Anda di halaman 1dari 93

Materi 2

oleh : Felix, S.Kom., M.Kom.

Relasi dan Fungsi


Materi Relasi dan Fungsi
1. Relasi
2. Cara menyatakan relasi
3. Sifat-sifat relasi
4. Inversi dan operasi pada relasi
5. Fungsi
6. Komposisi fungsi
7. Operasi pada fungsi
8. Inversi fungsi
0. Pendahuluan
Tujuan dan Manfaat
Relasi dan Fungsi adalah elemen penting di
dalam ilmu komputer baik yang bersifat teoritis
maupun terapan misalnya algoritma, bahasa
pemrograman, database, kriptografi.
Pendahuluan
Hubungan antara elemen himpunan dengan
elemen himpunan lainnya sering dijumpai pada
banyak masalah misalnya:
Hubungan antara mahasiswa dengan mata kuliah
yang diambil.
Hubungan antara orang dengan kerabat
Hubungan antara program komputer dengan variabel
yang digunakan
Hubungan antara plaintext dengan chipertext
Pendahuluan
Relasi = struktur yang menyatakan hubungan
antara elemen himpunan dengan elemen
himpunan lain
Fungsi = jenis khusus dari relasi.
Matriks digunakan untuk merepresentasikan
struktur diskrit (termasuk relasi, graf, dan pohon)
1. Matriks
Matriks
Matriks adalah susunan skalar elemen-elemen
dalam bentuk baris dan kolom.
Matriks A yang berukuran dari m baris dan n
kolom (m n) adalah:
a11 a12 a1n
a a22 a2 n
A 21



am1 am 2 amn
Matriks Bujursangkar
Matriks bujursangkar adalah matriks yang
berukuran n n.
Contoh:
1 2 3 4
1 2 3 5 6 7 8
4 5 6 ,
9 0 1 2
7 8 9
3 4 5 6
Matriks Khusus
Ada beberapa matriks khusus yaitu:
1. Matriks diagonal
2. Matriks identitas
3. Matriks segitiga atas/bawah
4. Matriks transpose
5. Matriks setangkup (symmetry)
6. Matriks 0/1 (zero-one)
Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks bujursangkar
dengan aij = 0 untuk i j
Contoh:
1 0 0 0
1 0 0
0 2 0 , 0 2 0 0
0 0 3 0
0 0 3
0 0 0 4
Matriks Identitas
Matriks identitas adalah matriks diagonal dengan
semua elemen diagonal = 1
Contoh:
1 0 0 0
1 0 0
0 1 0 0 1 0 0
, 0 0 1 0
0 0 1
0 0 0 1
Matriks Transpose

Di bawah ini adalah contoh matriks A dan


transpose-nya, AT:
1 4
1 2 3 2 5
A= 4 5 6 AT =
3 6
Matriks Setangkup
Matriks simetri adalah matriks yang aij = aji untuk
setiap i dan j.
Di bawah ini adalah contoh matriks simetri:

2 6 6 4
6 3 7 3

6 7 0 2

4 3 2 8
Matriks 0/1 (zero-one)
Matriks 0/1 adalah matriks yang setiap elemennya
hanya bernilai 0 atau 1.
Matriks ini digunakan untuk merepresentasikan
relasi keterhubungan
Di bawah ini adalah contoh matriks 0/1:
0 1 1 0
0 1 1 1

0 0 0 0

1 0 0 1
Operasi Aritmatika Matriks
1. Penjumlahan 2 buah matriks
2. Perkalian 2 buah matriks
3. Perkalian matriks dengan skalar
2. Relasi
Relasi
P = {2, 3, 4} Q = {2, 4, 8, 9, 15}
Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan (p, q) R jika
p habis membagi q, maka kita peroleh
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15), (4, 4), (4, 8)}
Q
P
2
2
4
3
8
4 9
15
3. Representasi Relasi
Representasi Relasi
1. Tabel
2. Matriks
3. Graf Berarah
Tabel
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15), (4, 4), (4, 8)}
P Q
2 2
2 4
2 8
4 4
4 8
3 9
3 15
Matriks
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15), (4, 4), (4, 8)}

