Hidrofilik
Sifat Suka Lemak Suka Air
Reseptor Dalam sel Luar sel
Proses masuk Langsung Melalui Reseptor
Lokasi Proses DNA Sitosol
Hormon Steroid Hormon Non-Steroid
Tipe Steroid, iodotironin, kalsitriol, Polipeptida, protein,
retinoid glikoprotein, katekolamin

Solubilitas lipofilik hidrofilik


Plasma half-life Panjang (berjam-jam sampai Pendek (menit)
berhari-hari)

Reseptor Intraseluler Membran plasma


Mediator Kompleks reseptor Hormon cAMP, cGMP, metabolit
kompleks fosfoinositol, kinase
cascade
 Hidrofilik : - peptida
- kotikulamin

 Lipofilik : - steroid
- tiroid butuh
albumin
Gs→ s→AC→cAMP↑

Gi→ i→AC→cAMP↓

Gq→ q →PI-PLC→IP3+DAG

Go→ o→ion channel

Gt→ t →cGMP PDE→cGMP→


Rhodopsin
HORMON YANG TERIKAT KE PERMUKAAN RESEPTOR

1. 2nd Messengernya cAMP • α2- Adregenik Katekolamin


• β1- Adregenik Katekolamin
• Adrenokortikotropik (ACTH)
• ADH / Vasopresin
• Kalsitonin
• Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
• Corticotropin-Releasing Hormone
• Follicle Stimulating Hormone (FSH)
• Glucagon
• Lipoprotein
• LH
HORMON YANG TERIKAT KE PERMUKAAN RESEPTOR

2. 2nd Messengernya cGMP • Atrial Natriuretic Peptide (ANP)


• B-Type Natriuretic Peptide (BNP)
• Nitric Oxide (NO)
• Carbonmonoxide (CO)

3. 2nd Messengernya Cal • Asetilkolin (Muscarinic)


atau PI (atau keduanya) • α1- Adregenik Katekolamin
• Angiotensin II
• ADH/Vasopresin
• Kolesistokinin
• Gastrin
• GnRH
HORMON YANG TERIKAT KE PERMUKAAN RESEPTOR

4. 2nd Messengernya Kinase • Adiponektin


atau Kaskade Fosfatase • Chorionic Somatomammotropin
• Epidermal Growth Factor
• Eritropoietin
• Fibroblast Growth Factor (FGF)
• Growth Hormone (GH)
• Platelet-Derivied Growth Factor (PDGF)
• IGF I dan IGF II
• Leptin
• Nerve Growth Factor (NGF)
• Insulin
• Prolaktin
Tahap-tahap cell signaling :
- Reception
Sinyal kimia terikat pada permukaan protein seluler
- Transduction
Terjadi perubahan reseptor yang lalu memicu perubahan-perubahan lain
sepanjang jalur transduksi sinyal
- Response
Sinyal yang ditransduksikan memicu aktivitas seluler spesifik

 Molekul sinyal terikat pada reseptor protein,


mengakibatkan protein berubah bentuk

 Sebagian besar reseptor sinyal merupakan protein


membran plasma
Transduksi Sinyal

Mekanisme Umum :

- Ligand yang terikat pada reseptor spesifik

- Terjadinya perubahan struktur pada reseptor molekul

- Jika perubahan ini dikirimkan ke bagian intraseluler


reseptor, akan mengubah cara protein intraseluler
berinteraksi dengan reseptor

- Dapat juga terjadi dimerisasi reseptor (ligand terfosforilasi)


 bagian sitoplasmik didekatkan
 Signal pathway  ligand terikat pada reseptor lalu
merubah protein target sehingga menghasilkan
respons

 Pada tahap transduksi, hormon tidak masuk ke


dalam membran, melainkan hanya sinyalnya

Structural classification of receptors:


o G-protein-coupled receptor
o Tyrosine kinase-linked receptor
o Ion channel receptor
o Nuclear receptor
G protein-coupled receptor

