Anda di halaman 1dari 39

NAMA NIM JABATAN

Dr. Arrya Tutor


Nita Puspitasari 405100250 Anggota
Orlensia 405100262 Sekretaris
Willy Chandra 405110020 Anggota
Elfarini 405110034 Penulis
Grace Michelle 405110138 Anggota
Reeni Darmawan 405110168 Anggota
Evelyn Patricia 405110196 Anggota
Ruth ZechariahWiyono 405110199 Anggota
Dharma Jaya Hartono 405110223 Anggota
Fransiska 405110236 Anggota
Schoollarus Daleru 405110250 Anggota
No Kata Arti
1 Memicingkan mata : mempersempit kelopak mata agar mata dapat melihat suatu objek yang
jauh dengan keadaan samar menjadi terlihat lebih jelas

2 Visus : Ketajaman penglihatan


1. Mengapa terjadi pembesaran hanya pada bagian muka dan perut?
2. Mengapa pipi gadis tersebut bersemu kemerahan?
3. Bagaimana proses timbulnya striae?
4. Apa gejala dari cushing syndrome?
5. Apa peranan hormon kortikosteroid dalam menyebabkan cushing syndrome?
6. Apa akibat pemakaian kortikosteroid bila diteruskan dan diberhentikan tiba-
tiba?
7. Apa penanganan yang harus dilakukan pada kasus ini?
1. Karena pemakaian kortikosteroid berlebihan akan meningkatkan metabolisme lemak sehingga
terjadi penimbunan lemak pada bagian tertentu, terutama jaringan longgar
2. Karena kortiko steroid meningkatkan pembentukan Hb dan menurunkan penurunan pemecahan
eritrosit sehingga kadar eritrosit meningkat dan pipi bersemu kemerahan
3. Pemakaian kortikosteroid berlebih  perut membuncit  kulit tertarik  kulit menipis 
timbul striae
4. Berat badan meningkat, depresi, moon face, pertumbuhan terhambat (pada anak), timbul acne,
striae di abdomen, dada, paha, kulit menipis, otot melemah, tulang menipis, nyeri, haid tak
teratur.
5. Meningkatnya kortikosteroid  menigkatnya metabolisme KH, lemak, protein
LO
 Menjelaskan histologi dan anatomi bola mata
 Menjelaskan fisiologi penglihatan (fungsi dan mekanisme
akomodasi)
 Menjelaskan kelainan refraksi dan cara penanggulangannya
 Menjelaskan cara pemeriksaan visus
SCLERA

TUNIKA
FIBROSA KORNEA

KOROID
LAPISAN
BOLA TUNIKA CORPUS
UVEA CILIARIS
MATA
IRIS

RETINA
RETINA
LAPISAN
PIGMEN
Terdiri dari 3 lapisan:
1. Episcleral fibroelastik jarang, banyak vaskularisasi, ada ruang tenon
2. Sclera Propius  j.i.kolagen, < elastin
3. Lamina Fusca/ suprachroroid ada sel pigmen, > elastin
Terdiri dari 5 lapisan:
1. Epitel cornea berlapis gepeng
2. Membran bowman homogen, >> kolagen, < elastin
3. Stroma j.i. kolagen, anyaman serat elastin halus
4. Membran descemeti homogen, elastik
5. Endotel / corneal mesenchymal epithelium sel gepeng
Terdiri dari 4 lapis:
1. Lamina suprachoroid transparan, j.i. jarang berlammellae tipis
2. Stratum vasculosum luar: Haller's, dalam: Sattler's
3. Lamina chorioappilary menyuplai makanan dan O2 ke lap. luar retina
4. Lamina vitrea m. basalis non-seluler, ada 2 lamellae (l: padat elatin, d:
tebal berkutikula) produk epitel pigmen retina
Terdiri dari :
1. Musculus ciliaris m. brucke, radialis, muller (otot polos:
menyusun corpus dan processus cilliaris)
2. Lapisan vaskular ciliaris j.i. > PD menutup permukaan dalam
corpus
3. Pars ciliaris retinae menutup bagian dalam corpus yang berlanjut
ke ora serata
4. Proc. ciliaris
• membran tipis, menyisakan lubang bundar (pupil)
• memisahkan COA & COP

Mempunyai 2 permukaan
1. Anterior
2. Posterior

Lapisan”:
1. Mesenchymal epithelium
2. Stroma
3. Vaskulosa
4. Otot polos
5. Permukaan posterior
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
9. 8.