2 4 8 9 15
2 1 1 1 0 0
3 0 0 0 1 1

4 0 1 1 0 0
Graf Berarah
R = {(a, a), (a, b), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b),
(b,a)}

b
a

c d
4. Relasi Inversi
Relasi Inversi
P = {2, 3, 4} Q = {2, 4, 8, 9, 15}
Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan (p, q)
R jika p adalah faktor dari q, maka kita peroleh
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15), (4, 4), (4, 8)}

R-1 adalah invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P


dengan (q, p) R-1 jika q adalah kelipatan dari p,
maka kita peroleh
R-1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3)}
Relasi Inversi
Jika M adalah matriks yang merepresentasikan relasi
R, maka matriks yang merepresentasikan relasi R-1
adalah MT
5. Mengkombinasikan Relasi
Mengkombinasikan Relasi
A = {a, b, c}
B = {a, b, c, d}
R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)}
R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)}
R1 R2 = {(a, a)}
R1 R2 = {(a, a), (b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
R1 R2 = {(b, b), (c, c)}
R2 R1 = {(a, b), (a, c), (a, d)}
R1 R2 = {(b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
Mengkombinasikan Relasi
R1 = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (3, 3)}
R2 = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2)}
R1 R2 =
R1 R2 =
R1 R2 =
R2 R1 =
R1 R2 =
Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan
matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan
gabungan dan irisan dari kedua relasi tersebut adalah

MR1 R2 = MR1 MR2 dan MR1 R2 = MR1 MR2

34
Contoh. Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A
dinyatakan oleh matriks

1 0 0 0 1 0
R1 = 1 0 1 dan R2 = 0 1 1

1 1 0 1 0 0

maka
1 1 0
MR1 R2 = MR1 MR2 = 1 1 1

1 1 0

0 0 0
MR1 R2 = MR1 MR2 = 0 0 1

1 0 0

35
6. Komposisi Relasi
Komposisi Relasi

Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B,


dan S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C.
Komposisi R dan S, dinotasikan dengan S R, adalah relasi
dari A ke C yang didefinisikan oleh

S R = {(a, c) a A, c C, dan untuk beberapa b B, (a,


b) R dan (b, c) S }

IF2120 Matematika Diskrit 37


Contoh 20. Misalkan
R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)}
adalah relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke himpunan {2, 4, 6, 8} dan
S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
adalah relasi dari himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan {s, t, u}.

Maka komposisi relasi R dan S adalah

S R = {(1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3, t), (3, u) }

IF2120 Matematika Diskrit 38


Komposisi relasi R dan S lebih jelas jika diperagakan dengan
diagram panah:

2
1
4 s

2 t
6
3 8 u

IF2120 Matematika Diskrit 39


Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan
matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan
komposisi dari kedua relasi tersebut adalah

MR2 R1 = MR1 MR2

yang dalam hal ini operator . sama seperti pada perkalian


matriks biasa, tetapi dengan mengganti tanda kali dengan
dan tanda tambah dengan .

IF2120 Matematika Diskrit 40


Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks

1 0 1 0 1 0
R1 = 1 1 0 dan R2 = 0 0 1

0 0 0 1 0 1

maka matriks yang menyatakan R2 R1 adalah

MR2 R1 = MR1 . MR2

(1 0) (0 0) (1 1) (1 1) (0 0) (1 0) (1 0) (0 1) (1 1)
= (1 0) (1 0) (0 1) (1 1) (1 0) (0 0) (1 0) (1 1) (0 1)

(0 0) (0 0) (0 1) (0 1) (0 0) (0 0) (0 0) (0 1) (0 1)

1 1 1
= 0 1 1

0 0 0

IF2120 Matematika Diskrit 41


7. Sifat-sifat Relasi
Sifat sifat relasi:

1) Refleksif (reflexive)
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan
bersifat refleksif jika (a, a) R untuk setiap a A.