- Juga dikenal dengan nama 7-transmembrane section (7TMS)


receptor  7 heliks alfa
- Terdiri atas protein reseptor yang berhubungan dengan
protein G pada sisi sitoplasmik
- Jika yang terikat adalah GDP, protein G inaktif
- Jika yang terikat adalah ATP, protein G aktif
- Protein G aktif  mengikat G protein inaktif di membran 
substitusi GTP dengan GDP
- Protein G dapat berperan sebagai enzim GTPase dan
menghidrolisis GTP  GDP  protein G off
- Saat sinyal molekul ekstraseluler sudah tidak ada 
shutdown
Receptor tyrosine-kinase (RTK)
- Terdiri atas tempat terikatnya sinyal ekstraseluler, heliks
alfa tunggal sepanjang membran, ekor intraseluler dengan
beberapa tirosin
- Efektif ketika sel butuh meregulasi dan mengkoordinasi
berbagai macam aktivitas dan memicu beberapa jalur sinyal
saat bersamaan
- Growth hormone ekstraseluler seringkali terikat pada
tyrosine-kinase receptor
- Protein reseptor yang aktif mengaktifkan persediaan protein
spesifik baru yang terikat pada molekul tirosin spesifik yang
terfosforilasi
Ion channel receptor/Ligand-gated ion channel
- Pori-pori protein yang terbuka-tutup sesuai respon terhadap
suatu sinyal kimia  masuk dan keluarnya Na atau Ca

- Terikatnya ligand merubah bentuk protein dan membuka


saluran

- Saluran dapat terletak pada membran plasma, RE,


mitokondria

- Aliran ion mempengaruhi konsentrasi dalam sel

- Ketika ligand lepas, saluran tertutup

- Ligand-gated ion channel sangat penting dalam sistem saraf


Nuclear Receptor
- Hormon tiroid, nitric oksida, steroid, asam lemak, retinoid

- Protein yang aktif akan memasuki nukleus dan mengaktifkan


gen pengontrol

- Reseptor intraseluler lain sudah ada dapat nukleus dan


terikat pada molekul sinyal (contoh : reseptor estrogen)

- Protein aktif berperan sebagai faktor transkripsi 


mengontrol gen yang diaktifkan, yang diubah menjadi mRNA
 translasi
 Super Family Nuclear Receptor Proteins :
• Jalur yang berfungsi menguatkan sinyal
• Jalur yang bertahap memberi kesempatan bagi koordinasi dan
regulasi. Serta melakukan sistem yang lebih mudah dalam
transduksi sinyal
• Jalur ini mengandalkan Fosforilasi Protein
• Kontrol utama dalam penghentian jalur transduksi sinyal 
protein fosfatase  menghentikan fosfat dan protein secara
cepat
• Molekul sinyal ekstraseluler tidak ada  molekul fosfatase aktif
mendominasi  jalur sinyal dan respon selular berhenti
Signaling Pathway
Utama :
9. Hh/Hedgehog Signaling
1. Adenylate Cyclase Pathway
Signaling Pathway 10. Wnt Signaling Pathway
2. Phosphoinositide (PI-3K) 11. PI3K/AKT (Survival)
Signaling System Signaling Pathway
3. MAPK Signaling Pathway 12. ROS Signaling Pathway
4. The JAK/STAT Signaling 13. Hypoxia Signaling
System Pathway
5. Insulin Signaling Pathway 14. Hypertrophy Signaling
6. Leptin Signaling Pathway Pathway
7. NFkB Signaling Pathway 15. APOPTOSIS (Programmed
8. Notch/Delta Signaling Cell Death/PCD)
Pathway
• Fungsi : untuk kanker yang • Co-Reseptor : LRP
berproliferasi dan 1) Wnt bersama dengan
menyebabkan pertumbuhan Freezled dan LRP 
yang tidak terkontrol mengaktifkan dishevelled
• Protein target : β-Catenin (2nd Messenger yang

• Dalam keadaan normal  β- menghambat GSK III 

Catenin terikat pada E- mengaktifkan aksin dan

Cadherin APC)