10.
10 Lapisan retina dr luar ke dalam
(kecuali di fovea centralis dan ora serrata):

1.Epitel pigmen  l: selapis kubis, d: sel dgn inti oval


2.Rod & conus (Bacili & Coni) fotoreseptor
3.Membran limitans externa tipis, serat muller
4.Lapisan nuclear luar  inti c: pucat oval, b: kecil bundar gelap
5.Lapisan plexiform luar  axon bacili coni, dendrit sel bipolar
6.Lapisan nuclear dalam  n. asosiasi: sel amakrin, sel bipolar, sel
horizontal
7.Lapisan plexiform dalam axon sel bipolar, dendrit sel ganglion, cab
axon sel amakrin
8.Lapisan sel ganglion badan sel multipolar dan sel ganglion,
neuroglia tersebar
9.Lapisan serat saraf optikaxon non-mielin dari sel ganglion, sel
neuroglia, cabang serat muller, PD retina
10.Membran limitans interna perluasan serat radial m. homogen
Isi Bola Mata
1. Aqueous humour
 Asal: sekresi epitel siliaris dan transudasi P.DCOP  pupil
COA celah Fontana canalis Schlemm
 Setiap hambatan aliran yg disebabkan sumbatan pd saluran keluar
peningkatan tekanan intraokuler  Glaukoma
2. Corpus vitreum / viteus humour
 Massa berlendir jaringan ikat spt jaringan ikat gelatinosa, tdr serat
halus dan sel fibroblas dalam matriks semisolid
 Bagian tepi ditutupi Membran Hyaloid
3. Lensa Kristalina
 Badan bikonvex, posterior > anterior
 Orang muda elastis, dgn bertambah usia menjadi keras dan
sklerotik presbiopia
 Terdiri dari:
 Kapsul lensa: simpai tebal, homogen, refraktil, kaya akan
karbohidrat,meliputi epitel, rpk membran baasl yg sgt tebal, tdr
kolagen tipe IV dan glikoprotein
 Epitel sub kapsuler; selapis gepeng  kubus, hanya ada di anterior
 Substansi / serat lensa: dihasilkan dr diferensiasi sel-sel subkapsuler 
serat lensa kehilangan inti & organel lain panjang dan mengandung
kristalin (protein)
 Lensa keruh: katarak disebabkan DM, radiasi UV
 Dipertahankan oleh ligamentum suspensorium: zonula Zinni
Kelopak mata / Palpebra
 Fungsi: melindungi bola mata
 Bagian luar
 Kulit tipis
 Dermis: sel pigmen +++, bagian tepi lebih padat dan papila tinggi
 Subkutan: serat elastin +++, lemak –
 Jaringan otot skelet: M. Orbicularis Occuli
 Lempeng tarsal
 Jaringan ikat fibrosa dan sedikit elastin
 Pd bag atas: M. Muller (M. Tarsal superior) mrpk otot polos
 Kel Meibom:
 Modifikasi kel sebasea
 Tidak berhubungan dengan folikel rambut
 Duktus lurus, panjang, dinding epitel berlapis gepeng
 Muara: tepi bebas palebra
 Bagian tepi bebas
 Batas: bulu mata
 Kel sebasea: Kel Zeis
 Kel keringat apokrin: Kel. Moll
 Permukaan dalam:
 Conjungtiva palpebra tdp membran mukosa transparan, ada sel goblet,
melanjut ke conjungtiva bulbus.
 Dekat cornea: epitel berlapis gepeng
Pupil Mengecil
Di Daerah
membiaskan Banyak Cahaya
Cahaya ditangkap Kornea cahaya Pupil
Pupil Membesar
Di Daerah
Kurang Cahaya
Ciliary Body

Mencembung
untuk
Fotoreseptor Retina Vitreous Gel Lensa Jarak Dekat

Memipih
untuk
Sel Kerucut Neuron Sel Jarak Jauh
atau Bipolar Ganglion
Batang

Otak (Korteks Serebrum) Interpretasi Objek


Proses Penglihatan
A. Proses melihat
Cahaya masuk akan melawati media refraksi (kornea, humor aquous, lensa, badan
vitreous) dan diteruskan ke retina (fokus ke fovea centralis). Setelah diubah menjadi
impuls akan dikrim ke otak area 17 broadman lobus occipital melalui nevus optikum,
chiasma optikum, tractus optikum dan tractus geniculocalcarina (radiation optica) secara
berurutan.