Contoh :
Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dengan R = {(1, 1), (1,
2), (1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3, 4),
(4, 4)} maka R dinamakan bersifat refleksif.
Refleksif
Bila dibuat matriksnya, maka relasi yang refleksif
akan mempunyai elemen-elemen diagonal utama
yang bernilai 1

Sedangkan jika dibuat graf berarahnya, maka akan


ada gelang pada setiap simpul (vertex/node)-nya.
2) Simetri (symmetric)
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan
bersifat simetri jika (a, b) R, untuk setiap a, b A,
maka (b, a) R.

Akan tetapi jika dan hanya jika a = b, maka bersifat


anti simetri

Contoh :
Misalkan relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } maka relasi
R merupakan relasi yang simetri sekaligus relasi yang
anti simetri.
Simetri
Bila dibuat matriksnya, maka relasi yang simetri akan
membentuk matriks simetri.

Sedangkan jika dibuat graf berarahnya, maka akan


ada siklus antara 2 buah vertex.
3) Transitif (transitive)
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat
transitif jika (a, b) R dan (b, c) R, maka (a, c) R,
untuk a, b, c A.

Contoh :
Misalkan A = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, dan relasi R
didefinisikan oleh : jika dan hanya jika a membagi b,
dimana a, b A, maka R = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8),
(3, 3), (3, 6), (3, 9), (4, 4), (4, 8)}.
Terlihat bahwa (2, 4) R ,(4, 8) R dan (2, 8) R.
Dengan demikian R bersifat transitif.
FUNGSI
Definisi
Fungsi adalah :
jenis khusus dari relasi
Fungsi f dari A ke B adalah relasi dari A ke B
yang mempunyai sifat :
Jika (a,b), (a,b) f, maka b = b
Notasi :
f:AB
Definisi
Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau
transformasi.
f(a)= b jika elemen a di dalam A dihubungkan dengan
elemen b di dalam B.
Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari f dan
himpunan B disebut daerah hasil (codomain) dari f.

Jika f(a)= b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a


dan a dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b

Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f disebut


jelajah (range)
A B

a b

a Pra-bayangan b b bayangan a
A B
f
1 u
2 v
3 w

Relasi f = {(1,u),(2,v),(3,w)} dari A = {1,2,3} ke B = {u,v,w} adalah


fungsi dari A ke B.
Disini f(1)=u , f(2)=v , f(3)=w.
Daerah asal dari f adalah A dan daerah hasil adalah B.
Jelajah dari f adalah {u,v,w} yang dalam hal ini sama dengan
himpunan B
Definisi (Cont.)
Fungsi adalah relasi dengan sifat
khusus:
Tiap anggota di dalam himpunan A
harus digunakan oleh prosedur
atau kaidah yang mendefinisikan f.
Contoh
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w }, maka relasi
berikut:
(a) f = { (1,u),(2,v),(3,w) }
adalah fungsi dari A ke B.
Di sini, f(1) = u, f(2) = v, dan f(3) = w.
Daerah asal f adalah A dan daerah hasil f adalah B.
Jelajah f adalah { u,v,w }, yang dalam hal ini sama
dengan himpunan B.
(b) f = { (1,u),(2,u),(3,v) }
adalah fungsi dari A ke B, meskipun u merupakan
bayangan dari dua anggota A.
Daerah asal f adalah A dan daerah hasil f adalah B.
Jelajah f adalah { u,v } saja.
Contoh
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w },
maka relasi berikut:
(c) f = { (1,u),(2,v) }
bukan fungsi dari A ke B,
karena tidak semua anggota A dipetakan ke B.