• Reseptor : Freezled 2) Hasil: β-Catenin aktif


LO 2

RESEPTOR
HORMON DAN
MEKANISME
KERJA HORMON
Reseptor :
 Molekul protein atau glikoprotein yang mempunyai
binding site untuk hormon yang spesifik
 Setiap target sel memiliki 2.000 – 100.000 reseptor
 Semakin banyak reseptor, semakin banyak reaksi
yang ditimbulkan.
1. Di dalam atau di atas permukaan membran
sel.
Reseptor membran spesifik untuk sebagian
besar hormon protein,peptida, dan hormon
katekolamin
2. Didalam sitoplasma sel.
Reseptor untuk beberapa hormon steroid
3. Didalam nukleus sel
reseptor untuk h. steroid dan hormon tiroid
 Jumlah reseptor pada sel targt biasanya tidak
tetap:
 Down regulation :penurunan jumlah reseptor
aktif yang menurunkan responsifitas jaringan
target terhadap hormon. Pada peningkatan hal
ini dapat menyebabkan penurunan sensitifitas
target terhadap hormon
 Up regulation : pembentikan lebih banyak
molekul reseptor oleh target sel, melebihi
keadaan normal menyebabkan jaringan target
menjadi lebih sensitif terhadap pengaruh
stimulasi hormon.
 Endocrine Signaling
 Paracrine Signaling
 Autocrine Signaling
 Synaptic Signaling
 Intracrine Signaling
 Pada hewan
 Sel endokrin melepas hormon ke pembuluh darah
 Pada tumbuhan
 Hormon dibawa lewat pembuluh, tetapi biasa
diangkut dari sel ke sel atau lewat difusi dengan
udara
 Beberapa sel melepaskan lokal regulator yang
mempengaruhi daerah sekitarnyua
 Terjadi ketika banyak sel secara teratur
menerima dan merespon GF yang dihasilkan
oleh sekitarnya.
 Terjadi ketika sel secara teratur menerima dan
merespon GF yang dihasilkan oleh dirinya
sendiri.
 Sel neuron menghasilkan neurotransmiter yang
bedifusi ke sel tunggal yang dekat dengannya.
 Sinyal eletrik mempengaruhi sekresi
neurotransmitter ke sinaps
 Sel signal yang
larut dalam sitosol
melewati
hubungan antar
sel.
 Sel langsung
berkomunikasi
secara langsung
dengan substansi
pada permukaan.
LO 3

Hormon –
hormon yg
dihasilkan
hipotalamus
dan hipofisis
anterior
KELENJAR HORMON SEL TARGET FUNGSI
ENDOKRIN

Hipotalamus Mensekresi & HIPOFISIS ANTERIOR Mengontrol pengeluaran


menghambat hormon Hipofisis Anterior
( TRH, CRH,
GnRH, GHRH,
GHIH, PRH,
PIH)
Hipofisis TSH Sel folikel tiroid Sekresi T3 & T4
Anterior/ ACTH korteks adrenal (ZF & Sekresi kortisol
Adenohipofisis ZR)
GH Tulang ; jar. Lunak Pertumbuhan tulang ; jar.
Lunak
Hati Sekresi somatostatin
FSH F : folikel ovarium Pertumbumuhan,
perkembangan
folikel & sekresi estrogen
M : tubulus Produksi sperma
seminiferus
LH Ovulasi, perkembangan
F : korpus luteum korpus
luteum, Sekresi estrogen &
progesteron
Hipofisis Vasopresin Tubulus ginjal Reabsorbsi H2O
Posterior/ Arteriol Vasokontriksi
Neurohipofisi Oksitisin Uterus Kontraksi
s Kelenjar mammae Pengeluaran susu

Sel folikel T3 & T4 Sebagian besar sel Laju metabolisme, perkembangan


tiroid saraf

Sel C tiroid Kalsitonin Tulang Konsentrasi kalsium plasma

Korteks
adrenal

ZG Aldosteron Tubulus ginjal Reabsorbsi Na & K


Z. Fasikulata (MK) Sebagian besar sel Glukosa darah melalui protein &
& Z. Kortisol ( GK) lemak, adaptasi stres
Retikularis F : tulang & otak Perkembangan sekunder
Androgen
(DEA)
Medula Epinefrin & Reseptor simpatis Sistem saraf simpatis, adaptasi
adrenal norepinefrin stres, pengaturan tekanan darah
Pankreas Insulin ( sel b) Sel tubuh Penyerapan, penggunaan,
endokrin Glukagon Sel tubuh penyimpanan
( sel a) Mempertahankan nutrien darah
Somatostatin Sistm Pencernaan
( sel d) Sel langerhans Menghambat pencernaan &
penyerapan
Menghambat sekresi hormon
Kelenjar HPT Tulang, ginjal, Kalsium plasma, fosfat,
paratiroid usus pengaktifan
vit D
Gonad
F : Estrogen Organ seks Perkembangan folikel, sekunder,
ovarium uterus, & payudara
Tulang Menutup lempeng epifisis
Progesteron Perkembangan rahim

Produksi sperma, perkembangan


M : testis sekunder
Pertumbuhan & penutupan lempeng
epifisis

Kelenjar Melatonin Hipofisis anterior ; Menghambat gonadotropin


pineal organ reproduksi
Plasenta Estrogen & progesteron Organ seks wanita Mempertahankan
kehamilan,
mempersiapkan payudara