B. Reflek kornea
Menggunakan nervus trigeminus cabang ophtalmika sebagai aferen dan nervus facialis
sebagai eferen. Digunakan untuk refleks mengedip.

C. Reflek pupil langsung


Cahaya yang masuk akan diteruskan ke retina, dimana impuls melalui nervus optikus
akan dikirim ke pretectal nuclei lalu colliculus superior et inferior dan setelah itu menuju
nucleus edinger westphal sebagai eferen pertama. Tugas myosis pupil akan dilakukan oleh
nervus occulomotorius.
Akomodasi mata
 Mekanisme akomodasi yaitu mekanisme yang memfokuskan system lensa
dari mata meningkatkan ketajaman mata.
 Akomodasi terjadi akibat kontraksi atau relaksasi muskulus siliaris,
kontraksi  peningkatan system lensa,
relaksasi  penurunan kekuatan.
 Akomodasi lensa diatur oleh mekanisme umpan balik negatif yang secara
otomatis mengatur kekuatan fokal lensa untuk tingkat tajam penglihatan
yang paling tinggi. Bila mata difiksasi pada beberapa objek yang jauh,
kemudian difiksasi pada beberapa objek yang dekat, biasanya lensa akan
berakomodasi untuk tajam penglihatan maksimum dalam waktu kurang dari
1 detik.
Mekanisme akomodasi (memfokuskan mata)

 Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastis yang kuat dan berisi cairan
kental yang mengandung banyak protein dan serabut-serabut transparan.
 Bila lensa berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya,
maka lensa dianggap berbentuk hampir sferis.
 Namun selain terdapat kapsul elastis, juga terdapat ligamen yang sangat
tidak elastis, yaitu zonula yang melekat disekeliling lensa, menarik tepi
lensa kearah bola mata. Ligamen ini secara konstan direnggangkan oleh
perlekatannya ke badan siliar pada tepi anterior koroid dan retina.
 Hal ini menyebabkan lensa relatif datar dalam keadaan mata istirahat.
 Tempat perlekatan ligamen lensa di badan siliar merupakan suatu otot yang
disebut otot siliaris.
 Otot ini mempunyai dua perangkat serabut, yaitu serabut meridional dan
serabut circular. Serabut meridional membentang sampai peralihan kornea-
sklera. Kalau serabut ini berkontraksi, bagian perifer dari ligamen lensa tadi
akan tertarik kedepan dan bagian medialnya ke arah kornea, sehingga
remangan terhadap lensa akan berkurang sebagian.
 Serabut sirkular akan tersusun melingkar mengelilingi bagian dalam mata,
sehingga pada waktu berkontraksi terjadi gerakan sfingter, jarak antar
pangkal ligamen mendekat, dan sebagai akibatnya regangan ligamen
terhadap kapsula lensa berkurang.
 Jadi, kontraksi seperangkat serabut otot polos dalam otot siliaris akan
mengendurkan kapsula lensa, dan lensa akan lebih cembung seperti balon
karena sifat elastisitas kapsulanya.
 Oleh karena itu bila otot siliaris melakukan relaksasi lengkap, kekuatan
dioptri lensa akan berkurang menjadi sekecil mungkin yang dapat dicapai
oleh lensa. Sebaliknya bila otot siliaris berkontraksi sekuat-kuatnya,
kekuatan lensa menjadi maksimal.
Pengaturan akomodasi melalui saraf parasimpatis
 Otot siliaris hampir seluruhnya diatur oleh sinyal saraf parasimpatis
yang dijalarkan ke mata dari nukleus saraf kranial ketiga pada batang
otak. Perangsangan saraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot
siliaris, yang selanjutnya mengendurkan ligamen lensa dan
meningkatkan daya bias. Dengan meningkatnya daya bias, mata
mampu melihat objek lebih dekat dibanding sewaktu daya biasnya
rendah. Akibatnya dengan memendeknya objek kearah mata, frekwensi
impuls saraf parasimpatis ke otot siliaris secara progresif ditingkatkan
agar objek dapat tetap dilihat dengan jelas.
a. Miopia (penglihatan dekat)

• Karakteristik : bayangan jatuh di depan retina.