(d) f = { (1,u),(1,v),(2,v),(3,w) }
bukan fungsi dari A ke B,
karena 1 dipetakan ke dua buah anggota B, yaitu
u dan v.
Fungsi
Bukan Fungsi
Contoh
Diberikan sebuah fungsi
f(x) = x2 2x -3

Maka, Tabel fungsi adalah


x f(x)
-2 5
-1 0
0 -3
1 -4
2 -3
3 0
4 5
Representasi Fungsi
1. Himpunan pasangan terurut
Fungsi adalah relasi sedangkan relasi dinyatakan
sebagai himpunan pasangan terurut
2. Kata-kata
Fungsi secara eksplisit dapat dinyatakan dalam
rangkaian kata-kata
3. Kode program
Fungsi dinyatakan dalam bentuk kode program.
Jenis Fungsi

Fungsi satu-satu (one-to-one)


Fungsi pada (onto)
Fungsi Satu-ke-satu (Injektif)
Fungsi f dikatakan satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif (injective)
jika tidak ada dua anggota himpunan A yang memiliki bayangan sama.
Fungsi Satu-ke-satu (Injektif)
Contoh:
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w,x },
maka relasi berikut:
(a) f = { (1,w),(2,u),(3,v) }
adalah fungsi satu-ke-satu,
karena tidak ada anggota A yang memiliki bayangan
sama.

(b) f = { (1,u),(2,u),(3,v) }
bukan fungsi satu-ke-satu,
karena f(1) = f(2) = u.
Fungsi Pada (Surjektif)
Fungsi f dikatakan dipetakan pada (onto) atau surjektif (surjective) jika
setiap anggota himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih
anggota himpunan A.
Dengan kata lain seluruh anggota B merupakan jelajah dari f.
Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B.
Fungsi Pada (Surjektif)
Contoh:
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w },
maka relasi berikut:
(a) f = { (1,u),(2,u),(3,v) }
bukan fungsi pada,
karena w tidak termasuk jelajah dari f.

(b) f = { (1,w),(2,u),(3,v) }
adalah fungsi pada,
karena semua anggota B merupakan jelajah dari f.
Fungsi satu ke satu, Fungsi pada,
bukan pada bukan satu ke satu

A B A B

a 1 a 1
2 b 2
b
3 c
c 3
4 d

Bukan fungsi satu ke satu, Bukan fungsi


maupun pada
A B A relasi B

a 1 a 1
b 2 b 2
c 3 c
3
d 4 d
4
Bijeksi (Bijection)

Sebuah fungsi yang baik satu-satu maupun


pada disebut bijeksi (bijection)
Contoh :
Fungsi f = {(1,a),(2,b),(3,c)}
dari X = {1,2,3} ke Y = {a,b,c}
bijeksi
X Y
1 a
b
2
3 c
Fungsi Inversi
Notasi : f-1
Jika f adalah berkoresponden satu-satu dari A ke B maka
dapat menemukan balikan atau inversi (invers) dari f
Fungsi yang berkoresponden satu-satu sering dinamakan
fungsi yang invertible (dapat dibalikkan) karena dapat
mendefinsikan fungsi balikkannya
Fungsi dikatakan not invertible (tidak dapat dibalikkan)
jika bukan fungsi yang berkoresponden satu-satu karena
fungsi balikkannya tidak ada

f(a)

a b

f-1(b)
Contoh
Tentukan invers fungsi f(x) = x 1
Jawaban :
f(x) = x 1 merupakan fungsi yang
berkoresponden satu-satu jadi balikkan
fungsinya ada
f(x) = y y = x -1
Sehingga :
x=y+1
Invers fungsi balikkannya adalah :
f-1(y) = y + 1
Komposisi Fungsi
Misalkan g adalah sebuah fungsi dari X ke Y dan f
fungsi dari Y ke Z. Jika diberikan x X
g untuk menentukan anggota unik y = g(x) Y
f untuk menentukan anggota unik z = f(y) = f(g(x))
Z
Notasi : (f o g)(a) = f(g(a)) fungsi yang memetakan
nilai dari g(a) ke f
(f o g)(a)
A B C
g(a) f(g(a))

a g(a) f(g(a))
Contoh
Fungsi g = {(1,a),(2,a),(3,c)} memetakan X
= {1,2,3} ke Y = {a,b,c} dan fungsi f =
{(a,y), (b,x), (c,z)} memetakan Y = { a,b,c}
ke Z = { x,y,z} maka komposisi dari X ke Z
adalah :
f o g = {(1,y),(2,y),(3,z)}
Diberikan fungsi f(x) = x 1 dan g(x) = x2 + 1.
Tentukan f g dan g f.

Solusi:
(a) (f g)(x) = f(g(x)) = f(x2 + 1) = (x2 + 1) 1 = x2
(b) (g f)(x) = g(f(x)) = g(x 1) = (x 1)2 + 1 = x2 2x + 2
Fungsi Khusus

Fungsi Floor dan Ceiling


Fungsi Modulo
Fungsi Faktorial
Fungsi Eksponen dan Logaritmik
Fungsi Floor (Batas bawah)
Batas bawah dari x adalah bilangan bulat
terbesar yang kecil dari atau sama dengan x
Notasi :

Contoh :
8.3 = 8
-8.7 = -9
Fungsi Ceiling (Batas Atas)
Batas atas dari x adalah bilangan bulat
terkecil yang lebih besar atau sama dengan x
Notasi :

Contoh :
6 = 6 -11.3 = -11
9.1 = 10 -8 = -8
Contoh
Beberapa contoh nilai fungsi floor dan ceiling:
3.5 = 3 3.5 = 4

0.45 = 0 0.45 = 1

4.8 = 4 4.8 = 5

0.5 = 1 0.5 = 0

3.75 = 4 3.75 = 3
Fungsi Modulo
Misalkan a adalah sembarang bilangan bulat dan m
adalah bilangan bulat positif, maka
a mod m
memberikan sisa pembagian bilangan bulat bila a dibagi
dengan m
a mod m = r
sedemikian sehingga a = mq + r,
dengan q adalah sembarang bilangan bulat dan 0 r < m

Nilai r dapat dicari dengan rumus:


r = a mq dimana q = a/m

Contoh :
6 mod 2 = 0
5 mod 1 = 0
8 mod 12 = 8
199673 mod 2 = 1
Contoh 1 : 365 Hari
Hari apakah 365 hari setelah hari Rabu?
7 hari setelah Rabu adalah Rabu lagi; 14
hari setelah Rabu adalah Rabu lagi
Secara umum jika n adalah bilangan bulat
positif, setelah 7n hari adalah Rabu lagi
Jadi : 365 mod 7 = 1
Sehingga 365 hari dari Rabu adalah 1 hari
kemudian, yaitu Kamis
Contoh 2 : International Standard Book Number (ISBN)
Terdiri dari 10 karakter yang dipisahkan oleh garis
Terdiri dari 4 bagian :
1. Kode kelompok
2. Kode penerbit
3. Kode menerangkan secara unik buku yang
diterbitkan oleh penerbit tertentu
4. Karakter uji
Contoh :

s = 0 + 2*8+3*0+4*6+5*5+6*0+7*9+8*5+9*9 =249
Karakter uji = s mod 11 = 249 mod 11 = 7
Contoh 3: Fungsi Hash
Mengambil butir data untuk disimpan atau diselamatkan
serta menghitung pilihan pertama untuk lokasi butir ini
Contoh :
Data : 15, 558, 32, 132, 102, 5 dan 257
diletakkan ke dalam 11 sel
H(n) = n mod 11
H(15) = 15 mod 11 = 4
H(32) = 32 mod 11 = 10
H(132) = 132 mod 11 = 0
H(102) = 102 mod 11 = 3
H(5) = 5 mod 11 = 5
H(257) = 257 mod 11 = 4 terjadi bentrokan
(collision)

95
Fungsi Hash (Cont.)
Solusi terjadi bentrokan (collision) diperlukan
kebijaksanaan resolusi bentrokan (collision
resolution policy) :
Mencari sel tak terpakai tertinggi
berikutnya
Dalam contoh tersebut, sel 4 sudah terpakai
oleh data 15 maka data 257 diletakkan di sel
berikutnya yaitu 6 (karena sel 5 juga telah
terpakai oleh data 5)