Gonadotropin korionik Korpus luteum Mempertahankan KL


selama hamil
Ginjal Renin  angiotensin ZG korteks adrenal Sekresi aldosteron
Eritropoietin Sumsum tulang Produksi eritrosit

Lambung Gastrin Kel eksokrin & otot polos Kontrol motilitas

Duodenum Sekretin ; kolesistokinin Saluran pencernaan, Mempermudah


pankreas, hati, empedu pencernaan & penyerapan
Timus Timosin Limfosit T Proliferasi & menjalankan
peran Limfosit T.

Hati Somatomedin Tulang ; jar lunak Pertumbuhan

Kulit Vit D Usus halus Penyrapan Ca & fosfat

Jantung ANP Tubulus ginjal Menghambat reabsorbsi


Na
NO HORMON TARGET ORGAN FUNGSI
1 TSH (Thyroid Sel folikel tiroid Merangsang sekresi T3 dan T4
Stimulating
hormone)
2 ACTH (adreno- Zona fasikulata dan zona Merangsang sekresi kortikol
kortikotropik ) retikularis korteks adrenal

3 Hormon -Tulang, jaringan lunak -Merangsang pertumbuhan,


pertumbuhan (GH) tulang dan jaringan lunak,
anabolisme protein, mobilisasi
lemak, konservasi glukosa
- Merangsang sekresi
- Hati somatostatin
4 FSH (follicle -Wanita: folikel ovarium Mendorong pertumbuhan dan
stimulating perkembangan folikel,
hormone) merangsang sekresi estrogen
-Pria: tubulus seminiferosa di - Merangsang produksi sperma
testis
NO HORMON TARGET ORGAN FUNGSI
5 LH (Luteinizing -Wanita : folikel -Merangsang ovulasi,
hormone) ovarium dan perkembangan korpus
korpus luteum luteum, sekresi ekstrogen
dan progesteron
-Merangsang sekresi
- Pria: sel testosteron
interstisium Leydig
d testis
6 Prolaktin Kelenjar Mendorong perkembangan
mammaria payudara, merangsang
sekresi susu
NO HORMON TARGET ORGAN FUNGSI
1 Vasopresin -Tubulus ginjal -Meningkatkan reabsopsi air
(ADH) - Arteriol -Meningkatkan vasokontriksi
2 Oksitosin -Uterus -Meningkatkan kontraktilitas
-Kelenjar mammaria _Menyebabkan pengeluaran susu
LO 4

Hubungan
hipotalamus
– hipofisis
kelenjar
endokrin
Neuron-neuron khusus di dalam hypothalamus
mensintesis dan mensekresi hormone pelepas
hypothalamus dan hormone penghambat yang
mengatur sekresi hormone hipofisis anterior.
Neuron –neuron ini berasal dari berbagai bagian
hypothalamus dan mengirimkan serat – serat
sarafnya nenuju ke eminensia mediana da tuber
sinerum , jaringan hypothalamus yang menyebar
menuju tangkai hipofisis. Bagian ujung serat –
serat saraf ini berbeda dengan ujung- ujung
serat saraf umum yang ada di dalam system saraf
pusat.
Dimana funsi serat ini tidak menghantarkan
sinyal – sinyal yang berasal dari neuron ke
neuron yang lain namun hanya mensekresi
hormone pelepas dan hormone penghambat
hypothalamus saja ke dalam cairan jaringan.
Hormon- hormon ini segera diabsorbsi ke
dalam kapiler system porta hypothalamus
dan hipofisis dan langsung diangkut ke sinu
kelenjar hipofisis anterior.
Hormon - hormon pelepas dan hormon - hormon
penghambat berfungsi mengatur sekresi hormon
hipofisis anterior.
Untuk sebagian besar hormone hipofisis , yang
penting adalah hormon pelepas ,tetapi untuk
prolaktin ,mungkin sebagian besar hormon
penghambat yang mempunyai pengaruh paling banyak
terhadap pengaturan hormon. Hormon – hormon
pelepas dan penghambat hypothalamus yang
terpenting adalah :
• TRH : hormone pelepas tiroid yang
menyebabkab pelepasan hormone perangsang tiroid.
• Hormon pelepas kortikotropin(CRH) :
menyebabkan pelepasan adenokortikotropin.
• Hormon pelepas hormon pertumbuhan (GHRH)
: menyebabkan pelepasan hormon pertumbuhan
dan hormon penghambat hormon pertumbuhan
(GHIH) yang mirip dengan hormon somatostatin
dan menghambat pelepasan hormon
pertumbuhan.
• Hormon pelepas gonadotropin(GnRH) :
menyebabkan pelepasan dari dua hormon
gonadotropik, hormon lutein dan hormon
perangsang folikel.
• Hormon penghambat prolaktin (PIH) :
menghambat sekresi prolaktin.
Sebelum diangkut ke kelenjar hipofisis anterior ,
semua atau hamper semua hormon hypothalamus
disekresi ke ujung serat saraf yang terletak di dalam
eminensia mediana. Perangsangan listrik pada daerah
ini merangsang ujung- ujung saraf dan oleh karena itu
pada dasarnya menyebabkan pelepasan semua
hormon hypothalamus. Akan tetapi badan sel neuron
yang menyebar ke eminensia mediana ini terletak di
daerah khusus dalam hypothalamus atau pada daerah
yang berdekatan dengan bagian basal otak.
 Hipofisis anterior berhubungan dengan hipotalamus melalui
pembuluh darah yg bersifat unik.