• Penyebab umum : bola mata panjang atau kornea terlalu
lengkung.
• Diperbaiki dengan : lensa negatif / cekung / minus
terkecil
b. Hipermetropi (penglihatan jauh)

• Karakteristik : titik dekat lebih dari punctum proximum


mata normal, yaitu 25 cm, bayangan jatuh di belakang retina.
•Penyebab umum : bola mata pendek atau kelengkungan
kornea kurang.
•Diperbaiki dengan : lensa positif / cembung / plus dengan
kekuatan maksimal
c. Astigmatisme
• Karakteristik : benda titik nampak bergaris-garis sedangkan benda
bergaris-garis dilihat baik hanya pada arah tertentu saja.
• Penyebab umum : kelengkungan kornea tidak merata.
• Diperbaiki dengan : lensa silindris atau lensa kontak keras.

Principle meridian
–Minimal: pembiasan terkecil
–Maksimal: pembiasan terbesar
Pembagian astigmatis

1. Regular astigmatisme (astigmatisme teratur)


 Principle meridian membuat sudut yang tegak lurus terhadap
satu dengan yang lain.
2. Ireguller astigmatisme (astigmatisme tidak teratur)
 Principle meridian membuat sudut yang tidak tegak lurus
terhadap satu dengan yang lain
 Disebabakan oleh distorsi kornea yang nyata, biasanya sebagai
akibat cedera.
3. Astigmatisme with rule
 Principle meridian letaknya tegak lurus. Pembiasan yang
maksimal terdapat di bidang vertikal.
4. Astigmatis against the rule
 Principle meridian letaknya tegak lurus. Pembiasan yang
maksimal terdapat dibidang horisontal.
d. Presbiopia (mata tua)
• Karakteristik : titik dekat lebih dari 25 cm, titik jauh kurang dari tak
berhingga.
• Penyebab umum : Terjadi akibat penuaan lensa (lensa bagian tengah
yang tidak mendapat asupan nutrisi dari aqueous humour semakin
keras, elastisitas berkurang) kurangnya akomodasi.
• Diperbaiki dengan : lensa bifokal atau trifokal.
Lasik (Laser Assisted In-situ Keratomileusis)
 Suatu prosedur untuk mengubah bentuk lapisan
kornea mata Anda dengan menggunakan sinar
excimer laser.
 Prosedur LASIK dapat dilakukan untuk
mengoreksi miopia (rabun jauh), hipermetropia
(rabun dekat) maupun astigmatisme (silinder).
 Tindakan LASIK bertujuan untuk membantu
melepaskan diri dari ketergantungan pada
kacamata dan lensa kontak.
Langkah Kerja Lasik
1. LASIK konvensional menggunakan alat mikrokeratom untuk membuka
lapisan permukaan kornea mata
2. Kemudian dilakukan excimer laser untuk menghilangkan sebagian lapisan
kornea
3. Lapisan permukaan kornea yang dibuka tadi (flap), dikembalikan ke posisi
semula
4. Karena prosedur LASIK hanya dikerjakan pada lapisan dalam kornea saja
(permukaan kornea sama sekali tidak disentuh), maka tidak ada rasa sakit
pasca tindakan
5. Flap akan secara alami melekat kembali setelah beberapa menit tanpa perlu
dijahit sama sekali.
Visus
 Ukuran kuantitatif ketajaman/kejernihan mata dalam
melihat objek dengan cara mengidentifikasi simbol
berwarna hitam yang berlatar belakang putih, dimana
jaraknya telah distandardisasi dan begitu pula dengan
ukuran simbolnya yang bervariasi
 Fungsi
 Mengetahui ketajaman penglihatan pasien dan menilainya,
kemudian membandingkannya dengan kemampuan
penglihatan mata orang yang normal
 Penilainan Hasil Uji
 Angka perbandingan yang menggambarkan keadaan
penglihatan pasien yang diuji dengan orang berpenglihatan
normal
Visus – Optotype Snellen

 Visus =
d
D

d = jarak pandang mata yang diperiksa


D= jarak mata emetrop masih mengenal huruf tersebut
Alat Pengukuran Visus
Daftar Pustaka
 Sherwood L, Fisiologi Manusia. 2nd ed. Jakarta : EGC;
1996.

Anda mungkin juga menyukai