132 102 15 5 257 558 32


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

96
Fungsi Faktorial
Untuk sembarang bilangan bulat tidak negatif n
Dilambangkan dengan :
n!
Didefinisikan sebagai :
1 ,n0
n!
1x 2 x...x(n 1) xn , n 0
Contoh :
0! = 1
1! = 1
2! = 1 x 2 = 2 x 1 = 2
3! = 1 x 2 x 3 = 3 x 2 x 1 = 6
5! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
Fungsi Eksponensial
Fungsi eksponensial berbentuk :
1 ,n=0
an =
a x a x x a, n > 0
n
Untuk kasus perpangkatan negatif :
n 1
a n
a
Contoh :
43 = 4 x 4 x 4 = 64
4-3 = 1/64
Fungsi Logaritmik

Fungsi logaritmik berbentuk :


y log x x a
a y

Contoh :
4log 64 = 3 karena 64 = 43
2log 1000 = 9 karena 29 = 512 tetapi 210 = 1024
Fungsi Rekursif
Fungsi f dikatakan fungsi rekursif jika definisi fungsinya
mengacu pada dirinya sendiri
Fungsi rekursif disusun oleh 2 bagian :
Basis
Bagian yang berisi nilai awal yang tidak mengacu pada
dirinya sendiri.
Bagian ini menghentikan definisi rekursif (dan
memberikan sebuah nilai yang terdefinisi pada fungsi
rekursif)
Rekurens
Bagian yang mendefinisikan argumen fungsi dalam
terminologi dirinya sendiri
Setiap kali fungsi mengacu pada dirinya sendiri, argumen
dari fungsi harus lebih dekat ke nilai awal (basis)
Misalkan f(n) = n! maka fungsi faktorial dapat dituliskan
sebagai :
1 ,n0
n!
nxf (n 1) , n 0
100
Fungsi Rekursif (Cont.)
Perhitungan n! secara rekursif :
Basis
n! = 1 jika n = 0
Rekurens
n! = n x (n-1)! Jika n > 0
Contoh :
5! = 5 x 4! (rekurens)
4! = 4 x 3!
3! = 3 x 2!
2! = 2 x 1!
1! = 1 x 0!
0! = 1
Sehingga :
0! = 1
1! = 1 x 0! = 1 x 1 = 1
2! = 2 x 1! = 2 x 1 = 2
3! = 3 x 2! = 3 x 2 = 6
4! = 4 x 3! = 4 x 6 = 24
5! = 5 x 4! = 5 x 24 = 120
Contoh
Misalkan n menyatakan bilangan bulat positif dan fungsi f
didefinisikan secara rekursif :
0 , n 1

n! n
f 1 , n 1
Tentukan :
2
f(25)
f(10)
Penyelesaian :
f(25) = f(25/2)+1 = f(12) + 1
= [f(12/2)+1] + 1 = f(6) + 1 + 1 = f(6) + 2
= [f(6/2)+1 ] + 2 = f(3) + 1 + 2 = f(3) + 3
= [f(3/2)+1 ] + 3 = f(1) + 1 + 3 = f(1) + 4
=0+4=4

f(10) = f(10/2)+1 = f(5) + 1


= [f(5/2)+1] + 1 = f(2) + 1 + 1 = f(2) + 2
= [f(2/2)+1 ] + 2 = f(1) + 1 + 2 = f(1) + 3
=0+3=3
Fibonacci
Fibo(N) Fibo(N)
F0 = 1; F1 = 1 If N = 0 or N =1 Then
For i = 2 to N Fibo = 1
Fi = Fi-1 + Fi-2 Else
Next i Fibo=Fibo(N-1)+Fibo(N-2)
Return FN Return Fibo

Hitung F6
Lucas
Lucas (N)
L0 = 2; L1 = 1
For I = 2 to N
Li = Li-1 + Li-2
Next I
Return LN

Hitung L6
Lucas Recurisve
Lucas(N)
If N = 0 Then
Lucas = 2
Else If N = 1 Then
Lucas = 1
Else
Lucas = Lucas (N-1)+Lucas (N-2)
Return Lucas
Ackermann

Hitung A(2,3)

Anda mungkin juga menyukai