 Ada 2 faktor penting yg mengatur sekresi hormon hipofisis


anterior:

1. Hormon hipotalamus

2. Umpan balik oleh hormon kel. Sasaran

 Pelepasan setiap hormon hipofisis anterior dikontrol oleh


hormon lain yg diproduksi hipotalamus

 Sekresi setiap hormon hipofisis anterior dirangsang atau


dihambat oleh 1 atau lebih dari 7 hormon hipofisiotropik
hipotalamus (releasing hormone or inhibiting hormone)
 Hormon hipofisiotropik hipotalamus mengontrol pengeluaran
hormon tropik hipofisis anterior.

 Selanjutnya hormon tropik ini mengatur sekresi hormon


kelenjar endokrin sasaran.

 Hubungan anatomik dan fungsional antara hipotalamus dan


hipofisis anterior adalah suatu koneksi kapiler ke kapiler yg
unik, sistem porta hipotalamus-hipofisis (penghubung penting
otak dan sebagian besar sistem endokrin).

 Sistem porta adalah susunan p. darah dimana darah vena


mengalir lgsg dari 1 kapiler melalui p. penghubung ke kapiler
lain.
LO 5

Fungsi
kelenjar
endokrin
1. Berbagai hormon dapat dihasilkan oleh
satu kelenjar endokrin contoh : hipofisis
posterior dapat menghasilkan 2 macam
hormon yaitu hormon oksitosin dan
antidiuretik hormon
2. Satu macam hormon dapat di sekresikan
oleh lebih dari satu kelenjar endokrin
Contohnya baik hipotalamus maupun
pankreas sama-sama mensekresikan
hormon somastostatin
3. Satu macam hormon mempunyai lebih dari
satu tipe sel target . Contohnya vasopresin 
reabsorsi air begitu juga vasokontriksi di
pembuluh darah seluruh tubuh

4. Sebuh sel target tunggal dapat dipengaruhi


oleh lebih dari satu hormon
contohnya insulin dan glukagon
1. Mengatur metabolisme organik serta keseimbangan
H2O dan elektrolit, yang secara kolektif penting dalam
mempertahankan lingkungan internal yang konstan
2. Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu tubuh
mengahadapi situasi stress
3. Mendorong tumbuh kembang yang lancar dan
berurutan
4. Mengontrol reproduksi
5. Mengatur produksi sel darah merah
6. Bersama sistem otonom, mengontrol dan
mengintegrasikan sirkulasi dan pencernaan serta
penyerapan makanan
 Mengkonsumsi obat yg mengandung hormon
kortikosteroid secara berlebihan dapat mengganggu
sistem endokrin yg menyebabkan Cushing
syndrome.
 Sebaiknyapemberhentian obat dilakukan secara
bertahap karena jika dihentikan secara mendadak
dapat menyebabkan kematian
 Despopoulos A, Sibernagie S. Color atlas of
physiology 5th ed. 2003. New York: Thieme.
 Guyton & Hall. Textbook of medical
physiology 11th ed. 2006. Philadelphia:
Elsevier.
 Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 7
bagian II. 1994. Jakarta: EGC.
 Sherwood L. Fisiologi manusia edisi 2. 2001.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai