Anda di halaman 1dari 23

Fosilisasi

Kelompok 5 R. A. Alya Aulia M - 1606881992


Angelina Selvie P. - 1606833223 Marwa Millennia C
M. Rifky Fayuzar - 1606895114 1606830410
Dian Abby Yoga - 1606895732 Silviana - 1606826382
M. Arsyi Amriansyah - Monica Serena - 1606902315
1606902366
Diyan T. K - 1606902353
M. Yusriady - 1606902321
Lorita 1606823380
Fosil

Keterangan : Fosil Amonitas

Fosil berasal dari bahasa latin,


yaitu fodere (menggali)
Fosil adalah jejak atau sisa
kehidupan (flora & fauna) yang
terawetkan dalam lapisan kulit
bumi yang menunjukan adanya
kehidupan dimasa lampau
Sumber :
http://www.wikiwand.com/gl/F%C3%B3sil
Fosil
Berdasarkan Ukuran
Macrofossil : Jurassic Petrified cone of Nanofossil : Coccolithophore Emiliania
Araucaria sp. from Patagonia, Argentina huxleyi, found in all oceans except the
Southern and Antarctic

Sumber : Sumber : http://www.nhm.ac.uk/


http://englishdictionary.education/en/macr
ofossil

Microfissil : Calcareous
Planktonic Forams

Sumber :
http://www.sjvgeology.org/ge
ology/microfossils.html
Syarat Fosil
Syarat suatu organisme menjadi fosil setelah
mati, yaitu:
a) Fauna atau flora tersebut harus segera
tertutup oleh sedimen dimana oksigen
tidak dapat masuk
b) Fauna atau flora tersebut harus jatuh
pada suatu keadaan dimana proses
proses bakteri pembusuk tidak dapat
bekerja (karena tidak ada oksigen)
c) Fauna atau flora tersebut harus
mempunyai kerangka yang kuat
Penamaan Fosil
a) Nama genus, diawali huruf kapital
b) Nama spesies, tidak diawali huruf kapital
c) Penulisannya dimiringkan atau
digarisbawahi
d) Akhiri dengan nama penemunya (huruf
tebal)

Contoh: Globorotalia menardii (D'ORBIGNY)


Groborotalia adalah genus dan menardii
adalah spesies
Fosilisasi
Proses penimbunan sisa-sisa hewan
atau tumbuhan yang terakumulasi
dalam dalam sedimen atau endapan-
endapan baik yang mengalami
pengawetan secara menyeluruh,
sebagian, atapun jejaknya saja.
Proses Pembentukan
Proses Pengawetan:
Unaltared
Permineralisasi
Replacement
Pencetakan : Mold & Cast,
Karbonisasi, dan Fosil Jejak
Bentuk Fosil Sisa Organisme
Fungsi Fosil
KEGUNAAN FOSIL
a) Menentukan umur geologi suatu tubuh
batuan permukaan maupun dibawah
permukaan (sub surface)
b) Korelasi
c) Lingkungan pengendapan dan studi fasies
d) Membantu untuk memecahkan problem
geologi struktur , misalnya dalam
menemukan ada tidaknya sesar
e) Paleoecology, Paleobatimetri,
Paleocurrent, Paleoclimate, dll
Contoh Penggunaan Fosil
1. Menentukan
paleoklimatologi dengan fosil
Paleoklimatologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang perubahan iklim
yang terjadi dalam seluruh rentang bumi.
Studi mikrofosil memberikan informasi
tentang paleoklimatologi melalui dinamika
bentang alam vegetasi berdasarkan studi
palinologi berupa fosil polen serta spora
tumbuhan penyusunnya.
Rekam fosil tersebut akan memberikan
gambaran penting tentang climate system
variability dan hubungannya dengan iklim
di masa sekarang dengan masa depan.
Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f5/All_palaeotemps.png
Microfossil in
Oil and Gas Exploration
Biostratigraphy (Kegunaan
Fossil)
penentuan umur batuan dengan
menggunakan fosil yang terkandung
dalam perlapisan batuan.
Tujuan biostratigrafi adalah untuk
korelasi, yaitu menunjukkan bahwa
perlapisan batuan tertentu mewakili
periode waktu yang sama sesuai
dengan fossil yang dikandung dengan
perlapisan batuan lain yang juga
memiliki fossil yang sama
Superposisi + Kehidupan Masa Lampau = Batuan Sedimen
mengandung fossil

Semakin dalam sebuah lapisan batuan sedimen mengandung


banyak fossil= banyak raw hydrocarbon material

Banyak raw hydrocarbon material = early stage of petroleum


generation (Source Rock)
Determining Potential
Source Rock
Penentuan ini bergantung pada
studi stratigrafi lokal,
palaeogeography dan
Sedimentologi untuk
menentukan kemungkinan
sedimen organik yang kaya dan
telah diendapkan di masa lalu.
<-Microfossils job in Oil and
Gas Exploration
Meet the Microfossils
Microfossil yang biasa
digunakan sebagai alat identifikasi
dalam eksplorasi migas berdasarkan
komposisinya
Calcareous (Calcareous nanofossils)
Agglutinated (Foraminifera)
Silliceous (Radiolaria, Diatom dll)
Phospatic (Conodonts)
Organic Walled (Palynomorphs)
Agglutinated
(Foraminifera)
Biasa digunakan sebagai FCI
(Foraminifera Coloration Index)
Berguna untuk menentukan
early-stage of petroleum
generation dan penentuan
Overpressure pada reservoir
Dapat menentukan
paleoenvironment untuk
penentuan potential source rock
Calcareous (Calcareous
Nanofossil)
Dapat menentukan
paleoenvironment untuk
penentuan potential source
rock
Silliceous (Radiolaria,
Diatomes, and Sillico
Flagellates)
dapat berfungsi sebagai sumbe
r reservoir hidrokarbon
Phospatic
Berguna untuk menentukan
early-stage of petroleum
generation
Palynomorphs
Berguna untuk menentukan early-stage of
petroleum generation
Referensi
http://www.kgg.org.uk/microf.html
http://www.foraminifera.eu/AtoC.html
http://www.sjvgeology.org/geology/microfossils.html
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/wp-
content/uploads/sites/11/2017/02/MENGENAL-FOSIL.pdf
Setijadi, R., A. Widagdo & S. W. A. Suedy. 2011. Metode
Bioprediksi Perubahan Iklim Menggunakan Fosil Polen dan
Fosil Spora pada Kala Pliosen di Daerah Banyumas. Dinamika
Rekayasa Vol. 7:14-16
Fleisher ,Robert L., dan H. Richard Lane, 1999, Exploring For
Oil and Gas Traps, AAPG
Glaessner, F. Marten, 1972, Principle of Micropaleontology,
Hafner Publishing Company
MD, Brassier, 1980, Microfossils, George Allen & Unwin,
London
Magoon, L. B., dan W. G. Dow, 1994, The petroleum system:
From source to trap, AAPG Memoir 60

Anda mungkin juga menyukai